NovelToon NovelToon
Istrinya Polisi?

Istrinya Polisi?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cinta Paksa / Beda Usia / Kehidupan Tentara / Slice of Life
Popularitas:393.8k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Aya tak pernah menyangka sebelumnya, sekalipun dalam mimpi. Jika kepindahannya ke kota kembang justru menyeretnya ke dalam kehidupan 'ibu merah jambu'.

Kejadian konyol malam itu, membawanya masuk ke dalam hubungan pernikahan bersama Ghifari yang merupakan seorang perwira muda di kepolisian. Suka duka, pengorbanan dan loyalitas menjadi ujian selanjutnya setelah sikap jutek Ghi yang menganggapnya pengganggu kecil.

Sanggupkah Aya melewati hari-hari yang penuh dedikasi, di usia muda?

~~~~~
"Kamu sendiri yang bilang kalau saya sudah mele cehkan kamu. Maka sebagai perwira, pantang bagi saya untuk menjadi pengecut. Kita akan menikah..."

- Al Ghifari Patiraja -

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Forgive me

Ghi benar-benar menyusul Aya, berharap jika Aya masih kekeh dengan keinginannya untuk pulang malam. Sejenak ia rebahkan badannya di balik pelukan jaketnya, merasakan lelah yang mendera dengan beristirahat di bangku mobil travel.

Sudah terlihat hilal mau pulang?

Ketiknya yang terkirim pada Yudis. Dalam waktu tak kurang dari 3 menit, ajudan sang papa sudah membalas pesannya yang sepertinya ia prioritaskan saat ini selain dari perintah papa.

Belum bang. Ibu masih santai-santai saja di rumah.

Coba tahan, saya sedang dalam perjalanan. Balas Ghi selanjutnya.

Yudis terpaksa mengeluarkan semua peralatan perbengkelan darurat dari bagasi, padahal sebenarnya...mobil milik mama Rena itu tak apa-apa.

Lelaki itu coba mengotak-atik mobil yang sebenarnya ia sendiri merasa konyol akan hal itu. Karena jelas mobil mama Rena sehat wal'afiat.

Hingga akhirnya aksi itu menjadi perhatian Aya.

"Mobilnya kenapa om, ada yang salah?" tanya Aya menghampiri.

"Tadi sih berasa ngga enak makenya, bu."

Aya mengernyit, "loh, barusan dipake anter Aya ngga apa-apa, kan?"

Yudis menggeleng, "kayanya harus ada yang dikencengin bu, makanya saya cek." katanya membuka kap mobil dan melihat mesinnya. Bahkan di tangannya kini sebuah kunci inggris tengah ditentengnya, kalo bisa akan ia ketuk saja kepalanya sendiri yang bertingkah konyol begini demi perintah anak atasannya yang mulai terserang demam cinta.

"Oh, bener deh...cek aja. Nanti kita pulang aman, kan ya?" angguk Aya termakan aksi tipu-tipu Yudis.

"InsyaAllah aman, bu."

Aya kembali mengangguk dan masuk kembali ke dalam.

Bunda celingukan melihat arah datangnya Aya, dengan suara dentingan bunyi perkakas yang beradu, "kenapa Ay?"

"Engga. Itu om Yudis lagi cek mobil mama Rena, katanya tadi berasa ngga enak dipakenya." ujar Aya kembali duduk di sofa, dan mencomot snack dari bungkusan yang tengah dipegang Ica.

"Rusak? Atau apanya yang bermasalah?" ayah yang mendengar hal itu ikut melengos ke arah depan demi membantu Yudis.

Aya bergidik tak acuh dan memilih fokus pada televisi, "ihhh, ambil sendiri kenapa sih?!" sewot Ica kala Aya kembali mencomot makanannya.

"Pelit."

"Kak Aya yang males. Tuh di rak masih ada...tapi ngga mau ngambil sendiri."

"Ck." Aya manyun.

"Ngga jadi pulang jam 4 dong, loe kak?" tanya Ica. Aya menggeleng, "udah sii...fix, malem aja. Sesuai rencana awal." Jawab Aya memilih snack di rak makanan.

Aya memang sudah bersiap dengan bajunya, bahkan sejak siang tadi, bunda sudah memasukan beberapa oleh-oleh untuk buah tangan di rumah ke dalam bagasi.

"Gimana, beres om?" tanya nya melihat Yudis masuk, ajudan itu langsung mengangguk, ia tak bisa lagi menahan Aya.

"Kayanya kurang perawatan aja..." ujar ayah menambahkan, padahal ia pun ngga ngerti masalah mobil, tiap perawatan dan bermasalah, ia langsung membawanya ke bengkel.

"Oke. Kita balik abis magrib ya om. Jadi nyampe Bandoenk jam 8 apa jam setengah 9an lah..."

"Iya bu."

Dan sore menjelang magrib itu, Aya masih setia duduk kembali di sofa tengah, sesekali ia berjalan membunuh kebosanan dengan memberi makan ikan-ikan hias di dalam akuarium.

Tok...tok..tok...

"Assalamu'alaikum."

