Sasha harus menyandang status janda diusianya yang masih sangat muda yaitu 29 tahun,dan memiliki seorang anak perempuan.
Ia yang belum pernah bekerja sebelumnya,harus berjuang untuk ekonomi keluarganya,impiannya untuk bekerja diPerusahaan terwujud,tapi tak mudah untuk Sasha jalani karena anaknya yang tiba-tiba sakit parah mengharuskan Sasha membutuhkan uang dengan segera.
Dengan mengandalkan gelar Karyawan ,Sasha memberanikan diri untuk meminjam Uang kepada Bos nya.
Bos yang sudah lama menduda, mau memberikan uang berapapun yang Sasha mau asal mau jadi teman ranjangnya saat dibutuhkan kapanpun itu.
Sasha yang begitu mencintai putrinya itu rela melakukan apapun asal putrinya sembuh.
Banyak kesedihan dan kesulitan yang harus Sasha jalani,namun Ia yakin kebahagiaan akan datang padanya.
Bagaimana sasha menjalani kehidupannya kedepan?
Ikutin kisahnya ya !!!!!!!!!
SELAMAT MEMBACA!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiwit Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
"Baiklah Alex,aku anggep urusan kita telah selesai,soal Rumah aku setuju dengan harga yang kamu tawarkan,bisa aku minta uangnya sebagian sekarang?sisanya nanti saat sertifikat rumahnya aku berikan ketika anakku dan Ayahku sudah kembali kerumah".ucap Sasha dengan datar.
Alex tidak banyak berbicara lagi karena ia tau Sasha sedang mengalami musibah.Sasha segera membawa Alex kebagian Administrasi untuk segera melakukan pembayaran.
Sasha dan Adam mendapati ponselnya sama-sama berbunyi,mereka saling mengangkat ponsel masing-masing.
"Tes...tes...Ayah....",Tangis Sasha pecah seketika saat mendengar kabar Ayahnya telah meninggal."Hiks...Hiks...Hiks...Ayah, nggak mungkin Ayah akan secepat ini pergi,Ayah harus sembuh Yah.....",racau Sasha masih terus menangis.
Alex yang merasa tak tega,membawa Sasha kedalam pelukannya."Sabar Sha...semua sudah garis takdirnya masing-masing,kamu harus ikhlas ,biar jalan Ayahmu dipermudah".
Dengan bantuan kursi roda ,Alex membawa Sasha untuk kembali ketempat operasi Ayahnya sebelum meninggal.
Saat berada didepan ruangan operasi itu,semua Dokter dan Suster menatap sedih Sasha yang wajahnya penuh air mata.
"Maafkan saya Bu,Saya dan para Dokter serta Suster yang bertugas untuk operasi Ayah Anda turut berduka cita,Kami sudah berusaha semampu kami untuk memberikan yang terbaik,tapi tiba-tiba Ayah Anda tubuhnya kejang-kejang lalu kami nyatakan meninggal,Ibu yang sabar ya,ini semua sudah takdir dari Yang Maha Kuasa ",ucap salah satu Dokter dengan tulus.
Alex mendorong kursi roda yang diduduki Sasha mendekat kejenazah Ayahnya.
"Ayah......kenapa Ayah secepat ini perginya,Sasha belum bisa membahagiakan Ayah selama ini,Maafkan Sasha Yah....hiks..hiks..hikss".
Alex membawa Sasha untuk duduk kembali,karena jenazah Ayahnya akan segera dimandikan dan persiapan untuk dimakamkan.
Alex yang paham bahwa tak ada lelaki lain selain dirinya dan Adam,Ia menghubungi seseorang untuk dapat menyiapkan semuanya untuk pemakaman Ayah Sasha setelah berdiskusi dengan Sasha untuk persetujuan tempatnya.
Sasha baru teringat dengan Ibunya yang tidak ada disekilingnya,Ia menanyakan kepada salah satu suster yang hilir mudik didepannya .
"Maaf Sus,Suster lihat Ibu-ibu dan Mas-Mas yang tadi duduk disini nggak?mereka kemana ya Sus?",tanya Sasha dengan panik.
"Oh yang suaminya meninggal itu Ya Bu?Beliau tadi pingsan Bu,kemungkinan Mas-Mas yang bersamanya tadi ikut membawanya keruang UGD mungkin Bu",jawab Suster dengan sopan.
Sasha segera meminta Alex untuk mengantarkan dimana Ibunya berada,masih dengan tangisan yang begitu deras,Sasha menoleh kekanan kekiri saat masuk keruang UGD yang penuh dengan orang yang akan berobat.
"Ibu...ini Sasha Bu,ibu dimana?"ucap Sasha dengan panik.
Adam yang mendengar ada suara Sasha memanggil Ibunya,Ia membuka tirai ruang pemeriksaan Ibu dari Sasha.
"Ibu kamu tadi pingsan begitu melihat Ayah kamu meninggal,beruntung aku berada dibelakangnya, jadi jatuhnya tak sampai kelantai,selain itu setelah pemeriksaan yang dilakukan Dokter,Ibumu kondisinya lemah ,jadi sekarang beliau sedang diinfus dan disuntikan obat,itu mengapa Ibumu tertidur".ucap Adam menjelaskan kondisi Ibunda Sasha.
