NovelToon NovelToon
Penguasa Benua Teratai Biru 2

Penguasa Benua Teratai Biru 2

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Petualangan / Tamat / Kultivasi / Xianxia
Popularitas:22.2M
Nilai: 5
Nama Author: Yudhistira

Merupakan seri kelanjutan dari Novel Benua Teratai Biru vol pertama.

👉 bagi yang baru mampir, silakan baca novel pertama dengan judul yang sama.

_____________

Dunia Kultivator. Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga semua orang berusaha untuk menjadi kuat.

Qing Ruo adalah seorang pemuda yang memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah. Kelemahannya itu menjadi bahan ejekan teman sebayanya.

Tiba-tiba keberadaannya yang dipandang sebelah mata mengejutkan semua orang.

Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? simak dan ikuti terus Sang Penguasa Benua Teratai Biru Vol 2. Semoga tetap suka.

👉 Update setiap hari jam 04.00 WIB.

👉 Mohon tinggalkan jejak, like dan komen.

Terima kasih 🙏.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Meninggalkan Sekte

" Ayah! Apa yang ayah lakukan?" ucapnya kesal saat dirinya tidak bisa bergerak, bahkan kekuatan, dan tingkat kultivasi hilang dari tubuhnya.

She Mei Lu dan  Qing Ling saling berpandangan. Sebelumnya mereka merasa sedikit lega, karena dapat menenangkan Qing Ruyue yang hampir mengamuk. Kini Zilong benar-benar mengamuk, bahkan raugan naga keluar dari tubuhnya.

" Zilong er, tenanglah," ucap She Mei Lu menghampirinya.

" Zilong er, semua orang yang ada di dalam ruangan ini tidak ingin ada yang berdiam diri. Jika kamu membiarkan diri dikuasai oleh emosi,  maka kamu akan benar-benar mengacaukan rencana ayahmu," ucap She Mei Lu sambil memeluknya dengan hangat.

" Ayah...,  lepaskan aku ayah," ucapnya pelan dengan berurai air mata.

" Tenanglah," ucap She Mei Lu sabil terus memeluknya dengan lembut.

" Aku akan melepaskanmu, tapi kamu harus berjanji untuk mendengar kata-kataku!" ucap  Qing Ruo tegas.

Matanya yang sendu menatap ke arah Qing Ruo dengan sedih, lalu mengangguk kecil.

Secara perlahan tingkat kultivasi dan kekuatannya lalu kembali lagi.

" Zilong er, apakah kamu pikir ayah tidak sedih dan tidak marah? Apakah kamu juga berpikir bahwa ayah adalah orang yang menutup mata dengan masalah ini?"

Zilong masih terdiam. Matanya yang memerah sesekali meneteskan air mata.

" Ayah, maafkan aku," ucapnya pelan sambil menatap Yong Jun yang masih memeluk Qing Ruyue.

" Nenek buyut, maafkan aku," ucapnya sekali lagi.

" Jika kamu ingin menyelidikinya, mari kita kembali ke barat," ucap Qing Ruo tenang.

" Baik ayah."

" Ruo er, lalu bagaimana dengan He Long dan yang lainnya?" tanya Qing Ruyue dengan wajah yang masih terlihat sedih.

" Nenek, sebaiknya tunggu hingga masalah ini selesai.  Aku tahu ini salah, namun aku tidak yakin mereka mau mendengar kata-kataku."

Qing Ruyue terdiam.

" Lalu apa yang akan  kita lakukan sekarang?"

" Mari kita pulang ke wilayah barat." sambil menciptakan perisai ruang dan waktu.

Satu persatu mereka lalu memasuki bola transpsaran itu.

" Baik mari kota pergi," ucap Qing Ruo sambil menggerakkan tangannya.

Masih dalam suasana hati yang sedih, mereka lalu meninggalkan ruangan itu.

" Swhus...."  bola transparan itu melesat ke langit menembus apa saja yang di lewatinya.

Di dalam perisai ruang dan waktu.

" Ayah, apakah kita akan tetap menggunakan cara ini? Bukankah ada She Yi?" tanya Zilong saat Qing Ruo terus bergerak naik ke langit membawa mereka meninggalkan wilayah Sekte Gunung Emas.

" Zilong er, tenanglah. Ini hanya sementara. She Yi saat ini telah membawa Hu Shan dan yang lainnya mendahului kita. Jadi ayah minta kamu tetap tenang."

" Baik ayah." dengan sikap seperti anak kecil lalu menghampiri Qing Ruo dan memeluk tangannya.

Setelah bergerak cukup lama mereka akhirnya berada di balik awan.

" Swhus..., Swhus...." Huo Mingzhi dan Huo Zhoudao muncul di hadapan mereka.

" Ayah...., ini?" tanya Zilong terkejut dan penasaran.

" Salam hormat pada tuan muda Qing Zilong," ucap kedua Qilin Api itu bersamaan.

