Dion Mahesa Birawa adalah seorang menantu yang tidak berguna di keluarga Wolf. Setiap hari hanya mendapat hinaan dari seluruh anggota keluarga mereka, terutama Jasmine istrinya, dengan teganya berkhianat di belakangnya.Perceraian sudah tidak bisa di elakkan lagi. Tapi, tanpa mereka sadari, lelaki yang selalu di anggap tidak berguna itu, adalah seorang putra mahkota, pewaris tunggal sebuah perusahaan besar dunia. Tidak ada yang tidak mungkin baginya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aditya Jetli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fakta Terungkap
"Benar tuan!. Kartu kuning keemasan itu bernama diamond card, yang di keluarkan oleh bank UP, merupakan anak perusahaan CUP, yang berpusat di sebuah kota besar Asia."
"Kartu itu bisa digunakan di kurang lebih, 1.700 perusahaan, dan sudah di terima di 162 negara."
"Penggunaannya tidak di batasi jumlah penarikan atau debit ketika berbelanja."
"Kartu itu juga bisa di gunakan sebagai alat pembayaran di jutaan merchant, dan penarikan tunai ATM, di 141 negara di seluruh dunia."
Ivory berhenti sejenak untuk mengambil nafas, setelah itu melanjutkan kembali penjelasannya
"Kartu kedua adalah yang sering dikenal dengan black card. Di keluarkan oleh bank Amex."
"Pada awalnya, hanya berfungsi sebagai charge card. Tapi untuk tuan, berlaku pengecualian sendiri."
"Di negara ini, hanya ada 3 orang yang memegang diamond card itu. Salah satunya adalah tuan."
"Sedangkan black card itu, baru ada 5 orang. Itupun berbeda beda saldonya."
"Untuk pemegang kartu dengan jumlah saldo terbanyak adalah tuan sendiri." Jelas Ivory mengakhiri penjelasannya
Keadaan hening sejenak
"Ternyata aku ini keturunan orang kaya," Guman Dion lirih, tapi sempat terdengar oleh Ivory
"Benar tuan muda!. Anda adalah pewaris tunggal keluarga Birawa. Tuan adalah cucu satu satunya dari tuan besar yang masih hidup."
"Ceritanya sangat panjang tuan. Tapi dari ceritaku ini, tuan bisa menyimpulkan sendiri, siapa tuan sebenarnya."
"Tuan besar sangat berharap, bisa bertemu dengan tuan. Tapi saat ini, kondisi tubuh tuan besar, sudah tidak memungkinkan lagi untuk bepergian jauh."
"Jadi siapa yang menjalankan perusahaan orang tua itu?" Tanya Dion penasaran
"Selama ini, yang menjalankan perusahaan raksasa Birawa Group adalah aku, dan sepupuku, Evan Sanders. Dia bertugas sebagai manajer umum di sana. Kami berdua adalah orang kepercayaan tuan Birawa sendiri."
"Untuk sekedar mengingatkan tuan. Perusahaan raksasa Birawa Group, adalah sebuah perusahaan multi usaha, yang bergerak di berbagai bidang."
"Antara lain pertambangan, emas, batubara, nikel, dan minyak bumi. Perbankan, properti, perdagangan barang dan jasa, ritel, hotel, rumah sakit, restoran, pengembangan kota, transportasi darat, laut dan udara, juga entertainment dan masih banyak lagi."
"Birawa Group sendiri mempunyai ratusan anak perusahaan, yang tersebar di berbagai kota besar dan negara."
"Di kota B ini saja, ada 10 anak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang."
"Tuan bisa mengeceknya nanti satu persatu." Ujar Ivory santai
"Di kota B ini, tentu tuan pernah mendengar nama The Golden City. Itu adalah kota yang dikembangkan oleh tuan besar Birawa untuk tuan muda. Letaknya tak jauh dari kota ini."
"Di dalamnya terdapat 5 buah restoran besar, dan belasan restoran kecil. Salah satunya yang paling eksklusif, yang tidak sembarang orang bisa masuk ke sana, adalah Top Sky Restauran."
"Terdapat juga 4 buah hotel bintang 5, dan belasan hotel bintang 4 kebawah. Perkantoran, ribuan toko untuk disewakan, dan juga ada ratusan toko ternama, yang menjual berbagai produk kelas dunia, atas nama tuan muda sendiri."
"Di kota itu, terdapat juga villa yang sangat terkenal. Hanya orang orang tertentu saja yang bisa tinggal di sana"
"Villa itu terletak di atas bukit yang sangat asri, dengan pemandangan langsung ke arah kota, laut juga landscape perbukitan nan hijau."
"Salah satu villa terbesar dan termegah, yang terletak di tengah villa lain, seluas 2.500 meter, dengan luas tanah sekitar 6.000 meter persegi, adalah milik tuan muda Birawa."
"Villa tersebut menghadap timur, tertuju langsung ke pusat kota. Sebelah kanannya, menghadap laut dengan airnya yang jernih, dilengkapi dengan fasilitas yang sangat bagus."
"Boleh dikatakan, seluruh kota dan bangunannya itu, adalah milik tuan muda. Karena kepemilikan sahamnya, dipegang 100% oleh tuan dan atas nama tuan muda sendiri."
