*Ini adalah lanjutan dari Kultivasi Raja Bayangan, jadi baca dulu jilid pertama sebelum ke novel ini...
Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.
Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.
Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.
Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya seperti di kehi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 2 — Peningkatan Kekuatan
Liu Yuwen kemudian mengambil artefak yang tergeletak tak jauh darinya, ia memandang artefak tersebut sambil tersenyum tipis.
Sebab artefak ini kultivasi Liu Yuwen memang melesat cepat, tidak heran bagaimana dunia persilatan begitu banyak yang menginginkannya.
Liu Yuwen akui artefak itu sangat berguna namun disisi lain ia sadar pengaruh buruk akibat adanya artefak itu di dunia persilatan.
Seorang kultivator tidak perlu lagi berlatih keras untuk menaikan kekuatan, selama ada artefak tersebut di tangan mereka maka ia bisa menjadi kultivator tingkat tinggi.
Masalahnya artefak misterius tersebut hanya mampu menaikkan tingkat kultivasi saja, mereka tidak mampu meningkatkan kemampuan fisik, jumlah benang qi, atau menambah pengalaman bertarung seseorang.
Tanpa ketiga pondasi itu semua, kultivator yang lahir cenderung akan lebih lemah dari kultivator yang sering berlatih secara alami.
Liu Yuwen bisa membayangkan kondisi dunia persilatan di kekaisaran ini dalam beberapa puluh tahun berikutnya jika para kultivator bergantung pada artefak tersebut.
Lamunan Liu Yuwen terpecah ketika ada pengurus penginapan masuk ke dalam kamarnya, sontak Liu Yuwen langsung memindahkan artefak itu ke dalam cincin ruang.
"Tuan, bagaimana dengan kondisimu, aku melihat ada seekor naga terbang ke arah kamarmu!?" Pengurus penginapan itu datang dengan wajah panik, dadanya kembang-kempis tidak karuan.
"Aku baik-baik saja, naga itu tidak membahayakanku." Liu Yuwen tersenyum lembut.
"Tapi, tapi, naga itu-..."
"Aku juga melihatnya..." Liu Yuwen mengangguk pelan. "Kupikir aku akan mati, tapi naga itu tidak berdampak apapun padaku."
Liu Yuwen mencoba menenangkan pengurus penginapan itu, sudah dua bulan berlalu ia tinggal di penginapan ini sehingga hubungannya dengan sang pengurus cukup dekat.
Setelah lebih tenang, barulah Liu Yuwen memberikan air putih padanya. Liu Yuwen bisa melihat kecemasan pengurus itu terhadapnya.
"Lalu dimana naga itu sekarang Tuan?"
Pengurus melihat kamar Liu Yuwen yang kini hampir seperti puing-puing dimana di bagian atapnya ada lubang yang sangat besar.
Liu Yuwen menjelaskan bahwa naga itu menghilang secara misterius ketika ia memejamkan mata, penjelasan Liu Yuwen memang sulit di mengerti oleh pengurus penginapan namun tidak ada penjelasan yang menyalahkan pernyataan tersebut.
Liu Yuwen lalu mengeluarkan kantong kulit yang berisi belasan keping emas pada sang pengurus sebagai ganti rugi karena kamar yang ditinggalkannya rusak.
Pengurus penginapan awalnya menolak karena dirasa itu bukan salah Liu Yuwen tetapi mengingat atasannya akan memperhitungkan masalah kerusakan ini dan mungkin memotong gajinya untuk perbaikan nanti, akhirnya ia menerima koin emas tersebut.
"Terimakasih Tuan, dengan begini kami bisa memperbaiki bagian kamar yang rusak, kami-..." Pengurus terlalu terfokus pada koin emas hingga saat kepalanya terangkat dan menatap wajah Liu Yuwen, seketika ucapannya terhenti di udara.
Liu Yuwen menaikan alisnya saat melihat keanehan tatapan pengurus tersebut yang terasa ganjil, ia kemudian menanyakan alasan reaksi dibaliknya.
"Tuan, kenapa dengan bola matamu?"
"Mataku? Apakah ada yang salah?"
"Ehm, tidak ada tapi matamu berubah warna keunguan." Pengurus penginapan memberikan cermin kecil pada Liu Yuwen.
Liu Yuwen menerima cermin itu dan seperti yang dikatakan sang pengurus, matanya sudah berubah warna.
