pada zaman dahulu kala, di semenanjung barat. terdapat sebuah kerajaan bernama kerajaan kamra, kerajaan itu di pimpin oleh bala kamra dan istrinya bernama Dwi kamra.
suatu hari, Dwi kamra melahirkan seorang anak bernama Ruy kamra, ia memiliki 3 kepribadian yang berbeda. sehingga, Ruy kamra di anggap ancaman oleh pamanya yang bernama Aden kamra. ia di buang oleh pamanya, yang di bantu istrinya ayu kamra. ia meminta bantuan penyihir kerajaan. mereka bekerja sama, untuk membuang Ruy kamra yang masih kecil itu, di sebuah hutan rimbun yang jauh dari kerajaan.
bagaimana kelanjutanya ?
apakah ruy kamra berhasil kembali ke kerajaan ?
simak novelnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Rifa'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghadapi Penjaga Hutan Wilayah Timur
melawan duo penjaga hutan wilayah timur.
Ruy kamra dan yang lainya. berdiri di jalan setapak, di depan hutan rimbun itu, mereka di tatap makhluk itu dengan mata yang memerah. "siapa kalian berani melewati hutan wilayah timur ini !" ucap makhluk itu.
"maaf kami lancang, kami hanya ingin pergi menuju ke kerajaan timu." ucap Ruy kamra.
Sesosok itu berjalan ke arah mereka dan semakin dekat, betapa terkejutnya. Sesosok itu adalah wanita berkepala babi. Dan ia bersama dengan seorang laki-laki buta.
"hantu.." teriak Tora menunjuk.
"hantu ? Bicara yang sopan bocah !" teriak wanita itu.
dewi sanca." kau pasti Sona sang penjaga hutan wilayah timur ?"
"apakah aku mengenalmu ?" ucap sona.
"kalian harus berhadapan denganku, jika ingin melewati hutan ini. aku adalah penjaga hutan ini dan aku tak akan membiarkan orang lemah seperti kalian melewatinya. !" ucap sona dengan lantang.
mereka tak menggubris perkataan Sona, mereka ber 3 dengan asik berbincang- bincang.
"hey apakah di kerajaan timur itu menyenangkan ?" ucap Tora kepada Dewi sanca.
"katanya, di sana banyak sekali hiburan." ucap Dewi sanca.
"wah.. kita akan mengobati Tora dan bersenang-senang." ucap Ruy kamra.
"kurang ajar kau Ruy, kalian bersenang-senang tanpa aku !" teriak Tora.
"kurang ajar ! Kalian tak mendengarkan perkataan ku ya ?" teriak Sona kesal berteriak.
Sona menyerang mereka semua, Sona me masang kuda-kuda dan melesat menyeruduk. Sontak, semua panik. mereka semua melompat ke udara, sin melempar Tora ke atas pohon.
"woy sin, apa yang kau lakukan ! Kau ingin membunuh ku !" teriak Tora marah.
Dewi sanca mengeluarkan ular raksasa dan menangkap Tora. Tora terjatuh di badan ular itu, ia menaiki tubuh ular raksasa itu dan melesat lari. Ruy kamra mengeluarkan jurus telapak apinya. Dan melemparkan ke Sona. Dengan gesit Sona menendang bola api itu, ia mengembalikan serangan Ruy kamra.
"bom.." bunyi ledakan. Hewan-hewan lari ketakutan akibat pertempuran mereka.
sin menjelma menjadi Ruy kamra mereka menyerang sona secara bersamaan.
"tuan, kamu fokus dengan energi angin mu sedangkan aku akan fokus energi apiku." teriak sin.
Dewi sanca melemparkan tombaknya. dengan cepat, Sona menangkap tombak itu dan mengeluarkan energi angin untuk menghalau tembakan api sin. Ruy kamra menghembuskan anginnya, Sona lalu dengan cepat ia berhasil menghentikan serangan mereka ber 3.
"kalian be 3 majulah !" teriak sona.
"adiku, apakah aku boleh ikut bertempur." ucap pria buta itu.
"tentu saja kak." ucap sona.
"berhati-hatilah Ruy mereka kuat, Aku pernah menghadapi mereka." ucap Yon.
"bagaimana bisa kau bertemu mereka ?" ucap Ruy kamra agak terkejut.
"nanti akan aku ceritakan, fokuslah bertarung." ucap Yon.
"Dewi sanca dan sin kalian fokus mengalahkan Sona, aku akan bertarung melawan pria buta itu." ucap Ruy kamra.
Dewi sanca mengeluarkan ribuan ular yang akan menyerang sona. Sona dengan cepat mengeluarkan pisau kecilnya, ia menyerang ular itu membabi-buta dengan sekali tebasan pisaunya. semua ribuan ular itu lenyap.
"gila. serangnya cepat sekali." gumam Dewi sanca.
"sin menyerang sona menggunakan pukulan api beruntun, seketika hutan itu hujan ni bola api. Sona tersenyum sinis."he, menarik."
