King Jayden Wiratama, seorang mafia berdarah dingin yang memiliki wajah tampan bak malaikat. Namun, di balik ketampanan nya itu tersimpan sesuatu yang tak di ketahui orang.
Ayyara Marshka Anggita, seorang gadis yang tak sengaja masuk dan terjebak dalam kehidupan seorang Jayden, membuat nyawa nya terancam bahaya karena musuh menjadikan Ayyara sebagai target untuk membalaskan dendam pada Jayden.
Bisakah Jayden melindungi gadis yang dia cintai itu dengan aman?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 - Bahaya
Jay meneguk minuman nya langsung dari botol nya, dia benar-benar mabuk. Hasraat nya sudah di ubun-ubun, tapi partner nya malah melarikan diri. Entah apa alasan nya, padahal dia sudah menyetujui harga yang di tawarkan oleh gadis itu, satu milyar adalah harga yang cukup mahal hanya untuk satu malam saja.
Sedangkan di luar sana, anak buah mafia milik Jay berpencar mencari keberadaan gadis bernama Ayyara. Tapi tentu nya tidak semudah itu, karena kota ini sangat luas. Tapi, kalau di lihat secara penampilan Ayyara seperti gadis dari kalangan atas, bahkan pakaian yang dia kenakan adalah merk ternama. Belum lagi tas, ponsel dan sepatu yang dia kenakan. Semua nya dari brand ternama.
Jack menyisir komplek perumahan elit yang ada di sekitar club, tapi hasilnya nihil. Mereka benar-benar membutuhkan waktu untuk mencari gadis imut bernama Ayyara itu, menyusahkan saja.
"Nyusahin asli, kenapa harus goda si Jay sih kalo ujung-ujungnya kabur? Gak tau aja dia tuh, si Jay nafsuaan gini. Kalo gak tersalurkan ya gini, nyusahin." Gerutu Jack, dia pun kembali melanjutkan pencarian nya.
Hingga, ponsel nya berbunyi nyaring. Jack mengambil ponsel nya dan menghubungkan nya panggilan itu dengan airpod yang dia kenakan.
"Ya, hallo."
'Tuan Jack, seperti nya saya menemukan titik terang keberadaan gadis bernama Ayyara itu.' Ucap salah satu anak buah yang di kerjakan oleh Jack malam ini. Meskipun bukan misi khusus menyangkut dunia hitam, tapi mood sang ketua juga patut di perhitungkan.
"Dimana?" Tanya Jack, dia fokus mengemudikan mobil mewah nya.
'Di jalan xxx, rumah nya nomor 120B.' Jawab nya, Jack pun memutar arah secara mendadak. Untung saja tak ada kendaraan lain di belakang nya, kalau sampai ada sudah di pastikan akan terjadi tabrakan karena ulah Jack. Tapi, untung saja ini sudah jam dua pagi, jadi jalanan nya cukup lengang. Maka dari itu, Jack bisa berbuat seenaknya di jalanan.
"Aku kesana sekarang." Jawab Jack, panggilan pun terputus. Jack langsung melajukan kendaraan nya dengan kecepatan tinggi membelah jalan raya. Angin malam tidak dia hiraukan, dia hanya ingin cepat-cepat menyelesaikan tugas yang di berikan Jay, setelah itu pulang dan tidur.
Hanya butuh beberapa menit saja, Jack akhirnya sampai di sebuah rumah besar dengan pagar yang tinggi menjulang. Jack menatap rumah itu dari dalam mobil nya, terlihat sangat sepi.
"Tuan Jack.."
"Kau yakin dia tinggal disini, Roy?"
"Yakin, Tuan. Tadi, saya melihat gadis yang ada di foto tadi turun dari taksi dan masuk ke rumah ini." Jawab pria bernama Roy itu, Jack menganggukan kepala nya mengerti.
"Kalau sekarang, bukankah tidak mungkin menggedor rumah orang dini hari begini? Bagaimana kalau besok pagi?" Tanya Jack.
"Ya, Tuan Jack. Tapi, bagaimana dengan Tuan Jay?" Tanya Roy, dia sedikit mengkhawatirkan keadaan bos nya.
"Biarkan saja, palingan dia tepar di club." Jawab Jack, bartender disana sudah tahu benar kebiasaan pria bernama Jayden itu. Kalau dia mabuk berat, mereka akan membawa nya ke kamar dan memastikan dia aman. Maksud aman, karena dia seorang pria kaya raya, bisa saja ada orang yang ingin memanfaatkan Jay untuk sesuatu, uang misalnya.
