NovelToon NovelToon
Berteman Dengan Arwah Leluhur

Berteman Dengan Arwah Leluhur

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Hantu / Ilmu Kanuragan / Pendamping Sakti
Popularitas:36.8k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Karena hendak mengungkap sebuah kejahatan di kampusnya, Arjuna, pemuda 18 tahun, menjadi sasaran balas dendam teman-teman satu kampusnya. Arjuna pun dikeroyok hingga dia tercebur ke sungai yang cukup dalam dan besar.

Beruntung, Arjuna masih bisa selamat. Di saat dia berhasil naik ke tepi sungai, tiba-tiba dia dikejutkan oleh sebuah cincin yang jatuh tepat mengenai kepalanya.

Arjuna mengira itu hanya cincin biasa. Namun, karena cincin itulah Arjuna mulai menjalani kehidupan yang tidak biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ibu Dan Bapak

Petang itu, seorang wanita berusia sekitar 40 tahun, nampak duduk terdiam di depan warung, setelah selesai menutup lapak jualannya. Raut wajahnya nampak kusut dengan tatapan mata yang kosong.

"Ibu," panggil seorang pria kala pria itu baru saja pulang dari suatu tempat. "Ibu ngapain bengong di sini?" tanya pria tersebut, kepada wanita yang telah menemani hidupnya.

"Pengin aja, Pak," jawab Ibu. Sekilas wanita itu melirik suaminya yang duduk di sebelahnya. "Gimana, Pak? Bapak jadi buka lapak di pasar?"

"Jadi dong," jawab Bapak antusias. "Ibu nggak keberatan kan, jualan di rumah sendirian?"

"Ya nggak lah, Pak," jawab. "Yang penting kan semua jalan dan anak kita tetap ada yang ngawasin." Si Bapak mengangguk setuju. "Tadi ada orang dari rumah sakit datang ke sini, Pak."

"Hah! Orang dari rumah sakit?" Bapak nampak kaget. "Siapa, Bu?"

"Ya karyawan rumah sakit," jawab Ibu.

"Loh," Bapak pun heran. "Karyawan rumah sakit datang kemari? Mau ngapain? Pesan Batagor?" Terka Bapak.

"Bukan," bantah Ibu. "Dia ngasih kabar kalau Ayah sakit."

"Hah!" Kali ini Bapak agak syok. "Ayah sakit? Ayah siapa?"

Ibu malah mendelik melihat reaksii suaminya. "Ya ayah aku lah, Pak, ayah siapa lagi," sungut Ibu kesal.

Bapak langsung tertegun sembari menatap Ibu dengan kening berkerut. Seketika itu juga Bapak langsung berpikir.

"Ayah Ibu? Maksud Ibu, Aya mertua?" terka Bapak. "Astaga... sakit apa, Bu?"

"Nggak tahu, katanya gejala struk," jawab Ibu.

"Hah!" Bapak kembali syok. "Ya udah kita langsung ke rumah sakit aja sekarang."

"Tapi, Pak..." Ibu malah ragu.

"Tapi apa, Bu?" tanya Bapak. "Ibu nggak mau menjenguk Ayah mertua?"

Ibu terdiam dan memilih melempar pandangan ke arah lain. Bapak sontak menghela nafas panjang sembari menatap istrinya.

"Sebenci apapun Ibu sama ayah mertua, dia tetap ayah kamu, Bu. Sejahat apapun dia, tidak ada yang bisa membantah kalau kamu dan dia adalah keluarga kandung. Kalau sampai pihak rumah sakit datang ke sini, ngasih kabar sama Ibu, berarti kedatangan keluarga sangat dibutuhkan di sana," Bapak menasehati Ibu dengan bijak dan suara yang menenangkan.

"Tapi Ibu masih ngerasa sakit hati, Pak. Dia lebih mementingkan harta daripada keluarganya. Bahkan di saat Ibuku meninggal, dia sama sekali tidak pernah merasa bersalah dan dia tidak datang untuk menjenguknya. Apa itu tidak keterlaluan?" Air mata Ibu mulai menetes dan suaranya agak bergetar.

"Bapak ngerti, Bu, Bapak ngerti perasaan Ibu bagaimana?" balas Bapak dengan sikap yang sangat tenang. "Tapi, apa Ibu perlu, membalas perbuatan ayah mertua dengan perbuatan yang sama? Kalau iya, lalu apa bedanya Ibu sama ayah mertua?"

"Pak..."

"Kenapa? Bapak ngomong benar kan?"

Ibu terbungkam. Dia hanya bisa terisak dalam kebimbangan.

"Ibu selalu mengingatkan anak-anak kita supaya jangan menyimpan dendam pada orang lain. Tapi, kenapa Ibu tidak menerapkannya pada diri sendiri?"

Ucapan Bapak membuat Ibu semakin tertunduk.

"Ya sudah, kalau Ibu tidak mau, Bapak aja yang ke sana. Di rumah sakit mana, ayah dirawat?"

Ibu sontak mendongak. "Nanti Bapak malah dihina."

"Ya biarin aja," Bapak malah cuek. "Yang penting kan niat Bapak baik. Rumah sakit mana?"

Dengan berat hati, Ibu mengatakan nama rumah sakit yang diminta suaminya. Setelah tahu alamatnya, Bapak tersenyum dan dia bangkit meninggalkan Ibu untuk bersiap diri

Sedangkan di dalam kamar, salah satu anak mereka juga sedang mengalami dilema yang sama dengan Ibunya.

