“Gue ngerasa gila jauh dari lo.”
Kaisar, lelaki muda tampan, mapan dan bergairah. Kai lelaki bebas yang biasa meniduri setiap wanita yang ia temui di dalam Black Devil, klub malam kesukaannya.
Di usia yang hampir menginjak 35 tahun, Kai di paksa oleh sang Ibu untuk bertunangan dengan seorang gadis cantik anak dari salah satu pengusaha Department Store terbesar di Indonesia.
Airin, model sekaligus artis papan atas yang namanya kini sedang menjadi sorotan di kalangan publik. Namanya semakin melejit semenjak berita pertunangannya dengan Kai diumumkan. Namun siapa sangka, adik Airin yang bernama Krystal, mampu mencuri perhatian seorang Kaisar.
Bagaimana rasanya memiliki skandal dengan adik dari tunanganmu?
Don't tell anyone, or you'll feel a burst of passion!
©copyright by Anna, 20 Januari 2019
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengacau
Setelah selesai membersihkan tubuhnya, walau dengan tangisan kecil, Krystal akhirnya keluar dari kamar itu dan turun menuju dapur. Ia terkejut begitu melihat tubuh tegap Kai yang berdiri di depan meja. Krystal kira cowok itu sudah tidak ada karena ia bilang akan menghadiri meeting pagi ini dan tidak boleh datang terlambat.
"Kak.." panggil Krystal, Kai menoleh sekilas, lalu cowok itu kembali sibuk dengan susu di tangannya. "Gak jadi meeting?"
"Meetingnya ditunda satu jam lagi." Balasnya sembari meletakan gelas di atas meja dan menggesernya mendekati Krystal. "Minum dulu."
Krystal terkesiap sambil mengerjapkan bulu matanya berulang. "Kamu gak usah bikinin aku susu, aku bisa minum ini di apartemen nanti."
"Udah gue bikinin, minum aja."
Walaupun perlakuan Kai terasa hangat, namun nada bicara cowok itu masih terdengar acuh dan dingin. Krystal menerima gelas itu dalam diam, ia lalu meminum isinya sedikit.
"Kak.."
"Hmm.." Kai masih tidak menatap ke arahnya. Membuat hati Krystal semakin merasa sakit.
"Aku ada salah?" Tanya Krystal dengan bibir bergetar.
Kai menghentikan tangannya yang sedang mengolesi selai cokelat di atas roti tawar. "Kenapa lo tanya gitu?"
Krystal memilin ujung dressnya, ia menatap ke arah Kai dengan takut. "Kamu gak mau lihat aku dari tadi. Aku ada salah apa?"
Kai menghela. Tidak tahukah gadis itu, jika dari tadi ia berusaha dengan keras menahan diri untuk tidak menatap ke arahnya, karena jika ia menatap mata Krystal sekali saja, Kai yakin ia tidak akan bisa melepaskan gadis itu.
"Perasaan lo aja kali." Kai kembali menyibukan dirinya pada selembar roti di tangan.
"Tapi--" Krystal terisak kecil, wajahnya menunduk dalam. Ia lebih memilih untuk menatap tangannya yang bertaut di banding melihat wajah Kai yang terlihat dingin.
I merasa seperti sedang dipermainkan. Bagaimana bisa Kai bersikap acuh padanya setelah cowok itu selesai merenggut keperawanannya. Bukan, Krystal bukan pelacur yang bisa ia perlakukan seperti itu. Ia tau ini salah, Krystal juga mengerti jika tidak ada paksaan saat mereka melakukannya. Tapi bukan berarti Kai bisa memperlakukannya sama seperti wanita-wanita yang pernah ia tiduri.
"Aku gak tau salah aku dimana."
Kai mendesah begitu menyadari Krystal menangis di depannya. Ia merasa mulai lembek, lihatlah bagaimana jantungnya berdesir ngilu saat Krystal menangis karenanya.
"Gue gak marah sama lo." Ujar Kai sambil mendekati Krystal. Gadis itu terisak semakin keras, air matanya pun tumpah semakin banyak.
Jika bukan karena untuk pertahanan diri, Kai mungkin tidak akan mengacuhkan gadis itu pagi ini. Jujur, Kai hanya merasa takut. Ia takut tidak bisa melepaskan Krystal. Dua bulan kebersamaan mereka membuat Kai sudah terbiasa dengan sosok Krystal. Kai takut bergantung dan ingin terus melalukan seks dengan gadis itu.
"Terus kamu kenapa?"
Kai mendesah. "Gue juga gak tau."
"Pagi tadi kamu benar-benar buat aku takut." Lirih Krystal tercekat. Isakannya terdengar begitu miris.
Kai merasa mulai putus asa menghadapi gadis itu, ia sudah setengah mati menahan diri untuk tidak mendekatinya, tapi seperti sedang diuji, Krystal kini membuat Kai harus memeluk tubuhnya, menenangkannya dengan sapuan lembut di pundak dan juga belakang kepalanya.
"Udah-udah.. kok lo malah nangis."
"Aku takut ada salah sama kamu."
"Lo gak salah apa-apa."
Krystal menarik diri, mengangkat kepalanya untuk menatap wajah Kai yang terlalu dekat. "Bener?" Ujarnya dengan hidung dan pipi yang memerah.
"Iya." Kai menatap gadis itu tanpa berkedip, wajah mereka sangat dekat dengan tubuh yang saling menempel.
Lalu di detik berikutnya, pandangan mereka bertemu dengan kedua tangan Kai yang sudah menyentuh wajah Krystal. Suasana mendadak menjadi hening, Kai benar-benar menyesal menatap mata Krystal saat ini, karena tiba-tiba saja perasaannya kembali membuncang.
"Lo benar-benar pengacau."
Dan yang terjadi selanjutnya, Kai memiringkan kepalanya untuk menjangkau bibir Krystal. Ia menyentuh leher belakang gadis itu, menekannya dan memperdalam ciuman mereka.
Krystal bisa merasakan jantungnya berdenyut tidak karuan, dan matanya terpejam seiring pangutan yang Kai lakukan di atas bibirnya. Gadis itu meletakan tangannya di atas bahu Kai, *** pelan saat selipan lidah terasa di sela bibirnya.
Untuk satu jam kedepan, biarkan Kai mengakhiri ini dengan sebuah ciuman panjang. Karena, melepaskan Krystal tidak semudah yang ia bayangkan.
Gadis itu memang 'pengacau' kendali dirinya.
***
berikan cinta kalian pada penulis dengan menekan vote, like, dan memberikan komentar ❤❤❤❤
februari 2025 😁
gk pernah bosen baca cerita krystal sama kai 🥰 luph byk" ❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