Lorong tak berujung
Kisah ini menceritakan tentang perjalanan ke lima sahabat yang ingin mencari popularitas di dunia Chanel YouTube.
Keinginan yang tinggi ini, membuat mereka nekad masuk ke dalam lorong yang disebut angker dan konon tidak berujung.
"Nekad yang berujung maut",
Simak dan baca kisahnya di karya ku yang berjudul:
"Lorong tak berujung"
karya putri cobain
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertarungan Sastro dan Darmadji
Kedatangan Darmadji yang menyerang kampung Muara berlanjut dengan pertarungan nya dengan Sastro, lawan nya sekaligus teman lamanya sendiri.
Disaat warga Kampung Muara sedang bergotong royong setelah dilanda angin kencang yang datang tiba-tiba disana, kini Reno, Aska dan Luna pun langsung jatuh pingsan di depan rumah Luna.
"Astaghfirullah, ada apa dengan mereka, apa mereka terluka saat terjadi angin kencang tadi?."
Tanya pak Andi salah satu warga kampung Muara pada Firman.
"Mungkin mereka hanya kelelahan pak, nanti juga sembuh sendiri."
Jawab Firman yang merasa ada sesuatu yang sedang terjadi pada mereka bertiga.
Saat itu juga, Firman yang di bantu oleh pak Andi dan beberapa warga yang lain untuk membawa tubuh Luna, Aska dan Reno masuk kedalam rumah warga yang dianggap aman.
"Ustadz Firman, apa mereka tidak kenapa-napa?."
Tanya salah satu warga kembali pada Firman.
"Biarkan saja mereka istirahat, biar nanti saya yang akan membantu mereka."
Jawab Firman pada warga yang membatunya.
Setelah mendengar ucapan dari Firman, para warga pun kembali melanjutkan pekerjaan mereka yang masih bergotong royong di kampung Muara.
Waktu pun terus berjalan, Lana yang dipanggil Firman pun mencoba untuk masuk ke alam Luna, Aska dan Reno.
Betapa terkejutnya Lana, saat dia melihat wajah ayah nya yang sedang bertarung dengan Darmadji, begitu pula dengan Luna, Reno dan Aska yang ikut membantu sang guru nya yang tidak lain adalah ayah Lana sendiri.
"Ayah, apa benar itu ayah ku?."
Ucap Lana yang tak kuasa menahan air matanya.
"Lana, bantu ayah kamu Lana."
Teriak Luna yang melihat kedatangan Lana.
"Aku?, apa kamu bisa melihat aku Luna?."
Jawab Lana pada Luna.
"Bantu lah Lana, kenapa hanya diam saja."
Ujar Aska yang juga melihat Lana.
Merasa dirinya memang terlihat oleh yang lain, Lana pun akhirnya bergabung bersama dan mulai melawan para pengikut Darmadji, sementara Darmadji sendiri yang sedang melawan Sastro.
Waktu pun terus berjalan, pertarungan itu pun berhasil imbang, Sastro dan Darmadji yang sama-sama kuat pun merasa kelelahan dan akhirnya memutuskan untuk menghentikan pertarungan mereka.
Setelah Darmadji menghilang bersama pengikut nya.
"Guru, ini Firman yang pernah kita bicarakan."
Ucap Luna pada guru nya.
"Lana, apa ini benar kamu?."
Tanya Sastro dengan nada suara nya yang lemah.
"Benar, aku Lana Ayah, aku yang dititipkan di pondok pesantren teman ayah."
Jawab Lana yang langsung berlari memeluk tubuh ayah nya.
Pertemuan kembali Lana dan ayahnya, menjadi malam yang begitu indah, meskipun saat itu, tubuh mereka hampir dalam keadaan lemah.
"Lana, ibu mu masuk ke dalam lorong, dia ingin menolong Ranti kala itu."
Ucap Sastro yang masih memeluk tubuh Lana anak nya yang telah lama berpisah.
"Lana sudah banyak dengar tentang ayah, bahkan Lana selalu ingin bertemu dengan ayah."
Jawab Lana yang terlihat sangat bahagia bisa bertemu dengan ayah nya.
Baru saja merasakan kehangatan tubuh ayah nya, Lana harus kembali terpisah, karena mereka yang bertemu di alam lain.
"Cepat pulang, jangan sampai terlalu lama disini."
Untuk Sastro pada Lana dan semua teman-teman nya.
"Benar ayah, kondisi tubuh kita semua sudah semakin lemah."
Jawab Lana yang akhirnya berpamitan pada ayah nya.
Malam itu pun menjadi malam pertama kali nya Lana dan Sastro bertemu, mereka berharap, jika masih ada pertemuan lainnya lagi.
Waktu pun terus berjalan, mereka berempat pun kembali tersadar secara bersamaan, membuat warga yang melihat mereka semakin bingung dengan apa yang dia lihat.
"Kok bisa, pingsan bersamaan, sadar pun juga bersamaan."
Tanya salah satu warga Muara pada mereka berempat.
"Bukan apa-apa, itu hanya kebetulan pak."
Jawab Lana yang menjawab pertanyaan dari warga.
"Kalau sudah kuat berjalan, sebaiknya kalian datang ke pos penjagaan, takut ada angin beliung susulan."
Ujar warga yang mengira jika itu merupakan salah satu bencana alam.
Mendengar ucapan dari warga, mereka pun langsung berjalan menuju posko penjagaan yang juga berdiri di samping posko pengungsian sementara.
Sebenarnya mereka tahu jika itu bukan lah bencana, melainkan serangan yang dilakukan oleh Darmadji atas apa yang dia inginkan dari kelima anak yang telah masuk dalam lorong itu.
ikuti kelanjutan di update terbaru nya setiap hari.
smngt thor