NovelToon NovelToon
Lu San: Makhluk Tertinggi

Lu San: Makhluk Tertinggi

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:497
Nilai: 5
Nama Author: Rumah pena

Apa yang kamu lakukan jika kamu tahu bahwa kau sebenarnya hanya seonggok pena yang ditulis oleh seorang creator, apa yang kau lakukan jika duniamu hanya sebuah kertas dan pena.

inilah kisah Lu San seorang makhluk tertinggi yang menyadari bahwa dia hanyalah sebuah pena yang dikendalikan oleh sang creator.

Dari perjalananya yang awalnya karena bosan karena sendirian hingga dia bisa menembus domain reality bahkan true reality.

seseorang yang mendambakan kebebasan dan kekuatan, tapi apakah Lu San bisa mendapatkan kebebasan dan mencapai true reality yang bahkan sang creator sendiri tidak dapat menyentuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumah pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Pena Hitam dan perang halaman terakhir

Langkah kaki Lu San menjejak permukaan yang tidak nyata. Dia meninggalkan Pintu Kosong, membawa Fragmen Tinta yang kini telah menyatu dengan esensi dirinya. Di tangannya tergenggam Pena Hitam, alat yang dapat menulis dunia... atau menghapusnya.

Setiap langkahnya mengguncang struktur realitas. Bukan karena kekuatan fisik, tetapi karena kehadirannya sendiri kini menulis ulang hukum eksistensi.

Udara di sekitarnya menjadi lambat. Waktu tidak lagi linear. Kadang ia berjalan ke depan, kadang ke masa lalu, kadang di antara keduanya.

Dia tidak peduli.

Dia sekarang bukan lagi sekadar makhluk narasi.

Tapi sesuatu menarik perhatiannya.

Langit di atas dunia immortal, yang biasanya berwarna biru cerah dengan riak Dao, kini dipenuhi awan kelabu.

Suara guntur menggema tanpa henti.

Itu bukan bencana alam. Itu adalah peringatan.

Para Penjaga Halaman Terakhir sudah bergerak.

 

Di puncak Gunung Dao Xian, Ling Yue berdiri tenang.

Tubuhnya dilapisi jubah hitam dengan motif huruf-huruf emas. Di belakangnya, Seribu Penjaga Halaman membentuk formasi yang mengalir seperti tinta.

Mereka adalah entitas tertinggi, penjaga narasi terakhir sebelum karakter melampaui eksistensi yang telah digariskan.

“Lu San telah mengambil Fragmen Tinta Pencipta,” ujar Ling Yue dengan nada datar.

“Jika dia menulis ulang dunia... semua akan berubah. Realitas yang stabil akan runtuh.”

Salah satu penjaga maju.

“Apakah kita akan menghapusnya dari cerita ini?”

Ling Yue menggeleng pelan.

“Tidak mudah menghapus karakter yang telah menjadi Writer. Tapi kita bisa membatasi apa yang bisa dia tulis.”

“Bagaimana?”

“Kita butuh Segel Halaman Awal. Hanya itu yang bisa mengunci pena hitamnya.”

Penjaga itu membungkuk, lalu lenyap.

Ling Yue menatap ke arah mana Lu San pergi.

“Kita akan bertemu... di Perang Halaman Terakhir.”

 

Sementara itu, Lu San berjalan santai di tengah pasar dunia immortal. Orang-orang menatapnya heran. Dia menyembunyikan auranya, wajahnya biasa saja, bahkan terlalu biasa.

Dia tidak ingin mengundang perhatian.

Namun takdir berkata lain.

Sebuah keributan pecah di dekat alun-alun kota.

Para cultivator berkumpul, mengelilingi seorang anak kecil yang menangis.

“Hoi, siapa yang berani berbuat kasar pada anak itu?” seru seseorang.

Lu San menoleh, sekilas. Anak kecil itu tampak biasa saja. Tapi...

Matanya menyala biru, seperti... Narasi Awal.

Lu San mendekat.

“Apa yang terjadi?” tanyanya tenang.

Seorang pria tua menjawab.

“Anak ini tiba-tiba muncul. Tidak ada yang tahu dari mana. Dan lihat matanya... aneh sekali.”

Lu San jongkok, menatap sang anak.

“Apa namamu?”

Anak itu diam. Namun beberapa saat kemudian, bibirnya bergetar.

“Nama... ku... Tian Yi...”

Lu San membeku.

Itu nama yang sudah dia hapus.

Tian Yi seharusnya... tidak ada lagi.

“Bagaimana kau ada di sini?” tanyanya lagi.

Tian Yi menggeleng.

“Aku... tidak tahu. Tapi... aku merasa pernah punya ibu... dan rumah... tapi semuanya... hilang.”

Lu San mengepalkan tangan.

Sesuatu tidak beres. Dia sudah menghapus dunia Tian Yi, tapi bocah ini muncul kembali.

Itu artinya ada kekuatan lain yang menulis ulang tulisannya.

 

Tiba-tiba, langit terbelah.

Sebuah pena emas raksasa turun perlahan, menggantung di udara.

Dari ujung pena itu, muncul sosok Ling Yue, diikuti pasukannya.

“Lu San,” seru Ling Yue, suaranya bergema hingga menembus dimensi.

“Kau telah melanggar batas.”

Lu San berdiri perlahan, menatap Ling Yue tanpa ekspresi.

