Aku terpaksa mengikuti permainan orang orang kaya dengan meminum satu botol wiski demi uang untuk operasi jantung adikku.
Siapa sangka setelah itu aku terbangun di pagi harinya sudah kehilangan kesucianku, dan yang lebih menyakitkan lagi, aku sama sekali tidak tahu siapa pria yang sudah menodaiku.
Dengan berlinang air mata, aku kabur dari hotel menuju rumah sakit. Aku menangis sejadi-jadinya untuk menghilangkan sesak di dadaku.
Aku Stevani Yunsu bukanlah wanita murahan. Apakah pria itu akan bertanggung jawab atas perbuatan malam itu?
Ikuti cerita novelku...🤗🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💞💋😘M!$$ Y0U😘💋💞, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Zionel ke Kota X
Stevani sudah sampai di tempat kerjanya, ia masuk lewat pintu masuk karyawan. Ia terburu buru menuju kamar gantinya karena ia harus memakai pakaian mini untuk bekerja di klub tersebut. Setelah ia selesai memakai seragam kerjanya, ia pun keluar dari sana. Sial baginya karena langsung bertemu Huber managernya.
"Siang jelang sore pak." sapa Stevani sambil membungkukkan tubuhnya.
"Mendongaklah." pinta Huber.
"Aduh... pasti ngomel lagi." pikir Stevani.
Ia pun mendongak, benar saja Huber langsung mengerutkan keningnya.
"Apa kau pikir bisa menarik tamu dengan wajah pucat seperti ini?" tanya Huber.
"Maaf pak." jawab Stevani.
"Berdandanlah, aku tak mau tahu. Vani... disiplinlah dalam pekerjaanmu." ujar Huber.
"Baik pak, maaf." jawab Stevani lagi.
Huber menggelengkan kepalanya lalu meninggalkan Stevani begitu saja. Stevani menghela nafasnya.
"Dimarahi lagi." ujar Tia teman kerjanya.
"Jika sudah mendengar untuk apa bertanya nona." jawab Stevani.
Tia terkekeh. "Ini... pakailah make up ku."
"Adikku yang marah jika aku berdandan terlalu tebal."
"Zaline sungguh perhatian, tapi ia tak tahu pekerjaan kita menuntut seperti itu."
"Zaline hanya khawatir." jawab Stevani.
Keduanya kembali masuk ke ruang ganti. Stevani mulai mengoles wajahnya lagi dengan make up.
"Van... kau itu cantik. Mengapa tak coba mendekati tamu VIP dan menikah dengannya? Itu bisa membuat kehidupanmu lebih baik. Kau juga bisa membuat Zaline melakukan operasi secepatnya."
"Apa serendah itu pandanganmu terhadapku Tia?"
"Bukan seperti itu, aku hanya ingin kau bahagia Van. Kita mengenal sudah sangat lama, aku sudah tahu seperti apa kau. Kami tidak bisa terus melindungimu di klub ini." ujar Tia.
"Aku bisa menjaga diriku sendiri, kau dan Cia memang selalu membantuku, tapi aku akan berusaha melindungi diri sendiri tanpa bantuan kalian lagi. Maaf jika aku membuatmu tidak nyaman Tia."
"Kau salah paham nona, bukan itu maksudku. Tapi ya sudahlah jangan bahas lagi. Aku duluan ya..."
Stevani menganggukkan kepalanya. Ia duduk di kursi ruang ganti tersebut lalu menundukkan kepalanya dengan sedih.
"Aku tahu, aku selalu membuat kalian kerepotan. Aku sudah beberapa kali mencari pekerjaan yang lebih baik, tapi semuanya tidak sesuai dengan apa yang aku harapkan. Tuhan berilah aku kesabaran dalam hidup ini." pikir Stevani.
Ia pun beranjak dari sana lalu mulai bekerja seperti biasanya.
*****
Zionel dan Alex sudah sampai di kota X. Mereka disambut oleh supir perusahaan cabang perusahaannya di bandara, supir tersebut membuka pintu mobilnya untuk Zionel. Pria itu pun segera masuk ke mobilnya sedangkan Alex duduk di samping pengemudi.
"Pak, apa kita ke hotel?" tanya Alex.
"Ke perusahaan." jawab Zionel seraya menyenderkan tubuhnya lalu memejamkan matanya.
"Baik." jawab Alex seraya menyuruh supirnya menuju perusahaan.
Baru setengah perjalanan, Alex merasa sudah kelaparan. Ia kembali memberanikan diri untuk bertanya pada atasannya.
"Pak Zio... haruskah kita mampir ke rumah makan terlebih dahulu?" tanya Alex.
Zionel membuka matanya lalu melihat jam tangannya. "Cari restoran terdekat." perintahnya seraya kembali memejamkan matanya.