Sona membuat nafas angin. seketika, angin itu membuat badai kecil, ia menghisap api-api itu dan melenyapkan nya.
"bagaimana bisa ?" ucap sin terperangah.
Sona mengambil senjatanya. yaitu pisau rantai yang ada di punggungnya. Ia melesat dengan cepat, bagaikan angin. Sona me megang ke 2 rantai di tanganya itu, untuk mengikat sin. namun gagal seranganya menembus tubuh sin.
"Hem.. Ternyata kau jin ?" ucap Sona tersenyum sinis.
Sona mengeluarkan energi gelombang ultrasonik ia memanipulasi udara menjadi sebuah suara yang berisik mem pekakan telinga mereka.sontak, Ruy kamra dan yang lainya terganggu mereka tak fokus menyerang.
Ruy terdiam ia terjatuh dari tanah, ia menutupi kupingnya dan berlutut. "suara apa ini membuat telingaku sakit."
"penderitaan macam apa ini ! Setelah badan ku remuk, kupingku juga akan remuk !" teriak tora di atas ular raksasa.
"pantas saja wanita selalu banyak oceh !" teriak sin.
"dasar bodoh. Kau saja yang tak bisa menjadi pria sabar." ucap Dewi sanca kesal
"haha.. Dengan begini aku lebih mudah mengalahkan kalian.
sin, dan Dewi sanca berbisik "aku ada ide !" ucapnya.
Setelah mereka berbisik mereka siap-siap mengatur strategi yang dibuat sin, Dewi sanca mengalihkan perhatian Sona.
"hey jelek !" kalahkan aku ucap Dewi sanca.
"kita tunjukan siapa yang jelek, babi atau ular." ucap Sona mengacungkan pisaunya.
Sin mengambil sebuah kapak dan menebang pohon besar itu. Sedangkan Dewi sanca mengalihkan perhatian Sona, ia akan bertempur dalam beberapa waktu singkat.
Dewi sanca mengeluarkan ular raksasa dan mengejar Sona. Sona dengan gesit mengelak semua serangan ular itu, ia mencabik-cabik dengan pisaunya.
"haha.. Lihat ! Mudah sekali." ucap Sona angkuh.
Dewi sanca berlari ke arah pohon besar yang di belakangnya ada sin. Dewi sanca mengeluarkan jurus gas beracun nya. Seketika, Sona tak dapat melihat. sin membuat bayangan, yang menyerupai Dewi sanca. seolah-olah, Dewi sanca tak bergerak dan kaku di hadapan Sona.
"haha..kau kenapa tak melawanku apakah kau terkena jurus mu sendiri. aku tak terpancing dengan jurus tipuan ini." ucap Sona sambil menahan nafas.
"sekarang !" teriak sin di bawah belakang pohon besar itu.
ternyata Dewi sanca dan sin bersamaan menumbangkan pohon besar itu. "brak.." pohon besar itu tumbang tumbang tepat di hadapan Sona.
Seketika, pohon besar itu menimpa tubuh Sona. ia pingsan tak sadarkan diri.
"kita berhasil." ucap Dewi sanca senang.
sin berjalan maju mengangkat pohon itu dengan kuat. "agh. Berat sekali."
Sin melihat Sona. matanya memutih dan mulut mengeluarkan busa. "yap.. Sepertinya kita selesai mengalahkan penjaga hutan ini."
Dewi sanca." hey. Apakah kau mengalahkan ku dengan cara seperti ini ?
sin." yap. tidak dengan pohon, tetapi memakai ini." ucap sin mengeluarkan panci yang pengot dengan bentuk tak beraturan itu.
Di sisi lain Ruy kamra beradu pukulan dengan pria buta itu, pria itu dengan cepat mengetahui pergerakan sin. Mereka saling adu pukul dan tendangan.
"sial, dia tau semua pergerakan serangan ku." ucap Ruy kamra Ter engah-engah.
"Ruy, alihkan perhatiannya buatlah sebuah jebakan." ucap Yon.
Ruy kamra pergi bersembunyi di sebuah semak-semak, pria itu mengejar Ruy kamra.
"aku harus diam sejenak di sini. memikirkan cara, aku tak boleh membuat suara sekecil apapun. jika tidak, dia akan tau !" gumam Ruy kamra.
sialnya Ruy kamra ter kentut. "pret.."
Pria buta itu tersenyum dan melompat menyerang Ruy kamra. dengan tangan kosong, Mereka saling adu pukulan dan tangkisan, pria itu sangat gesit hanya mengandalkan gelombang suara.
Ruy kamra melihat batu besar, ia melompat mundur. Pria buta itu terdiam sejenak, fokus mendengarkan suara Ruy kamra. Tiba-tiba, sin dari kejauhan melihat Ruy.
"tuan, kau sedang apa di atas batu itu ?" teriak sin.
"dasar bodoh. jangan banyak bicara sin !" ucap Ruy teriak kesal.