PLAK
Dewa menatap kaget campur kesal pada perempuan aneh yang tiba tiba menampar keras pipinya saat keluar dari ruang meeting.
Dia yang buru buru keluar duluan malah dihadiahi tamparan keras dan tatapan garang dari perempuan itu.
"Dasar laki laki genit! Mata keranjang!" makinya sebelum pergi.
Dewa sempat melongo mendengar makian itu. Beberapa staf dan rekan meetingnyaa pun terpaku melihatnya.
Kecuali Seam dan Deva.
"Ngapain dia ada di sini?" tanya Deva sambil melihat ke arah Sean.
"Harusnya kamu, kan, yang dia tampar," tukas Sran tanpa menjawab pertanyaan Deva.
Semoga suka ya... ini lanjutan my angel♡♡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon menantu yang disukai
"Lathi, hampir aja kita ketahuan," ujar Martha sambil menghela nafas panjang. Mereka berdua sedang duduk di kafe yang berada ngga jauh dari kampus.
Lathi mengangguk, ngga nyangka secepat itu akan ketahuan.
Untung saja saat menemui anak jalanan itu Lathi dan Martha mengenakan topi dan masker.
Mereka juga menemuinya di luar jangkauan kamera cctv kampus.
"Ternyata hebat juga, ya, dia," tawa Lathi perlahan. Terdengar sangat kesal.
Selain ada yang cepat nolongin, juga ada yang langsung menyelidiki dan hebatnya bisa menemukan dua pemuda jalanan itu sebagai pelakunya.
"Sudahlah, Lathi. Nagita ngga ngerayu Wely, kok. Dia malah ngindar ngindar tuh. Wely aja yang kegenitan," ujar Martha berusaha membuka mata bucin temannya.
Lathi menghembuskan nafas panjang.
Memang dari video anak anak pengurus kemaren yang dishare padanya, memang terlihat Welynya yang agresif pada Nagita.
Tapi harga dirinya terusik karena Wely masih saja mencari cari perhatian Nagita setelah hubungan mereka yang sebentar lagi akan resmi bertunangan.
"Ngga nyangka aja, padahal Emily yang anak perempuan malam, tapi prakteknya malah Nagita yang banyak ditaksir laki laki," ucap Lathi datar.
"Sudahlah, sekarang kamu mikir mikir aja kalo masih mau lanjut sama Wely," nasehat Martha lagi.
Lathi terdiam. Hubungan mereka bukan hanya sekedar cinta yang mungkin sekarang hanya Lathi yang masih punya, juga kerja sama bisnis kedua orang tua mereka.
"Sekarang ngga usah aneh aneh lagi. Kita masih belum tau siapa yang membantu Nagita. Kamu terlalu berharga untuk melakukan hal buruk hanya demi seorang Wely." Martha ngga henti hentinya memberi nasehat
Lathi tau semua yang dikatakan temannya benar adanya. Tapi hatinya masih terlalu panas melihat Wely yang berdiri sangat dekat dengan Nagita di video itu.
*
*
*
Nirma-istri Juhandono merasa ngga pu as dengan tanggapan suaminya.
Dia memilih untuk ke mall dan belanja. Memang belanja adalah obat stresnya.
Saat sedang memilih milih tas branded, dia dikejutkan oleh suara tertawa beberapa perempuan.
Matanya megerjap senang. Dia ngga perlu mencari nyonya yang sangat ingin dia temui untuk membahas masalah tadi.
Zoya baru melangkah masuk bersama Cleora dan Moana.
"Maksudmu Vina cemburu?" tanya Zoya, kemudian tawa ketiganya berderai.
"Dulu nolak habis habisan, ya," tukas Cleora.
"Makanya aku heran dengan reaksinya sekarang," ucap Moana.
"Sekarang mungkin baru kepikiran," tanggap Cleora. Kembali tawa mereka tambah berderai.
"Maaf, mengganggu."
Ketiganya menghentikan tawanya dan memperhatikan wanita elegan yang barusan menyapa.
"Oh, Bu Nirma," sapa Zoya ramah membuat mama Nagita tersenyum senang karena mama si kembar masih mengingatnya.
"Siapa?" bisik.Cleora. Moana juga mendekatkan telinganya.
"Mamanya Nagita dan Emily," ucap Zoya sambil mengerling penuh arti.
"Oooh," senyum Cleoa.
Baru saja topik mereka menyerempet ke arah sana.
"Kenalkan ini teman teman saya," sambung Zoya.
"Cleora," ucapnya sambil mengulurkan tangannya yang disambut penuh antusias oleh Nirma-istri Juhandono.
"Nirma."
Teman temannya Zoya sudah pasti setara kekayaannya, pikirnya bangga.
"Moana."
"Nirma."
"Mau belanja tas, Bu?" tanya Nirma setelah beberapa saat kemudian.
"Siapa tau ada yang cocok," sahut Zoya.
Mereka kembali melihat lihat tas mewah yang terpajang. Beberapa.pegawai toko mulai mendekat.
'Em... Bu Zoya, sebenarnya ada yang mau saya katakan,' ucapnya saat sedang berada di dekat Zoya
Cleora dan Moana sedang berbicara dengan pegawai toko, beberapa meter dari keberadaan mereka.
