Clara Alverina seorang perempuan cantik, rambut coklat bergelombang, berhidung mancung, bermata seperti kacang almond dan mempunyai body seindah gitar spanyol. Bekerja sebagai wanita malam akibat dijual oleh ayah tirinya sendiri. Harus mati mengenaskan di tangan kekasihnya yang berselingkuh dengan sahabatnya.
Bukannya ke alam baka, justru Clara terbangun di tubuh lain.
Clara Evania yang mati karena dikurung oleh ibu mertuanya di dalam sebuah gudang kotor tanpa makanan selama 1 minggu lamanya. Clara adalah seorang istri yang penurut, pendiam dan terkesan bodoh yang selalu ditindas oleh mertuanya karena berasal dari keluarga miskin. Sedangkan suaminya tidak peduli. Selama pernikahan Clara belum pernah disentuh.
Suaminya sibuk memelihara gundik dan berniat untuk menjadikan istri kedua tanpa mau menceraikan Clara dahulu.
Bagaimana kelanjutan cerita Clara sang pelacur yang terbiasa hidup hedon harus menjadi seorang istri miskin yang selalu hidup dalam kesengsaraan.
Update setiap hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menolak Menceraikan Clara
Huek...
Huek...
Huek...
Alice muntah-muntah setelah menyantap satu sendok capcay buatan Clara. Dari bentukannya saja sayur buatan Clara sudah tidak meyakinkan. Tapi karena paksaan Clara yang menjejalkan sendok di mulutnya, Alice terpaksa harus menelannya.
"Masakan apa ini, rasanya seperti sampah!" Teriak Alice meski lemas.
"Sampah cocok untuk sampah, bukan?"
PLAK
Satu tamparan keras mengenai pipi Clara, dan pelakunya tentu saja suaminya sendiri. Mungkin Clara lengah, hingga tidak menyangka akan kecolongan. Tapi Clara yang sekarang bukan Clara yang bodoh lagi.
PLAK
PLAK
"Kamu...?" Ya, Clara membalas dua kali lipat tamparan itu. Tapi bukan untuk suaminya, melainkan gundiknya hingga jatuh tersungkur.
"Ingat, sekali kamu menyakiti aku lagi maka dua kali aku akan balas menyakiti gundik murahanmu itu dengan lebih kejam." Ucapnya.
"Kamu berubah Clara, kamu bukan istriku yang penyabar dan lembut serta penurut. Kamu monster." Ucap Alvin tidak sadar diri siapa yang monster dalam rumah itu.
"Claramu sudah mati, DIA MATI!"
"Istrimu sudah mati saat mama kamu menyiksa dan mengurungku selama 7 hari tanpa diberi makan. Dan apakah kamu tidak sadar, siapa monster sebenarnya Alvin? KALIAN YANG MONSTER, Kalian semua yang menjadikan aku berubah. Jadi siapkan diri kalian mulai sekarang." Ucap Clara menyeringai membuat bulu kudu ketiga orang itu bergidik ngeri.
"Alvin, sebaiknya kamu segera ceraikan Clara. Lagi pula kamu tidak mencintainya, kamu menikahi dia karena terpaksa bukan." Ucap Nyonya Rossa.
"Aku tidak akan menceraikan Clara, meskipun aku menikah lagi dengan Alice." Tegas Alvin tanpa perasaan.
"Dan kamu pikir aku suka rela berbagi suami dengan seorang pelacur? Kamu terlalu sombong Alvin."
"Apa yang bisa kamu lakukan Clara, kamu itu hanya perempuan sampah yang bodoh tidak mungkin bisa menang melawan aku." Alvin semakin tinggi hati, sedangkan Alice mengepalkan kedua tangannya karena kesal.
Alice pikir, setelah menikah dengan Alvin maka dia akan menjadi satu-satunya istri Alvin. Ternyata dia tetap dijadikan yang kedua.
"Sayang, artinya aku tetap jadi simpanan dong?" Tanya Alice cemberut.
"Simpanan atau tidak, kamu tetap yang paling aku cintai. Dan yang terpenting kamu bisa terus menikmati fasilitas dariku." Ucap Alvin.
"Lebih baik kita makan malam di restoran saja Alvin, kasihan calon menantu mama ini terlihat lemas begitu." Ucap Nyonya Rossa.
"Dan kamu Clara, bersihkan semua yang ada di meja makan. Kamu yang sudah membuat kekacauan. Setelah ini jangan harap kamu bisa tidur nyenyak." Ancam Alvin.
Tak lama mereka bertiga pergi, Clara pun melaksanakan perintah untuk membersihkan meja makan hingga bersih.
Pyar...
Bruk...
Tidak hanya membuang makanan tapi semuanya Clara buang.
Bik Tutik yang mendengar suara gaduh pun keluar dari kamarnya. Dia melihat Clara sedang tertawa.
"Non Clara sedang apa?" Tanyanya.
"Oh ini, melaksanakan tugas yang diberikan oleh suami dan mertuaku. Membersihkan semua yang ada di atas meja makan." Jawab Clara.
"Tapi, itu set perlengkapan makan favorit Nyonya." Panik Bik Tutik.
"Aku tahu, tapi apa peduliku. Mereka sendiri yang memintaku membersihkan semua. Bukankah aku ini istri dan menantu yang penurut Bik?"
"Nona, tapi saya takut setelah ini Nona akan kembali disiksa. Saya tidak kuat melihatnya, tapi saya tidak bisa berbuat banyak. Saya takut dipecat Non, saya masih punya anak di kampung."
