Dia adalah seorang agen intelejen yang di tugaskan di negara yang bertikai.
Di saat perang terkadang dia bertugas sebagai paramedis dan membantu yang terluka.
Hanya saja dalam misi terakhir dia di jebak dan terbunuh, tapi dia tidak ke akhirat.
Dia malah masuk ke dunia kuno, ke tubuh calon Jendral wanita yang di abaikan.
Dia di angkat menjadi jenderal wanita karena ayahnya mendiang Jendral, sehingga gelar harus di wariskan kepada keturunannya.
Tapi, sepupunya menginginkan jabatan itu, sehingga dia berusaha membunuhnya ketika perjalanan menuju ke perbatasan.
"Wanita yang lemah, dan tidak tahu apa-apa tidak cocok menjadi jendral!" Sepupunya menuntut kepada Kaisar.
Melihat jasa-jasa mendiang ayahnya, Kaisar menjadi serba salah.
"Biarkan dia menjadi pengawal pribadi pangeran ke tiga Yang Mulia." Permaisuri mengajukan permintaan.
Pangeran ke-tiga yang cacat, dia adalah panglima perang, hanya saja ketika perang di perbatasan dia mengalami musibah yang hampir merenggut nyawanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 26
Sampai hari ulang tahun permaisuri tiba. Masalah keluarga Gu belum juga mendapatkan titik terang.
Dan anehnya, pria yang sempat terlihat oleh Yenrou dan Sengthai tidak ada desas desusnya.
Mereka mengira dia akan di curiga, karena saat pertemuan itu, mereka berada dekat dari kediaman Gu.
Walaupun begitu, mereka sebenarnya tidak mengenal dengan jelas wajah pria itu, karena sebelah wajahnya memakai topeng. Dan Yenrou tidak melihat dengan jelas topengnya seperti apa.
Karena yang mengetahui keberadaannya pertama kali adalah Sengthai. Ketika Yenrou ingin melihat, Sengthai langsung mengangkat tubuhnya ke atas atap rumah penduduk.
Beberapa hari ini pangeran ke tiga jarang memanggilnya, sehingga dia bisa berlatih di ruang dimensi. Sehingga kekuatannya kini meningkat dengan pesat. Di karenakan Air di dalam ruang dimensi dapat meningkatkan kekuatannya.
"Yenrou, apakah kau telah menyediakan hadiah untuk ibunda permaisuri?" Tanya Zhong Rei Yu ketika Yenrou dia panggil dengan peluitnya.
"Siap Yang Mulia!" Jawabnya tegas
Zhong Rei Yu terdiam beberapa saat. Seperti ada yang lain dalam nada bicara Gu Yenrou.
'Sial, kenapa aku menjawab versi di intelejen.' Gumam Yenrou ketika dia menyadari, bahwa dia menjawab pertanyaan seperti ke pada atasan ketika dia masih menjadi prajurit.
"Hmm, bawa nanti malam di saat pesta ulang tahun ibunda permaisuri." Dia menepis pikirannya tadi. Mungkin Yenrou dalam keadaan kurang fokus, pikirnya.
"Baik, Yang Mulia." Ucapnya lagi masih dengan posisi bersujud dengan sebelah kaki di tekuk.
Zhong Rei Yu mengibaskan tangannya, menyuruh Yenrou untuk pergi. Dengan tanpa menoleh wajah pangeran ke tiga dia langsung menghilang di balik jendela dan masuk ke ruang dimensi.
Sesampainya di dalam, dia memegang dadanya untuk menahan debaran.
"Hampir ketahuan." Ucapnya pelan.
"Kenapa nona?" Tanya Sengthai ketika melihat Yenrou masuk dengan memegang dadanya sendiri.
"Tidak apa-apa. Oya, nanti malam pesta ulang tahun Yang Mulia permaisuri. Sebaiknya, saya mengenakan pakaian apa ya?" Dia bingung, di zaman ini pakaian apa yang pantas dia gunakan.
"Anda kan hanya seorang pengawal. Jadi, pakai pakaian pengawal saja nona. Lebih praktis dari pada memakai gaun." Karena menurut Sengthai jika ada sesuatu kejadian, maka akan lebih gampang untuk bergerak.
"Um, baiklah.. Tapi saya pakai yang baru, biar terlihat lebih cerah."
"Cerah apa nona? Bukannya semuanya hitam?" Dengan melipatkan kedua tangannya di dada dia berkata.
"Uhuk.. Iya sih, maksudnya warnanya tidak terlihat pudar kalau yang baru Sengthai." Dia hampir saja tersedak air liurnya, mendengar perkataan hewan kontraknya ini.
Ketika malam tiba, Yenrou telah berada di depan kamar pangeran ke tiga untuk menunggunya keluar dari dalam. Saat ini lelaki itu sedang berganti pakaian di dampingi pelayan pribadinya.
Selesai berganti pakaian, mereka bertiga bergerak menuju halaman istana yang telah di hias dengan indah. Gu Yenrou berjalan di sebelah pangeran ke tiga dengan membawa kotak hadiah yang akan di serahkan kepada Permaisuri.
Halaman yang di hiasi dengan lampu-lampu lampion yang berwarna warni. Di tengah halaman di pasang podium yang akan di gunakan para peserta yang akan menghibur permaisuri dan para tamu.
Keluarga Gu juga turut hadir, walau mereka baru saja mengalami kemalangan, tetapi tidak membatasi semangat mereka untuk menghadiri pesta ulang tahun permaisuri.
Walau dengan pakaian yang di kenakan tahun lalu, mereka tidak mau membuang kesempatan.
Karena di saat seperti inilah, mereka bisa mempertemukan putri mereka kepada pria bangsawan.