Seorang gadis yang ternodai oleh sang kekasih dan ditinggal, sang gadis hamil dan kedua orang tuanya menanggung malu, tapi dengan setia dia menanti kedatangan kekasih meski kehamilannya sudah besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eritasyofia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MALAM PERTAMA BIBI
BAB 19.
Novi baru saja beres beres dirumah Roy pulang, lelaki yang penuh kasih sayang itu memeluk Novi mencium keningnya.
Dia menyeret kopernya kekamar.
" Dek, itu kain kotor abang banyak nanti londry aja ya, kasihan kamu "
" Alah bang yang nyuci mesin juga kok"
" Tapi kan kasihan kamu jemurnya, setrikanya lagi "
" Iyalah, oke, adek masak dulu ya "
" Oke, abang mau mandi dulu,cepat ya masaknya biar begituan, abang dah kangen berat "
" Ish, gak malu "
Mereka tertawa.
Novi masak yang instan aja, ada sarden di goreng pakek kentang balado, tumis toge sama tahu .
Memang benar Roy mandinya cepat banget.
" Loh, cepat banget mandinya".
" Ngebet abang "
Dia menarik tangan Novi ke kamar, batul kata pepatah sayang bini ditinggal tinggal.
Mereka melepaskan rindu dengan semangat yang menggebu², sampai² keletihan.
" Dek abang lapar"
" Adek capek gimana tu ,becanda".
" Hahahahaha "
" Sini abang gendong"
Hari yang indah, mereka ngobrol sampe tak terasa sudah malam saja.
Roy udah angkat tangan gak minta tambah satu ronde lagi seperti biasanya.
Malam itu dia tertidur dengan pulas.
Paginya mereka kerumah mama Novi, ngantar oleh oleh.
" Gimana Novi udah ada hasil belum ? "
Tanya mama Novi.
" Belum ma, sabar dulu kalau dah dikasih Allah rezeki, pasti datang cucu mama "
" Iya...iya "
jawab mama.
Roy asyik ngobrol sama papa.
Pulang dari rumah mama Novi , mereka kerumah Rida ada sedikit oleh² untuk Rida.
Wa
Lain tatapan Novi pada Rida tatapan takut rahasianya akan terbongkar.
Tapi Rida meyakinkannya, waktu buat kopi didapur.
" Tenang ajalah, aku tidak akan membuka rahasiamu".
Roy asyik ngobrol dengan suami Rida yang sudah pulang dari luar kota di teras rumah.
Rida memasak untuk mengajak Novi dan suaminya makan siang dirumahnya, Rida dan Novi pun bergelut dengan bahan masakan didapur.
" Sst...enakan mana ?"
Rida berbisik ditelinga Novi
" yang ono, gede, kuat, kasar, beringas, yang ini lembut penuh kasih sayang".
" Trus, enakan mana ?"
" Bang Romi "
" Mau lagi lo "
" Ogah..ahhh"
" Ogah tapi mau, kelihatan tu di wajah lo "
Mereka tertawa.
Tak lama masakan siap,Novi dan Rida menghidangkannya di meja makan.
Mereka makan berempat sambil berceloteh sana sini, riuh suara mereka , bahagia sekali.
Tak sedikitpun nampak rahasia berat yang tersimpan diantara mereka.
Sudah hampir gelap, Novi dan suami pun pamit pulang.
Rida mengajak Marten menjemput Wenny ditempat mamanya dan kemudian mau jalan kerumah Dina.
Dijalan Rida mampir ke tempat orang jual rujak dan membelinya untuk Dina.
" Apa kabar Dina dek apa udah hamil "
" Udah bang ".
" Mantap ya cepet mereka punya anak "
" Iya bang ".
" Adek gak pengen nambah untuk teman main Wenny ? ".
" Nanti aja kalau proyek abang sudah selesai, jadi anak kita gak kurang bahan"
Mereka tertawa.
" Ma, udah nyampe loh rumah tante Dina "
Kata Wenny.
" Oh iya "
Mobil mereka masuk kehalaman rumah Dina, Dina lagi duduk santai dengan Roby diruang tamu, mereka langsung berdiri dan bersalaman.
Jantung Roby berdebar melihat Rida datang dengan suaminya dan dia melihat leher Rida ada dua tanda merah, dia cemburu tapi tidak menampakan di wajahnya.
" Duduk Marten ".
" Iya bang ".
" Kapan nyampe ? ".
" Kemaren bang ".
" Hhhmm pantas telpon Rida gak aktif kemaren, padahal aku mau ngajak Rida ke apartemen "
Bisik Roby dalam hati.
" Kak ni ada rujak ".
Rida berdiri dan mengajak Dina ke meja makan.
Wenny yang dipangkuan papanya ikut kebelakang.
" Rujak mana ni Rida ? "
" Rujak dekat simpang rumah mama".
" Enak ini "
" Iya makanya aku beli "
" Bi, ini letak di depan dong ".