Lambat terdengar namun mereka tau, jika ada seseorang di balik pintu depan. Ayah dan bunda saling lirik begitupun Ica pada Aya.

"Ada siapa, yah? Namu menjelang magrib gini?" Ayah menggeleng, "coba buka pintunya, Ay..." pintanya, dimana posisi Aya lebih dekat dari pintu.

"Bentar!" jawabnya, tak mau menaruh terlebih dahulu botol pakan ikan di tangan.

Ceklek.

Aya terkejut, ia sampai terjengkat dan membeliak singkat melihat sosok di balik pintu.

"Ay..." sapanya. Alih-alih mendapatkan jawaban, setidaknya marah-marah, amukan atau sikap ketus, Aya justru kembali menutup pintu dengan cepat sebelum orang itu berhasil masuk dengan wajah syoknya.

Ay...

Aya....

Ketuknya berkali-kali. Namun Aya justru langsung berjalan menuju ruang tengah sembari mendekap pakan ikan di dada, raut wajahnya itu...persis liat se tan dengan otak yang masih berpikir, apakah yang dilihatnya itu nyata atau tidak...

"Siapa Ay?" tanya ayah, begitupun dengan raut penasaran yang lain terkecuali Yudis, yang tersenyum lega ia sudah tau jika di balik pintu itu adalah Ghifari.

"Ayah, percaya ngga sih kalo manusia itu punya jin qorin?" tanya nya mengundang decak tak percaya ayah, bunda serta Ica, Ica yang sama be gonya justru mengernyit, "maksudnya gimana, loe liat se tan, kak?"

"Ngaco ah! Apa sih," sewot bunda mengekori ayah yang melengos ke depan demi melihat siapa yang bertamu menjelang magrib gini.

Sementara Yudis cengengesan tertahan. Aya justru duduk di sofa dengan wajah yang masih terlihat syoknya.

"Loe liat siapa sih kak? Jangan ngada-ngada ya, ini magrib loh!" kembali Ica berseru heboh, pasalnya akhir-akhir ini ia sedang menyukai podcast tentang horor.

"Ngga mungkin banget, apa gara-gara masalah kemaren...sampe kebawa-bawa begini bayanginnya..." gumam Aya masih bergelut dengan pikirannya. Diantara kebingungannya, suara ayah dan bunda justru menjadi penjelas atas apa yang terjadi.

"Ghi."

***

Ica masih tak habisnya tergelak, istri macam apa kakaknya itu?! Menganggap suami sendiri jin qorin!

"Ngaco, suami sendiri nyusulin dibilang jin qorin...haduh, kutuk aja jadi kotak tissue bang!" seru Ica.

"Ck...ck...kamu sama Ica sama. Penakut tapi senengnya nontonin film horor! Jangan dikasih ijin buat nontonin yang begituan, Ghi...ntar ke toilet tengah malem minta dianterin..."

Diantara gelak tawa kegelian yang terjadi, Aya justru menatap Ghi tak percaya, sementara Ghi dengan wajah lelahnya hanya tersenyum mendengar ucapan keluarga Aya, sembari menimpali berbagai pertanyaan dari ayah dan bunda.

"Soalnya mustahil aja orang ini sampe mau nyusulin kesini, siapa juga yang sampe nebak kesana. Orang super sibuk, super ngga peduli begini mana ada waktu buat nyusulin orang..." ketus Aya sengit.

"Ck. Disusulin bukannya bilang makasih, kesenengan...malah ngejek. Ngga sopan, Ay..." tegur bunda merasa tak enak hati pada Ghi.

Aya masih mendekap kedua tangannya di dada dengan melemparkan sorot mata tajamnya pada lelaki dengan wajah kusutnya. Seperti terlihat lelah dan mengantuk.

Sementara yang lain sudah berangsur bergantian untuk melakukan ibadah.

"Mau ngapain kesini?" pertanyaan itu terlontar saat hanya tersisa dirinya dan Ghi, Ghi mengusap wajahnya kasar sejenak, ia mencoba duduk lebih dekat tapi Aya justru menahannya untuk tidak mendekat dalam radius 3 meter.

"Udah disitu aja, ngga usah deket-deket. Aya engga budeg, masih bisa denger kalo kamu ngomong." juteknya.

Ghi paham Aya begini, memang disini ia yang salah.

"Maafin saya Ay...saya datang kesini, punya itikad baik buat minta maaf dan jemput kamu, saya ingin memperbaiki semuanya. Disini saya yang salah..."

Aya masih memandangnya penuh sorot kecewa, bahkan kilatan marah itu masih tersisa untuk Ghi. Ia mendengus sumbang mengingat rintihan dan permohonannya malam itu bahkan tak Ghi dengar, "enak banget minta maaf. Ngga inget? Kalo Aya yang bikin salah, bagi kamu, ngga cukup cuma minta maaf aja. Buat kamu, belum hukum Aya itu belum puas." Jelas Aya membuat Ghi hanya bisa menunduk tanpa bicara.

"Di mata kamu, aku tuh salah terus...bahkan nafas aja salah. Dari dulu..."

