Aluna tiba-tiba diceraikan oleh suami nya Wardana, tepat saat anniversary pernikahan mereka yang ke 7 tahun. Padahal malam itu dijadikan Luna sebagai momen untuk membagi kabar bahagia, kalau ia telah sembuh dari sakit kanker yang menyerangnya selama 4 tahun terakhir.
Wardana mengatakan ingin menikahi Anita Yang sedang hamil anak kakak nya, Tapi fakta baru terungkap, keluarga Wardana menginginkan kematiannya, dapatkah Luna mengungkap tabir misteri yang keluarga Wardana sembunyikan?
Yuuk dukung karya terbaru aku.. jangan lupa subscribe nya ya..
karena subscribe kan kalian sangat berarti untuk menambah imun biar lebih semangat lanjutin cerita nya❤️🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanayaa Irany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Wardana kelimpungan mencari Aluna, ia tak tahu harus mencari Aluna kemana, karena selama ini ia lupa Aluna punya teman lain atau tidak selain Bintang.
Saat pikirannya tengah buntu, ia berpikir mungkin Aluna dibawa oleh Anita. Wardana pun melajukan mobil nya ke rumah keluarga Anita.
Saat sampai di sana.
“Mas!” sapa Anita dengan senyum mengembang di wajah nya.
“Dimana Aluna? Kau yang membawa dia kan?”
“Aku?? jangan ngaco mas, dari tadi siang aku di rumah, terakhir aku ketemu mbak Aluna waktu dia mau pergi tadi pagi!” jawab Anita.
“Jangan bohong kamu!”
“Bohong apa sih! Jangan macam-macam ya mas! Aku gak tahu apapun soal Mbak Aluna, apa kamu sudah tanya sama mama dan Ranti?”
“Sudah, tapi mereka bilang tidak tahu! kemana kamu Aluna!” Wardana meremas rambut nya karena merasa frustasi tak kunjung menemukan dimana Aluna berada.
“Coba kamu hubungi Bintang! Mungkin saja mbak Aluna ada di rumah orang tua nya atau rumah nya Bintang, biasa nya dia begitu kan?”
“Aku sudah mencari ketempat yang biasa Aluna datangi, aku takut terjadi apa-apa padanya, fisik nya sedang lemah! bagaimana kalau sampai dia pingsan dijalan, dia tidak bawa mobil!”
“Mbak Aluna gak bawa mobil, bagus dong.. Aku bisa ambil mobil itu sekarang juga!” kata Anita dengan riang bahagia di wajah nya, Sam sekali tidak memikirkan bagaimana nasib Aluna di luaran sana.
“Mobil mobil saja yang kamu pedulikan, Anita! Apa kamu tidak khawatir sama sekali? Dia masih kakak kamu!”
“Bodo amat, memang nya aku peduli dia siapa? meskipun aku tahu dia itu kakak kandung ku, tapi kami sudah berpisah sejak lama! Orang tua kami sama sekali tidak pernah merasa kehilangan dengan tidak ada nya aku kan, kenapa aku harus memikirkan dia, lebih bagus kalau dia mati sekalian!”
“Anita!!!” bentak Wardana.
“Apa mas! Jangan buat aku muak ya, bisa aja kan aku ngomong yang sejujur nya sama mbak Aluna kalau kami ini saudara kandung! Dan konsekuensinya dia bisa drop dan mati!”
Plaak!
“Sekali kamu sebut-sebut kematian nya, kau yang akan ku habisi Anita! Kau dengar!!” Wardana menampar Anita dengan sangat kuat, hingga telinga wanita yang tengah hamil 7 bukan itu berdenging. Setelah itu Wardana langsung pergi begitu saja meninggalkan Anita sendirian, ibu nya tak tahu entah kemana.
“Brengsek, sialan!” umpat Anita kesal.
**
Sementara itu di rumah Aksaka, semua orang masih berkumpul dan pembicaraan mereka semakin serius saja.
“A-pa maksud nya aku tidak tahu apa-apa?” Aluna bertanya dengan memandangi mereka satu persatu, Gita menaikkan bahu nya pertanda ia juga tak tahu apa-apa. Sedang yang lain nya mereka masih diam seolah sedang mempersiapkan apa yang harus mereka katakan pada Aluna.
“Keluarga Wardana itu penjahat, Aluna.. Maaf aku harus mengatakan nya sekarang, tapi ku mohon jangan berpikiran buruk dulu tentang aku!” Aji memulai pembicaraan nya.
“Kenapa mas?”
