NovelToon NovelToon
Perjalanan Cerita Cinta Kita

Perjalanan Cerita Cinta Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Single Mom / Hamil di luar nikah / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Balas dendam pengganti
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

Arabella Brianna Catlin Hamilton saat ini tengah tersenyum sumringah dan perasaanya amat sangat bergembira.

Bagaimana tidak? Hari adalah hari anniversary kedelapan dari hubungannya dengan kekasih sekaligus teman masa kecilnya— Kenan Kelvin Narendra.

Namun, hatinya tiba-tiba hancur berkeping-keping ketika Kenan memutuskan hubungan dengannya tanpa alasan yang jelas. Kemudian, Bella mengetahui bahwa lelaki itu meninggalkannya demi wanita lain— seseorang dari keluarga kaya raya.

Karena tidak tahan dengan pengkhianatan itu, Bella menghilang tanpa jejak.

Dan enam tahun kemudian, Bella kembali sebagai seorang pengacara terkenal dan berusaha balas dendam kepada mereka yang berbuat salah padanya— keluarga si mantan.
**


Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34

    Jam-jam berlalu dengan begitu cepat dan menyenangkan, tidak membutuhkan waktu yang lama, matahari pun mulai terbenam, memancarkan cahaya bara ke langit kota.

     Melihat waktu, Bella hendak mengajak Kenan dan Stevia untuk pulang, tetapi tiba-tiba terdapat sebuah panggilan masuk  mengganggunya.

    Ketika melihat layar, Bella mengetahui bahwa Elenalah yang telah menelponnya. Tanpa menunggu lama lagi, wanita itu segera mengangkat panggilan tersebut.

    "Iya ibu?."

    "Bella, apakah kamu bisa pergi ke mansion Narendra?." Pinta Elena. "Ibu sudah menyiapkan makan malam dan ibu juga ingin Stevia melihat rumahnya yang lain, kamu setuju?."

    Bella menggigit bibir bawahnya, sebuah perasaan hangat dia rasakan ketika Elena bertanya apakah dirinya setuju. Yang lain pasti akan langsung meminta untuk melihat anak itu tanpa perduli apakah dia setuju atau tidak.

    Bella menoleh dan memperhatikan Stevia yang tengah bersama dengan Kenan, gadis kecil itu tampak belum ingin berpisah dari Kenan.

    Bella menghela napas kecilnya, dia pun mengangguk setuju. "Tentu, kami akan datang berkunjung."

    Ketika panggilan mereka telah di tutup, Bella berjalan menghampiri Stevia untuk bertanya pada putrinya itu.  "Sayang, apa kamu ingin pergi ke rumah Oma Elena?".

    Terlihat, kedua mata Stevia berbinar dan dia langsung menganggukkan kepalanya berkali-kali. "Iya, Mommy. Aku juga ingin bertemu dengan Bibi-bibiku."

    Kenan tersenyum, lelaki itu langsung menggendong Stevia. "Itu benar, kita akan segera bertemu dengan Bibi-bibimu."

    Mereka segera masuk kedalam mobil dan melaju kekediaman Narendra yang terletak di pinggiran kota. Daerah itu adalah tempat orang-orang kaya memiliki sebidang tanah yang luas dan membangun rumah mereka di sana.

Satu halaman luasnya sekitar tiga puluh lima hektar, membuat rumah-rumah besar di area itu tampak lebih berjauhan. Area itu memiliki lebih banyak pohon dan pemandangan gunung daripada tempat mana pun di kota itu.

Ada sebuah rumah besar di puncak bukit yang menonjol. Bagian luarnya yang megah menarik perhatian pada pandangan pertama, membuat orang bertanya-tanya apakah rumah itu dihuni oleh orang-orang bangsawan.

    "Wow! Daddy, apakah Opa dan Oma adalah raja dan ratu? Rumah mereka seperti istana!." Kata Stevia sembari mengangumi pemandangan melalui jendela mobil. Keduanya matanya melebar dan mulutnya menganga tak percaya.

    

    Stevia belum pernah melihat rumah sebesar itu sebelumnya.

    "Itu juga rumah kamu, Tuan putri." Jawab Kenan dan Stevia melompat dari kursinya dengan gembira.

