Novel ini kisah anak nya Asterion Estevan dan Aily di Novel My Hot Little Girl. Yang belum baca Novel itu boleh mampir dulu ke Novel sebelumnya❤️
Alterio Estevan di datang ke sebuah Club untuk menghilangkan stesnya karena sedang bertengkar dengan istri tercintanya, Julia Anindira tidak mau memiliki anak karena sedang berada di masa jayanya menuju karir impian nya.
Na’as Nya pria yang kerap di panggil Al itu di jebak oleh musuhnya dengan memasukan obat perangsng pada minuman nya, hingga membuat Al meniduri gadis bernama Bunga Lilac yang tidak sengaja berpapasan dengan nya.
Lilac yang malam itu harus nya resmi menjadi kekasih Daniel Felix, justru malah berahir di bawah kungkungan Alterios Estevan.
Bagaimana nasib Lilac setelah kejadian itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 - Akal Sehat.
Lilac dan Al saling menghentikan ciuman nya saat kedua netra mereka tidak sengaja bertemu, lalu keduanya pun melepas ciuman itu dan terlihat jelas kecanggungan di kedua orang itu.
“La-lain kali saat ku bilang berhenti, kau harus berhenti Ungu!” Ucap Alex dengan canggung.
“Tapi kenapa kamu menciumku!” Pekik Lilac karena memang Al lah yang menciumnya lebih dulu.
“I-itu karena mulutmu tidak berhenti menggigitku, dan menggesekan— ah sudah lah. Lagian wajar aku mencium mu karena kamu istriku!” Ucap Al akhirnya. Dia berjalan ke arah balkon dan meninggalkan Lilac yang terduduk di atas ranjang.
“Ish dia sendiri yang memulainya, malah nyalahin aku.” Gerutunya dengan sinis lalu menenggelamkan tubuhnya di balik selimut dan menendang-nendang selimut dengan pelan. “Ya ampun ini sangat memalukan, kenapa aku memejamkan mataku.” Ucap Lilac sambil menggigit-gigit jari-jari kukunya.
Lalu menyentuh dadanya yang sejak tadi berdebar-debar. “Gara-gara dia aku jadi serangan jantung! Bagaimana kalau aku jadi cepat mati? Dari tadi jantung ku tidak bisa tenang? Apa jangan-jangan tensi ku naik? Aku harus memeriksanya kedokter.” Gumam Lilac.
Sementara Al iakini sedang menghidup udara malam di balkon kamar Lilac, menetralkan rasa ingin menyentuh istrinya. Ia tidak menyangka dalam keadaan sadar pun ia bisa tergoda oleh Lilac, dia kira sebelumnya karena pengaruh alkohol dan obat perang sang yang membuat dirinya bisa bercinta dengan Lilac. Tapi nyatanya tanpa pengaruh alkohol pun dia bisa menginginkan tubuh wanita lain selain Julia.
Sejak tadi jantung nya terus berdebar-debar mengingat saat kedua netranya menatap mata indah Lilac, Al pun mendengus dengan senyum miringnya saat mengingat malam pertamanya dengan Lilac.
Malam itu Al berada di bawah kendali obat perang sang, namun dia dapat mengingat bentuk tubuh sexy Lilac bahkan wajah Lilac yang di hiasi tangisan dan juga lenguhan dari bibir ranum gadis itu.
Lilac benar-benar tak berdaya di bawah kungkungan nya, berbeda dengan Julia yang dapat mengimbangi dan melawan setiap geralan nya. Lilac justru tak berdaya dan tergulai lemas dengan tubuh dan wajah yang sangat sexy.
Al tidak menyangka Lilac yang cerewet dan sering membantahnya itu ternyata sangat lemah di atas ranjang nya.
“Hah, kau sangat menyebalkan Ungu!” Pekiknya karena pikiran-pikiran kotor mulai melandanya. Dia pun menurunkan tubuhnya hingga lantai, dan melakukan beberapa hitungan push up untuk menetralkan tubuhnya.
Dia berjalan masuk kembali kedalam kamarnya, melihat sekilas Lilac yang tidur dengan bentuk yang sudah tidak beraturan lalu Al melangkah kedalam kamar mandinya untuk menetralkan tubuhnya.
Al keluar dari kamar mandi, dia berjalan lalu berhenti menatap Lilac. “Apa saat tidur bersamamu, aku harus merubah posisi mu terus?” Tanya Al pada orang yang sudah tertidur pulas itu.
Al mengangkat tubuh Lilac dan merubah posisinya, lalu menyelimuto gadi itu. “Jangan berubah posisi lagi! Kalau tidak aku akan menghukum mu!” Ancam Al pada istrinya yang sudah pasti tidak mendengarnya.
Al lalu merebahkan tubuhnya di samping Lilac dan menghadap wanita itu, menatap setiap inci wajah Lilac. “Iya kamu lebih cantik saat tidur, karena tidak berisik.” Gumam Al lalu dia memeluk Lilac.
“Jangan salah paham, aku hanya takut jika kamu menendangku lagi.” Ucap Al sambil menaikan sebelah kakinya dan menindih tubuh bagian bawah Lilac, sementara lengan nya melingkari bagian perut Lilac karena Al tidak mau kembali menderita seperti sebelumnya.
Al menutup matanya dengan bibir yang tersenyum, entah mengapa dia baru merasakan jantung yang berdebar lagi setelah sekian lama tidak merasakan hal itu. Karena bersentuhan dengan Julia setiap hari sudah tidak pernah merasakan debaran itu lagi, hanya di awal saat Julia mendekati dirinya sebelum mereka akhirnya berpacaran. Itulah terakhir kali Al merasakan debaran dan sengatan di tubuhnya, al tidak menyangka jika dirinya juga bisa merasakan hal yang sama dengan wanita lain selain Julia.
Sebelum ia tidur, Al sempat memandangi wajah polos Lilac, hidung kecil dan mancung. Bibir bawah yang tebal dan bulu mata yang lentik. Entah mengapa Al menikmati pemandangan itu, jantung nya makin tidak karuan saat melihat wajah Lilac.
“Rupanya aku sudah tidak sehat.” Gumam Al sambil memejamkan mata.
.
.
To be continued…