Istrinya dalam keadaan mati suri setelah melahirkan. Untuk membangunkannya, Zhou Fan harus mencari sepuluh kristal beast. Namun tidak semua kristal beast dapat ia gunakan, minimal harus tingkat ke delapan, dan itu semua berbasis es.
Selain itu, Zhou Fan akan mencari gurunya yang tiba tiba hilang tanpa kabar.
Dari sini petualang Zhou Fan di negeri seberang dimulai. Akankah dia berhasil menuntaskan tujuannya?
Cover by Google
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter... 22 : Keluarga Ci Tidak Tahu Diri
Keesokan harinya, Zhou Fan menemui Shao Mingrui karena dia telah bersepakat untuk mengurus masalah Klan Ci. Namun pangeran ketiga itu tidak kunjung keluar dari ruangannya, entah apa yang dia lakukan sampai masih tidur saat matahari telah bersinar terang.
Zhou Fan tidak bisa hanya diam di sana, dia memutuskan untuk mencari Kasim Di. Dan kebetulan yang sungguh menyenangkan, karena pria tua itu melintas di depannya.
"Kasim Di, -- " Belum juga Zhou Fan menyampaikan maksudnya, pria tua itu mengangkat tangannya seolah menyuruh Zhou Fan diam.
Zhou Fan pun diam dan memberikan ruang untuk Kasim Di mengungkapkan apa masalahnya.
"Klan Ci datang, di mana pangeran ketiga?"
Zhou Fan menyipitkan mata, dia seperti salah menangkap apa yang dikatakan Kasim Di. Namun Kasim Di mengulang perkataannya, membuat Zhou Fan semakin mengerutkan kening.
"Setelah mencari masalah, mereka datang kemari. Sebenarnya apa yang mereka rencanakan?" Zhou Fan bergumam dengan suara lirih, tapi masih terdengar oleh Kasim Di.
Kasim Di mengelus dagunya. "Aku merasa mereka memiliki niat buruk terhadap pangeran ketiga."
"Kasim Di, kau temani mereka terlebih dahulu. Pangeran ketiga, biar aku yang memanggilnya." Zhou Fan berbalik kembali menuju ruangan Shao Mingrui, sementara Kasim Di pergi menemui Klan Ci.
Tok tok tok...
Zhou Fan mengetuk pintu ruangan
dengan sedikit tenaga, dia yakin jika mengetuk dengan lembut tidak akan digubris penunggu ruangan tersebut.
Pintu terbuka menampakkan Shao Mingrui yang terlihat sumringah. Zhou Fan mengerutkan kening, dia bertanya tanya apa yang terjadi kepadanya, sampai terus mengulum senyum di wajahnya.
"Ada apa?" Shao Mingrui bertanya sambil menahan senyum, itu membuat Zhou Fan tanpa sadar membuka mulutnya.
Ini tidak seperti Shao Mingrui yang dia kenal, seolah pria di hadapannya ini adalah sosok yang berbeda.
Zhou Fan menggeleng, dia menghempaskan masalah tentang Shao Mingrui. Karena berpikir masalah kedatangan Klan Ci jauh lebih penting, dia pun menyampaikan hal tersebut kepada Shao Mingrui.
"Apa? Mereka datang setelah mencari masalah, apa yang mereka inginkan?" Kedatangan Klan Ci langsung merubah suasana hati Shao Mingrui, dia terlihat tidak begitu senang.
Zhou Fan menggeleng. "Aku juga tidak tahu pasti, yang jelas mereka datang untuk memojokkan mu."
Shao Mingrui mendengus, dia berjalan mendahulukan Zhou Fan. "Ayo kita tunjukkan siapa penguasa di Kota Bei Xian."
Sementara di sebuah ruangan yang dikhususkan untuk menjamu tamu, beberapa orang tua tengah duduk dengan ditemani Kasim Di.
"Para tetua, sebenarnya ada perihal apa sampai kalian datang mengunjungi kediaman pangeran ketiga?"
Tiga pria tua dengan pakaian senada itu saling lirik, kemudian salah satu dari mereka berkata. "Kami tidak akan berbicara sebelum pangeran ketiga datang. Sebaiknya kau cepat memanggilnya."
Kasim Di mengerang marah, tangannya sudah terkepal dan ingin sekali menghajar wajah mereka. Namun dia tidak akan gegabah karena dalam segi kultivasi tiga pria tua itu lebih unggul.
Blak...
Pintu terbuka dan dua orang datang. Tiga pria tua dari Klan Ci mengumbar senyum di bibirnya. "Pangeran ketiga, anda akhirnya datang. Jika tidak, entah apa yang akan kami lakukan."
Shao Mingrui mengerutkan kening. "Kalian masih berani datang setelah membuat kekacauan di setiap cabang bisnisku?!"
