NovelToon NovelToon
EMERIS SANG PEWARIS

EMERIS SANG PEWARIS

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:322
Nilai: 5
Nama Author: Nens

Ada sebuah rahasia besar dibalik sosok M, seorang dance crew populer di Surabaya dan sekitar Jawa Timur. Sosok yang misterus dan di puja banyak kaum hawa itu nyatanya memilih menjadi pelampiasan sang selebgram cantik asal Surabaya, Miki namanya.
Miki yang baru saja ditinggal pergi pacarnya demi gadis lain pun menerima M sebagai pelampiasan. Ia mengabaikan berbagai macam rumor yang beredar tentang M yang selalu memakai masker hitam ditiap kemunculannya.
Tapi siapa yang akan menyangka, sosok asli dari M si dancer jalanan itu, dancer yang di rumorkan memiliki wajah yang buruk rupa hingga harus menyembunyikan wajahnya di balik masker hitam itu, nyatanya adalah seorang pewaris tunggal dari Misha Corp sebuah perusahaan raksasa yang terkenal di Indonesia. Emeris Misha.
Kisah cinta Miki dan sang pewaris pun memunculkan banyak rahasia besar yang telah terkubur dalam pada keluarga Misha.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nens, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28

"Oh, iya. Bentar lagi Papi ada gala dinner di hotel Jakarta. Ada banyak pemimpin perusahaan asing lain. Kalau kamu mau, kamu bisa ikut. Siapa tahu kamu bisa kenalan sama beberapa pimpinan perusahaan yang bisa kamu gaet jadi partner buat ngembangin game MCKO," Guan menawarkan sedikit bantuan.

Emeris diam untuk beberapa detik. Ia sedang memikirkan tawaran sang Papi. Ada baiknya juga ia menghadiri gala dinner para pimpinan perusahaan itu. Seperti apa yang papinya bilang, ia bisa menggaet beberapa investor nantinya.

"Ok, Pap!" sanggup Emeria setuju.

Guan tersenyum sumringah. "Julian! Thomas!" serunya kemudian memanggil 2 orang kepercayaan para penguasa perusahaan itu.

Yang di panggil pun segera mengambil langkah cepat menghampiri sepasang bos dan anak itu.

"Iya, Presdir?" sahut Julian dan Thomas nyaris berbarengan.

"Julian, kamu pesenin tiket pesawat ke Jakarta buat Emeris. Cari yang jam terbangnya bareng sama jam terbang saya. Terus Thomas, bantu Emeris siap-siap. Oh iya, Julian...,ambil penerbangan tercepat ya," Guan membagi perintah.

"Baik, Presdir!" sanggup Julian dan Thomas sekali lagi hampir bersamaan.

"Emeris, siap-siap dulu," sang CEO muda itu berdiri.

"Ok. Papi masih mau disini. Nanti kita berangkat sama-sama ke bandara," ucap Guan.

Emeris mengangguk kemudian melangkah pergi, di ikuti Thomas setelah ia memberi salam pamit kepada Presdirnya.

Sepertinya Emeris melupakan sesuatu hal yang sedari tadi mengganggunya. Ia lupa akan HP M. Dan tentunya Miki. Pikirannya sekarang dipenuhi tentang gala dinner serta investor yang dapat ia dapatkan.

*****

JEPRET! JEPRET!

"Kak, senyum dikit!" pinta Pooh.

"Nggak nafsu!!" sambar Miki yang makin menggarangkan wajahnya.

"Ck!" Pooh mendecak. Ia menghentikan kegiatannya, menurunkan kamera dari depan wajahnya. "Professional dikit donk!" protesnya kemudian.

"Hhh..., biasanya juga nggak pakek senyum juga fine-fine aja."

"Iya. Tapi mukanya nggak kek mau nelen onta gitu!"

"Mana muat aku nelen onta!" sambar Miki.

"Nggak usah ngegas napa!" balas Pooh.

Miki diam sesaat. Ia memandangi Pooh seakan mengoreksi diri. Ia baru sadar dengan nada tinggi yang ia lontarkan kepada adiknya.

"Kalo lagi PMS nggak usah diliat-liatin gitu napa," ucap Pooh lagi.

"Aku nggak PMS!"

"Lha itu? Sedari pulang sekolah ngamuk mulu bawaannya."

Lagi-lagi Miki diam. Perkataan Pooh sekali lagi membuatnya tersadar akan perangainya seharian ini. Ia uring-uringan tidak jelas. Semua itu karena ulah 1 orang. Orang yang bilang akan menjadi penjaganya.

Penjaga pos kamling maksud dia? Penjaga apaan, nyatanya ngilang gini abis jadian!Dumel Miki dalam hati.

"Kenapa ribut?" tanya mama yang baru saja masuk ruangan pemotretan itu.

"Tau tuh, kakak. Nggak niat banget!" sahut Pooh terlihat kesal.

Miki membuang muka sambil mendesah berat.

"Kenapa? Lagi nggak mood? Ya udah nggak apa-apa. Selesain dulu pemotretan baju yang kamu pakek. Abis itu yang belum di foto sisihin. Lanjut besok!" perintah mama yang otomatis membuat kedua anaknya melongo.

Hampir tidak pernah keduanya melihat sikap macam ini dari bos mereka itu. Biasanya mama akan marah apabila pemotretan tidak bisa selesai sesuai target. Nah,ini? Ini malah diperbolehkan untuk dilanjutkan besok.

Miki dan Pooh saling berpandangan dengan bingung. Pooh mengisyaratkan kakaknya untuk menanyakan apa yang sudah terjadi pada sang mama hingga mampu bersikap lembut macam itu.