Ica menghentikan langkahnya di anak tangga, berniat untuk kembali ke ruang tengah...ia justru mengurungkan niatannya kala mendengar Aya yang terlihat sedang berbicara serius dengan Ghi. Bahkan ayah dan bunda pun melakukan hal yang sama, termasuk Yudis. Mereka memberikan ruang dan waktu untuk Aya dan Ghi, meski akhirnya mengetahui alasan sebenarnya Aya pulang kali ini cukup membuat jiwa orangtua mereka meringis.

Ghi sama sekali tak memotong, menyela apalagi menjawab. Ia hanya mau memberikan Aya kesempatan untuk mengeluarkan semua beban di hatinya tentang Ghi.

"Dari dulu, bahkan dari kecil...ngga pernah kamu liat Aya. Kamu cuma anggep Aya tuh hama. Cuma anggap Aya pengacau..." Aya memalingkan wajahnya yang sudah memerah dengan lelehan air mata dan sesenggukan.

"Kamu selalu liat Aya dari kacamata orang jahat. Jadi apapun yang Aya lakuin, apapun yang keluar dari mulut Aya adalah sebuah kejahatan yang mesti kamu basmi..." ia kembali melihat Ghi dan menyeka air matanya kasar.

Akhirnya, semua bebannya meledak saat itu juga. Nyatanya masalah hati layaknya bom, percuma saja ia menghindar, melipir dan berlari, jika beban itu masih ia tata rapi di dalam hati dan hanya ia kubur dalam-dalam namun tak ia buang karena itu hanyalah masalah waktu, kapan ia akan meledak.

Ghi sudah benar-benar tak peduli jika Aya akan berontak, yang jelas kini ia sudah memperpendek jaraknya dengan Aya, bahkan sudah berusaha meraih tangan Aya dimana Aya sudah berontak meminta Ghi melepasnya.

"Aya minta kamu talak Aya." hingga akhirnya Aya menjerit tertahan disana dengan Ghi yang sudah meraihnya, Aya bahkan berusaha untuk melepaskan cincin pernikahan keduanya.

Ghi menggeleng tak setuju, "engga Ay. Apapun saya penuhi tapi tidak dengan yang itu."

Aya hanya bisa mele nguh sesak, ia memalingkan wajahnya yang sudah basah, sementara kedua tangannya masih digenggam Ghi.

"Saya tidak pandai berkata-kata, tidak tau caranya membujuk orang. Saya sadar, selama hidup dan berkarir di dunia kepolisian, saya jarang melakukan kesalahan. Tapi nyatanya itu tidak menjamin masalah dengan orang-orang sekeliling, tidak dengan masalah pribadi."

"Kamu benar, seratus persen benar. Disini saya yang salah...saya tidak pernah melihat kamu, saya selalu memandang kamu dari versi dan sudut pandang pekerjaan. Dimana seorang pelaku rata-rata adalah tersangka, semua saya pandang dengan logika sebagai aparat, profesi yang saya geluti sepenuh hati nyatanya terbawa sampai pada pandangan saya tentang seseorang di hidup saya."

"Tapi satu...hey..." panggilnya meminta Aya memandangnya dengan menarik dagu Aya untuk melihat ke arahnya.

"Saya seorang manusia, gudangnya kekeliruan, selalu mengecewakan, makhluk bo doh yang harus selalu belajar. Hari ini mama menampar saya, dan saya belajar satu hal baru. Seseorang yang menyayangi saya, itu tidak boleh disia-sia kan."

"Ajari saya untuk melihat semua dari hati. Karena saya memilih kamu, yang paham dan mengenal saya sejak dulu...." pungkasnya.

Aya menatap Ghi nanar, dimana Ghi membetulkan letak cincin pernikahan keduanya di jari lentik Aya, "maaf untuk kemarin, abang benar-benar menyesal, Aya..."

.

.

.

.

.

1
Sari Aliya
kq gx up lagi iya kk
oca rm
kapan up lagi kak
Zee Zee Zubaydah
kok blum up juga kak
'Nchie
haha kasian ica 😄dipenjara aja ca penjara orang2 sholeh biar dpt ustad ganteng plus sholeh
Ika Sembiring
up kak
sitimusthoharoh
dah kebayang serendom ap rumah tanggane merekq berdua.
lanjut
sitimusthoharoh
aya emang beda y kapt wkwkkwkwkwwkwk
lanjut
Anonymous
Up
Defvi Vlog
enak aja minta maaf, ga segampang itu ya ghi
Defvi Vlog
aku aja yg baca sedih sakit bacanya😢
Defvi Vlog
emang c klo suami pulang kerja cape pasti bawaannya emosi, apalagi istri bwt ulah.
Defvi Vlog
tegang berasa nonton film action 🤭
Ika Sembiring
up kakakkk
Yuni Widiyarti
siap2 ay tinggal dirumah sendiri
Yuni Widiyarti
emang ay nya bang ghi segokil itu dak heran aku
oca rm
lanjut kak
Ika Sembiring
up kakak
Ney Maniez
jangan atas nama kan jihadddd please 😭😭😭
lagi sedihhh pengen ketawa ngakak
Rita
sadizzzzz🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rita
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣dongkol ngga tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!