Sasha mendekati Ibunya yang tertidur,Ia memandangi wajahnya yang terlihat sangat lelah dan pucat.
"Ibu...bangun Bu,temenin Sasha untuk menghadapi ini semua,hiks...hiks...hiks,tangis Sasha keluar lagi".
Adam yang diperintahkan Alex untuk mengurus administrasi kepulangan jenazah Ayah Sasha langsung pergi untuk mengurusnya.
"Sasha....biarkan Ibumu disini jika kondisi masih lemah ,atau kamu juga?biar aku dan Adam yang akan membantu proses pemakaman Ayahmu?tanya Alex begitu kawatir.
Sasha memilih ikut bersama Alex,sedangkan Ibunya dititipkan kepada suster yang bersedia mengwasinya.
Dengan bantuan kursi roda,Alex membawa Sasha masuk kedalam mobilnya ,sedangkan Adam masuk kedalam ambulance beserta jenazah Ayah Sasha.
Didalam mobil Alex fokus mengendarai mobilnya ,Ia dapat merasakan kesedihan yang Sasha rasakan ,beberapa kali Sasha terus mengusap air matanya yang terus turun.
"Sasha....aku tau ini berat buat kamu,tapi jangan berlarut-larut,masih ada Alesha yang kamu harus pikirkan,dia pasti akan sedih kalau Ibunya sedih begini,kumohon setelah ini kamu bisa bangkit menjadi Sasha yang kuat seperti dulu",nasehat Alex dengan tulus.
Alex memapah Sasha begitu sampai dipemakaman,saat prosesi berlangsung Sasha tak kuasa menahan kesedihannya saat Ayahnya benar-benar sudah rata dengan tanah.
"Ayah.....hiks hiks hiks",Sasha terus menangis saat orang-orang sudah berangsur pergi,hanya tinggal Alex dan dirinya.
Alex membiarkan Sasha menumpahkan semua apa yang dia rasakan,Alex mengusap panggung Sasha agar merasa lebih tenang.
"Sha...,udah yuk,Hari sebentar lagi malam,kasian Ibu kamu menunggumu diRumah Sakit,udah ya....",ajak Alex dengan mengajaknya untuk berdiri.
Sasha hanya bisa menurut saat Alex membawanya masuk kedalam mobilnya,pandangan mata Sasha kosong saat Alex terus memandangnya .
Karena kelelahan menangis,Sasha tertidur selama perjalanan keRumah Sakit,Alex memberhentikan mobilnya disebuah restoran yang cukup lengkap dengan makanan nusantaranya
Alex membeli 5 porsi makanan yang ia bungkus secara terpisah,tak lupa dia juga masuk kedalam sebuah toko buah untuk membeli buah-buahan untuk Sasha dan Ibunya.
Setelah semuanya cukup,Alex kembali mengendarai mobilnya keRumah Sakit.
Alex terus menunggu saat Sasha tak juga bangun saat mereka sudah sampai diparkiran Rumah Sakit,Alex ikut memejamkan matanya yang terasa lelah.
Mereka terbangun saat ponsel milik Sasha terus berbunyi.
"Halo Bu....iya ini Sasha sudah diparkiran Rumah Sakit,sebentar lagi Sasha akan naik keatas",ucap Sasha menjawab telpon Ibunya .
Sasha berlarian keluar dengan cepat menuju ruang pemeriksaan Ibunya ,Ia melupakan keberadaan Alex yang mengantarnya.
"Ibu...Ibu sudah bangun ?Syukurlah Ibu sudah membaik".
"Ayah nak...kenapa secepat itu dia pergi,Ibu bahkan belum meminta maaf untuk semua tindakan Ibu kepadanya...",tangis Ibunda Sasha pecah sambil memeluk anaknya.
"Ayah sudah nggak sakit lagi Bu,sekarang Ibu fokus dengan kesembuhan Ibu sendiri,ada Sasha dan Alesha yang akan menemani Ibu setiap harinya".
Alex yang terabaikan oleh Sasha harus membawa makanan dan buah yang Ia beli seorang diri.
"Permisi...,Sasha....ini aku Alex".Sasha membuka tirai ruangan Ibunya karena belum dipindahkan keruang perawatan saat Alex memanggilnya.
"Selamat malam Bu,gimana?sudah baikan?",tanya Alex begitu tulus.
Alex meletakkan makanan dan buah-buahan yang ia bawa.
Sasha memperkenalkan siapa Alex karena sudah lama nggak bertemu,Sasha juga menceritakan tentang perbuatan baik Alex yang sudah membantu mengurusi jenazah Ayahnya .
"Terimakasih ya nak,sudah membantu semuanya ,mudah-mudahan jadi amal kebaikan untuk kamu ,Kami tak bisa memberi apapun selain ucapan terimakasih",ucap Ibunda Sasha dengan tulus.
"Iya Bu sama-sama,saya hanya bisa membantunya seadanya,mudah-mudahan setelah ini semuanya semakin membaik dan sehat".
"Aamiin",ucap Sasha dan Ibunya dengan kompak.