Dinikahi Tuan Muda

Aku mendongak menatapnya..

Dia terlihat tersenyum tenang.

Tanpa emosi sedikitpun, dia masih tersenyum lembut.

Dia sangat berhati - hati dalam memilih dekorasi ruangan, sama halnya dengan yang di lakukan nya sekarang.

Dan aku telah menghancurkan semuanya.

"Ke-kenapa kau sangat sabar kepadaku?", tanya ku diiringi tangis sesenggukan.

Kalau Andreas, dia akan terus melakukannya bahkan di saat aku tidak bisa bernapas.

Dan setelah itu, dia akan pergi dan mengunci pintunya.

Aku harus bisa menerima kalau Albert tidak seperti Andreas.

Tidak..

Albert tidak hanya berbeda, tapi lebih baik dari pada Andreas.

Albert adalah orang dengan penuh kasih sayang.

"Bukan berarti aku tidak pernah marah atau emosional! Hanya saja, aku bisa menekan semuanya saat aku mulai memikirkan betapa pentingnya dirimu bagiku!", ucap Albert sambil mengelus pipiku dengan begitu lembut.

Jika aku memberi tahunya apa yang terjadi malam itu, bisakah aku terbebas dari rasa bersalah yang terus menerus memakanku?

Akankah aku bisa menghapus masa lalu dimana aku terus memohon pengampunan atas kesalahan yang tidak pernah aku lakukan?

Tapi bagaimana jika Albert tidak percaya kepada ku?

Deg

Aku..

"Freya.. sepertinya aku tahu apa yang telah kau alami, tapi aku tidak tahu secara detail nya. Itu berarti aku tidak tahu persis apa yang kau rasakan. Tapi aku tahu satu hal yang pasti, kalau itu semua bukanlah salahmu!"

Dengan sabar Albert berusaha menenangkan aku yang masih terlihat kacau.

"Itu artinya, kau tidak perlu berusaha terlalu keras! Aku bersyukur kalau hatimu sudah mulai bisa menerimaku walau hanya sedikit. Kau sudah berusaha melakukan hal yang kau takuti karena peduli padaku! Aku ingin pengalaman ini menjadi kenangan yang indah untuk kita berdua!", Albert memelukku dari samping, menyandarkan kepala ku pada dirinya. Mengelus rambutku dengan lembut.

"Aku ingin semuanya berakhir dengan menyenangkan.. ummm.. bukankah aku terlalu serakah Seperti seekor binatang?", Albert menggaruk pilingan kepalanya dengan jari telunjuk.

Binatang?

Bukankah Andreas lah yang seperti seekor binatang?

Binatang ang tidak bisa mengendalikan keinginannya.

"Ini semua bukan karena kau.. bukan karena pula aku tidak mencintaimu!", ucap ku dengan masih menetes kan air mata.

"Malah sebaliknya.. aku ingin melakukannya karena aku mencintaimu.. tapi aku takut.." aku harus mengatakan nya agar Albert tidak salah paham .

"Aku takut jika kita sudah mulai dekat satu sama lain, kau akan berubah seperti Andreas.."

Sebenarnya aku ragu bahwa Albert akan berubah seperti Andreas, bahkan Albert terlihat tulus mencintai ku.

Andreas terlalu kejam, hanya mementingkan nafsunya dan ringan tangan.

Kesalahan sekecil apapun itu adalah kesalahan. Yang harus di tebus dengan rasa sakit di seluruh badan.

"maksud mu, aku akan kejam kepadamu seperti dia?", tanya Albert kepadaku.

"Iya!", jawab ku sambil tertunduk tidak berani menatap wajahnya.

Albert memelukku dari samping dengan hangat. Dia tidak membentak atau pun marah kepadaku saat aku membandingkan dia dengan Andreas, mantan suamiku.

Albert mengusap lembut punggung tanganku dan berkata

"Freya, aku tidak akan pernah melakukan hal itu kepadamu! Kau tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin kau lakukan! Tenanglah Freya, aku akan selalu bersamamu!", ucap Albert kepadaku.

.

POV Albert

Hatiku terasa sakit. Seperti tercabik - cantik dan berdarah, namun tidak terlihat. Bukan karena dia tidak percaya kepadaku, tapi..

Karena aku sedih melihat dengan aku sendiri seberapa dalam lukanya.