Rida memberikan dua piring rujak kebibi untuk di letak kan didepan.
" Buat kopi dua gelas ya bi"
Kata Dina.
" Iya nya ".
Mereka menyantap rujaknya sambil ngobrol.
" Kak, gimana apa kamu udah mau ? "
" Kalau terpaksa Rida, kalau dia gak mendesak kakak juga masih malas ".
" Tapi ada kan kakak layani ".
" Ada "
" Marten gimana, aman aman aja disana ? "
" Aman kak ".
Setelah hampir dua jam mereka ngobrol, Wenny ngajak pulang karena ngantuk.
" Ma, pulang yok, Wenny ngantuk ".
" Oh udah ngantuk anak mama , yok ajak papa suruh pulang ".
" Papa yok pulang, udah malam ".
" Oke yok kita pulang ".
Merekapun pamit, pada Roby dan Dina.
Roby merasakan sesuatu saat tangannya menyentuh tangan Rida, sesuatu dibawahnya bergerak, begitulah magnet Rida pada Roby, kadang Roby pun jadi bingung kenapa bisa begitu.
" Yok mas tidur "
Ajak Dina.
Merekapun naik keatas untuk tidur.
Roby, memeluk Dina tapi Dina menepis tangan Roby.
" Dek, mas mau ".
" Adek ngantuk mas ".
" Adek tidur duluan ya, mas masih ada kerjaan ".
" Iya, mas ".
Begitu menutup badannya dengan selimut Dina langsung tertidur, tinggalah Roby dengan juniornya yang gak mau diajak damai.
Roby turun kebawah mau ambil air dingin di kulkas, dibawah masih ada bibi beres beres, akal sehat Roby pun hilang melihat tubuh bibi, walaupun dia sudah berumur tubuhnya cukup bahenol ditambah kulitnya yang putih, mungkin karena sudah mau tidur bibi memakai daster yang seksi, sehingga tak sengaja Roby melihat belahan dadanya yang putih dan buah itu agak menyembul keluar.
" Bi "
Bibi kaget karena Roby sudah barada didepannya tanpa jarak, Roby langsung melumat bibir bibi yang tipis dan tangannya meremas buah kenyal yang sedikit keluar dari dasternya.
" Tuan jangan ".
Roby menggendong tubuh bibi dan membawanya kekamar tamu.
" Tuan lepasin ".
" Ssst jangan ribut nanti Dina bangun "
" Tapi tuan ".
Roby sudah tak mendengarkan kata bibi lagi, dia menyingkap dasternya dan mencoba menghubungkan kesuatu ketubuh bibi.
" Tuan jangan, sakit ".
Roby kaget karena rupanya bibi belum pernah tersentuh, pelan pelan dia menggapai gua itu dan bibi menutup mulutnya saat merasakan sakit yang sangat dibawahnya.
" Oh tuan, sakit sekali ".
" Sebentar lagi bi "
Roby terus menggoyang pinggulnya , dia mendengarkan rintihan dan tangis si bibi tapi dia tak peduli sampai sesuatu menyembur dari adik kecilnya dibawah , pelan pelan dia melepaskan sambungannya.
" Bi, kamu masih perawan ? ".
" Iya tuan ".
" Maaf bi, sakit ? ".
" Sakit sekali tuan ".
" Gak apa apa bi, nanti sembuh sendiri, diam diam ya bi jangan tahu Dina, ada imbalannya kok ".
Bibi duduk , menutup tubuhnya dengan selimut tapi, Roby mendekat lagi, dia memegang buah kembar yang kencang itu, baru saja dia mau mencicipi putiknya terdengar suara istrinya memanggil.
" Mas ".
Roby berlari pelan pelan keatas masuk keruang kerjanya dan pelan pelan membuka pintu kamar Dina.
" Ya sayang ".
" Masih kerja mas ".
" Baru sekesai sayang ".
" Tidurlah lagi ".
" Iya iya , ni mas mau tidur ".
Roby merebahkan badannya yang lelah disamping istrinya dan dia tertidur.
Tidur yang indah setekah menikmati surga dunia yang dibawanya kedalam mimpi.
Sementara bibi masih menangis, hatinya sangat terluka, sepuluh tahun dia bekerja denga orang asing tak pernah sekalipun dia dilecehkan, tapi satu sisi dia membayangkan kejadian tadi diam diam dia menikmatinya, dia yang belim pernah disentuh laki laki, tiba tiba dia meraba dadanya dan merasakan kembali ciuman dibibirnya ya g membuat dadanya berdebar, dia memandang kedadanya ada sebuah tanda merah agak keunggu unguan, disitu bibir tuannya lama tadi.
" Ahhhhh".
Bibi yang habis merasakan malam pertama disentuh lelaki kini tertidur dan tersenyum dibawa mimpi indahnya.
mampir juga dinovelku jika berkenan /Smile/