" Ayah... Mereka juga bisa berbicara. Ayah, lingkaran kekuatan mereka...?" dengan wajah takjub.

Di sisinya, Qing Ruyue juga tidak kalah terkejutnya.

" Tuan Muda, Nyonya, pelajarilah teknik ini," sambil mengajarkan teknik mata Qilin Langit dan memberikan kekuatan darahnya.

Di sisi mereka, She Mei Lu, Qing Ling, Yong Jun dan  Qing Ruo menunggu dengan sabar mereka berlatih teknik tersebut.

****

Sekte Gunung Emas.

Beberapa murid yang berjaga di depan pintu gerbang istana Tetua Agung bergegas memasuki ruangan.

Mereka sebelumnya begitu terkejut saat mendengar raungan naga yang bergema dari tempat itu.

Setelah memeriksa tempat itu berulang kali, dan memastikan tempat itu benar-benar aman, dan tidak mencurigakan, prajurit itu lalu kembali lagi ke depan pintu gerbang, dan berjaga.

*****

Di balik awan.

Lima belas menit kemudian, Qing Ruyue dan Zilong akhirnya selesai mempelajari teknik mata Qilin Langit.

Qing Ruo lalu membawa Qing Ling dan Yong Jun naik ke atas punggung Huo Zhoudao, sedangkan  She Mei Lu,  Qing Ruyue dan Zilong naik ke atas punggung Huo Mingzhi.

Setelah semua orang siap, kedua Qilin api itu lalu mulai bergerak meninggalkan tempat itu dengan perlahan. Semakin lama gerakan mereka semakin cepat, hingga mereka melesat seperti angin.

" Swhus... swhus...." kedua kilin api itu melesat membelah awan dan menggetarkannya.

Di atas punggung Mingzhi, Zilong dan Qing Ruyue begitu terkagum-kagum. Pemandangan yang luar biasa itu sedikit menghibur perasaan mereka yang masih begitu sedih.

Tiba-tiba matanya yang indah itu menatap She Mei Lu.

" Youyu er, ini....?"

" Nenek, ada apa?"

" Kilatan hitam keemasan?"

" Maksud nenek?"

" Youyu er, jantung benua teratai biru dihebohkan dengan fenomena munculnya cahya hitam keemasan yang terus bergerak melintasi langit beberapa minggu yang lalu. Apakah ini ada hubungannya dengan hewan langit ini?"

She Mei Lu yang sepertinya memahami hal tersebut menganggukkan kepalanya.

" Nenek, itu adalah salah satu rencana dari adik Ruo. Kilatan cahaya hitam keemasan itu adalah pergerakan Huo Mingzhi yang sengaja menampakan diri. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian sang pembunuh tersebut," ucap She Mei Lu menjelaskan.

Di sisinya, Zilong yang duduk di sisi She Mei Lu terus mendengar percakapan bibi dan nenek buyutnya.

" Ayah benar-benar luar biasa," ucapnya memuji.

" Kamu saja yang nakal. Berani melawan lagi," ucap She Mei Lu sambil melirik kecil.

" Bibi, aku tidak sengaja."

" Kamu harus belajar bersabar. Kan sudah bibi sampaikan sebelumnya,  bahwa ayahmu telah membuat rencana."

" Bibi,  aku akan berusaha belajar untuk menjadi lebih sabar lagi."

" Bagus," ucap She Mei Lu sambil mengusap kepalanya dengan lembut.

Zilong yang sudah tidak sabaran lalu berbicara dengan hewan langit itu.

" Mingzhi, Apakah kamu mendengar suaraku?" Berbicara melalui telepati.

" Tuan Muda Zilong, ada apa?"

" Aku merasakan kekuatanmu di tingkat pendekar Dewa surga. Lalu bagaimana kalian bisa menjadi pelayan ayahku?"

" Tuan muda,  itu adalah sesuatu yang sangat malu untuk diceritakan."

" Baiklah,  tidak masalah. Tapi apakah kecepatan kalian hanya  seperti ini saja ?"

" Apakah Tuan Muda ingin lebih cepat lagi? Karena ini hanya setengah dari kecepatan yang kami gunakan."

" Apa...! Jika dibandingkan dengan kecepatan She Yi, ini berarti  kecepatan mereka sepuluh hingga sebelas kali lipat," batinnya.

" Mingzhi, cukup seperti ini saja,  karena perjalanan kita masih lama."

" Baik tuan muda."

Setelah berbincang-bincang cukup lama dengan Huo Mingzhi, Zilong lalu berbicara dengan She Mei Lu.

" Bibi aku sangat penasaran...." sambil menatap She Mei Lu ragu.

" Penasaran? katakanlah!" dengan senyum lembut.

" Bagaimana cara kita mencari jejak pelaku..."

" Zilong er, sekarang kamu baru berpikir. Tenanglah, semuanya sudah masuk dalam rencana ayahmu. Apakah kamu tidak mengenal ayahmu?"  Sambil menatapnya dengan lekat.

