Dewasa🌶🌶🌶
"Temukan wanita yang semalam tidur denganku, dia harus bertanggungjawab karena telah mengambil keperjakaanku!"
—Bhaskara Wijatmoko—
"Gawat! Aku harus menyembunyikan semuanya. Kalau tidak, aku bisa dipecat!"
—Alicia Stefi Darmawan—
----
Bhaskara Wijatmoko dikenal sebagai CEO dingin yang tak pernah peduli pada wanita. Alasan dia memilih Alicia Stefi Darmawan sebagai salah satu sekretarisnya adalah karena sikap profesionalismenya yang luar biasa.
Namun, segalanya kacau setelah sebuah pesta topeng. Alicia tanpa sengaja menghabiskan malam dengan pria misterius yang ternyata adalah Bhaskara! Panik dan takut dipecat, Alicia pun kabur sebelum Bhaskara bangun.
Sialnya saat di kantor, Bhaskara malah memerintahkan semua sekretarisnya untuk menemukan wanita yang sudah bermalam dengannya. Alicia harus menyembunyikan rahasianya, tapi apa yang terjadi jika Bhaskara akhirnya tahu kebenarannya? Akankah karier Alicia hancur, atau sesuatu yang tak terduga akan terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Khawatir
Semenjak percakapannya dengan Leon, Bhaskara jadi lebih serius mengamati gerak gerik Alicia. Sebelumya, dia sudah mencari banyak hal tentang ciri-ciri orang hamil dari artikel di internet. Seperti mual-mual, ngidam, sering lelah, dan lain-lain. Dia tinggal memastikan apakah Alicia memiliki ciri-ciri seperti itu.
Hari pertama dan kedua berlangsung biasa saja. Alicia tampaknya tidak menunjukkan ciri-ciri apapun. Tapi Bhaskara tidak menyerah, dia terus berusaha untuk mencari tahu lebih banyak.
'Sudah makan siang?' Bhaskara bertanya lewat pesan chat.
'Belum, Jagi.' Alicia menjawab. 'Dari pagi rasanya mual, jadi malas mau makan.'
Mual? Bhaskara menegang. Jangan-jangan...
'Memangnya kenapa mual-mual? Masuk angin?'
'Iya kayanya. Tapi sudah minum obat. Sekarang malah jadi pengen makan buah yang asem-asem,'
Yang asem-asem? Bhaskara berpikir. Bukankah biasanya orang ngidam suka makan yang asem-asem?
'Mau makan apa memangnya?'
'Apa ya? Mungkin nanas?'
Bhaskara mengernyitkan dahi. Ia buru-buru mencari artikel tentang nanas untuk ibu hamil. Salah satu artikel yang ia baca menyebutkan bahwa nanas bisa berisiko bagi kehamilan, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.
'Jangan makan nanas. Saya belikan mangga muda saja ya,' Bhaskara mengetik cepat.
'Nggak mau. Nanti deh saya beli ke bawah,'
Tangan Bhaskara bergerak lagi di atas keyboard, lagi-lagi mencari informasi di internet. Matanya sibuk membaca berbagai artikel. Ia lalu menemukan bahwa pergerakan yang berlebihan berbahaya bagi ibu hamil, terutama selama trimester pertama kehamilan.
'Tidak, jangan turun. Nanti kamu capek. Biar saya saja yang cari.'
'Ah, nggak usah Jagi. Nanti ngerepotin,'
'Pokoknya kalau saya bilang tidak ya tidak.'
Alicia hanya mendengus sambil membaca pesan itu. "Keras kepala sekali," gumamnya sambil meletakkan ponsel.
Sementara itu Bhaskara langsung berjalan keluar dari ruangannya. Tujuannya hanya satu, pergi ke toko buah.
...----------------...
"Kenapa di ruangan kita tiba-tiba ada buah banyak banget?" Rendy dan Niko yang baru selesai makan siang terheran-heran saat melihat meja mereka penuh dengan aneka macam buah-buahan asam. Ada jeruk, apel hijau, kiwi dan stroberi. "Ini buat sesajen apa gimana?"
Alicia tersenyum kecut. Itu ulah Bhaskara. Padahal Alicia berkata hanya ingin makan buah yang rasanya asam, tapi malah dibelikan sebanyak itu.
"Tadi Mas Jarwo yang anterin Mas. Katanya sih dari Pak Bos," Alicia berkata seolah tidak tau.
