Dewa adalah seroang Tentara Bayaran yang sangat disegani oleh musuh-musuhnya didunia hitam, dia tergabung dalam pasukan ibils neraka bersama empat temannya.
setelah merasa pekerjaannya terlalu berbahaya dia kemudian memilih pensiun setelah terakhir kali mereka menyelamatkan seorang Dokter yang Cantik.
Setelah menajalani masa pensiunnya ternyata Dewa masih terlibat dengan berbagai masalah yang datang dari masa lalunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon black urang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Duel
Pimpinan teroris tersebut bernama "Raziel", seorang yang sangat kejam dan berambisi. Ia memiliki rencana untuk menghancurkan dunia dan membangun kembali dengan cara yang sangat kejam.
Raziel terkejut setelah mengetahui bahwa musuh yang dia hadapi adalah Pasukan Iblis Neraka, yang paling ditakuti dan menjadi legenda di dunia tentara bayaran.
"Kamu... kamu adalah Pasukan Iblis Neraka," kata Raziel dengan terkejut. "Saya tidak percaya bahwa kamu bisa mencapai tempat ini."
"Kami adalah Pasukan Iblis Neraka," kata Dewa dengan percaya diri. "Dan kami akan menghentikan rencana kamu untuk menghancurkan dunia."
Raziel tersenyum dengan kejam. "Kamu tidak bisa menghentikan saya," katanya. "Saya memiliki rencana yang sangat baik dan saya akan melaksanakannya dengan apa pun."
Dewa tersenyum dengan percaya diri. "Kita akan lihat," katanya. "Ayo, kita mulai."
Dewa dan Raziel terus berkelahi dengan sangat sengit. Mereka berdua memiliki kemampuan beladiri yang sangat baik dan sama-sama ingin mengalahkan lawan mereka.
Raziel menggunakan teknik beladiri yang sangat kejam dan tidak mempedulikan nyawa lawannya. Ia menggunakan senjata tajam dan berusaha untuk menusuk Dewa dengan cara yang sangat kejam.
Dewa, di sisi lain, menggunakan teknik beladiri yang sangat cepat dan efektif. Ia menggunakan kecepatan dan kekuatan untuk mengalahkan Raziel dan berusaha untuk menghindari serangan kejam Raziel.
Tiba-tiba, Raziel berhasil menyabet Dewa dengan pisau yang sangat tajam. Dewa terkejut dan merasa sakit yang sangat hebat. Ia jatuh ke tanah dengan sangat lemah dan tidak bisa bergerak.
Raziel tersenyum dengan kejam dan berusaha untuk menusuk Dewa dengan pisau yang sama. Dewa berusaha untuk menghindari serangan tersebut, tetapi ia terlalu lemah dan tidak bisa bergerak.
Tiba-tiba, Dewa ingat kata-kata yang pernah dikatakan oleh Kak Zizau, "Jangan pernah menyerah, karena kemenangan selalu ada di depan mata."
Dewa berusaha untuk bangun dan melawan Raziel. Ia menggunakan kekuatan yang terakhir untuk mengalahkan Raziel dan membuatnya jatuh ke tanah.
Dewa berdiri di atas Raziel dengan sangat percaya diri dan berusaha untuk mengambil dokumen rahasia yang Raziel simpan.
"Kamu kalah," kata Dewa dengan percaya diri. "Sekarang, aku akan mengambil dokumen rahasia yang kamu simpan. Dunia akan selalu punya cara sendiri untuk berubah tanpa harus campur tangan orang sepertimu."
Raziel terbaring di tanah dengan sangat lemah dan tidak bisa bergerak. Ia hanya bisa melihat Dewa dengan sangat marah dan tidak bisa berbicara.
Dewa kemudian mengambil pisau milik Raziel sendiri dan memotong lehernya dengan sangat cepat dan efektif. Raziel langsung meninggal dan tidak bisa bergerak lagi.