"Kelihatannya penting?" Tangan Zoya masih menimang sebuah tas.
"Begini bu... Gimana, yah, saya takut Bu Zoya marah."
Zoya mulai menatap istri rekan bisnis suaminya, yang anaknya akan dijodohkan dengan salah satu dari kembar.
"Katakan saja."
Mama Nagita berdehem pelan.
"Ini tentang Emily."
"Bukan Nagita?" Zoya menahan nada ketaksukaannya.
"Bukan, bu. Karena Nagita ngga akan melakukan sesuatu seekstrim Emily," sahutnya cepat
Zoya jadi tambah tertarik. Dia menaruh tas yang tadi dipegangnya.
"Apa yang sudah Emily lakukan?"
Nirma mengambil nafasnya perlahan.
"Dia menampar salah satu putra kembar Bu Zoya. Saya melihatnya sendiri, Bu," lapornya lirih, agar ngga terdengar pegawai toko yang berada di dekat mereka.
Zoya terdiam. Kaget tapi berusaha dia redam.
"Dewa atau Deva?"
"Maaf, bu. Saya belum bisa membedakan si kembar."
Zoya masih terdiam. Teringat akan ucapan Nathan yang curiga kalo putra kembar mereka sudah mengenal Emily.
Kemaren kemaren Dewa yang ditampar. Sekarang siapa, ya? Tetap Dewa atau malah Deva. Tanpa sadar bibirnya tersenyum simpul.
"Ada apa?" tanya Cleora yang sudah mendekat bersama Moana. Masing masing mereka sudah membawa paper bagnya.
"Kata Bu Nirma, salah satu putrinya sudah menampar salah satu putra kembarku," jelas Zoya masih dengan wajah penuh senyumnya.
"Wow," respon Cleora sambil menarik sedikit kedua sudut bibirnya. Begitu juga Moana.
Istri Juhandono jadi heran karena ketiganya sama sekali ngga menunjukkan kemarahan.
Malah tampak senang?
Padahal Mama Nagira sudah mengira hal ini akan menimbulkan kehebohan.
Bahkan dia sempat berpikir kalo istri relasi suaminya akan melaporkan Emily ke polisi. Dan tentu saja membatalkan niatnya untuk menjodohkan salah satu putranya dengan Emily.
"Yang menampar itu bukan putri kandung saya. Tapi putri selingkuhan suami saya," ucap mama Nagita langsung.
Cleora dan Moana yang sudah tau tentang rahasia kelam keluarga Juhandono saling tatap.
"Kalo Nagita lembut, beda dengan Emily. Mungkin karena ibunya wanita malam."
Zoya, Cleora dan Moana tidak memberi tanggapan.
Karena ketiganya diam saja Nirma-mama Nagita melanjutkan kalimatnya lagi.
"Saya mengatakan ini, karena merasa nantinya hubungan bisnis suami suami kita bisa terganggu."
Zoya tersenyum, begitu juga Cleora dan Moana.
"Jangan khawatir Bu Nirma, santai saja. Mungkin anak anak sedang lagi ada masalah," sahut Zoya tenang walau dalam hati sudah ngeredek menahan kesal.
Lagi lagi wanita ini mempermalukan anak tirinya. Memang wajar kalo dia sangat sakit hati. Tapi kenapa dia masih tetap bersama suaminya yang katanya sudah berselingkuh dan menghasilkan anak.... Lebih baik pisah dari pada memberikan imun racun setiap detik ke dalam tubuhnya. Bahkan dengan tidak tau malunya menyebarkannya ke orang orang lain.
"Jadi Bu Zoya tidak marah? Syukurlah," ucapnya lega. Tapi Zoya dan kedua sahabatnya dapat merasakan kalo.ekspresi itu terlalu dibuat buat.
"Jadi putri Ibu akan dijodohkan dengan siapa? Dewa atau Deva?" tanya Cleora dengan nada agak kurang ramah.
"Kata Bu Zoya dan suaminya terserah anak anak saja, Bu Cleora."
"Oooh, termasuk Emily?" sambung Moana bertanya.
"Iya bu, kecuali Bu Zoya keberatan atas insiden ini," tukasnya lugas.
"Gimana, Zoy? Masih mau punya menantu Emiliy?" todong Cleora dengan cengiran di wajahnya.
Zoya tertawa. Kalo Emily bar bar, memang pawangnya Dewa. Lagi pula dia lebih menginginkan Vina dengan Deva.
Bukan Zoya ngga suka dengan Nagita, tapi Zoya ngga tahan dengan sifat mamanya.
"Tentu."
Jawaban itu tentu saja semakin membuat mama Nagita sebal dengan Emily.
Rencananya untuk menutup jalan perjodohan Emiliy gagal total.
Aaron modusin Nagita
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
Aaron Pepet Trs Nagita
Om Ocong Vs Mbak Kunti Ngasih iklan
Aaron... udah lega nih ternyata dewa sukanya sama Emily... ayo Ron bikin dewa cemburu... biar gercep..
lewat mata sudah bisa bicara..🥰🥰🥰bikin deg degan salting abisss