Miki mengangguk, menuruti perintah Pooh.

"Ma...," panggil Miki hati-hati.

"Iya? Kenapa?" tanya Mama dengan wajah halus.

"Mama.... Kenapa? Tumben...,boleh dilanjut besok?"

"Ah iya! Mama lupa ngasih tahu. Kita makan malem di luar. Abis ini...,jam setengah enam atau jam enaman. Gitu papa pulang pokoknya," jelas mama dengan senyum sumringah.

"Makan diluar? Tumben?" tanya Miki dengan senyum tidak percaya. Itu karena keluarganya memang sangat jarang makan diluar.

"Sebenernya udah dari kemarin rencananya. Tapi nggak jadi soalnya kamu lagi nginep dirumah Olive. Jadi ya di ganti sekarang," jelas mama.

Miki dan Pooh kembali saling pandang. Keduanya sama-sama tersenyum penuh keheranan mendengar penjelasan mamanya.

"Eh, kalian beres-beres gih. Abis itu mandi. Papa lagi di jalan mau pulang. Jadi nanti papa dateng, terus mandi. Abis itu kita berangkat. Mama mau mulangin karyawan dulu," Mama pun pergi begitu menginteruksi anak-anaknya.

Untuk sekian detik, kakak beradik itu masih terdiam ditempat. Tidak percaya dengan apa yang baru mereka dengar. Makan malam diluar? Itu suatu hal yang sangat jarang terjadi. Pasti ada sesuatu hal yang spesial hingga mama dan papa keduanya mengajak makan malam diluar.

Miki melirik Pooh curiga.

Pooh menyadiri dirinya tengah dipandangi sang kakak. "Apaan?" tanyanya risih kemudian.

"Kamu.... Kamu abis menang kompetisi photografiya?" tanya Miki tanpa tedeng aling-aling.

Pooh menggeleng cepat. "Kakakndiri? Abis ngapain?" ia balik bertanya dengan curiga.

"Nggak ngapa-ngapain," jawab Miki jujur.

Keduanya kembali saling pandang satu sama lain.

"Hhh.... Ok lah! Mungkin ini rejeki kita," Miki menyerah mencari tahu. Ia pun berjalan ke arah tumpukan baju yang sudah ia kenakan untuk pemotretan.

"Hmm...," balas Pooh yang juga ikut membantu sang kakak berberes.

Beberapa menit kemudian keduanya pun selesai dengan acara berberes ruang pemotretan. Sekarang keduanya masuk ke dalam rumah, naik tangga dan masuk kedalam kamar masing-masing. Bergantian menggunakan kamar mandi atas dan bersiap-siap untuk acara dinner keluarga.

Sesuai apa yang dikatakan sang mama. Ketika Miki dan Pooh tengah bersiap di kamar masing-masing. Sang Papa pun datang. Ia langsung mandi dan menyiapkan diri untuk acara makan malam syukuran kenaikan jabatannya.

Ia juga memastikan bahwa sang istri belum mengatakan apapun tentang kenaikan jabatannya kepada anak-anak mereka. Jadi, biar dirinya sendirilah yang akan mengumumkan berita bahagia itu ketika mereka tengah menikmati makan malam.

Mobil pun segera melaju begitu semua anggota keluarga sudah masuk  kedalam mobil. Di mobil, papa memeriksa baju yang dikenakan oleh anak-anaknya.

Miki dengan pilihan minidress navy rancangan mamanya, di tambah spatu ketz putih polos. Pooh dengan kemeja denim lengan pendeknya dan juga celana jeans ketat.

Dalam hati, papa bersyukur anaknya memilih baju yang sangat cocok bila dibawa ketempat yang akan mereka tuju. Jangan tanya sang istri memakai baju apa, tentunya baju sang istri tidak kalah elegannya. Karena ia tentunya sudah tahu tujuan dinner malam ini.

Mata Miki memandangi gedung-gedung tinggi yang berada di sepanjang jalan yang mereka lewati. Sering kali ia merasa penasaran dengan apa saja yang berada di dalam gedung-gedung tinggi nan megah itu.

Ia juga sangat penasaran, bagaimana pemandangan Surabaya malam saat di pandang dari lantai tertinggi gedung itu.

Secara, walau keluarga Miki tergolong keluarga cukup berada, tapi keluarganya tidak pernah sekalipun berkunjung ketempat mewah semacam gedung yang berjajar di sepanjang jalan.

Gedung tertinggi yang pernah ia datangi hanyalah mall Tunjungan Plasa.

"Pa?" panggil Miki dengan mata yang masih memandangi pemandangan jalan.

"Iya?" sahut sang papa sambil menyetir.

"Kita mau makan dimana? Rumah makan yang dulu enak pa," Miki memberi saran.

"Kamu mau makan di rumah makan yang kemaren itu?" tanya papanya.

"Iya. Makanannya enak pa."

"Aku juga mau pa. Itu makanannya emang enak pa," sahut Pooh setuju.

Mama yang mendengar perkataan kedua anaknya pun tersenyum geli. Merasa lucu. Dalam hati ia merasa tidak sabar melihat bagaimana reaksi keduanya ketika tahu tempat dinner keluarga kali ini.

"Hmm..., padahal papa mau ngajak ketempat yang lain. Makanannya jelas lebih enak!" sahut Papa sedikit menggoda.

"Emang kemana sih pa?" Miki semakin penasaran.

"Sebentar lagi sampai."

1
naotaku12
Aku suka banget ceritanya, terus berinovasi ya thor!
Kruzery
Menggugah perasaan
I'm Nens: terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!