NovelToon NovelToon
Bayi Rahasia : Agen Dan Mafia Berbahaya

Bayi Rahasia : Agen Dan Mafia Berbahaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Single Mom / Roman-Angst Mafia
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: dadeulmian

Elena adalah agen rahasia yang sedang menjalankan misi untuk mengambil informasi pribadi dari kediaman Mafia ternama bernama Luca Francesco Rossi. Saat menjalankan misi Elana terjebak dan menjadi tawanan beberapa hari.

Menyamar sebagai wanita panggilan, setelah tidur bersama pria yang menjadi mafia berbahaya itu, Elena menyelinap dan berhasil mendapatkan informasi penting yang akan menghancurkan setengah kekuatan milik Luca.

Dan itulah awal dari kisah Luca yang akan memburu dan ingin membalas dendam pada Elana yang menipunya. Disisi lain Elena yang bekerja menjadi agen rahasia berusaha menyembunyikan putri kecil rahasianya dengan mafia kejam itu.

Sampai 4 tahun berlalu, Luca berhasil menemukannya dan berniat membunuh Elena. Dia tidak mengetahui tentang putri rahasianya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dadeulmian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Elena duduk di ruang tamu dengan segelas anggur di tangan, mencoba mengabaikan pikiran-pikiran yang berkecamuk di kepalanya. Luca masuk beberapa saat kemudian, membawa botol anggur yang hampir kosong.

“Kamu minum sendiri?” tanyanya, mengambil tempat di sofa seberang.

“Kadang-kadang,” jawab Elena tanpa menatapnya.

“Bagaimana kalau kita minum bersama?” tawar Luca, mengangkat botol anggur di tangannya.

Elena menatapnya dengan alis terangkat. “Aku tidak tahu kamu tipe orang yang menikmati malam santai seperti ini.”

“Ada banyak hal yang tidak kamu tahu tentangku,” balas Luca dengan senyum kecil.

Meski ragu, Elena akhirnya mengangguk. “Baiklah, tapi aku tidak bertanggung jawab atas apa pun yang terjadi.”

Luca menuangkan anggur ke gelas Elena, lalu mengisi gelasnya sendiri. Mereka mulai berbicara tentang hal-hal kecil—kehidupan mereka, Sophia, dan bahkan sedikit masa lalu.

Seiring waktu, jumlah anggur yang mereka habiskan semakin banyak, dan suasana menjadi lebih santai.

Saat malam semakin larut, tawa mereka semakin keras, dan jarak di antara mereka semakin dekat.

“Kamu tahu,” kata Luca sambil tertawa kecil, “aku tidak pernah menyangka kamu akan menjadi bagian dari hidupku seperti ini. Kamu adalah wanita menyebalkan yang telah membuatku marah setelah malam panas kita.”

Elena tersenyum, pipinya memerah karena efek alkohol. “Aku juga tidak menyangka harus menikahi pria yang aku habisi bisnisnya.”

Luca tertawa, tetapi kemudian menatap Elena dengan serius. “Kamu membuat segalanya menjadi lebih rumit... tapi entah kenapa, aku tidak menyesal.”

Elena terdiam, tatapannya bertemu dengan mata Luca. Ada sesuatu di sana—ketegangan, kehangatan, dan dorongan yang sulit dijelaskan.

Sebelum salah satu dari mereka bisa berpikir lebih jauh, Luca mendekat, menangkup wajah Elena, dan menciumnya.

Elena terkejut, tetapi alkohol dan emosi yang bercampur membuatnya membalas ciuman itu. Ciuman yang lembut berubah menjadi lebih intens, dan mereka tidak peduli lagi pada apa pun di sekitar mereka.

Mereka akhirnya berakhir di sofa, saling melepaskan penghalang di antara mereka dengan tergesa-gesa. Luka masa lalu, konflik, dan perbedaan yang memisahkan mereka terasa lenyap dalam kehangatan malam itu.

Namun, di tengah momen panas mereka, pintu ruang tamu tiba-tiba terbuka.

“Bos, kami mendengar suara—” salah satu penjaga masuk, tetapi langsung membeku ketika melihat apa yang terjadi.

Elena, yang hanya setengah sadar, langsung meraih bantal untuk menutupi dirinya, sementara Luca berbalik dengan ekspresi marah bercampur malu.

“Keluar!” bentak Luca dengan suara keras.

Penjaga itu segera mundur dengan wajah merah, menarik pintu dengan cepat. Beberapa detik kemudian, suara langkah kaki terburu-buru terdengar menjauh dari ruangan.

Elena menatap Luca dengan mata lebar, lalu tiba-tiba tertawa pelan. “Itu... sangat memalukan.”

Luca menghela napas panjang, lalu ikut tertawa kecil. “Mereka mungkin akan menghindari kita selama seminggu.”

“Bagus,” kata Elena sambil tersenyum nakal. “Itu berarti kita bisa punya waktu lebih banyak tanpa gangguan.”

Luca menatapnya dengan mata yang penuh gairah, lalu menariknya kembali ke dalam pelukannya.