"Baik pak." jawab Alex lagi lalu memerintahkan supir perusahaan untuk mencari restoran mewah di kota tersebut.
Beberapa menit kemudian...
Mereka sampai di restoran mewah, Alex kembali membangunkan Zionel. Pria itu membuka matanya lalu menatap keluar jendela mobilnya.
"Kota ini ternyata semakin berkembang, aku pikir tak ada restoran seperti ini." ujar Zionel.
Alex tersenyum karena atasannya puas dengan pilihan restorannya, ia pun keluar dari mobilnya lalu membukakan pintu mobil Zionel.
Zionel keluar dari mobilnya, ia merapikan jasnya.
"Ajaklah supir itu ikut makan." perintah Zionel seraya melangkahkan kakinya menuju restoran.
Alex pun bertanya pada supir perusahaan tersebut, tapi pria itu tak mau ikut makan bersama mereka. Alex menghela nafasnya lalu segera mengejar Zionel masuk ke dalam restoran.
Alex segera mencari tempat duduk VIP disana, beruntung masih ada meja tersisa yang belum di pesan. Keduanya dibawa pelayan menuju ruangan tersebut.
"Siapa nama supir perusahaan tadi?" tanya Zionel.
"Pak Rohman." jawab Alex.
"Mengapa pak Rohman tidak ikut makan bersama kita, aku yakin ia juga belum makan siang karena menunggu kita di bandara."
"Ia bilang sudah makan pak." jawab Alex.
Zionel tak menanggapi lagi, ia mulai memesan makanannya. Alex tahu atasannya sangat suka seafood, pilihan restoran itu sangat tepat buat Zionel. Dan benar saja, Zionel hampir memesan seluruh seafood yang ada di menu tersebut.
"Pesanlah makananmu Lex." ujar Zionel.
"Sepertinya tak perlu pak, pesanan anda sudah akan memenuhi meja ini." jawab Alex seraya menyeringai.
"Baiklah, aku harap kau bisa menghabiskannya." kata Zionel seraya menutup buku menunya setelah selesai memesan.
Pelayan pun segera meninggalkan mereka setelah selesai mencatat pesanan Zionel.
Setengah jam kemudian, makanan satu per satu memenuhi meja. Alex terbelalak karena yang di pesan Zionel adalah porsi yang sangat besar sedangkan mereka hanya makan berdua saja. Alex menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ada apa?" tanya Zionel.
"Ini semua..."
"Habiskan tanpa sisa." potong Zionel.
"Aku? Siapa yang memesan makanan begitu banyak?" tanya Alex.
Zionel menatapnya dengan tajam.
"Oh baiklah pak." ujar Alex setelah ketakutan melihat tatapan Zionel.
Zionel menyunggingkan senyumnya lalu mereka mulai makan. Alex memang asisten Zionel yang paling lama mengikutinya, walaupun pria itu selalu memanggil Zionel pak, tapi Zionel selalu membuatnya makan di meja yang sama. Ia selalu memperlakukan karyawannya sebagai teman.
Alex mengikuti keinginan Zionel, ia makan begitu banyak hingga nyaris menghabiskan semua makanan yang ada di meja tersebut.
"Setelah ini kau harus banyak berolahraga jika tidak ingin membuat perutmu gendut Lex." ejek Zionel.
Alex menyunggingkan senyumnya. "Siap pak Zio."
Walaupun Zionel sangat menyukai seafood tapi ia tak pernah makan sebanyak Alex. Ia selalu mengontrol kolesterol dalam tubuhnya. Setelah mereka selesai makan, Alex membayar tagihannya dengan kartu perusahaan. Keduanya pun segera keluar dari restoran dan kembali ke mobilnya.
Seketika pak Rohman keluar dari mobilnya dan membukakan pintu mobil untuk Zionel kembali.
Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju perusahaan walaupun hari semakin sore. Seperti biasa Zionel kembali memejamkan matanya di dalam mobilnya.
PT. Raya Cruise Kontruksi cabang kota X berdiri dengan megah disana. Mereka memasuki perusahaan dan mobil itu tepat berhenti di depan pintu masuk. Seketika para staf segera berbaris dengan rapi untuk menyambut kedatangan CEO mereka. Zionel Cruise keluar dari mobilnya, ia kembali merapikan jasnya lalu mulai melangkahkan kakinya masuk ke perusahaan. Sedangkan seluruh staf seketika membungkuk bersama saat Zionel melewati mereka.
"Kita langsung menuju meja rapat." perintah Zionel.
"Baik pak." jawab beberapa staf utama bersamaan.
Zionel dan Alex berjalan di depan sedangkan staf yang lain mengikutinya dari belakang. Keduanya menuju pintu lift. Staf yang lain menunggu mereka masuk ke dalam lift, setelah keduanya masuk, staf yang lain pun menunggu lift lainnya menuju ruang meeting.
*****
Happy Reading All...😘😘😘