Ha ha ha
Salah seorang pria tua tertawa canggung, dia perlahan berdiri dan mendekati pangeran ketiga. "Klan Ci sudah mengingatkan, tolong anda pertimbangkan untuk melepas pajak Klan Ci. Mari kita hidup tanpa ada masalah kedepannya."
"Pak tua, kalian menggigit terlalu banyak. Jika itu yang Klan Ci inginkan, sama saja dengan menjerumuskan pangeran ketiga. Bukan tidak mungkin jika pihak kekaisaran memeriksa, sudah pasti akan terkena masalah."
Pria tua itu menoleh ke pemuda di samping Shao Mingrui, matanya terus menelisik seolah mengukur kemampuan serta kultivasinya.
"Siapa kau? Kau tak berhak berbicara di sini." Pria tua itu memandang dengan tatapan sinis.
Namun perkataan itu langsung dibantah oleh Shao Mingrui. "Dia adalah saudaraku, jika dia tidak berhak apakah aku juga tidak?"
Pria tua itu langsung tidak bisa berkata kata, mulutnya seolah terbungkam dengan pernyataan pangeran ketiga.
"Dan yang dikatakan saudaraku ada benarnya. Atau itu memang niat Klan Ci yang sesungguhnya?" Shao Mingrui menatap tajam tiga pria tua tetua Klan Ci tersebut.
"Omong kosong, itu hanya alasan kalian untuk menarik pajak. Siapa yang tahu pajak itu kalian apakan." Pria tua itu berkata dengan nada mencibir.
"Silakan kalian kembali, dan tunggulah balasan karena telah mengacaukan bisnisku." Shao Mingrui berkata dengan suara angkuh.
Sebagai seorang pangeran dia harus bisa menunjukkan sifatnya yang dominan, jika tidak dia malah akan dicap sebagai pangeran yang tidak berpendirian atau pangeran pecundang.
Heng...
Pria tua yang berdiri melirik dua teman yang datang bersamanya. Ketiganya dengan kompak mengeluarkan senjata. "Meski ini adalah kediaman kalian, kami tidak takut dengan hanya kalian bertiga."
Para tetua itu berpikir dapat mengalahkan pangeran ketiga serta orang di sekitarnya, kekuatan mereka rata rata berada pada tingkat petarung kaisar bintang lima.
Namun yang tidak mereka ketahui, seorang pemuda yang dianggap paling tidak berguna malah akan menjadi penghancur harapan mereka.
Zhou Fan mengeluarkan pedang, begitu pun dengan Shao Mingrui dan juga Kasim Di, mereka sudah dihadapkan dengan lawan masing masing.
"Biar aku tangani bocah ini, tak perlu dengan dua pedang, cukup satu saja aku dapat dengan mudah mengalahkannya." Pria tua yang menjadikan pedang ganda sebagai teman bertarungnya menatap Zhou Fan dengan pandangan meremehkan.
Zhou Fan menarik sudut bibirnya, biarkan saja lawan memandang rendah dirinya. Begitu sudah terlanjur, maka tiada akhir baik yang akan didapatkannya.
"Mati kau bocah sialan!"
Zhou Fan merentangkan pedang darah malam, semburat sinar samar terpancar dari ujung pedang.
Clang...
Pedang pria tua itu sedikit gemetar, sedang pedang darah malam masih berdiri tegak.
Pria tua itu kembali menyerang, dia berpikir sebelumnya karena terlalu ceroboh dia dapat diimbangi oleh seorang petarung kaisar bintang satu. Dengan kekuatan petarung kaisar bintang lima, dia yakin dapat mengalahkan pemuda yang menjadi lawannya.
Zhou Fan tak gentar, dia melayangkan tebasan berturut turut dan membuat pria tua sedikit kewalahan.
Bajingan!
Pria tua meraih pedang lain di punggungnya, kini dia memegang dua pedang yang terlihat serupa. "Aku menyesal karena telah meremehkanmu, sekarang aku akan serius."
Zhou Fan tak menanggapi, tapi begitu pria tua menerjang dengan pedang ganda yang menebas dengan gerakan silang, pemuda itu berkelit dengan menarik tubuhnya ke belakang.
Prang...
Pedang ganda saling menghantam, tapi serangan masih belum berakhir. Pria tua itu kembali menyerang setelah menarik salah satu pedangnya.
Zhou Fan tentu tidak hanya diam, dia melompat sambil mengeluarkan 'Penebas Awan'.
Siluet jurus dengan bentuk laksana bulan sabit melesat mengincar tubuh pria tua.
Blar!
Pria tua masih berdiri setelah menerima serangan Zhou Fan, senyuman di wajahnya terlihat meremehkan. Namun senyuman itu pudar ketika merasakan seseorang dari belakang melesat dengan cepat.
Crash...
Gludak!
Tubuh pria tua itu terhuyung dan jatuh menyusul luka sayatan yang sangat jelas di bagian pinggang.
Zhou Fan mengibaskan pedang darah malam yang sudah ternoda dengan darah.
"Dalam pertarungan, kau diharuskan untuk waspada."