"Tidak masalah, oh ya jika bibi tidak repot. Tolong bantu aku bersihkan kamar. Setah ini aku tidak ingin tinggal di kamar sempit itu." Ucap Clara.
"Memangnya Nona ingin tidur di kamar yang mans?" Tanya Bibik.
"Tidak tahu, setidaknya kamar yang lebih layak untuk ditempati manusia. Bukan yang seperti kandang ayam."
Sementara itu, di sebuah restoran mahal ada dua orang yang sedang merayakan pesta kemenangan. Mereka adalah Abian Stevanno dan Alicia Latifa, dua orang pengkhianat yang telah membunuh raga Clara Alverina.
"Abian, sekarang sudah tidak ada lagi yang menghalangi cinta kita. Jadi kapan kamu menikahi aku, aku takut perutku semakin membesar."
"Aku pasti akan menikahi kamu, tapi tidak sekarang. Karena kematian Clara baru satu hari, aku tidak ingin dicurigai sudah melakukan konspirasi dan perselingkuhan denganmu. Jadi mengertilah, bersabarlah sebentar lagi." Ucap Abian sambil menggenggam tangan Alicia.
"Oh ya apa kamu sudah mengambil seluruh berkas penting milik Clara?" Tanya Abian tak sabar.
"Sudah, semua sudah ada padaku. Tinggal kita balik nama atau kita jual saja semua untuk biaya masa depan kita berdua."
"Bagus, kamu pandai. Aku mencintaimu."
"Aku juga mencintaimu Abian, sangat mencintaimu. Ayo kita selesaikan makan malam ini dan kembali ke apartemen. Aku ingin kamu kunjungi anak kita." Ucap Alicia merayu.
Sedangkan di meja yang berbeda tidak jauh dari meja Abian dan Alicia, ada tiga orang sedang menikmati makan malam spesial menu termahal dari restoran ini.
"Alvin, kapan kamu menikahi Alice. Biar mama mulai persiapkan semuanya."
"Satu bulan lagi Ma." Bukan Alvin yang menjawab tapi Alice.
"Alice, kenapa mendadak seperti itu."
"Karena di sini sudah tumbuh calon cucu mama." Ucap Alice sambil membawa tangan Nyonya Rossa untuk menyentuh perutnya yang membuncit.
"Kamu hamil sayang, kenapa baru bilang sekarang. Alvin kenapa kamu diam saja?" Tanya Nyonya Rossa.
"Iya, aku hamil 3 bulan. Maaf karena aku juga baru tahu tadi pagi." Jawab Alice.
"Tadinya aku ingin buat kejutan di rumah saat makan malam. Tapi istri Alvin justru mengacaukan." Ucapnya dengan wajah dibuat sendu.
"Alice, kita mungkin sudah berhubungan lama karena aku memang mencintaimu. Tapi kapan aku melakukannya denganmu hingga kamu berani mengaku telah hamil anakku?" Tanya Alvin bingung.
"Alvin kenapa bicara seperti itu."
Nyonya Rossa marah, karena pertanyaan Alvin pada Alice seolah Alice berbohong sudah hamil calon cucunya.
"Ini bukti usg dan laporan dari dokter yang aku dapatkan tadi siang. Dan coba raba perutku bagian bawah yang terasa keras dan buncit. Itu anakmu Alvin, hanya kamu yang menyentuhku. Apa sekarang kamu meragukan kesetiaanku?"
"Bukan begitu, tapi selama ini aku merasa tidak pernah menyentuhmu."
"Apa kamu lupa, 3 bulan yang lalu kita berdua melakukannya untuk pertama kali di saat ada acara gathering." Ucap Alice.
"Maaf, aku lupa. Sepertinya saat itu aku mabuk. Jadi tidak ingat jika sudah mengambil kesucianmu. Kenapa tidak katakan sejak dulu."
"Karena aku pikir, aku tidak mungkin hamil hanya dengan sekali penyatuan. Dan selama ini aku memang datang bulannya selalu tidak teratur. Aku tidak menyangka jika ternyata aku sedang hamil." Sendunya.
"Aku akan menikahimu segera. Tapi pernikahan tetap dirahasiakan dari publik. Aku tidak ingin pemegang saham tahu jika aku telah berselingkuh."
"Jadi, maksudmu meskipun aku hamil pewaris keluarga Aditya tapi aku tetap harus bersembunyi?" Geram Alice.
"Benar, sampai aku bisa membuat Clara menandatangi surat persetujuan poligami."
"Kenapa tidak kamu ceraikan saja istri sampahmu itu. Apa sih yang membuatmu berat melepaskannya?" Marah Nyonya Rossa tidak habis pikir.
"Karena aku masih butuh Clara."
"Kalau hanya menjadi istri simpanan, aku tidak mau. Lebih baik aku gugurkan saja kandunganku." Ancam Alice sambil bangkit dari kursinya dan berlalu pergi meninggalkan restoran.
Bukannya mengejar sang kekasih, tapi Alvin justru menyandarkan punggungnya di kursi seraya meremas kasar rambutnya.
"Kamu ini kenapa Alvin, jadi aneh begitu." Ucap Nyonya Rossa.
cara kotor belum tau dia ada backingan dari si kakek di jadikan peyetttt kalian
Untuk yang sudah mendukung, Author ucapkan ribuan terima kasih. Insya Alloh, jika 40 bab terbaik lolos lagi. Maka akan ada give away untuk pembaca terbaik 1, 2, dan 3.