Lengkap sudah,kesedihan dan sakit hati yang Laura rasakan.
Baru saja ditinggalkan oleh ayahnya,ia harus kembali merasakan sakit hati karena
kekasih yang sebentar lagi akan menjadi suaminya,ternyata berkhianat dengan seseorang yang tidak pernah ia sangka.
Seperti apa kelanjutan kisah Laura,yuukkk baca kisahnya hanya di novel ini...
Tbc:
Karya ini sedang diikutsertakan lomba YAW.
Mohon dukungannya yaa,dengan like,komen,vote,dan juga share..
Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
"Sayang...boleh tolong buka pintunya sebentar."Ucap Arya,sambil mengetuk pintu kamar Laura.
Setelah menunggu beberapa saat,Laura pun membuka pintu kamarnya,dan Arya segera masuk.
"Apa dia udah pergi,sayang?"Tanya Laura.
"Udah...aku udah minta dia pergi."Jawab Arya.
Arya mengajak Laura agar duduk di sofa yang ada di dalam kamar Laura.
Laura duduk dengan wajah yang menunduk,Arya mengangkat wajah Laura perlahan-lahan.
Ia melihat mata Laura yang berkaca-kaca dan sedikit lagi,bulir bening keluar dari sudut mata Laura.
"Sayang...aku tau ini gak mudah buat kamu,aku tau kamu kecewa dan sakit hati".
"Sekarang udah ada aku disini,kamu bisa menumpahkan semuanya di pundak aku."Arya memeluk Laura.
Laura pun akhirnya menangis di pelukan Arya,dan Arya hanya diam sambil membelai lembut punggung Laura.
Setelah Laura merasa sedikit lebih baik,ia melepaskan dirinya dari pelukan Arya.
"Apa yang harus aku lakukan,sayang?"Tanya Laura,sambil menyeka sisa-sisa air mata di wajahnya.
Arya menggenggam lembut kedua tangan Laura.
"Ra...aku takut untuk memberikan pendapat aku sayang,karena aku tau,apa yang kamu rasakan itu tidak mudah".
"Hati kamu sendiri,menginginkan apa?"Tanya Arya,hati-hati.
"Aku gak bisa benar-benar benci sama ibu sayang,aku gak bisa,aku sayang sama ibu,sebelum bertemu dengan Dika,ibu adalah,ibu tiri yang baik".
"Dia tulus merawat dan juga menyayangi aku".
"Aku ingin membebaskan Dika,itu semua untuk ibu,tapi aku takut,kalo Dika bebas,dia akan berbuat jahat lagi."Ucap Laura.
"Iya...aku paham ketakutan kamu,kalo seperti itu,kita bisa bebasin Dika,setelah kamu dan aku sudah menikah,dan sah sebagai pasangan suami,istri".
"Aku rasa Dika gak akan berani lagi untuk berulah sama kamu,kalo dia sampe berani,maka konsekuensi nya dia berhadapan langsung dengan aku."Jawab Arya.
"Iya sayang,kamu benar."Balas Laura.
"Iya,tapi kita gak perlu mengatakan hal tersebut kepada ibu tiri kamu,untuk sekarang,biarkan saja,mereka berdua berfikir,kamu tidak enggan untuk membebaskan Dika".
"Biar kedepannya mereka berdua tidak menggampangkan sesuatu sayang."Ucap Arya lagi.
"Tapi sayang-...aku pengen ibu tiri aku ada pas kita menikah nanti,apa hal itu memungkinkan?"Tanya Laura lagi.
"Semua keputusan ada di tangan kamu sayang,apa kamu sudah benar-benar memaafkan dan mau menerima kembali ibu tiri kamu?".
"Jujur aku belum sepenuhnya memaafkan ibu mas,jujur aku masih menyimpan rasa kecewa terhadap ibu,tapi rasa sayang aku ke dia,gak bisa bikin aku membenci atau pun mengabaikan dia".
"Sampai saat ini,aku masih sering merindukan dia."Ucap Laura sendu.
"Gak mudah melupakan semua kenangan manis antara aku dan ibu."Ucap Laura lagi.
"Kalo seperti itu,aku gak keberatan,tapi aku punya syarat."Balas Arya.
"Syaratnya apa?".
"Nanti saat Dika sudah bebas,kamu harus menjaga jarak dengan ibu tiri kamu".
"Aku gak mau,Dika memanfaatkan kebaikan hati kamu,dan juga kasih sayang kamu ke ibu tiri kamu,untuk kepentingan pribadi Dika."Ucap Arya.
"Iya sayang...aku akan membatasi diri aku dengan ibu,saat Dika sudah dibebaskan nanti."Jawab Laura.
"Sekarang senyum dong,calon pengantin harusnya bahagia."Arya menarik sudut bibir Laura,membuat sebuah lengkungan seperti senyuman.
"Yaudah kita keluar yukk,,,masih belum halal,bahaya sayang."Goda Arya.