"Freya..",

Freya mendongak menatapku dengan air mata yang masih berlinang di kedua pipinya.

Dia terlihat sangat rapuh, hingga ketika aku pegang seperti akan langsung hancur.

Aku mengajaknya berbaring berdua di tempat tidur.

Dia menurut tanpa ada penolakan sedikitpun.

"Ayo kita tidur saja malam ini! Untuk saat ini Lupakanlah semua ketakutan mu, dan ingatlah bahwa kau adalah orang yang sangat penting untuk ku. Atau kau juga boleh memikirkan semua makanan penutup yang akan kita makan besok! Bayangkan saja betapa manis dan lezat nya itu!", aku berusaha mengalihkan pikiran Freya dari pria sialan yang memperlakukannya tak ubahnya seperti binatang itu.

Namun, Freya tetap menangis.

"Atau, aku bisa membawa bajingan itu ke hadapanmu! Dan kau bisa melakukan apapun yang kau mau padanya!", ucapku lagi menunggu respon dari Freya.

"Aku tetap tidak ingin melihatnya walau Hanya sekedar untuk memberinya pelajaran!", jawab Freya.

"Aku hanya ingin hidup seperti ini, dan menganggapnya tidak ada! Jika dia masih memiliki hati nurani, Setidaknya dia tidak akan datang untuk mencarikan!", lanjut Freya.

Freya terdengar putus asa kala dia berbicara seperti itu.

"Bukan berarti aku memaafkannya, hanya saja Aku tidak ingin membuang waktuku Untuk seseorang yang tidak akan pernah meminta maaf padaku! Aku ingin melihat masa depan ku dan melupakan masa lalu ku!",

Sebuah keinginan kecil dari orang yang menghabiskan masa mudanya terkurung dalam belenggu ketidak Adilan.

Freya..

aku pasti akan mewujudkan keinginan kecilmu itu ..

Namun sepertinya, tidak mungkin orang seperti Andreas akan berhenti di sana saat tahu Freya sudah bangkit dan hidup lebih baik dari pada Andreas.

Aku harus secepatnya mencari informasi tentang bajingan itu, agar tidak kecolongan.

'demi masa depan kita yang cerah', aku bertekad dalam hatiku untuk menjaga Freya hingga dia lupa pernah terluka sedalam itu.

Gadis kecilku..

Matahariku..

Penyelamatku..

"Ini semua berkat mu Albert, Aku ingin memiliki masa depan yang indah.. Aku ingin berdiri di samping mu dengan percaya diri!", ucap Freya mengeratkan pelukan kami.

Malam ini kami tidak jadi melakukan hal itu. Dan aku tidak tahu kapan Kami akan melakukannya lagi. Tapi satu hal yang pasti, bahwa aku akan menunggunya untuk melepaskan ketakutan nya, menunggunya agar siap dan tidak akan pernah memaksanya.

"Baiklah Freya, Jika itu yang kau inginkan, aku akan menurutinya. Tapi untuk sekarang lebih baik kita beristirahat, kau pasti lelah Freya!", ucapku sambil mencium keningnya.

"Baiklah", jawab Freya.

Cinta ini begitu tulus untuknya. Hingga aku lupa kapan mulai ada perasaan ini terhadapnya. Jangankan untuk melukainya, melihat air mata yang meluncur bebas dari mata cantik nya itu pun sudah membuat hatiku tersayat.

Ahh..

Betapa mengharukannya ini..

.

POV Freya

Hari pesta minum teh di keluarga lady Adante.

Hari ini aku akan menghadiri pesta minum teh lady Adante. Kedudukan sosial nya serta tamu nya sangat berkelas. Lady Adante sangat tahu bagaimana cara bergaul dengan masyarakat kelas atas.

Ini bukanlah pilihan yang buruk menghadiri Pertemuan bangsawan kelas atas sebagai seorang nyonya marchionnes Davinci.

Dan alasan aku memilih pesta yang hanya di hadiri oleh para wanita agar, Aku bisa membuat kesan yang baik kepada para wanita Sebelum menghadiri acara yang di hadiri oleh semua orang.

Jika Albert ada di sana maka mereka akan memperlakukan ku dengan baik karena status sosial yang Albert miliki.

Lebih mudah melihat sifat mereka yang sebenarnya di sana karena hanya ada para wanita saja.

Aku gugup..

Bukan hanya karena pesta minum teh saja, tapi..