NovelToon NovelToon
Li Shen Sang Penghancur

Li Shen Sang Penghancur

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Romansa
Popularitas:510.9k
Nilai: 4.1
Nama Author: DANTE-KUN

Li Shen, murid berusia 17 tahun dari Sekte Naga Langit, hidup dengan dantian yang rusak, membuatnya kesulitan berkultivasi. Meski memiliki tekad yang besar, dia terus menjadi sasaran bully di sekte karena kelemahannya. Suatu hari, , Li Shen malah diusir karena dianggap tidak berguna. Terbuang dan sendirian, dia harus bertahan hidup di dunia yang keras, mencari cara untuk menyembuhkan dantian-nya dan membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar seorang yang terbuang. Bisakah Li Shen bangkit dari keterpurukan dan menemukan jalan menuju kekuatan yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chp 20

Pagi itu, Li Shen terbangun dengan sinar matahari yang menerobos tirai jendela kamar VIP. Dia membuka matanya perlahan, merasakan hangatnya tubuhnya yang segar setelah semalam menikmati kehidupan yang penuh kemewahan. Di sampingnya, wanita yang menjadi teman tidurnya tadi malam masih terlelap dalam tidur nyenyak, wajahnya tampak tenang dan damai, seolah tidak terpengaruh oleh kehebohan malam sebelumnya.

Li Shen tersenyum tipis, merasa puas dengan kehidupannya yang kini jauh dari kekacauan dan perang. Dia berdiri, dengan hati-hati meninggalkan tempat tidur itu, memastikan agar wanita itu tidak terbangun. Dengan gerakan ringan, ia mengenakan pakaian barunya yang elegan, jubah hitam dengan aksen naga emas di bagian punggungnya yang berkilau.

Setelah memastikan semuanya dalam keadaan baik-baik saja, Li Shen melangkah keluar dari kamar. Di luar, angin pagi kota Guangling terasa sejuk, menenangkan setelah malam yang penuh kemewahan. Kota yang dulunya dipenuhi ketakutan dan penindasan kini tampak lebih damai, bebas dari bayang-bayang Sekte Serigala Putih yang telah runtuh.

Li Shen berjalan menyusuri jalan utama kota, menikmati pemandangan yang terbentang di depannya. Pasar-pasar yang sebelumnya di awasi oleh orang-orang dari sekte Serigala Putih kini di awasi oleh orang-orang dari Klan Feng. Toko-toko mewah yang dia kunjungi kemarin masih tampak sibuk, namun ada sesuatu yang berbeda—kebebasan dan harapan yang baru tercipta di setiap sudut kota.

Di sepanjang jalan, orang-orang saling menyapa dengan senyum di wajah mereka, seolah merayakan kebebasan yang baru mereka peroleh. Anak-anak bermain di pinggir jalan, sementara para pendekar yang sebelumnya bergabung dengan Klan Feng juga terlihat sibuk mengatur kota, menjaga keamanan dan ketertiban.

Li Shen berhenti sejenak di sebuah jembatan yang menghadap ke sungai yang mengalir tenang. Matanya menatap jauh ke depan, memikirkan masa depan kota ini, yang kini tak lagi terbelenggu oleh tirani. Klan Feng dan sekutunya telah membuktikan bahwa dengan keberanian dan persatuan, tirani bisa dihancurkan.

Namun, meskipun ia merasakan kebanggaan atas kemenangan ini, Li Shen juga tahu bahwa perjalanan hidupnya belum selesai. Dunia ini masih penuh dengan tantangan, dan dirinya harus selalu waspada terhadap ancaman yang bisa muncul kapan saja. Tapi untuk saat ini, dia memilih untuk menikmati kedamaian yang telah tercipta.

"Ternyata sangat menyenangkan hidup jika punya kekuatan dan kekayaan," gumamnya, sambil tersenyum tipis.

Setelah beberapa saat menikmati pemandangan, Li Shen melanjutkan langkahnya, memutuskan untuk menjelajahi lebih jauh kota yang kini bebas dari tirani.