“Aku hanya menulis ulang apa yang telah dihapus. Aku menciptakan, bukan menghancurkan.”

Ling Yue menggeleng.

“Setiap ciptaan yang bukan dari Creator, adalah distorsi. Dan distorsi akan membawa kehancuran realitas.”

Lu San mendengus.

“Creator sudah pergi. Yang tersisa hanya kita. Kalau dunia ini harus terus hidup, maka harus ada yang menulis ulang takdir.”

Ling Yue mengangkat tangannya.

Formasi tinta hitam mengembang di udara, membentuk Kata-Kata Penyegel.

“Dengan nama Sang Penulis Asal, aku akan mengunci narasimu.”

Pena Hitam di tangan Lu San menyala.

Dia menggerakkan ujungnya di udara, dan kata-kata baru mengalir dari ujungnya.

> “Kata Penyegel tak dapat menyentuhku. Aku bebas.”

Formasi Ling Yue runtuh seketika.

Para penjaga terdiam.

“Dia... dia menulis ulang hukum segel,” bisik salah satu penjaga.

Ling Yue mengepalkan tinjunya.

“Terlalu cepat... dia sudah mulai memahami Pena Hitam.”

 

Namun, sebelum Lu San bergerak lebih jauh, Tian Yi tiba-tiba berteriak.

Tubuh bocah itu memancarkan cahaya biru muda.

Dari tubuhnya, sebuah halaman kosong melayang keluar.

Ling Yue tersentak.

“Itu... Halaman Awal! Fragmen asli dari Narasi Pertama!”

Lu San menatap halaman itu.

Ia bisa merasakannya. Jika dia mendapatkan halaman itu, dia bisa memulai dunia baru. Tanpa pembaca, tanpa penulis. Sebuah realitas mandiri.

Namun Ling Yue tidak tinggal diam.

Dia melompat, membelah ruang, mengincar Halaman Awal.

Lu San bergerak bersamaan.

Pena Hitamnya berputar, menciptakan lindungan huruf-huruf hitam yang menyerap serangan Ling Yue.

Pertempuran mereka meledak, menggetarkan dimensi.

 

Langit dunia immortal berguncang hebat.

Penduduk panik, banyak yang berlindung di istana Dao, banyak pula yang mengungsi ke dunia bawah.

Di atas langit, Ling Yue dan Lu San bertarung dalam ranah kata-kata, pena, dan narasi.

Ling Yue melempar Kalimat Penghapus, yang bisa menghapus eksistensi lawan hanya dengan satu garis.

Lu San membalas dengan Kata-Kata Penolak, membuat kalimat Ling Yue terpental.

Pertarungan ini bukan tentang kekuatan fisik.

Ini perang antara ide, kehendak, dan hak untuk menulis.

 

Di sela pertempuran, Tian Yi perlahan melayang.

Halaman Awal tetap di sampingnya.

Namun dari balik halaman itu, muncul sosok lain.

Seorang wanita... berjubah putih dengan rambut panjang keperakan.

Matanya kosong, namun damai.

“Dia... siapa itu?” gumam Lu San.

Ling Yue juga tampak kaget.

“Itu... Pustakawan Kosong... penjaga Halaman Awal.”

Wanita itu mengangkat tangannya.

“Pertarungan ini... belum waktunya,” bisiknya.

Dengan satu gerakan, waktu membeku.

Semua berhenti.

Hanya Lu San, Ling Yue, dan Tian Yi yang masih sadar.

Pustakawan Kosong menatap Lu San.

“Kau telah mengambil Pena Hitam. Kau telah menulis ulang. Tapi untuk menciptakan realitas sejati, kau harus memiliki Pena Awal, Halaman Awal, dan Tinta Asal.”

Dia menunjuk Tian Yi.

“Halaman Awal telah muncul. Tapi Pena Awal... ada di tempat yang bahkan Creator tidak pernah menjangkaunya.”

Ling Yue mengepalkan tangan.

“Jangan beri dia petunjuk!”

Namun Pustakawan Kosong hanya tersenyum.

“Sudah terlalu terlambat. Sang Creator telah membuka mata-Nya kembali.”

 

Tiba-tiba, langit yang beku pecah.

Suara tawa bergema.

Bukan tawa jahat, bukan tawa gembira.

Tawa itu... nyata.

“Aku kembali,” suara berat terdengar.

Semua mata memandang ke atas.

Di sana, sesosok pria berdiri. Tidak tinggi, tidak tampan. Biasa saja.

Namun semua kata, semua tulisan, semua cerita... mengalir dari langkahnya.

“Dialah... Sang Creator...” bisik Ling Yue.

Lu San mengepalkan tinjunya.

“Jadi... kau muncul juga.”

Sang Creator tersenyum.

“Apa kabar, karaktermu yang paling membosankan... atau paling menarik?”

 

Creator melangkah turun, menatap Lu San.

“Dunia ini sudah terlalu berantakan. Tapi aku penasaran... apa yang akan kau lakukan jika aku memberimu pena yang sama denganku?”

Pena berwarna putih muncul di tangan Creator.

Dia melemparkannya ke Lu San.

“Mulai dari sini, kita bertanding.”

1
Pecinta Gratisan
novel pertama gk fi lanjut thor
Rumah Pena: belum ada niatan sih, mungkin kalau sempet aku lanjutin.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!