"Baiklah, kami akan berjaga di sekitar rumah ini. Nanti, kami akan menginformasikan nya pada anda, tuan Jack."
"Ya, kalau begitu berjaga lah. Aku akan pulang dulu, tidur sebentar. Kepala ku rasa nya kliyengan."
"Baik, Tuan Jack. Hati-hati di jalan dan selamat beristirahat." Ucap Roy, Jack hanya mengangguk lalu kembali mengemudikan mobil nya dengan kecepatan sedang, meninggalkan Roy bersama beberapa orang lain untuk mengawasi rumah ini.
Keesokan pagi nya, Ayyara bersiap untuk pergi ke kampus. Hari ini, dia terlihat sangat cantik dengan balutan dress berwarna mint selutut dengan motif bunga-bunga.
Dengan cepat, Roy memberitahu kan Jack dan secepat kilat pria itu langsung datang ke lokasi rumah itu. Mereka harus gerak cepat, kalau tidak bisa bahaya. Kenapa bahaya? Reputasi mereka sebagai mafia akan di pertaruhkan, belum lagi menghadapi kemarahan seorang Jayden yang sangat menakutkan saat marah.
"Kita culik saja, bagaimana?" Usul Roy pada Jack, pria itu mengangguk dan dia pun turun dari mobil untuk berpura-pura menanyakan alamat.
"Permisi, Nona."
"Iya, ada apa Tuan?" Tanya Ayyara dengan ramah, senyuman nya tersungging manis membuat lesung pipit nya terlihat jelas, cantik sekali. Tapi, secepat kilat Jack mengenyahkan pikiran itu. Apa-apaan ini, bisa-bisa nya memuji gadis lain disaat seperti ini.
Wajah pria di hadapan ini terlihat tidak asing, dia merasa pernah melihat pria ini di suatu tempat tapi dia melupakan dimana tempat nya. Padahal, mereka bertemu di club semalam.
"Saya ingin mengunjungi teman saya di blok xxx perumahan elit ini, apa anda tahu?" Tanya Jack pelan, Ayyara mendekat dan melihat ponsel pria itu yang menampilkan maps.
"Ohh ini, tinggal lurus aja terus belok kanan di pertigaan." Jelas Ayyara. Jack memberi kode pada Roy untuk segera melakukan rencana mereka. Roy mendekat secara perlahan, dan ketika Ayyara lengah, pria itu membekap mulut Ayyara dengan sapu tangan yang sudah di beri obat bius.
Meskipun sempat meronta, tapi akhirnya dia juga tak sadarkan diri juga karena kadar obat bius yang di gunakan oleh Roy cukup tinggi.
Roy pun langsung memasukan tubuh Ayyara ke dalam mobil dan setelah itu mereka melajukan nya dengan pengawalan yang cukup ketat, kapan saja musuh bisa menyerang.
Tapi syukurlah, tidak terjadi apa-apa. Hingga akhirnya mereka pun sampai di apartemen mewah milik Jayden. Saat kedua nya masuk, mereka melihat Jay tengah berada di balkon, menatap pemandangan kota di pagi hari yang terasa menyegarkan, di temani angin sepoi-sepoi yang menambah rasa nyaman pada Jay untuk berlama-lama di tempat ini.
"Pagi, Jay.." Sapa Jack, membuat Jay berbalik. Dia berjalan dengan kedua tangan yang di masukkan ke dalam saku celana bahan nya.
"Kau sudah menemukan nya, Jack?"
"Ya, sudah." Jawab Jack, dia menunjuk Ayyara yang terbaring di atas ranjang tak sadarkan diri.
"Kerja bagus."
"Sekarang, apa ada lagi tugas, Jay?" Tanya Jack.
"Berjaga saja di markas, jangan sampai semua nya bocor, Jack."
"Baik, Jay. Aku pergi dulu, permisi." Jay pun mengangguk dan membiarkan kedua nya pergi.
Jay tersenyum lalu mendudukan pantaat nya di sisi ranjang. Dia mengusap pelan rambut Ayyara yang berantakan, seperti nya mungkin karena dia sempat meronta tadi. Jadi rambut nya sedikit berantakan, Jay kembali tersenyum kecil saat melihat wajah damai Ayyara saat tertidur. Cantik dan menggemaskan.
"Cantik, ya kamu memang cantik, Ayyara."
.....
🌻🌻🌻🌻🌻