Tahun 4025, dunia hancur akibat ledakan laboratorium ilegal yang menyebarkan virus zombie. 5 tahun berjuang, Lin Zirong mempunyai kekuatan istimewa yaitu tumbuhan dan es dengan level 10, serta ruang angkasa istimewa.
Sayangnya Lin Zirong dikhianati oleh teman dan kekasihnya, ia dijadikan objek penelitian oleh ilmuwan dan pejabat rakus yang haus akan kekuatan luar biasanya.
Dalam keputusasaan dan amarah, ia menggunakan sisa kekuatannya untuk meledakkan laboratorium tersebut, menghancurkan semua orang di dalamnya. Dengan senyuman mengejek terakhir, ia menatap temannya yang panik sebelum segalanya berakhir dalam ledakan besar.
Namun, bukannya mati, Lin Zirong terbangun di tubuh seorang wanita muda, Yu Yuning, yang meninggal dikamar pernikahan, akibat diracun tepat setelah melakukan proses sakral pernikahan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Percayalah Padaku
Setelah Yu Yuning berhasil membereskan keluarga yang tak tahu diri, ia segera mengalihkan perhatiannya pada Shen Wei, suaminya yang terbaring lemah, kondisi luka yang begitu parah dengan pakaian Shen Wei sudah compang-camping, penuh dengan darah yang masih segar maupun mengering bahkan ada yang menempel pada kulitnya.
Tubuhnya penuh luka cambukan dan lebam, dengan lengan kiri yang terlihat tidak normal. Setiap gerakan kecil membuat Shen Wei meringis kesakitan, apalagi setelah dua hari penuh disiksa oleh raja yang kejam. Ia tahu, jika dibiarkan lebih lama, suaminya pasti bisa kehilangan nyawa seperti kilasan di masa depan.
Dalam hatinya, ia bersumpah akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan pria itu, meskipun harus menggunakan kemampuan dan rahasia dari dunia modernnya yang ia sembunyikan.
Dengan perlahan, Yu Yuning berjongkok di sebelahnya. “Maaf, aku harus membuka bajumu,” katanya lirih.
Shen Wei hanya mengangguk lemah. Tangannya, yang biasanya kuat memegang pedang, kini bahkan tidak mampu diangkat. Yu Yuning mulai melepas pakaian atas Shen Wei. Namun, kain yang penuh darah itu melekat erat pada luka-lukanya. Setiap kali ia menarik kain tersebut, Shen Wei menggertakkan gigi menahan sakit.
“Ini akan sedikit sakit,” Yu Yuning berkata sambil mendekatkan wajahnya, memperhatikan luka-luka di tubuh suaminya.
Shen Wei memejamkan mata, keringat dingin bercucuran dari dahinya. “Tidak apa-apa,” ia berbisik lemah.
Namun, ketika Yu Yuning menarik kain yang menempel di bahu Shen Wei, ia tiba-tiba meringis keras dan membuka mata. Bibirnya bergetar, dan ia tampak seperti ingin mengatakan sesuatu.
“Jangan bicara,” Yu Yuning berkata tegas. “Tenagamu sudah sedikit. Jangan buang-buang untuk berbicara.”
Shen Wei menggelengkan kepala perlahan. “Istriku…” panggilnya, suaranya hampir tak terdengar.
Yu Yuning mengangkat alis. “Apa lagi sekarang?”
Dengan kekuatan yang tersisa, Shen Wei menggerakkan jari-jarinya yang gemetar, mengisyaratkan agar Yu Yuning mendekat. “Dekatkan telingamu,” bisiknya.
Yu Yuning menghela napas panjang sebelum menundukkan kepala, mendekatkan telinganya ke mulut Shen Wei. Dalam suara yang nyaris tidak terdengar, Shen Wei berkata, “Pergilah… tinggalkan keluarga Shen.”
Yu Yuning terdiam sejenak, lalu menegakkan tubuhnya. Ia menatap Shen Wei dengan sorot tajam, jelas tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “Kau bilang apa?”
Shen Wei kembali berusaha berbicara. “Tinggalkan aku… Keluarga Shen… Tidak ada tempat untukmu di sini… Aku tidak ingin kau mengalami kemalangan… karena aku…”
Sebelum Shen Wei selesai berbicara, seteguk darah keluar dari mulutnya. Tubuhnya bergetar lemah, sementara air mata perlahan mengalir di sudut matanya.