Malam itu, semua emosi mereka yang terpendam akhirnya meledak, meninggalkan mereka dalam kekacauan indah yang tak terlupakan.

Matahari pagi menembus jendela besar di kamar Elena, membangunkannya perlahan. Ia mengerjap, merasakan kehangatan di sampingnya yang membuatnya langsung sadar.

Dengan hati-hati, Elena menoleh, dan benar saja—Luca masih tertidur di sebelahnya, wajahnya terlihat lebih tenang daripada biasanya.

“Oh tidak,” gumam Elena sambil menutup wajah dengan tangannya. Ingatan tentang malam sebelumnya langsung memenuhi pikirannya, membuat pipinya memerah.

“Apa yang sudah kulakukan?” bisiknya pada diri sendiri, merasa malu dan bingung.

Ia mencoba bangkit dari tempat tidur tanpa membuat suara, tetapi gerakannya membangunkan Luca.

Luca membuka matanya perlahan, dan ketika ia menyadari keberadaan Elena di dekatnya, ia tersenyum kecil. “Selamat pagi.”

Elena memalingkan wajah, mencoba menyembunyikan kegugupannya. “Pagi.”

Luca duduk, mengusap matanya. “Kamu terlihat seperti baru saja melihat hantu.”

“Aku... hanya mencoba memahami apa yang terjadi,” jawab Elena, mencoba terdengar tenang meskipun hatinya berdebar kencang.

Luca menatapnya dengan mata yang sedikit bercanda. “Aku bisa mengingatkanmu lagi jika kamu lupa.”

Elena mendesah panjang. “Tidak perlu. Aku ingat terlalu jelas.”

Luca tertawa pelan, lalu berdiri dari tempat tidur. “Kau tidak perlu terlalu memikirkannya, itu bukan pertama kalinya untukmu.”

Elena menatapnya dengan bingung. “Kau benar-benar santai tentang ini, ya?”

“Kenapa tidak? Kita sudah menikah,” jawab Luca sambil berjalan menuju kamar mandi. “Lagipula, itu bukan sesuatu yang buruk, kan?”

Elena tidak menjawab, hanya memijat pelipisnya. Baginya, malam itu adalah sesuatu yang jauh lebih rumit daripada sekadar “bukan sesuatu yang buruk.”

Setelah mandi dan berpakaian, Elena turun ke ruang makan, berharap bisa menghindari Luca setidaknya untuk sementara waktu. Namun, harapannya pupus ketika ia melihat Luca sudah duduk di meja, membaca koran sambil menyeruput kopi.

“Pagi, Mommy!” Sophia berlari menghampirinya, memeluk kakinya dengan erat.

“Pagi, Sayang,” jawab Elena sambil mengangkat putrinya ke pelukan.

Sophia menatap Elena dengan ceria. “Daddy bilang kalian ngobrol semalaman. Apa Mommy dan Daddy jadi teman dekat sekarang?”

Elena hampir tersedak mendengar kata-kata itu. “Um... ya, kita banyak bicara,” jawabnya canggung.

Luca melirik mereka dari balik koran, senyum kecil di wajahnya. “Ya, kita memang ‘berbicara’ banyak hal. Bahkan terlalu banyak.”

Sophia, yang tidak mengerti maksud kedua orangtuanya, hanya tertawa kecil. “Pia senang kalau Mommy dan Daddy nggak berantem lagi!”

Elena tersenyum lemah. “Ya….”

Ketika Elena berjalan ke taman belakang untuk menghirup udara segar, ia menyadari para penjaga mansion tampak... aneh. Mereka menundukkan kepala, menghindari tatapan langsung dengannya, dan beberapa bahkan berpura-pura sibuk dengan hal yang tidak penting.

Elena menghela napas panjang, menyadari alasannya.

“Pasti tentang tadi malam,” gumamnya sambil memijat pelipisnya.

Ketika ia kembali ke mansion, Kevin, asisten Luca, berjalan menghampirinya dengan wajah serius, tetapi Elena bisa melihat kilatan rasa malu di matanya.

“Bu Elena,” kata Kevin, berusaha keras untuk tetap profesional.

“Ya?”

“Um... para penjaga ingin meminta maaf jika mereka... tidak sengaja... melihat sesuatu yang seharusnya tidak dilihat tadi malam.”

Wajah Elena langsung memerah. “Mereka tidak perlu meminta maaf. Itu bukan salah mereka.”

Kevin mengangguk canggung. “Saya akan menyampaikan hal itu. Tapi, mereka memohon izin untuk tidak berjaga di dekat ruang tamu untuk sementara waktu.”

Elena menutup wajahnya dengan kedua tangan, merasa malu luar biasa. “Terserah mereka saja,” gumamnya.

1
tia
lanjut Thor
tia
semangat thor cerita bagus
dadeulmian: terimakasih udah komen kakk
total 1 replies
tia
masa ibu ny lebih muda thor
dadeulmian: emang awet muda dia
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!