WARNING :
NOVEL INI TEMA WESTERN.
LETHICIA KANZANEVAA GRIGOR, dua puluh lima tahun. Wanita blasteran Spanyol-Rusia yang memiliki paras cantik, berambut panjang bergelombang sangat indah.
Sedari kecil Lethicia sangat menyukai membuat keramik untuk hiasan rumah.
Karena sering mengikuti pameran bergengsi itulah yang mengantarkannya berkenalan dengan laki-laki bernama Assensio Montana. Salah satu pewaris kerajaan bisnis Montana.
Tapi, Kebahagiaan itu terenggut beberapa minggu yang lalu. Assensio meninggalkan Lethicia untuk selama-lamanya karena kecelakaan pesawat tentu saja kejadian itu membuat Lethicia sangat syock.
*
ALVARO MONTANA, tiga puluh dua tahun. Merupakan putra tertua Montana. Memiliki dendam pada ayahnya serta adiknya. Namun semuanya berubah saat takdir mempertemukan nya dengan istri mendiang adiknya Lethicia.
Bagaimana selanjutnya?
yuk ikuti terus kelanjutannya 🙏
Jangan lupa KIRIM VOTE LIKE KOMEN KOPI DAN BUNGA YA🙏🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENGINGATKAN
MASIH MAU UP LAGI NGAK? VOTE DONG KAKAK2 🙏
Alvaro menarik tangan Lethicia menjauh dari ayahnya.
"Lethicia, apa kau yakin dengan apa yang kau ucapkan?", tanya Alvaro menatap intens kedua netra Lethicia yang terlihat sayu dengan lingkaran menghitam di bawah matanya. Nampak sekali Lethicia seperti kelelahan.
Lethicia tidak mengatakan apapun, ia hanya menganggukkan kepalanya pelan. Wajah itu terlihat muram tak bercahaya.
"Apa kau sedang sakit? kau terlihat sangat pucat", ucap Alvaro menempelkan tangannya pada kening Lethicia.
"Sebaiknya kau pulang. Kau bahkan belum mengganti pakaian mu. Aku akan mengantarmu pulang", ucap Alvaro menggenggam tangan Lethicia kembali ketempat Montana.
"Pa...Papa tidak apa-apa kan aku tinggal bersama Leonel?Aku akan mengantar Lethicia pulang. Semalaman Lethi tidak pulang ke rumahnya ia tidur di galeri miliknya", ucap Alvaro pamit pada ayahnya yang terlihat lebih segar.
"Iya, antarlah calon istri mu pulang nak. Jaga dan lindungilah Lethicia. Ia tidak memiliki siapa pun selain kau dan ayah", ucap Montana dengan suara serak.
Alvaro menganggukkan kepalanya. Ia menggengam jemari tangan Lethicia keluar ruangan setelah Lethicia pamit juga kepada Montana.
Saat di luar ruangan Lethicia menarik tangannya dari genggaman Alvaro. Ia tahu tindakan Alvaro seperti itu hanya di depan ayahnya saja. Hanya bersandiwara.
Alvaro sekilas menatap Lethicia yang berjalan di sampingnya. Wanita itu terlihat tidak bersemangat. Tidak ada senyuman sedikit pun diwajahnya.
Saat di lobby..
"Alvaro, aku bisa pulang sendiri. Kau tidak usah mengantarku", ucap Lethicia mengeluarkan kunci mobilnya.
Alvaro mengambil kunci itu dari tangan Lethicia. "Kau pulang bersama ku. Selama aku di Barcelona aku yang akan mengantar dan menjemput mu kerja", ucap Alvaro menarik tangan Lethicia masuk kedalam mobilnya yang sudah ada di depan pintu lobby. Ia memberi perintah pada sopirnya agar membawa mobil Lethicia nanti.
Lethicia sedang Malas berdebat dengan Álvaro, ia hanya diam dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.
Alvaro mengendarai mobil sport berwarna hitam dengan kecepatan sedang. Sesekali ia menatap Lethicia yang menatap keluar jendela.
"Ehem", terdengar dehaman Álvaro.
Lethicia membetulkan posisi duduknya. Ia menyandarkan kepalanya sambil memejamkan matanya perlahan. "Aku sangat lelah", gumamnya sangat pelan namun terdengar sangat jelas oleh Álvaro.
"Tidurlah, aku akan membangunkan mu saat sudah sampai di mansion mu", ucap Alvaro tanpa mengalihkan perhatiannya.
"Hmm..