Dewa kemudian mendekati brangkas rahasia milik Raziel dan membukanya dengan sangat mudah. Ia mengambil dokumen rahasia yang Raziel simpan dan memeriksa isinya dengan sangat teliti.
Dokumen rahasia tersebut berisi informasi tentang rencana Raziel untuk menghancurkan dunia dan membangun kembali dengan cara yang sangat kejam. Dewa merasa sangat lega karena telah berhasil menghentikan rencana tersebut.
Dewa kemudian meninggalkan tempat tersebut dan kembali ke markas Pasukan Iblis Neraka. Ia memberikan dokumen rahasia tersebut kepada Zizau dan memberitahu tentang keberhasilan misinya.
Zizau sangat bangga dengan Dewa dan memberikan pujian atas keberhasilannya. Dewa merasa sangat lega dan bangga karena telah berhasil menyelesaikan misinya dengan sangat baik.
Setelah Dewa mengalahkan Raziel dan mengambil dokumen rahasia, ia dan Pasukan Iblis Neraka merasa lega karena misi mereka berhasil. Namun, ketika mereka sedang merayakan kemenangan, mereka menyadari bahwa Dude tidak ada di antara mereka.
Mereka mencari Dude di seluruh area, tetapi tidak menemukannya. Kemudian, mereka menemukan jejak darah yang menuju ke sebuah ruangan tersembunyi. Di dalam ruangan tersebut, mereka menemukan Dude yang terluka parah dan terikat oleh tangan kanan Raziel, Viktor.
Viktor mengancam Dewa dan Pasukan Iblis Neraka bahwa jika mereka tidak menyerahkan dokumen rahasia, maka Dude akan dibunuh. Dewa dan Pasukan Iblis Neraka sangat terkejut dan marah ketika mereka melihat Dude dalam keadaan tersebut.
Mereka langsung memutuskan untuk melaksanakan misi penyelamatan untuk menyelamatkan Dude. Mereka mulai merencanakan strategi untuk mengalahkan Viktor dan menyelamatkan Dude.
Setelah Dewa membunuh Raziel, Viktor yang merupakan tangan kanan Raziel merasa marah dan ingin membalas dendam. Ia menculik Dude dan mengancam Dewa dan Pasukan Iblis Neraka bahwa jika mereka tidak menyerahkan dokumen rahasia yang mereka ambil, maka Dude akan dibunuh.
Dewa dan Pasukan Iblis Neraka sangat terkejut dan marah ketika mereka menerima pesan dari Viktor. Mereka langsung memutuskan untuk melaksanakan misi penyelamatan untuk menyelamatkan Dude.
Mereka mulai merencanakan strategi untuk mengalahkan Viktor dan menyelamatkan Dude. Dewa tahu bahwa Viktor adalah seorang prajurit yang sangat tangguh dan memiliki kekuatan yang sangat besar.
"Kita harus berhati-hati," kata Dewa kepada Pasukan Iblis Neraka. "Viktor tidak akan menyerah begitu saja. Kita harus memiliki rencana yang baik untuk mengalahkannya."
"Benar," kata Adam. "Kita bisa menggunakan kelemahan Viktor untuk mengalahkannya. Apa kelemahan Viktor, Dewa?"
"Viktor memiliki kelemahan pada bagian kiri tubuhnya," kata Dewa. "Kita bisa menggunakan kelemahan itu untuk mengalahkannya."
Dengan rencana yang telah disusun, Dewa dan Pasukan Iblis Neraka memulai pertarungan melawan Viktor. Mereka menggunakan kelemahan Viktor pada bagian kiri tubuhnya untuk mengalahkannya.
Pertarungan tersebut sangat sengit dan berlangsung selama beberapa jam. Dewa dan Pasukan Iblis Neraka harus menggunakan semua kekuatan dan kemampuan mereka untuk mengalahkan Viktor.
Dewa dan Viktor berhadapan di tengah ruangan, keduanya siap untuk bertarung. Dewa mengambil posisi siap, sementara Viktor mengeluarkan senjata tajam dari balik punggungnya.