Laura tersenyum menanggapi ucapan Arya,setelah itu keduanya berjalan keluar bersama dari dalam kamar.
...****************...
Ibu tiri Laura baru saja sampai dirumahnya,ia duduk diruang tamu dengan wajah yang sendu.
Ia merasa jika Laura,tidak mau membebaskan Dika,ia tidak menyalahkan Laura untuk hal itu.
Laura berhak untuk menolak permintaan nya,apalagi dirinya dan Dika sudah menyakiti hati Laura.
"Ya Allah...gimana kalo benar,Laura tidak ingin membebaskan Dika".
"Bagaimana nasib aku dan anak ini kedepannya".
"Kalo pun bisa dengan membayar jaminan,uang aku gak akan cukup untuk hal tersebut."Lirih ibu tiri Laura.
...****************...
Sementara itu di dalam penjara,Dika merasa gelisah.
Ia terus saja memikirkan,apakah saat ini ibu tiri Laura sudah bertemu dengan Laura apa belum.
Dan jika pun sudah bertemu,apakah Laura bersedia membebaskannya atau tidak.
Dika duduk di pojokan di dalam ruang penjaranya sambil menggigiti kukunya sendiri.
...****************...
"Sayang...aku pulang dulu yaa,kamu hati-hati di sini sama bibi."Ucap Arya,keduanya sedang berdiri di depan pintu.
"Iya...makasih udah nemenin aku."Jawab Laura.
"Sama-sama sayang."Balas Arya,sambil membelai lembut pucuk kepala Laura.
Sebelum pergi,Arya mengecup sebelah pipi Laura dengan cepat,setelah itu,dirinya buru-buru keluar dan menutup pintu apartemen.
Laura terpaku,ia memegangi sebelah pipinya yang baru saja di kecup oleh Arya,sembari tersenyum.
Laura pun berjalan kembali ke arah kamarnya,memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum tiba waktu makan malam.
...****************...
"Kamu baru pulang,Ar?"Tanya ibu Arya,melihat putranya yang baru saja datang,dan ikut duduk bersama nya di ruang televisi.
"Iya bu."Jawab Arya singkat.
"Terus Laura mana?,kenapa gak dibawa kesini?"Tanya ibu Arya.
"Laura di apartemen lah bu,kenapa aku harus bawa kesini."Balas Arya.
"Kamu tuh gimana sih,pernikahan kalian kan tinggal beberapa hari lagi,gak masalah kalo Laura tinggal disini,lagian ada ibu juga yang mengawasi kalian."Ucap ibu Arya.
"Nanti aja lah bu,kalo aku dan Laura sudah selesai akad nikah."Balas Arya.
"Kamu nih,justru bagus kalo Laura disini,ibu bisa membantu mempersiapkan segalanya buat dia,apalagi sekarang dia udah gak punya siapa-siapa lagi,Ar".
"Dia pasti sedih,di hari pernikahannya,gak ada siapapun dari keluarga dia."Ucap ibu Arya lagi.
"Tadi Laura bicara sama aku,dia minta izin,supaya ibu tiri nya bisa hadir dan juga melihat Laura,di acara pernikahan nanti."Balas Arya.
"Ibu tiri Laura?,kok bisa?,apa Laura sudah berbaikan dengan ibu tirinya?".
"Anak itu,hati nya sama seperti mendiang ibu kandungnya,kalo sudah sayang dengan seseorang,tidak tega dan juga tidak bisa marah lama-lama terhadap orang tersebut."Ucap ibu Arya,mengenang kembali tentang mendiang ibu kandung Laura,sebagai sahabat baiknya tersebut.
Arya kemudian menceritakan kepada ibu nya,tentang ibu tiri Laura yang tiba-tiba saja datang ke apartemen,dan juga mengatakan maksud dari kedatangannya tersebut.
"Hmmm...ibu gak bisa bicara lagi,karena Laura pasti akan berfikir dengan hati nya,seperti yang ibu bilang tadi,dia sama seperti mendiang ibu kandungnya."Balas ibu Arya.
"Ibu gak perlu khawatir,meskipun begitu,aku sudah memberikan syarat untuk Laura,dan dia menyanggupi syarat tersebut".
"Ada aku yang akan selalu menjaga Laura bu,apalagi nanti dia sudah menjadi istri aku,itu sudah kewajiban aku."Ucap Arya lagi.
Ibu Arya tersenyum,ia merasa lega karena putranya memiliki sifat yang baik,dan juga sangat bertanggung jawab terhadap apapun...
sip mak tiri nya laura,,,pkoknya jngan kasih ksmpatan buat laki" mokondo dika itu,,mending buang ke laut ajah buat nemenin ikan hiu berenang. ,
sepertinya ibu tiri laura pergi dr rumah itu, dan laura menyendiri dlm kesunyian rumah itu,,,
moga aja arya datang dan menolong laura