*
Mobil yang di kendarai Alvaro berhenti di depan pintu mansion tempat tinggal Lethicia dan Assensio. Alvaro merubah posisi duduknya hendak membangunkan Lethicia yang tertidur di sampingnya.
Namun Alvaro mengurungkan niatnya, saat melihat wajah polos Lethicia yang tertidur sangat pulas bersandar dengan posisi tubuh miring menghadap Álvaro.
Alvaro bisa leluasa menatap lekat wajah Lethicia yang sudah dua ini di temui nya.
Wajah itu hari ini terlihat begitu lelah dan murung. Bahkan di sudut matanya terlihat basah.
"Apakah ia menangis?", batin Alvaro sambil menghembuskan nafasnya.
Seperti ada yang menuntun menggerakkan jemari tangannya, hingga Alvaro mengusap lembut wajah Lethicia yang sedang tertidur pulas.
"Kau sangat cantik", ucap Alvaro pelan. Jemari tangannya mengusap lembut bibir Lethicia.
Seakan merasakan ada yang menyentuh wajahnya, Lethicia mengerjapkan kedua matanya hingga menatap tajam Álvaro. "Kau..
"Ehem..", Álvaro berdehem sambil mengusap tengkuknya.
"Kau sudah sampai di mansion mu", ucap Alvaro menyadarkan Lethicia yang masih seperti orang linglung pengaruh tidur.
"Oh..HM, aku lupa. Maafkan aku ketiduran", ucapnya pelan sambil mengusap wajahnya.
Alvaro tersenyum melihatnya. "Masuklah, kau harus istirahat. Setelah pikiran mu jernih kita harus bicara mengenai pernikahan kita", ucap Alvaro.
Lethicia diam tak bergeming. Pikirannya masih begitu kacau. Kepalanya rasanya mau meledak karena tumpukan masalah yang memenuhinya pikiran Lethicia.
"Alvaro... Pernikahan kita hanya di atas kertas saja, bukankah sebaiknya kita hanya menikah antara kita saja tidak ada yang perlu melihat pernikahan itu", ucap Lethicia.
"Tidak. Kita akan menikah secara resmi. Aku tidak mau main-main urusan satu itu. Jika ayah tahu kita tidak menikah yang sebenarnya ia bisa mati cepat", seru Alvaro.
"Iya, tapi kau sudah memiliki kekasih. Bagaimana jika ia tahu? Aku tidak mau kekasih mu datang dan menjambak rambut ku. Aku sudah terlalu banyak masalah, aku tidak mau lagi di tambah dengan masalah sebagai perebut kekasih wanita lain".
"Aku setuju menikah dengan mu karena papa Montana. Ia selalu baik kepada ku selama ini. Aku ingin membalas kebaikannya dengan melihatnya bahagia dan sehat kembali", ketus Lethicia menatap tajam laki-laki di hadapannya.
"Kau tidak usah memikirkan itu, Giselle menjadi urusan ku", jawab Alvaro dengan tegas.
"Awas saja kalau kekasih mu mengancam ku, aku tidak akan tinggal diam", ucap Lethicia dengan tegas.
"Dan satu lagi...kau harus menempati janji mu. Kita tidur terpisah dan aku bebas melakukan apapun. Kau juga segera membayar janji mu untuk membuat karya ku di kenal di negara lain", seru Lethicia panjang lebar.
Huhhh..."Ya ampun Lethicia kau ini cerewet sekali. Pengacara akan membuat surat perjanjian
dan kita sama-sama akan menandatangani nya", jawab Alvaro dengan wajah datar tanpa ekspresi.
"Aku turun sekarang. Tubuh ku benar-benar penat aku ingin berendam", ucap Lethicia absurd.
Alvaro tersenyum mendengar cicitan Lethicia. "Kau mengundangku berendam bersama mu, Lethi? Hm...tentu saja aku tidak keberatan", seloroh Alvaro tersenyum menggoda Lethicia.
"Siapa juga yang mengajak mu...", seru Lethicia melototkan kedua matanya sambil membanting pintu mobil Álvaro.
Lethicia masuk kedalam mansion dengan perasaan dongkol. Alvaro tertawa melihatnya, ia menatap punggung Lethicia hingga hilang dari pandangan matanya.
...***...
KARYA EMILY LAINNYA :
PENGANTIN PENGGANTI
MENJADI YANG KEDUA
FIRST LOVE LAST LOVE
AIR MATA SCARLETT
SERPIHAN HATI ELLENA