"Kamu adalah pembunuh Raziel," kata Viktor dengan nada marah. "Kamu akan membayar atas kematian Raziel!"
"Raziel telah memilih jalan yang salah," jawab Dewa.
"Ia telah membunuh banyak orang yang tidak bersalah. Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan."
Viktor mengeluarkan teriakan marah dan menyerang Dewa dengan senjata tajamnya. Dewa menghindari serangan tersebut dengan mudah dan membalas dengan pukulan yang kuat.
Viktor terjatuh ke tanah, tetapi ia segera bangun dan menyerang Dewa lagi. Keduanya bertarung dengan sangat sengit, saling memukul dan menendang.
Sementara itu, Zizau, Adam, dan Martin bertarung dengan sisa anak buah Viktor di ruangan lain. Mereka bertarung dengan tangan kosong, menggunakan kemampuan beladiri mereka untuk mengalahkan lawan.
"Kita harus mengalahkan mereka dengan cepat!" teriak Zizau. "Dewa sedang bertarung dengan Viktor!"
Adam dan Martin mengangguk dan mempercepat serangan mereka. Mereka berhasil mengalahkan beberapa anak buah Viktor, tetapi masih ada beberapa yang belum terkalahkan.
Kembali ke pertarungan antara Dewa dan Viktor, keduanya masih bertarung dengan sangat sengit. Viktor mengeluarkan senjata tajamnya lagi dan menyerang Dewa dengan sangat cepat.
Dewa menghindari serangan tersebut dengan susah payah, tetapi ia segera membalas dengan pukulan yang kuat. Viktor terjatuh ke tanah lagi, tetapi ia masih belum menyerah.
"Raziel akan selalu hidup dalam hatiku!" teriak Viktor. "Aku akan melanjutkan perjuangannya!"
Dewa mengeluarkan senyum dingin. "Aku tidak akan membiarkan itu terjadi," katanya. "Aku akan menghentikanmu sebelum kamu bisa melanjutkan perjuangan Raziel."
Dewa dan Viktor kembali bertarung dengan sangat sengit. Keduanya saling memukul dan menendang, tidak ada yang mau menyerah.
Viktor menggunakan semua kemampuan beladirinya untuk mengalahkan Dewa, tetapi Dewa terlalu kuat. Dewa menggunakan kekuatan dan kemampuan beladirinya untuk mengalahkan Viktor.
Setelah beberapa menit bertarung, Viktor mulai kelelahan. Dewa melihat kesempatan ini dan memutuskan untuk mengakhiri pertarungan.
Dengan satu pukulan yang kuat, Dewa mengalahkan Viktor. Viktor jatuh ke tanah, tidak bisa bergerak lagi.
Dewa berdiri di atas Viktor, menatapnya dengan dingin. "Perjuangan Raziel telah berakhir," katanya. "Kamu tidak akan bisa melanjutkannya lagi." Dengan gerakan yang cepat Dewa mengeluarkan pistol yang tergantung dipinggangnya, menarik pelatuk "dor dor dor....." Tiga buah peluru menembus kepala, leher dan dada Viktor.
Lalu tanpa menoleh dia mengatakan kepada rekan-rekannya "ayo kita selamatkan Dude dan tinggalkan tempat ini secepatnya".
*****
Sementara itu, Zizau, Adam, dan Martin telah mengalahkan sisa anak buah Viktor. Mereka berempat kembali berkumpul, menatap Viktor yang tergeletak di tanah.
Kita telah menyelesaikan misi," kata Zizau. "Sekarang, kita harus kembali ke markas dan melaporkan hasil misi".
Dewa mengangguk, menatap Viktor dengan dingin. "Kita telah menghentikan perjuangan Raziel," katanya. "Sekarang, kita harus cepat tinggalkan tempat ini sebelum ada ancaman lainnya."