Liu Yuwen mengerutkan dahi, 'Kenapa mata bulan ini aktif, padahal aku merasa tidak sedang menggunakannya?'
Sebelumnya Liu Yuwen harus mengalirkan qi ke matanya agar bisa mengaktifkan mata bulan tersebut namun kini tanpa diaktifkan secara sadar, kelopak matanya sudah berubah warna.
Liu Yuwen mencoba menonaktifkannya namun tidak kunjung berhasil, mata bulannya sudah aktif secara pasif bahkan tanpa perlu penggunaan qi.
Liu Yuwen memang tidak tahu satu fakta kecil bahwa teknik mata klan Wuming itu akan aktif dengan sendirinya ketika keturunannya sudah mencapai Alam Kaisar.
Sesudah Liu Yuwen menerobos ke ranah tersebut, mata bulan akan aktif secara permanen dan Liu Yuwen tidak bisa menonaktifkannya kembali sampai kapanpun.
"Mungkin ini akibat naga petir itu..." Liu Yuwen menjawab asal untuk pertanyaan sang pengurus.
"Apa itu mempengaruhi mata Tuan?"
"Tidak, justru penglihatanku merasa jadi lebih baik." Liu Yuwen tersenyum canggung.
Liu Yuwen kemudian mengutarakan niatnya bahwa dia akan pergi dari penginapan ini sekarang juga.
Sejak awal Liu Yuwen berencana tinggal di Kota Madain sampai dirinya menerobos ke Alam Kaisar, kini ia sudah melakukannya jadi tidak ada alasan bagi Liu Yuwen untuk tetap tinggal di kota pelabuhan tersebut.
Tujuan Liu Yuwen berikutnya adalah kembali ke ibukota, lebih tepatnya ke istana kekaisaran. Tujuan dirinya masih sama yaitu Liu Yuwen harus mendapatkan Bunga Krisan Es yang dimiliki pemerintahan.
Bunga Krisan Es tetap menjadi prioritas penting bagi Liu Yuwen sekarang, dengan membuat Pil Bunga Krisan lah kekuatannya bisa meningkat pesat lebih dari artefak misterius ini.
Dengan kekuatannya yang sudah mencapai Alam Kaisar, Liu Yuwen lebih bisa menjaga dirinya, bahkan dengan kekuatannya yang sekarang ia mampu menghadapi Tetua Tertinggi dengan mudah.
Belum lagi dalam perjalanan ada kemungkinan Liu Yuwen akan menerobos kembali mengingat perjalanannya ke Ibukota mencapai belasan ribu kilometer, lebih jauh dibandingkan ia memulai perjalanan di Kota Dharavi seperti sebelumnya.
***
Liu Yuwen langsung meninggalkan Kota Madain di hari itu juga, dengan kekuatan barunya, kecepatan ia bergerak beberapa kali lipat lebih cepat dari biasanya.
"Jika menurut peta ini maka jalur tercepat ke ibukota harus melintasi gurun..." Liu Yuwen membentangkan peta.
Gurun tersebut dinamai Gurun Tanpa Batas, sebuah gurun yang cukup luas hingga mencangkup 30% wilayah Kekaisaran Langit Utara.
Tidak ada orang yang hidup atau tinggal di gurun itu, selain karena tidak ada air, gurun tersebut dihuni oleh berbagai jenis siluman yang berbahaya.
Liu Yuwen tidak punya banyak pilihan selain harus menyebrangi gurun tersebut jika ingin lebih cepat ke ibukota. Dengan jaraknya sekarang, Liu Yuwen bisa samai ke Gurun Tanpa Batas sekitar satu bulan lagi.
'Andai sayap ini muncul sepasang mungkin aku bisa terbang...' Liu Yuwen menghela nafas panjang sambil mengeluarkan sayap tersebut, sayangnya sayap itu hanya keluar satu saja.
Sebenarnya kalau Liu Yuwen bisa menggunakan elemen angin sekarang juga, dirinya bisa saja terbang dengan teknik yang dimilikinya.
Liu Yuwen menggelengkan kepala, percuma ia mengeluhkan takdir yang tak bisa dirubah walau dirinya protes ataupun merasa tidak terima. Untuk saat ini Liu Yuwen hanya perlu mengandalkan kekuatannya.
Akhirnya Liu Yuwen kembali melanjutkan perjalanan, tanpa tahu bahwa dunia persilatan beberapa waktu belakangan ini sedang mengalami kejadian besar.