--------

Saat di kedai menikmati secangkir kopi, Li Shen merasakan sesuatu yang tidak biasa. Ada yang mendekat ke kedai, langkah kaki yang terburu-buru, dan suara yang mulai terdengar di luar. Seorang pendekar muda dari Klan Feng, mengenakan jubah hijau dan ikat kepala khas, masuk dengan ekspresi serius di wajahnya.

"Li Shen!" teriaknya, suaranya penuh urgensi.

Li Shen menoleh dan melihatnya. "Ada apa?" tanyanya dengan tenang, meski rasa penasaran mulai merayapi dirinya.

Pendekar muda itu mendekat dengan cepat, seolah ada sesuatu yang penting yang harus disampaikan. "Pemimpin Klan Feng, Feng Han, mengirimkan pesan untukmu. Dia meminta agar kamu segera datang ke markas kami."

Li Shen mengangkat alis, merasa heran. "Apa yang terjadi? Kenapa mendesak sekali?"

Pendekar muda itu tampak ragu sejenak, sebelum akhirnya berbicara lebih rendah. "Ada beberapa hal yang perlu dibahas denganmu. Klan Feng membutuhkan pertolonganmu. Dan... kami perlu berbicara tentang masa depan Kota Guangling."

Li Shen menatap pria itu dengan serius. Ada sesuatu yang terasa penting di balik kata-kata pendekar muda ini. Feng Han, pemimpin Klan Feng, tentu saja bukan orang yang mudah mengundang seseorang tanpa alasan yang kuat.

"Baiklah," kata Li Shen akhirnya, mengangguk pelan. "Aku akan datang sekarang."

Setelah membayar kopi dan meninggalkan kedai, Li Shen mengikuti pendekar muda itu yang memandu jalan menuju markas Klan Feng. Di sepanjang jalan, suasana kota semakin terasa normal, meski beberapa bekas kerusakan akibat pertempuran masih terlihat. Li Shen tahu, meski tirani Sekte Serigala Putih telah jatuh, tantangan yang lebih besar mungkin saja menunggu di depan.

Markas Klan Feng terletak di ujung kota, di area yang lebih tenang dan terpisah dari keramaian. Ketika mereka tiba di depan gerbang markas, penjaga segera membuka pintu dengan hormat. Li Shen mengikuti pendekar muda itu ke dalam, di mana Feng Han sedang menunggu di ruang besar, di samping Feng Lian yang tampak lebih serius dari biasanya.

Feng Han, meskipun terlihat lebih tua dan lebih lelah setelah pertempuran sengit yang baru saja selesai, masih menyimpan aura kewibawaan sebagai pemimpin. Dia bangkit dari kursinya saat Li Shen masuk.

"Li Shen, terima kasih telah datang," kata Feng Han, suaranya tenang namun penuh tekanan. "Ada beberapa hal yang perlu kita bahas."

Li Shen mendekat dan duduk di tempat yang disediakan. "Apa yang terjadi, Feng Han? Kenapa kamu memanggilku?"

Feng Han menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Sekarang setelah Sekte Serigala Putih runtuh, Kota Guangling memang bebas dari tirani mereka. Namun, ada kekosongan yang perlu diisi. Banyak pihak yang menginginkan pengaruh di kota ini, dan Klan Feng membutuhkan rencana untuk memastikan bahwa kita tetap kuat, tanpa jatuh ke dalam perangkap yang sama."

Feng Lian yang berdiri di samping Feng Han menambahkan, "Kami memerlukan dukunganmu, Li Shen. Tidak hanya sebagai seorang pendekar, tetapi juga sebagai seseorang yang memiliki pengaruh besar di kalangan orang-orang yang telah kamu selamatkan."

Li Shen mendengarkan dengan seksama, matanya menyiratkan ketegasan. "Kalian ingin aku membantu untuk menjaga kestabilan di kota ini, kan? Menjaga agar tidak ada yang mencoba menguasai dengan cara yang sama seperti Sekte Serigala Putih?"

