NovelToon NovelToon
PEWARIS

PEWARIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Just story

Menceritakan tentang dimana nilai dan martabat wanita tak jauh lebih berharga dari segenggam uang, dimana seorang gadis lugu yang baru berusia 17 tahun menikahi pria kaya berusia 28 tahun. Jika kau berfikir ini tentang cinta maka lebih baik buang fikiran itu jauh - jauh karena ini kisah yang mengambil banyak sisi realita dalam kehidupan perempuan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Just story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28

Malam telah menyelimuti, namun Yeon Ji masih memandangi pakaian di hadapannya selama setengah jam terakhir. Busana tidur itu tampak begitu terbuka, memperlihatkan hampir sebagian besar area sensitif pada wanita.

Bahan sutra putihnya terlihat lembut, jatuh membentuk lekuk yang anggun dan menonjolkan kesan mewah. Sentuhan aksen hitam di bagian dada menambahkan nuansa berani yang sulit diabaikan, menghadirkan perpaduan sempurna antara keseksian dan elegansi.

Yeon Ji mencoba mencerna bagaimana pakaian itu, meski sederhana, namun mampu berbicara begitu banyak dalam diamnya.

Yeon ji : Apa yang harus ku lakukan ? Bagaimana aku bisa memakai pakaian seperti itu di hadapan seseorang

Pelayan : nyonya boleh kami masuk ?

Beberapa pelayan memasuki ruangan dengan langkah tenang, membungkukkan tubuh mereka dalam hormat yang anggun kepada Yeon Ji. Wajah mereka tetap tunduk, menjaga sopan santun yang telah tertanam dalam tugas mereka.

Yeon ji : ku mohon jangan lakukan itu, aku jauh lebih muda dari kalian

Pelayan : tapi kau adalah nona kami, karena itu kami harus menunjukkan rasa hormat kami pada anda

Mendengar langkah dan sapaan hormat mereka, Yeon Ji tetap diam, matanya masih tertuju pada busana tidur yang berada di hadapannya. Kesunyiannya menciptakan ketegangan halus di udara, membuat para pelayan saling pandang sejenak.

Akhirnya, salah satu dari mereka memberanikan diri untuk memulai pembicaraan.

Pelayan : nona, tuan besar mengirim kami untuk membantu anda berhias

Yeon ji : berhias ??? Untuk apa ?

Pelayan : untuk bermalam bersama tuan muda, tuan besar ingin memastikan yang terbaik untuk nona dan tuan muda

Yeon ji : tapi untuk apa ? Aku hanya perlu ganti pakaian kan ?

Pelayan : tidak nona anda harus mandi dan merapikan diri karena itu kami disini

Yeon ji : tapi aku bisa mandi sendiri

Pelayan : nona mohon biarkan kami melakukan tugas ini, karena jika tidak kami akan dipecat dari pekerjaan kami

Yeon Ji terdiam, pandangannya beralih dari busana tidur di hadapannya ke wajah para pelayan. Ada harapan yang terpancar di mata mereka—sebuah permohonan diam-diam yang membuat dadanya sedikit terasa berat.

Mereka tidak berbicara lagi, hanya berdiri menunggu jawaban dengan penuh rasa cemas. Yeon Ji tahu ini bukan hanya tentang dirinya; ini tentang posisi mereka, hidup mereka, dan mungkin keluarga yang bergantung pada pekerjaan ini.

Yeon ji : baiklah kalian lakukan saja apa yang di tugaskan

Pelayan : terima kasih banyak nona, kau bantu nona untuk kekamar mandi

Sementara para pelayan sibuk membantu Yeon Ji merapikan diri, di sisi lain rumah megah itu, Do Hyun memanggil Mingyu ke ruang baca. Suasana di ruangan itu gelap dan tenang, hanya diterangi oleh lampu meja berwarna kuning hangat.

Mingyu melangkah masuk dengan ragu, melihat Do Hyun yang sudah duduk di kursi favoritnya, memegang segelas wine sambil memandang keluar jendela besar. Tanpa berbalik, Do Hyun memulai pembicaraan, suaranya tenang namun penuh kewibawaan.

Do hyun : malam ini kakek telah menyiapkan yeon ji untuk mu, menurut perhitungan dokter hari ini adalah masa subur nya

Mingyu : Jadi kakek ingin aku meniduri nya ?

Do hyun : Bukan kah sejak awal memang itu kesepakatan kita

Gae yeong : lepaskan aku wang he !!!! Biarkan aku masuk !!!!

Wang he : maafkan aku nyonya tapi tuan tidak mengizinkan siapa pun masuk selain tuan muda

Tiba-tiba, suara teriakan keras memecah keheningan di luar ruangan. suara Gae Yeong terdengar penuh amarah dan kegelisahan, menggema hingga ke dalam ruang baca.

Do Hyun tetap duduk di kursinya, ekspresinya tidak berubah, dia mengangkat gelas wine di tangannya dengan tenang.

Do hyun : Wang he biarkan menantu ku itu masuk

Wang He, yang mendengar perintah tegas dari Do Hyun, segera mundur tanpa kata, tidak lagi mencoba menghalangi langkah Gae Yeong. Tubuhnya tetap tegap, namun tidak ada gerakan untuk menghentikan wanita itu. Ia hanya berdiri di dekat pintu, menunggu instruksi selanjutnya dari atasannya.

Gae yeong : Ayah !!! Apa maksudnya semua ini ?

