Stefani Luna Olivia atau yang biasa di panggil Luna, kaget saat melihat suaminya sedang bercinta dengan wanita lain di kamar mereka.
Exsel Alex Sander, suami Luna dengan tanpa rasa bersalah mengaku jika wanita yang sedang bercinta dengannya itu adalah wanita simpanannya.
"Selama aku berada di luar kota, ini yang kamu lakukan!" ucap Luna emosi.
Dengan tanpa rasa bersalah Alex dan Tania, wanita simpanan suaminya mengakui jika hubungan mereka telah terjalin hampir satu tahun.
Tidak terima atas pengkhianatan yang dilakukan suaminya, Luna menyewa jasa seorang gigolo. David, namanya. Seorang mahasiswa.
Hubungannya yang makin renggang dengan suami, membuat Luna makin dekat dengan David.
Tanpa disadari benih cinta tumbuh diantara mereka. Apakah yang akan Luna lakukan?
Mungkinkah hasrat terlarang mereka dapat terwujud? Novel ini penuh emosi dan air mata. Siapkan cemilan sebelum membacanya.
Note:Harap bijak dalam membaca. Novel ini hanya pemikiran halu penulis. Jangan ditiru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Lima Belas. HTG
"Maaf, aku pamit. Mau duduk di sana."
"Nggak gabung di sini aja, Mbak," ujar Mia.
"Terima kasih. Aku sendiri aja. Senang berkenalan denganmu,Mia."
"Aku juga senang berkenalan dengan, Mbak."
Luna meninggalkan meja David dan Mia. Ia memilih duduk di sudut, jauh dari pandangan David. Luna menarik napas lega saat telah sampai di meja yang ia tuju.
Antara aku dan kamu pasti tidak akan pernah bisa bersatu jika hatimu telah dimiliki orang lain. Apakah Aku lebih baik mengalah dan pergi daripada harus menjadi korban cinta darimu? Sebelum aku makin dalam menyukaimu.
Luna menyantap hidangan yang tadi ia pesan. Setelah menghabiskan makanannya Luna berdiri dan meninggalkan restoran itu.
Luna melihat ke meja yang tadi ditempati David dan Mia, meja itu telah kosong. Luna berjalan menuju kamar mandi, ingin buang air kecil.
Saat akan masuk ke kamar mandi, tangannya ditarik seseorang dan di seret ke sudut gedung. Jalan menuju tangga darurat.
Luna hampir saja berteriak jika tak melihat siapa yang menyeretnya hingga ke tangga darurat.
"David ... kamu mau apa? Mana Mia?" tanya Luna.
David mendekati Luna membuat wanita itu merapatkan tubuhnya ke di dinding. Dengan kedua tangannya David mengukung Luna.
"Kenapa nggak pernah membalas pesannya?"
"Aku sibuk," ucap Luna santai.
"Sesibuk apa kamu, Luna. Sehingga membalas pesan dariku nggak sempat. Padahal aku tau saat itu kamu sedang aktif."
"Ponselku aktif terus karena aku harus membalas pesan rekan kerjaku."
"Oh, aku tau. Bagimu aku nggak ada artinya. Apakah kamu tau, Luna. Tiga hari ini kau kepikiran kamu terus, aku takut Alex menyakiti kamu. Namun ternyata aku salah memikirkan orang yang nggak pernah sedikitpun peduli denganku!"
"David, aku bisa jaga diri. Terima kasih karena telah mengkuatirkan aku. Sekarang sebaiknya kamu kembali. Aku takut Mia nanti curiga."
"Mengenai pekerjaan yang aku janjikan itu, kamu bisa datang besok ke kantor. Akan aku beri tau apa pekerjaanmu."
"Aku ingin bertanya satu hal," ucap David.
"Silakan!"
"Bagaimana perasaan kamu sebenarnya padaku?"
"Perasaan? Emang kamu berharap apa? Kita hanya sebatas hubungan kerja. Aku ini pengguna jasamu." Luna terpaksa menjawab demikian agar David tak berharap atas hubungan terlarang mereka.
"Jadi aku ini hanya lelaki pemuas bagimu."
"Sakit memang sakit rasanya, kecewa memang kecewa yang kudapatkan. Ternyata aku bagimu nggak lebih dari pemuas ranjangmu. Andai rasa ini adalah sebuah dosa, maka biarkan saja sebab, aku tidak mungkin bisa melepaskan dirimu."
"Aku yang salah, karena langsung bermain hati denganmu," gumam David. Ucapan David itu masih dapat didengar Luna.
Luna sadar jika ucapannya itu akan menyakiti David. Namun ia harus mengatakan itu karena Luna juga takur terlibat terlalu jauh dengan perasaannya.
David menunduk, tampak ia sangat kecewa mendengar jawaban dari Luna. Ia tahu perasaan yang tumbuh dihatinya itu salah, karena ia telah memiliki seorang kekasih,tapi ia tak bisa menepisnya.
"David, maaf jika kata-kataku menyakiti kamu."
"Sekeras apa pun aku mencoba berlari dari kenyataan. Sekeras apa pun aku berlari dari takdir. Sekeras apa pun aku mencari jawaban dari semua pertanyaan, jawaban dari semua itu cuma ada satu yaitu kau hanya aku yang terlambat tahu. Kenapa kita harus bertemu di waktu yang salah," ucap David.
"Cinta itu tak harus memiliki. Cinta itu akan hadir disetiap hati seseorang, sekecil apapun itu. Dan cinta itu sebuah keikhlasan agar orang yang kita cintai merasa bahagia & nyaman walau dia tak memilih kita. Itu yang selalu aku tekankan pada diri ku," ujar Luna.
"Kembalilah! Mia pasti menunggumu. Jangan lupa besok ke kantor."
"Luna, aku mohon padamu! Jangan pernah katakan jika hubungan yang kita jalani ini hanya sekadar hubungan kerja. Aku sayang kamu."
"Perasan itu harus kamu kubur, David. Ada Mia di antara kita. Lagi pula aku belum resmi bercerai. Statusku masih istri seseorang."
"Aku nggak bisa."
"Jangan terlalu cepat mengambil keputusan, saat ini kita sama-sama terbuai dengan permainan yang kita ciptakan sendiri. Pergilah! Masih banyak waktu buat bicarakan ini."
"Berjanjilah, jangan pernah mengabaikan pesan atau telepon dariku."
"Baiklah. Mia akan tambah curiga jika kamu lama menghilang." Luna mendorong tubuh David keluar dari tangga darurat.
Bersambung.
mknya mia shrsnya tw bgaimn bersikap sm misua agar bs harmonis rmh tangga nya stlh tw dr omongan misua mia.
dipepet trus biar anknya nempel sama David.
mau buat anaknya jadi pelakor...
David itu gak akan sukses seperti ini klo gak ketemu Luna .
David juga dari dulu mau putus sama Mia ... cuma Mak nya aja yang menghalangi.
kapan Mak nya David dapat hidayah
terus emaknya Mia kena balasannya.
ngerasain klo suaminya masih menyimpan barang mantan pacarnya...
bila perlu sketsa rumahnya biar tau kamarnya .
biar di kirim santet...
sifat ibu David menyebalkan sekali ...