    "Apakah kita bisa tinggal di sini, Mommy?." Tanya Stevia pada Bella.

    "Tidak, sayang. Kita punya rumah sendiri, tapi kamu boleh berkunjung." Jawab Bella tanpa berpikir panjang. Jantungnya berdebar tak menentu ketika mereka semakin dekat dengan kediaman Narendra.

    Bella telah menghabiskan sebagian masa kecil di sana karena Kenan dulu adalah sahabatnya. Rumah besar itu dulunya adalah tempat berlindung yang aman baginya. Hanya ketika dia berada di sana, Bella bisa melupakan bahwa dirinya adalah seorang anak yang ditinggalkan oleh ibunya di panti asuhan.

    Saat itu, berada di dekat keluarga Narendra membuat Bella merasa tidak terlalu kesepian. Dia merasakan kehangatan, kasih sayang dan keramahan yang keluarga Narendra berikan padanya, membuat Bella terus bertahan ketika dia berpikir ibunya tidak akan pernah datang menjemputnya.

    Perasaan Bella tercekat, mengetahui kediaman Narendra bukan lagi tempat yang bisa membuatnya merasa nyaman. Karena pemiliknya adalah musuh ayahnya.

    "Adik-adik Daddy sepertinya sudah tidak sabar lagi ingin bertemu dengan putri Daddy." Kata Kenan ketika mobil telah masuk melewati gerbang yang menjulang tinggi.

    Benar saja, ketika pandangan Bella tertuju ke depan, wanita itu dapat melihat jika seluruh anggota keluarga telah menunggu kedatangan mereka di luar.

    Ya— orang tua Kenan dan ketiga adik perempuannya ada disana. Mereka tersenyum lebar menyambut kedatangan Bella, Stevia dan juga Kenan.

    Begitu Kenan membantu Stevia untuk turun dari mobil, gadis kecil itu langsung berlarian menghampiri Malvin dan Elena. "Oma.... Opaa!."

    "Hai, sayang." Elena berjalan selangkah dan menggendong Stevia. "Oma sangat merindukan kamu!."

    Stevia terkikik geli ketika Elena menggelitikinya. "Aku juga merindukan Oma."

    "Sekarang giliran Opa yang akan menggendong cucu kesayangan kita ini." Kata Malvin mengambil alih Stevia dari gendongan Elena, sebelum akhirnya memutar gadis kecil itu diudara. Melihat Malvin yang terus menggendong Stevia dan mengajaknya bermain, rupanya membuat ketiga gadis yang akan beranjak dewasa itu merasa cemburu.

    Kayla adalah orang pertama yang melipat kedua tangannya didada, dengan sebelah alisnya yang terangkat ke atas, gadis itu pun buka suara. "Daddy, jangan egois! Kita semua juga ingin menggendong Stevia."

    "Iya, kakak benar! Daddy, kami juga ingin memperkenalkan diri." Imbuh Keyla, sementara Evelina hanya tersenyum menatap memperhatikan Stevia yang sudah membenamkan wajahnya di leher Malvin.

    "Daddy akan menggendongnya, karena dia tidak suka orang asing." Jawab Malvin, dia menunjuk pada ketiga putrinya dan memperkenalkan mereka pada Stevia dengan suaranya yang lembut. "Stevia, mereka bertiga adalah Bibi kalian, ini Bibi Kayla dan ini Bibi Keyla, mereka kembar dan ini Bibi Evelina. Mereka semua adalah adik perempuan Daddymu. Mereka akan sangat menyayangimu dan menghujani kamu dengan banyak cinta."

    Stevia mengangkat kepala kecilnya. "Hai Bibi Kayla.... Hai Bibi Keyla dan hai Bibi Evelina, aku Stevia. Senang bertemu dengan kalian."

    "Astaga, bukankah dia sangat menggemaskan?." Kata Kayla memuji, lalu mengulurkan tangannya untuk menggendong Stevia, tetapi Malvin menepis tangannya.

    "Dia nyaman di pelukan Daddy." Katanya, tak mau berbagi.

    Semua orang yang ada di sana, tentu saja tertawa melihat anak dan Ayah itu.