Feng Han mengangguk. "Tepat sekali. Kami ingin menjalin hubungan denganmu. Klan Feng tidak bisa melakukannya sendiri. Kita perlu seorang pemimpin yang tidak hanya kuat, tetapi juga bijaksana. Seperti yang kamu buktikan dalam pertempuran melawan Luo Tian."

Li Shen terdiam sejenak, memikirkan tawaran itu. Memang, ada potensi besar di Kota Guangling, tetapi juga tantangan besar untuk mempertahankannya. "Dan jika aku menolak?"

Feng Lian, yang biasanya lebih dingin, berbicara kali ini dengan nada serius. "Jika kamu menolak, kota ini bisa jatuh ke tangan yang lebih buruk. Beberapa faksi gelap mungkin mencoba untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Sekte Serigala Putih. Kita tidak bisa membiarkan itu terjadi."

Li Shen menatap mereka berdua. Dia tahu bahwa ini adalah momen penting, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk masa depan kota ini. "Baiklah. Aku akan bantu kalian, tapi aku memiliki syarat. Kita harus memastikan bahwa masa depan Kota Guangling benar-benar bebas dari korupsi, tanpa ada yang mengendalikan dengan cara kejam."

Feng Han dan Feng Lian saling bertukar pandang, lalu mengangguk penuh rasa hormat. "Itulah yang kami harapkan darimu, Li Shen."

1
Luo Zan Thian
Ya, setelah kau kuat
Kembalilah dan bela orang² yg telah mencampakkanmu hari ini
Iwan Ridwan
Luar biasa
kang baca
ceritanya kok kayak dipaksakan sekali ya... hanya dikasih modal kekuatan tapi kok seakan akan sudah hebat ya.. padahal belum pernah berguru ilmu atau jurus.
Oppo Pontianak
Buruk
nggambleh
nahlo author nyolong2 tau2 mc punya cin2 penyimpanan
YOHANES CLIMACUSA HERU WIDYANTORO
Luar biasa
Agung Arsianto
tau tau punya jurus pedang ilahi....😓
AXYs
Gudang harta kekaisaran pastinya banyak hartanya dong.. bisa emas perak lukisan guci dll.
Ini 5000 an emas.. misquen yaak.. 😂🤣
AXYs
Yaaa jarahan hilang dong 😂🤔🤣😉
Steven Salim
ternyata Lira lebih pintar dari MC, mengambil cicin penyimpanan ( harta milik lawan yg sudah meninggal )
Jerry Koraag
autor jomblo wkqkwk/Facepalm/
Max Dillon
kata tak nak menarik perhatian orang lain, tapi tunjuk kekuatan untuk dilihat oleh orang ramai....tidak kah mc seolah mengajar budak baru lahir????? Thor..... kurangkan imaginasi bodoh mu itu..... kalau tidak mahu menarik perhatian orang lain.... lakukan tindakan diam-diam....👎👎👎👎 hilang sudah nafsu nak terus baca bila imaginasi penulis macam membodohi para pembaca.🤮🤮🤮🤮🤮
Irex Owan
Luar biasa
Joung Putra Elltam
Lumayan
Joung Putra Elltam
Luar biasa
Sapdiani Sapdiani
selipkan cerita 18+ walau hanya kissing, biar gak monoton
Edy Sulaiman
kenapa di usir,tidak bisanya berkultivasi seharusnya tugas Sekte utk membuat murid menjadi kuat.ini kebalikan, Sekte hanya merekrut murid yg kuat dan berbakat..jadi gunanya guru diSekte utk apa.
AXYs
Huuhh baunyaaaaa.. ga mandi waiib 🙈🙈🙈
OI
pendatang kultivasinya sudah bisa terbang ya wkwkwkkw ranah nya langsung tinggi org aslinya kalah
OI
perjalanan mc dlm menaikan ranah terlalu mulus hanya lewat artefak langsung bisa pindah alam
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!