"Kenapa tiba-tiba buah?" Rendy bertanya-tanya sambil mencomot buah stroberi. "Wah, enak nih, anakku paling suka kalau makan stroberi. Gue bawa pulang ah,"
Alicia hanya tersenyum sambil menikmati buah kiwi. Tak lupa ia mengirim pesan untuk mengucapkan terimakasih pada Bhaskara, sebelum pria itu menagih seperti kemarin-kemarin.
'Buahnya sudah saya terima. Terima kasih, Jagi.'
'Kamu suka? Kenapa kamu cuma makan sedikit?' tanya Bhaskara sambil melihat CCTV.
'Buahnya sebanyak itu, gimana saya bisa ngabisinnya? Nanti saya bawa pulang aja, biar bisa dimakan sama Karin.'
'Hmm. Oke. Kalau kamu merasa mual lagi atau ingin sesuatu, langsung kabari saya saja ya.'
'Baik Jagi.'
Bhaskara menatap layar monitor yang menampilkan wajah Alicia. Pikirannya jadi menerawang jauh. Kalau Alicia hamil, berarti gue bakalan jadi ayah dong?
Tiba-tiba senyum Bhaskara merekah. Ia sibuk membayangkan memiliki keluarga kecil bersama Alicia.
"Kayanya kalau satu anak cowok, satu anak cewek, lucu deh." Bhaskara bergumam senang.
...----------------...
'Jangan pulang sendirian. Saya tunggu di taman dekat kantor.'
Alicia menghela napas panjang saat melihat pesan Bhaskara. Dia sebenarnya sudah menyadari kalau sikap Bhaskara padanya terlalu posesif, tapi entah kenapa akhir-akhir ini jauh lebih intens.
Meski begitu, Alicia tetap menuruti Bhaskara. Setelah jam kerja selesai, ia berjalan menuju taman dekat kantor seperti yang diminta pacarnya itu. Dari kejauhan, ia melihat mobil Bhaskara terparkir di dekat taman. Saat sudah dekat, Alicia mengetuk pelan kaca mobil.
"Kenapa harus nganterin saya pulang? Saya bisa sendiri kok, Jagi," ujar Alicia dengan nada setengah protes.
"Tidak apa-apa. Saya cuma ingin memastikan kamu sampai rumah dengan aman," jawab Bhaskara sambil membuka pintu mobil untuknya.
Alicia hanya menghela napas dan masuk ke mobil. Selama perjalanan, Bhaskara beberapa kali melirik Alicia. Ia ingin sekali bertanya langsung, tetapi takut membuat Alicia kepikiran dan tidak nyaman.
"Kamu kelihatan capek hari ini. Apa mau mampir makan dulu?" tanya Bhaskara memecah keheningan.
"Capek biasa kok, Jagi. Nggak tau kenapa akhir-akhir ini badan rasanya pegel-pegel. Langsung pulang saja ya. Lagi nggak ada selera makan di luar," jawab Alicia sambil memandang ke luar jendela.
"Mau..periksa ke rumah sakit?" tanya Bhaskara hati-hati.
"Hah? Ngapain? Nggak usah lah! Ini cuma capek biasa. Tinggal tidur saja, nanti juga sembuh sendiri,"
Bhaskara terdiam. Wajar kalau Alicia berpikir begitu, karena ini pertama kalinya dia hamil. Gue nggak boleh ngomong yang aneh-aneh dulu, takut dia malah kepikiran nanti. Pikirnya.
"Pokoknya kalau ada apa-apa bilang ya,"
"Iyaaa,"
"Jangan dipendam sendiri, bilang semuanya pada saya."
"Iyaaa,"
"Apapun itu, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya sama kamu,"
Alicia mengernyitkan dahi. Agak tidak mengerti maksud ucapan Bhaskara. Tapi melihat wajah serius pria itu membuatnya urung untuk bertanya. Jadi Alicia hanya menganggukkan kepala.
"Iya, Jagi."
"Saya mencintai dan menerima kamu sepenuh hati. Jadi jangan dipikirkan sendiri kalau ada apa-apa,"
Pipi Alicia sontak memerah mendengarnya. Ah, Bhaskara bisa saja. Kenapa sih pria itu hobi sekali mengucapkan kata-kata gombalan dengan santai? Alicia kan jadi deg-degan.
"Baik, Jagi," Alicia lagi-lagi menjawab patuh. Sebenarnya dia masih tidak paham kenapa Bhaskara sekhawatir itu padanya. Sementara itu, Bhaskara diam-diam merencanakan banyak hal tanpa diketahui Alicia.
kebelet baget pengen jadi bapak. kalau tau Alice gk hamil gymana reaksinya bhas ya/Facepalm//Facepalm/.
ini nih malu bertanya salah paham jadinya/Grin/