Do hyun : menantu, kenapa kau marah sekali ? Kau baru saja datang dari perjalanan jauh untuk ziarah suami mu kan ?

Gae yeong : Ayah tolong jangan mengalihkan pembicaraan, aku tau ayah meminta mingyu untuk tidur bersama yeon ji !

Do hyun : lalu ? Tanpa ku minta pun mingyu memiliki hak untuk itu. Dia adalah suami nya

Gae yeong : Ayah apa kau lupa apa yang terjadi trakhir kali saat mereka bersama ? Hidup yeon ji hampir berakhir jika aku terlambat sedikit saja !!!!

Gae yeong : luka - luka nya bahkan belum sembuh total !!! Begitu juga dengan trauma nya!!! Harus kah ayah akan menambah penderitaan gadis itu !!!!

Do hyun : gae yeong, kenapa kau begitu marah dan lebih memilih anak itu di bandingkan putra mu ?

Do hyun : apa kau tidak bisa sedikit saja percaya pada nya? Lagi pula kita sudah membeli gadis itu, putra mu mingyu hanya memberikan beberapa luka tapi dia dan ayah nya makan dan hidup bertahun - tahun dari belas kasihan ku

Do hyun : Lalu kenapa kau harus marah ? Harusnya yeon ji tak keberatan justru merasa beruntung karena memiliki suami seperti mingyu

Kata-kata itu membuat wajah Gae Yeong merona merah dengan kemarahan yang tak terungkapkan. Ia menatap Do Hyun dengan mata yang hampir menyala.

Gae yeong : Jangan mencuci otak anak ku dengan pemikiran iblis mu itu ayah !!! Dengan memberikan makan dan tempat tinggal tak akan pernah menjadikan seorang manusia berhak atas kehidupan manusia lainnya !!!

Gae yeong : seorang suami seharusnya bisa menjaga dan melindungi istri nya, tapi kau justru malah membenarkan tindakan kriminal seseorang hanya karena dia cucu laki - laki-laki mu !!!

Mingyu, yang sedari tadi hanya mengamati pertemuan tegang itu, akhirnya berdiri dari tempat duduknya langkah cepat ia mendekati Gae Yeong.

Mingyu : lalu sekarang mama mau apa ?  melaporkan ku !!! Memenjarakan ku !!!

Gae Yeong tampak terkejut, namun Mingyu melanjutkan dengan tatapan yang semakin gelap.

Mingyu : setiap ibu juga harus nya berkorban untuk anak-anak mereka, mereka bahkan rela menukarkan nyawa demi keselamatan putra nya !!! Tapi kau mama!! Kau justru ingin memenjarakan putra mu hanya sebuah kesalahan kecil ???

Gae yeong : bermain-main dengan nyawa seseorang bukanlah hal kecil mingyu

Mingyu terdiam sejenak, seolah kata-kata Gae Yeong sedikit menghentikan aliran emosinya. Namun, senyumnya yang tipis mulai terkembang, sebuah senyuman yang lebih banyak menyimpan kesedihan dan kekosongan daripada kebahagiaan. Dia menatap Gae Yeong dengan cara yang berbeda, seolah mencari jawaban dalam mata ibunya.

Mingyu : mama, apakah benar aku adalah putra mu ?

Mingyu : jika iya, tidak bisakah sedikit saja kau melihat rasa sakitku ?

Gae yeong: mingyu sayang, dengarkan mama nak... Mama hanya ingin...

Mingyu : mama tidak perlu menjelaskan apa pun, karena aku sudah memahaminya segalanya terlalu lama. Aku mengerti jika kau tidak pernah ada disisi ku

Mingyu : tapi mama, kenapa kau bisa dengan mudah menyangi orang lain juga membela nya sepenuh hati saat kau tidak mampu melakukan apa pun untuk darah daging mu sendiri ?

Gae Yeong yang terkejut dan berusaha menahan air mata yang mulai menggenang di matanya.

Gae yeong : nak tolong jangan katakan hal seperti itu ....

Mingyu menyunggingkan senyum tipis yang penuh penderitaan.

Mingyu : Sudah ku bilang putra mu tak butuh penjelasan mama, tapi jika kau memang masih menganggap ku sebagai putra mu maka jangan pernah ikut campur untuk apa pun yang ku lakukan pada nya

Gae Yeong, merasa hancur dengan setiap kata yang keluar dari bibir anaknya, hanya bisa terdiam, mencoba menyembunyikan rasa sakitnya di balik wajah yang semakin pudar.

1
endang sumiati
ayo ming yu bangkit dan cintai yeon ji...biar kakekmu kalah...bucinlah
endang sumiati
alur cerita yg menguras emosi...bagus sekali...
kakek yg egois dan berhati iblis...bagaimana jika cucux benci yeon ji berubah menjadi bucin...
Just story: Ntah lah terkadang kehidupan gak begitu adil pada beberapa orang, namun terkadang kehidupan juga tidak selamanya seperti yang terlihat. Dia yang terlihat lemah tak berdaya mungkin bukan karena tuhan ingin dia begitu tapi karena adanya dia akan menjadi ujian bagi siapapun yang bersama nya
endang sumiati: yg tau endingx hanya author tapi penikmat bacaan lebih menginginkan bacaan yg menghibur dan realistis meskipun ini fiksi semata sebatas imajinasi author...
seperti ada siang ada malam ...ada baik ada buruk...ada tangis ada bahagia ...mungkinkah yeon ji akan menangis terus...
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!