"Untuk lebih jelasnya. Silakan Tuan mengunjungi kakek tuan di kota J. Kebetulan beliau memang sangat merindukan tuan, setelah belasan tahun lebih menghilang." Ujar Ivory mengakhiri kata katanya
Dion tentu saja terpana mendengar semua cerita itu. Baginya itu seperti dongeng
Setelah sekian lama berpikir. Dion mulai mengingat akan jati dirinya, tapi masih samar, karena semua ingatannya terdahulu belum pulih sepenuhnya
"Kalau tuan izinkan. Aku ingin melihat kalung yang tuan pakai itu." Ujar Ivory memohon
"Oh tentu saja. Tapi sebentar! Untuk apa kamu mau melihatnya?" Tanya Dion ragu ragu
"Tuan izinkan saja. Nanti setelah itu akan aku kembalikan." Jawab Ivory tenang
Dion bergegas melepas kalung yang selama ini di pakainya, dan memberikannya pada Ivory. Dia percaya saja pada apa yang akan dilakukan olehnya
Sementara Ivory mengamati kalung itu, pikiran Dion terbang kemana mana, hingga sampai pada kenangan saat dia masih menjadi suami Jasmine dulu
Setelah beberapa saat Ivory mengamati kalung Dion itu. Dia mengeluarkan 1 kotak kecil dari dalam tasnya, yang terbuat dari kayu jati berukir indah, dan membukanya. Sejurus kemudian Ivory mengeluarkan isinya
Dion terkejut dengan apa yang dilihatnya. Sebuah kalung yang mirip dengan kalung miliknya, keluar dari dalam kotak kayu itu
Ivory segera memencet tombol kecil di masing masing sisi kalung tersebut. Tiba tiba ujung kedua kalung tersebut terbuka dan Ivory segera menyatukannya
"Pas!. Ujar Ivory senang, ketika kedua anak kalung itu menyatu, dan memunculkan sebuah nama yang selama ini menjadi misteri
"Berarti benar dugaan ku, dan tidak sia sia pencarian ku selama ini." Batin Ivory senang
"Tuan muda Dion Mahesa Birawa. Putra tunggal tuan Bima Birawa dan nyonya Ambarwati, cucu tuan besar Mahesa Birawa. Akhirnya aku menemukan tuan."
"Apa!. Jadi aku mempunyai nama keluarga juga?. Aku pikir cuma Dion saja." Seru Dion takjub
"Benar tuan!. Nama belakang tuan adalah Mahesa Birawa yang merupakan nama kakek tuan."
"Aku masih belum mengerti tentang semua itu. Beri aku waktu." Jawab Dion bingung
"Aku akan mendampingi tuan, kapan pun tuan butuhkan. Karena aku ditugaskan untuk menjadi pendamping tuan." Jawab Ivory tenang.kemudian mengajukan pertanyaan
"Kalau boleh tahu. Siapa saja yang telah melihat kalung itu tuan?" Tanya Ivory khawatir
"Hanya kakek wolf. Tapi sekarang dia sudah meninggal."
"Bagaimana dengan istri Tuan?.
"Kami sudah bercerai. Dia sekarang mantan ku."
"Oh maafkan aku tuan."
"Mantan istri ku tidak pernah mengetahui, bahwa selama ini aku memiliki kalung itu."
"Kenapa bisa demikian?"
Itu semua terjadi karena selama 1 tahun lebih menikah dengan nya. Jasmine tidak pernah mengizinkan Dion untuk menyentuhnya. Jadi sejatinya, pernikahan mereka hanya ada di atas kertas dan hanya status saja
Dion juga sangat tertutup pada Jasmine. Dia jarang sekali berkomunikasi dengan Jasmine secara pribadi. tidur pun mereka tidak sama
Jasmine tidur di kamar besar dan bagus. Sementara Dion tidur di kamar belakang yang layak disebut gudang
Itulah yang sebenarnya terjadi, dan dialami oleh Dion
"Dengan ini sudah tidak ada keraguan lagi tentang diri tuan."
"Hari ini juga, nama besar tuan akan dipulihkan, dan dicatat di keluarga tuan besar Mahesa Birawa, sebagai pewaris tunggal yang sah bisnis keluarga Birawa."
"Selamat datang dan selamat kembali tuan muda." Ujar Ivory sambil menunduk hormat
"Sejujurnya aku masih tidak bisa menerima kenyataan ini nona Sanders." Dion masih menyangkal tentang dirinya
"Tuan muda jangan panggil aku nona. Aku bawahan tuan, asisten pribadi tuan. Tidak layak bagiku mendapat kehormatan itu. Jadi kumohon, panggil saja aku Ivory atau nama keluargaku Sanders." sanggah Ivory merendah
"Baiklah kalau begitu. Mulai sekarang, aku akan memanggil mu Ivo saja. Apakah kau setuju?". Tanya Dion sambil tersenyum
"Terserah Tuan saja." Jawab Ivory malu malu, kemudian melanjutkan berkata
"Tuan tentu saja lapar dan haus. Mari kita makan di rumah makan yang tak jauh dari sini." Tawar Ivory terus terang
Tanpa menjawab, mengiyakan atau tidak, Dion berdiri dari tempat duduknya, dan beranjak ingin menuju rumah makan itu.
"Tuan!. Apakah tuan ingin jalan kaki?. Rumah makan itu jaraknya sekitar 800 meter. Apakah tuan yakin?"
"Jadi..?" Tanya Dion heran