Erina, gadis pekerja keras yang selalu mengedepankan gaya. Dia dijodohkan dengan seorang pengusaha sukses. Namun, apa jadinya jika sang pengusaha mempunyai pujaan hati lainnya?
Mampu kah, Erina menjalin rumah tangga dengan tantangan meluluhkan hati suaminya, agar hanya melihat dirinya seorang?
Yuk ikuti kisahnya!
Terimakasih ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan
Belinda memasuki store baju branded, dia menyuruh Erina memilih-milih gamis yang disukainya.
Erina yang memang sangat menyukai fashion langsung kalap. Dia bahkan tidak gengsi ataupun kamu malu kala Belinda melihatnya.
"Yang penting aku puas. Soal malu mah, belakangan ..." kekeh Erina.
Belinda sendiri hanya duduk, seraya menikmati teh yang disuguhkan oleh para pelayan dari store tersebut. Dia hanya melihat Erina yang heboh sendiri.
Sesudah membayar semua belanjaan Erina. Belinda langsung mengajaknya untuk membelikan keperluan lainnya. Seperti body care dan juga skincare.
Merasa sudah cukup. Keduanya pun pulang saat jam empat sore. Tentu saja, mereka sudah makan.
Diperjalanan pulang, Belinda tidak henti-hentinya memberikan Erina nasihat. Dia ingin yang terbaik untuk malam ini.
"Aku juga udah pesan MUA untuk mu. Jadi, jangan kecewakan aku." tekan Belinda saat Erina turun dari mobilnya.
Malamnya, setelah merasa tampilannya sempurna. Erina pun keluar karena mobil yang menjemputnya sudah tiba. Dia keluar, bersama dengan mua dan juga asistennya. Mereka menggoda Erina dengan mengatakan jika penampilannya sungguh sempurna.
Erina naik ke mobil yang yang menjemputnya, sedang mua dan asistennya menaiki mobil mereka sendiri.
Sepanjang jalan, Erina merasa gugup serta gelisah. Dia sangat takut, jika penampilannya membuat Belinda kecewa.
Mereka tiba di sebuah hotel bintang lima. Terlihat Belinda sudah menunggunya di lobi depan. Dia tertegun melihat penampilan Erina yang memakai gamis maroon dan juga pasmina yang senada. Bahkan, gamis itu terlihat cocok dengan tubuhnya.
Sebuah senyuman terbit di wajahnya. Apalagi, saat melihat cara berjalan Erina yang terlihat anggun.
"Aku tidak salah memilihnya menjadi calon mantu." gumam Belinda pada lelaki penuh wibawa di sisinya.
Sang lelaki itu pun, hanya mengangguk. Menyerahkan segala hal pada istrinya. Karena dia percaya, apapun pilihan Belinda adalah yang terbaik.
"Selamat datang, di hotel keluarga Herman ..." ujar Belinda memeluk tubuh Erina.
Dan Herman hanya mengangguk sembari mengatupkan tangannya.
Mereka menuju sebuah resort, di lantai atas. Terlihat disana, beberapa pengunjung hotel, menikmati malam yang dihiasi bintang-bintang dilangit sana.
Iya, sekarang mereka berada di hotel yang sedikit jauh dari hiruk-pikuk segala kereta. Mereka berada di salah satu hotel yang mengedepankan alam semesta.
Mereka memilih sebuah ruangan vip, dan duduk disana dengan nyaman.
"Jangan tegang Erina. Aku hanya ingin memperkenalkan Ervin, serta membicarakan pernikahan kalian." terang Belinda.
"Apa? Pernikahan? Secepat ini?" beruntun Erina.
"Iya, dan akan kami adakan bulan depan." balas Herman membuat Belinda mengangguk.
"Tapi, aku ..."
"Kamu tenang aja. Kamu hanya perlu menyiapkan berkas-berkas mu. Yang lainnya biar kami yang urus." lanjut Herman.
Bersamaan dengan itu, pintu ruangan terbuka terlihat Ervin menggandeng wanita seksi disisinya. Dan Herman langsung mengalihkan pandangan, kala melihat Belinda yang menatapnya dengan tatapan yang menusuk.
Wanita yang digandeng Ervin adalah Clara. Dia memakai dress sepaha, dengan belahan di sampingnya. Tak lupa, belahan dadanya yang terlihat rendah., dan juga punggung putihnya, yng terekspos. Membuat siapapun menelan saliva nya.
Jika lelaki lain, menelan saliva karena menahan nafsunya. Herman menelan saliva takut dengan Belinda.
"Kenalkan, dia Clara ..." ujar Ervin saat Belinda menatap tajam ke arahnya.
Bagaimana tidak, menyuruhnya untuk datang sendiri. Dan sekarang, dengan terang-terangan dia membantah perintah mamanya.
"Dia pacarku ..." lanjut Ervin, dan Clara langsung mendekati Belinda dan memeluknya, dia juga mendekati Herman hendak memeluknya, beruntung dengan tegas Herman menolak, dengan mengatup tangannya.
Dan lagi-lagi Belinda menatap tajam pada Herman, seolah-olah ingin menelanjanginya.
"Dia?" tanya Clara saat mendekati Erina.