    **

    Beberapa menit kemudian, mereka sudah duduk didepan meja makan. Dan Malvin tetap tidak mau lepas dari Stevia, pria paruh baya itu bahkan ingin menyuapi Stevia, alih-alih mengisi perutnya sendiri.

    Keyla terkekeh kecil saat melihat ayah mereka. "Mommy, aku rasa Daddy ingin baby."

    Mendengar hal itu, Elena tertawa. "Daddy kalian memang sangat menyayangi anak-anak, kalian seharusnya melihat bagaimana dia menjadi ayah yang selalu terlibat ketika mengurus kalian semua. Dan Mommy pikir, itu sebabnya Kenan akan menjadi ayah yang sangat baik karena dia belajar dari Daddy yang terbaik."

    Tak berapa lama, pelayan datang dan menyajikan makanan yang telah disiapkan, bahkan Elena juga ikut berkutat di dapur dengan para pelayan nya.

    

    Ketika mereka telah mulai untuk makan malam, Kayla menoleh kearah Bella. "Kak Bella, aku dengan sekarang kakak menjadi seorang pengacara. Kakak tahu? Aku sangat terkesan... bagaimana kakak bisa mencapainya di saat kakak juga harus mengurus putri kakak sendirian?."

    Bella menundukkan pandangan dan Kayla yang melihat hal itu berpikir jika mungkin pertanyaannya telah melampaui batas. Jadi, gadis itu pun kembali buka suara. "Kakak tidak perlu menjawabnya kalau kakak tidak mau—"

    "Sangat sulit untuk semua itu." Kata Bella mulai mengakui dengan suaranya yang terdengar pelan. "Ada waktu, dimana aku harus bekerja tiga kali lebih keras daripada orang lain, tapi aku tahu apa yang aku inginkan. Dan semangat ku yang telah memberikan aku kekuatan untuk terus maju."

    Bella ingin mengatakan bahwa keinginan untuk balas dendamnya yang telah memacu dirinya untuk bekerja lebih keras, tetapi dia berhasil menghentikan perkataannya sebelum keceplosan.

    "Kamu wanita yang kuat, Kak Bella. Kamu juga sudah berhasil merawat Stevia sampai seperti saat ini." Kata Kayla.

    "Jadi, kapan kalian berdua akan menikah?." Keyla tiba-tiba bertanya dan keheningan menyelimuti mereka.

    Kenan melayangkan tatapan tajamnya ke arah adik-adik perempuannya. "Itu bukan urusan kalian, tapi nanti kami akan melakukannya. Aku masih memutuskan apakah pernikahan dulu atau anak kedua dulu." Jawabnya cepat.

    

    Perasaan aneh merayapi diri Bella, dia terlihat gugup, salah tingkah dan segera meminum segelas air putih untuk mendinginkan pikirannya.

    "Apa Mommy merasa kepanasan? Wajah Mommy memerah." Kata Stevia dan Bella tidak tahu harus menjawab seperti apa.

    "Tidak, Sayang. Mommy baik-baik saja." Jawab Bella dan tersenyum.

    "Kalau di pikir-pikir, Mommy setuju... karena Mommy juga ingin punya cucu lagi. Jangan buang-buang waktu. Kalian lebih baik segera memiliki momongan lagi dan rumah ini akan ramai dengan anak-anak yang berlarian." Kata Elena dan Bella tersipu malu.

    Mereka terus bercanda dan mengobrol tentang ini dan itu saat makan malam. Suasana menjadi tidak sunyi dan tidak membosankan seperti beberapa keluarga kaya lainnya yang mengikuti aturan bahkan saat makan bersama keluarga.

    Duduk di tengah-tengah keluarga yang harmonis itu, Bella merasakan kehangatan yang terpancar dari keluarga itu. Wanita itu sesekali tersenyum sendiri. Keluarga Narendra selalu menjadi keluarga yang penuh kasih.... keluarga yang Bella kagumi dan dia ingin memiliki keluarga seperti itu sendiri.

    Keinginan itu Bella bayangkan sebelum dia tahu tentang Malvin yang telah menjebloskan ayahnya— Justine Hamilton ke penjara untuk seumur hidupnya

1
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Asyik banget, thor! Makin sering update dong.
Jayrbr
Gak sabar menunggu kisah selanjutnya. Aku ingin tahu apa yang terjadi berikutnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!