"Sekarang, kita harus bagaimana, Wing?" ucap Juna. "Kita perlu memberi tahu ibu atau tidak?"

"Saya tidak tahu," balas Klawing. "Tapi kalau kamu ngasih tahu ibumu, apa nanti dia tidak curiga?"

"Pastinya sih begitu, makanya aku bingung," balas Juna. "Ya udah lah, aku mau makan dulu, lapar," Juna langsung bangkit dari berbaringnya lalu bergegas keluar kamar.

Di saat Juna hendak mengambil makanan, dia melihat ayahnya yang baru saja masuk ke kamar mandi. Juna pun memilih makan, sambil mengganggu adiknya yang sedang asyik menggambar.

Ibu! Mas Juna nakal!" teriak adik Juna kala sang kakak meledeknya.

"Nakal ngapain? Orang Mas lagi makan," kilah Juna tapi kakinya sengaja dia geser buat mengusik jari tangan adiknya yang menggambar di lantai.

"Mas Juna lah!" teriak sang adik semakin kesal. "Ibu, Mas Juna nakal!"

"Ya ampun, Jun," suara Ibu langsung melengking begitu masuk ke dalam. "Seneng banget sih ngeledekin adikmu?"

Sang adik langsung memeletkan lidahnya karena merasa berhasil membuat Ibu memarahi Kakaknya.

"Orang nggak ngapa-ngapain," kilah Juna. "Dindanya aja yang ngarang."

"Bohong, Bu, Mas Juna yang nakal, orang Dinda lagi belajar, malah digini-giniin tangan Dinda," sang Adik mengadu sambil mempraktekan ulah kakaknya.

Juna hanya bisa cengengesan sambil terus menikmati hidangannya. Tak lama setelahnya, terlihat, Bapak keluar dari kamar mandi.

"Aku ikut, Pak," ucap Ibu tiba-tiba, membuat langkah Bapak yang hendak masuk ke kamar langsung berhenti.

"Ibu mau pergi?" tanya Dinda.

"Mau ke rumah sakit, nengok orang," jawab Ibu agak ketus. "Kamu di rumah aja, sama Mas Juna. Ibu cuma pergi sebentar."

"Lah, nanti Dinda diledekin mulu," balas Dinda sambil mengerucut.

"Nggak akan," Bapak yang menjawab. "Nanti kalau Masmu nakal, Bapak jual motornya."

"Hore!" Dinda sorak kegirangan. Sedangkan Juna hanya mencebikan bibirnya sambil bangkit dari duduknya menuju dapur, menaruh piring kotor.

Meski begitu mendengar orang tuanya hendak ke rumah sakit, Juna jadi penasaran. Ingin rasanya Juna bertanya, siapa orang yang akan dijenguk mereka.

Juna juga tidak yakin kalau Ibu dan Bapak akan menjenguk Bratawali. Karena selain dirinya dan Klawing, di rumah itu, tidak ada yang tahu kalau Bratawali saat ini sudah berada di rumah sakit.

Sambil melepas penat setelah melepas keberangkatan orang tuanya, Juna memilih duduk di depan warung. Kalau di kamar, Juna tidak tega sama adiknya yang sendirian di bawah.

"Wing, kamu di sini nggak?" Juna mencoba memanggil Klawing dengan suara lirih.

"Yoo..." jawab Klawing dari arah kanan.

"Wing, katanya, Ibu sama Bapak, mau ke rumah sakit. Kamu ikuti ya?"

"Beres."

"Sipp!"

####

Sementara itu di tempat lain, terlihat beberapa orang sedang berkumpul. Mereka sedang membahas kejadian, yang baru saja mereka alami tadi siang.

"Sialan! Masa kita kalah sama anak kecil," salah satu dari mereka terlihat sangat marah. "Aku benar-benar tidak terima dipermalukan seperti tadi."

"Benar, Bang, aku juga," sahut rekan pria itu. "Sumpah, Bang, kita harus membalasnya."

"Setuju!" Sahut yang lain. "Kita harus bikin, hidup anak itu, tidak tenang, Bang."

"Oke," jawab pria yang dipanggil Abang oleh rekan-rekannya. "Kalau begitu, kita harus menyusun rencana yang sangat matang, untuk menghabisi anak penjual batagor itu."

"Setuju!"

1
Teddy Aktadi
Luar biasa
jaka saba jati
emang udah nampak orangnya...kok keningnya ? /Shy/
Yuliana Purnomo
seru Thor,, karyamu gak bertele-tele,,aku suka,, semangat terus kutunggu,,karya terbaru mu💪
Apriyanti
terimakasih Thor 🙏💪😘
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Yuliana Purnomo
kicep gak tuuuh geng anak manjaaa,,tau kenyataan nya Juna cucunya orang kaya
Apriyanti
lanjut thor
Hendra Yana
lanju
Hendra Yana: lanjut lagi
total 1 replies
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor
tina
lanjut kak
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
mampus kalian mang enak rasakan tuh,, lanjut thor 🙏💪😘
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️
visual karakter donk thor..
tina
lanjut kak
Hendra Yana
lanjut
Was pray
tarmini adiknya tarmono,dan kakak dari tarminem akhirnya strok
Hendra Yana
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!