Zilong terdiam lalu menganggukkan kepalanya. " Aku hanya begitu khawatir, hingga tidak dapat berpikir jernih. Bibi, Aku yakin ayah pasti bisa menangkapnya!"

She Mei Lu menganggukkan kepalanya sambil menatap Qing Ruo yang duduk dengan tenang di atas panggung Huo Zhoudao.

" Nenek, Zilong er, beristirahatlah. Biar aku yang berjaga," ucap She Mei Lu.

" Youyu er, biar aku saja. Aku tahu kamu kelelahan."

" Tidak nenek, aku masih kuat."

" Hmm.. Jika demikian, temani aku berbicara."

" Baik nenek. Zilong er, kamu beristirahatlah."

Ziong menggelengkan kepalanya.

" Bibi tenanglah, aku masih kuat. jika sudah lelah, aku akan beristirahat."

" Baiklah," jawab She Mei Lu sambil mengusap kepalanya dengan lembut.

*****

Di tempat lain. Istana wakil pemimpin puncak.

Seorang gadis cantik memasuki halaman istana.

" Putri  Mo Fangyin," ucap para murid yang  berjaga menyapa kedatangannya dengan hormat.

" Apakah tuan muda Zilong ada di dalam?"

" Sepertinya ada,  karena kami tidak melihatnya keluar dari dalam istana. Apa putri ingin menemuinya ?"

Mo Fangyin, Putri wakil pemimpin Puncak gunung Timur itu menganggukkan kepala.

" Baik,  sebentar Putri. Mohon menunggu." sambil memasuki istana.

Tidak lama kemudian, prajurit itu lalu kembali lagi dengan wajah kusut.

" Maaf Putri, sepertinya Tuan muda Zilong tidak ada di tempat."

" Tidak masalah. Baiklah, jika demikian, aku pergi."

" Putri apakah ada sesuatu yang ingin anda sampaikan?"

Mi Fangyin menggelengkan kepalanya, lalu meninggalkan tempat itu.

*****

Di tempat lain.

Lin Feng dan Zheng Li yang ingin menemui Qing Ruyue juga kembali dengan tangan hampa.

" Sepertinya tetua Agung telah pergi, tapi aku ada ide. Walaupun di sekte ada cucu-cucunya yang lainnya, tapi  tetua agung sangat dekat dengan Zilong. Bagaimana kalau kita menemuinya?" ucap Zheng Li.

" Itu ide yang luar biasa. Tetua, mari," ucap Lin Feng sambil bergerak pergi menuju istana wakil pemimpin Puncak gunung utama.

Saat Lin Feng dan Zheng Li mendekati istana tersebut, mereka berdua melihat seorang gadis pergi meninggalkan tempat itu.

" Tetua Zheng Li, bukankah itu Mo Fangyin?"

" Benar." sambil menghampirinya.

" Tetua Lin Feng, tetua Zheng Li," ucap Mo Fangyin menyapa kedua tetua tingkat tinggi tersebut.

" Apakah Putri baru saja menemui Tuan muda Zilong?"

" Benar tetua, aku baru saja mendatanginya,  tapi tidak bertemu dengan orangnya."

" Maksud putri?" tanya Lin Feng heran.

" Tuan Muda Zilong tidak ada di tempatnya."

Lin Feng dan Zheng Li saling berpandangan lalu menganggukan kepalanya.

" Hm.., baiklah. Pilutri, kami pergi," ucapnya sambil meninggalkan Mo Fangyin yang keheranan.

" Tetua,  sepertinya mereka pergi berdua. Apakah kita akan menanyakannya pada Qing He Long?" tanya Lin Feng.

" Aku rasa sudah tidak perlu."

" Baik." jawab Lin Feng sambil kembali ke istananya.

1
Muhammad Rusdi
Lumayan
Muhammad Rusdi
Biasa
Muhammad Alfaruq
parah beneer nie zilong haha. 😂😂
Ian Tazz
Luar biasa
Anonymous
Niok
echa purin
/Good//Good//Good/
Teddy
Luar biasa
Zacky yulianto
bagus
Fransiscus Riawan
Luar biasa
gudang winarto
MANTAP...👍👍👍
Anom Wibisono
Luar biasa
daenk pajokk@
kaisar dewa
daenk pajokk@
kayaknya pelayan Luo Feng juga dulunya
Mas Broww
Luar biasa
Anonymous
keren
Damar Sigit
Luar biasa
musafir
penulisnya semakin hari semakin anjing otaknya, klau aliran hitam pasti sdah perang tampa banyak bicara penulis memang tolol anjing
musafir
ini penulisnya menang otak anj
musafir
ini cerita palibg goblok anjing
☯️꧁༒⫷Loͥngͣ ͫTian ⫸༒꧂☯️
selalu ada cara dan selalu ada jalan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!