“Aku memata-matai kamu selama 7 tahun ini, aku juga tahu kalau selama ini mereka sengaja mengganti obat mu, saat itu aku baru tahu di botol yang ke 5, saat aku tahu setiap kali Wardana diberikan obat racikan oleh mama nya maupun adik nya, jika anak buah ku tahu mereka akan mengganti dengan obat mu yang asli, jadi sebetul nya selama ini kamu sudah benar-benar meminum obat mu, mungkin karena itu kamu bisa sembuh sekarang!”
“Apa? Jadi kamu..”
“Maaf Aluna..” Aji kembali menundukkan wajah nya, ia tahu ia salah karena sudah memata-matai Aluna tanpa seizinnya.
“Kenapa kamu minta maaf, seharusnya aku berterimakasih kan? Karena selama ini tanpa sepengetahuan ku, kamu melindungi aku, mas!” kata Aluna.
“Jadi Aluna tidak sempat mengonsumsi itu selama 7 tahun full kan, Ji?” Bintang menyela, dalam hatinya ada kelegaan yang luar biasa, karena ternyata Aluna tetap meminum obat yang sesungguh nya, bukan obat racikan yang digunakan Wardana untuk membunuh Aluna secara perlahan.
“Tidak, aku menyimpan seluruh obat racikan yang anak buah ku tukar dengan obat Aluna, aku akan mengambil nya untuk mu!” Aji bergerak hendak keruangan bawah tanah rumah nya, tempat dimana ia menyimpan obat-obat lucknut itu.
“Tunggu, Aji! Ada yang lebih penting dari itu!” Pak Rima menghentikan Putra nya.
“Aluna.. Seperti nya musuh papa kamu sudah bergerak sekarang ini, jadi tujuan om mengumpulkan kalian semua disini, untuk memberi tahu kamu, kalau kamu jangan keluar rumah dulu.. tetap dirumah ini sampai keadaan nya aman, om dan om Zaki akan bergerak untuk mencari tahu musuh Darwis yang sesungguh nya selama ini!”
“Maksud om Aku dalam bahaya?”
“Ya Aluna! Jadi tetaplah disini..”
“Apa sampai separah itu om?”
“iya.. Kamu dengar sendiri kan dari Aji kalau mereka sampai ingin kamu tiada, itu artinya mereka bukan orang sembarangan, om rasa bukan keluarga Wardana biang nya, mereka juga pion yang digunakan orang itu untuk menghabisi Aluna!”
“Sayang.. Kamu jangan takut ya, Tante akan selalu nemeni kamu, kalau pun kamu mau keluar rumah bisa pakai alternatif lain, misal pake masker atau apapun itu!” Bu Soraya berucap.
“Maaf om! Aku rasa kalau aku tetap bersembunyi kita tidak akan tahu siapa dalang sesungguh nya kan?”
“Jadi maksud kamu?”
“Seperti kata om, kita harus menangkap masih Abah yang sesungguh nya, dan keluarga mas Wardana juga bukan dalang sebenar nya, jadi aku memutuskan untuk kembali kerumah ku, untuk mengungkap kejahatan mereka,”
“Jangan gila kamu, Lun! Disana nyawa kamu dalam bahaya, kamu kembali kesana itu sama dengan kamu setor nyawa! Enggak aku gak setuju kamu kembali kesana!” teriak Aji dengan suara lantang,membuat semua orang langsung menoleh kearah nya.
“Iya, kali ini aku setuju dengan perkataan Aji! Kamu jangan kembali kesana, setelah aku tahu masalah kamu serumit ini, aku takut Lun.. Aku takut kamu akan kenapa-napa!” Bintang ikut menyuarakan pendapat nya dan setuju dengan usulan argumen Aji.
“Tapi kita gak bisa diem aja, aku harus tahu siapa dalang sesungguh nya! BI aku hanya minta tolong untuk pemeriksaan bagian kaki ku, aku harus kembali sehat seperti sedia kala agar aku bisa kuat menghadapi mereka, aku akan pura-pura tidak tahu apapun dan tetap berpura-pura sakit, supaya sedikit demi sedikit aku bisa tahu semua nya!”
“Tapi Lun..”
“Ide Luna ada benar nya, biarkan saja mereka tetap menganggap Aluna sakit dan tidak berdaya, dan kita tetap mengawasi gerak gerik mereka, dengan begitu kita akan lebih cepat tahu siapa dalang dibalik semua ini!” ak Zaki yang sejak tadi menyimak pun membenarkan ide Luna.