Setelah mengalahkan Viktor, Dewa dan Pasukan Iblis Neraka langsung menuju ke tempat Dude dipenjarakan. Mereka menemukan Dude terikat dengan tali dan tergeletak di lantai.
"Dude, kita datang untuk menyelamatkanmu!" kata Dewa, memotong tali yang mengikat Dude.
Dude mengangguk, masih terlihat lemah. "Terima kasih, Dewa... aku tidak bisa bergerak..."
Zizau, Adam, dan Martin langsung membantu Dude berdiri. Mereka memapahnya keluar dari ruangan, meninggalkan markas kelompok Hamara.
"Kita harus segera meninggalkan tempat ini," kata Zizau. "Kelompok Hamara pasti akan mengirimkan bantuan untuk menghentikan kita."
Dewa mengangguk, memimpin kelompoknya keluar dari markas kelompok Hamara. Mereka berjalan dengan cepat, memapah Dude yang masih terlihat lemah.
Setelah beberapa menit berjalan, mereka akhirnya mencapai kendaraan mereka. Mereka langsung memasuki kendaraan dan memulai perjalanan kembali ke markas Pasukan Iblis Neraka.
Dude masih terlihat lemah, tetapi ia mengangguk dengan senyum. "Terima kasih, teman-teman... aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika kalian tidak menyelamatkan aku..."
Dewa dan Pasukan Iblis Neraka tersenyum, membalas senyum Dude. Mereka tahu bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang baik, dan bahwa mereka telah menyelamatkan teman mereka.
Setelah meninggalkan markas kelompok Hamara, Dewa dan Pasukan Iblis Neraka langsung menuju ke bandara untuk kembali ke negara mereka. Mereka membawa Dude yang masih terlihat lemah dan memerlukan perawatan medis.
Sesampainya di bandara, mereka langsung menuju ke rumah sakit terdekat untuk merawat Dude. Dokter dan perawat rumah sakit langsung merawat Dude dan memberikan perawatan medis yang diperlukan.
Dewa, Zizau, Adam, dan Martin menunggu di ruang tunggu rumah sakit, menunggu kabar tentang kondisi Dude. Mereka semua terlihat khawatir dan cemas tentang kondisi Dude.
Setelah beberapa jam menunggu, dokter keluar dari ruang perawatan dan memberikan kabar tentang kondisi Dude. "Dude dalam kondisi yang stabil, tetapi ia masih memerlukan perawatan medis yang intensif," kata dokter.
Dewa dan Pasukan Iblis Neraka menghela napas lega, mendengar kabar bahwa Dude dalam kondisi yang stabil. Mereka semua berterima kasih kepada dokter dan perawat rumah sakit yang telah merawat Dude.
Mereka semua memutuskan untuk tinggal di rumah sakit untuk merawat Dude dan memastikan bahwa ia sembuh dengan baik. Mereka semua berjanji untuk selalu menjaga dan melindungi Dude, seperti yang mereka lakukan sebelumnya.
Hari-hari berikutnya, Dewa dan Pasukan Iblis Neraka terus merawat Dude di rumah sakit. Mereka bergantian menjaga Dude dan memastikan bahwa ia sembuh dengan baik.
Dude sendiri mulai membaik, ia bisa berbicara dan bergerak lagi. Ia sangat berterima kasih kepada Dewa dan Pasukan Iblis Neraka yang telah merawatnya dengan baik.
"Terima kasih, teman-teman," kata Dude dengan suara yang masih lemah. "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kalian tidak merawatku."
Dewa dan Pasukan Iblis Neraka tersenyum dan membalas senyum Dude. Mereka semua sangat bahagia melihat Dude sembuh dengan baik.
Sementara itu, Zizau mulai memikirkan tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia tahu bahwa kelompok Hamara masih ada dan bisa saja melancarkan serangan lainnya.
"Kita harus tetap waspada," kata Kak Zizau kepada Dewa dan Pasukan Iblis Neraka. "Kelompok Hamara bisa saja melancarkan serangan lainnya."
*****
(BERSAMBUNG)