"Kenalkan, dia calon istri Ervin." tekan Belinda membuat Clara dan Ervin terkejut.
Sedangkan Erina menunduk semakin dalam.
"Kenapa aku bisa terjebak disini? Siapapun, tolong bantu aku ... Hilangkan, aku sebentar saja." monolog Erina.
"Maa ..." teriak Ervin tidak terima.
Apalagi, melihat mata Clara, berkaca-kaca.
"Jangan pernah meneriaki wanitaku." tekan Herman berdiri.
"Pa ..." rengek Ervin seolah minta pertolongan.
Namun, Ervin sadar. Jika keputusan mamanya tidak bisa di ganggu gugat oleh siapapun, termasuk papanya, yang kepala keluarga.
"Aku hanya akan menikahi Clara, setuju atau tanpa persetujuan kalian." tekan Ervin.
"Silahkan, silahkan jika ia siap hidup miskin. Kamu hanya akan keluar dengan baju di tubuhmu. Hanya itu." cetus Belinda.
Clara langsung terperanjat mendengar penuturan Belinda.
"Baiklah, jika itu mau mama ..." balas Ervin.
"Tinggalkan semua yang ada padamu." perintah Belinda. Dan Ervin langsung membuka jam tangan mahal, limited edition yang kerap kali menyempurnakan penampilannya.
"Sayang, jangan seperti ini ... Aku gak mau, hubungan kalian hancur karena kehadiranku. Aku gak mau mejalani hubungan yang awalnya aja, retak seperti ini ... Kamu akan selamanya menjadi anak dari mamamu, tolong jangan begini." ungkap Clara dengan isakan.
"Untuk apa aku menikah denganmu? Jika kamu sama seperti lelaki miskin di luar sana." batin Clara.
"Ibu dengar? Betapa mulianya hati Clara. Tapi, ibu tega menyakitinya." balas Ervin.
Belinda memutar mata malas. Sedangkan Herman memijit pelan pelipisnya. Beruntung, mereka berada di ruang vip yang kedap suara.
Erina lagi-lagi mengutuk dirinya, yang berada di situasi yang tidak menguntungkan.
"Duduk lah Ervin, dan yang tidak berkepentingan, tolong keluar." pinta Belinda.
Erina langsung merasa tersindir. Dan bangkit hendak pergi. Melihat itu, Clara tersenyum sinis dan langsung hendak duduk.
"Ternyata, kamu sadar juga ya ..." sinis Clara.
Belinda menahan tangan Erina. Padahal, dia hendak melangkah pergi.
"Duduklah, kita akan membicarakan tentang pernikahan mu dan Ervin." perintah Belinda menarik tangan Erina.
Alhasil, Erina kembali ke tempatnya yang semula. Dan muka Clara langsung merah karena malu.
Dengan menghentakkan kakinya, Clara keluar dari ruangan vip, saat tangannya mencapai handle pintu. Ervin menahan lengannya yang satu lagi.
"Jika ia pergi, maka aku juga akan pergi." tekan Ervin menatap ibunya.
Clara langsung tersenyum penuh kemenangan. Karena ternyata, Ervin lebih memilihnya, dari pada orang tua kandung sendiri.
"Baiklah, silahkan duduk." perintah Belinda.
Dan Clara langsung duduk bersebelahan dengan Ervin. Tak lupa, dia merangkul tangan Ervin, seolah menegaskan pada Erina, jika Ervin miliknya.
"Tolong berikan aku satu alasan, kenapa aku harus menerimamu sebagai menantu?" tanya Belinda menyesap minuman yang memang sudah tersedia sejak mereka memasuki ruangan itu.
"Cinta, karena kami saling mencintai." balas Clara dengan kepercayaan yang tinggi.
"Hanya itu? Terus, apa kelebihanmu?" lanjut Belinda.
"A-aku bisa ..."
"Bisa menghabiskan uangnya? Atau, bisa? Haruskah, aku membukanya disini?" beruntun Belinda
"Apa maksud anda? Ervin memberikan aku uang, karena keinginannya sendiri." sanggah Clara, tidak terima Belinda menyudutkannya.
"Sepertinya aku harus katakan pada Ervin, siapa lelaki yang tinggal di apartemen sky garden?" lanjut Belinda masih bersikap santai.
"Ma, mama udah keterlaluan. Itu tempat tinggal Clara." ujar Ervin dengan tertekan. Bagaimana tidak, Herman langsung menatapnya beringas, kala Ervin hendak membuka suara.
"Sebaiknya, aku pergi ... Aku gak diterima disini." cetus Clara keluar.
Dia takut, jika benar Belinda mengatakan tentang lelaki yang dimaksudnya itu.
Ervin hendak mengejar, tapi tangannya langsung ditahan dengan erat oleh Herman. Alhasil, Ervin hanya bisa patuh pada kedua orang tuanya.
ya ampun..
msih bgusan istrimu ke'mana2.... jgn nyesel ya... klo setelah ini km makin trsiksa dgn pnampilan aduhai istrimu.... tpi km g bisa mnyentuhnya... krn pasti erina jga males km jdikan cadangan di saat km trhianati😎😎
apa gunanya kekuasaanmu ervin....😅😅
kotoran upil ,ervin saja tidak punya
kekuasaan atasmu.