Yu Yuning yang melihat itu langsung panik, tetapi ia tetap berusaha tenang. Dengan cepat, ia menyobek pakaiannya dan menyeka darah di bibir Shen Wei.
“Diam!” bentaknya dengan nada tegas namun penuh perhatian. “Aku tidak mau mendengar omong kosong seperti itu lagi.”
Shen Wei memandangnya dengan mata yang setengah terbuka. “Aku serius… istriku…”
Ciye.. Ciye.. Nyengir gak lu pada...🫵 bang lu, manggil bojomu, ngajak romantis gak liat tempat.
Namun, sebelum ia bisa mengatakan apa-apa lagi, Yu Yuning memotongnya. “Dengar, sudah kukatakan sejak malan pertama kita bersama, aku bukan Yu Yuning yang asli, istrimu yang dulu. Aku akan jelaskan semuanya nanti kalau waktunya tiba.”
Shen Wei mengerutkan kening, bingung dengan ucapannya. Namun, sebelum ia sempat merenungkan lebih jauh, Yu Yuning melanjutkan dengan nada bercanda, “Lagipula, aku menyukai wajahmu yang tegas, tubuh kekarmu, dan terutama perut kotakmu. Apa kau pikir aku akan melepaskanmu begitu saja?”
Shen Wei menatapnya dengan sorot mata yang campur aduk, kebingungan, ketidakpercayaan, dan sedikit rasa malu.
Yu Yuning memiringkan kepala, menatapnya dengan senyuman nakal. “Apa? Terlalu vulgar? Sudahlah, ini bukan waktu yang tepat untuk membahas soal norma zaman kuno.”
Shen Wei hanya bisa memandang istrinya dengan perasaan yang tidak terlukiskan. Meskipun ia tak mengerti apa yang diucapkan oleh istrinya ini, ia merasa istrinya adalah orang yang lebih berani, bahkan sedikit tak tahu malu. Namun, di balik sikapnya yang aneh, Shen Wei merasakan ketulusan dan kekhawatiran mendalam dari istrinya.
“Apapun yang terjadi, aku akan tetap bersamamu,” Yu Yuning berkata lagi dengan suara tegas, menatap langsung ke mata Shen Wei. “Sampai aku tidak mau lagi, oke?”
Shen Wei menggelengkan kepala pelan. Dengan suara yang semakin lemah, ia berkata, “Aku… hanya ingin melindungimu.”
Yu Yuning tersenyum tipis. “Kau ingin melindungiku, sementara tubuhmu seperti ini? Lupakan saja. Sekarang, biarkan aku yang melindungimu.”
Shen Wei terdiam. Kata-kata Yu Yuning, meskipun terdengar sederhana, entah bagaimana menghangatkan hatinya. Tatapan istrinya yang penuh keyakinan dan keberanian membuatnya merasa bahwa ia tidak perlu lagi mengkhawatirkan apapun.
“Jangan banyak bicara lagi,” Yu Yuning berkata sambil mengelus rambutnya dengan lembut. “Gunakan tenagamu untuk pulih. Kalau tidak, aku akan menciummu lagi di depan semua orang.”
Shen Wei terkejut dengan ancaman itu. Meski tubuhnya lemah, ia merasa wajahnya memanas. “Kau… jangan bicara sembarangan…”
Yu Yuning hanya terkekeh kecil, menikmati bagaimana pria yang biasanya begitu dingin dan tegas itu kini terlihat gugup di hadapannya.
“Sekarang, istirahatlah sejenak, jangan gunakan suaramu untuk berbicara omong kosong. Aku akan menyembuhkanmu.” Yu Yuning mendekatkan wajahnya, memastikan bahwa suaminya memahaminya. “Percayalah padaku.”
Shen Wei hanya bisa menatapnya, merasa bahwa untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia benar-benar ingin menyerahkan segalanya pada orang lain. Bukan melindungi orang lain seperti dulu sebelum musibah ini terjadi.
𝙙𝙞 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙠𝙤𝙥𝙞 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙠𝙪𝙚 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙗𝙞𝙖𝙧 𝙜𝙠 𝙣𝙜𝙖𝙣𝙩𝙪𝙠 /Smile/
semangat ya
x bosan.
Terhibur
Terima kasih kak, terus bersemangat yer..
makasih update nya 🙏🙏