NovelToon NovelToon
Membalas Sakit Hati Ibu

Membalas Sakit Hati Ibu

Status: tamat
Genre:Tamat / Cerai / Keluarga / Suami Tak Berguna
Popularitas:807.9k
Nilai: 4.7
Nama Author: Kim Yuna

Sinta tidak tahan lagi dengan perlakuan tidak baik dan semena-mena oleh Ayah dan keluarganya, terlebih mereka selalu menghina Ibunya.

Sinta yang awalnya diam saja, sekarang tidak lagi. Dia akan membalas sakit hati Ibu nya kepada orang-orang yang sudah menolehkan luka di hati Ibu.

Apa yang akan Sinta lakukan untuk membalaskan luka sakit hati sang Ibu?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 22 Kesalahpahaman

"Bukan begitu, Pak. Bagas hanya khawatir saja melihat anak gadis nya pulang bersama dengan laki-laki bahkan laki-laki itu seusia dengan Ayah nya sendiri." Lastri mengelus lengan suaminya untuk menenangkannya.

"Kamu jangan membela anak kamu terus nih tuh kelakuannya udah tua bukannya sadar, malah semakin menjadi!." Emosi Mukhlis menatap tajam putranya.

Nyali Bagas ciut mendengar teriakan Bapaknya itu.

Papih Citra merasa tidak enak dengan kondisi situasi ini.

"Sudah Kek, Sinta tidak apa-apa! Sinta lain kali bakalan izin sama Ayah." lirih Sinta.

"Seharusnya kamu beruntung punya anak baik seperti Sinta, malah nuduh yang tidak-tidak. Sekali lagi Bapak mendengar kamu memperlakukan anak dan istri mu seperti ini. Bapak tidak akan tinggal diam. Ingat itu Bagas!."

"Iyah Pak." Jawab Bagas seraya menunduk, tangan nya terkepal kuat. Ia merasa terhina oleh anak dan istrinya di perlakukan seperti ini bahkan di hadapan orang lain.

Lastri terus mengelus lengan suaminya untuk meredakan amarahnya itu.

Hening lama, hingga Papih Citra memecahkan keheningan itu.

"Mohon maaf semuanya, Saya izin pamit pulang sekarang yah! Sinta makasih, yah. Udah bantuin Citra. Saya pamit, Assalamualaikum." ucap Papih Citra menolak tawaran Bagas seraya hendak pulang.

"Serius Mas Anda yakin tak akan mampir dan ngopi-ngopi dulu di sini." tanya Bagas menyakinkan.

"Betul Mas tidak usah lain kali saja ya Mas Makasih sebelumnya." pungkas Papi Citra.

"Makasih juga sudah nganterin Sinta pulang, Om." ucap Sinta.

"Ya, kalau begitu baiklah hati-hati di jalan ya, Mas. Sekali lagi maafkan perbuatan saya tadi." ucap Bagas lagi.

Papih Citra pun akhirnya pulang setelah sedikit drama konyol dari Bagas. Mereka pun akhirnya kembali masuk ke rumah mereka masing-masing.

Plak.

"Apa maksud kamu Ipah? pake acara nasehatin segala, mentang-mentang di situ ada Bapakku kamu mulai berani menceramahiku ya, kurang ajar!." ucap Bagas membentak Istrinya.

"Apaan sih yah, ngapain menampar Ibu segala. Ayah memang salah, bukannya malu dan mengakui kesalahan, malah berlaku kasar!." sergah Sinta tak terima.

"Diem kamu Sinta! ga usah ikut campur! ini juga gara-gara kamu tahu gak! Ayah menampar Ibu mu sebagai balasan karena tadi Ayah sudah menerima tamparan juga dari kakekmu," sahut Bagas tak mau kalah.

"Loh Bukannya gini caranya ya, Ayah memang salah sedangkan ibu salah apa coba?" Ucap Sinta.

"Alah Berisik kamu anak kecil nggak usah berlagak paling benar. Kamu ya!. Sudahlah aku malas dengan kalian, nggak anak nggak istri kalian sama saja, sama-sama bikin muak tahu nggak! Aku pergi dulu pusing lama-lama aku di rumah!." Pungkas Bagas kembali pergi keluar rumah entah ke mana.

"Ya udah sana! Lagian Suruh siapa Ayah pulang coba, buat apa kalau hanya untuk membuat masalah saja!." Balas Sinta ketus.

"Apa kamu bilang barusan Sinta! ucapkan sekali lagi ! Kamu pingin Ayah tampar juga hah ?." Sahut Bagas menoleh ke arah Sinta.

"Udah sana kamu pergi Iya pergi aja ya, apa mau apa lagi sih!."

Padahal akhirnya Bagas pun berhenti berbicara dan meladeni anaknya, dia bergegas melanjutkan langkahnya untuk pergi ke luar rumah.

.

.

.

"Ibu nggak papa? udah gila kali ya tuh si Ayah ! Ibu kok malah diem aja gitu sih diberlakukan kasar seperti itu, lawan dong lawan Bu!." Ucap cinta setelah sesaat Ayahnya sudah tak terlihat batang hidungnya lagi di rumah.

"Ibu nggak papa kok Sin, Ibu lagi capek banget hari ini. Jadi ibu males kalau ada ini ayahmu, Biarkan saja toh dia juga pada akhir capek sendiri juga kan. Makanya akhirnya dia memilih untuk pergi." balas Sarifah.

"Ibu bukan katanya capek tapi kok tadi pas lagi ada kakek, Ibu marah berani membentak Ayah sih Bu."

"Ya Justru itu Ibu sengaja memancing ayahmu supaya menampilkan sifat aslinya pada kakekmu, Kakek mu harus tahu bahwa Ayahmu itu tak sebaik apa yang dia ketahui selama ini . Tujuan Syarifah menjelaskan

"Oh gitu ya Bu oke oke aku sekarang mengerti maksud ibu. Ya udah aku masuk dulu ya Bu udah ngantuk soalnya nggak kuat." Pungkas Sinta.

"Ya udah, Lagian ibu juga udah ngantuk tapi tadi nungguin kamu pulang dulu lihat lah adikmu Bayu, dia bahkan tak bergeming dari tidurnya loh Sin. Padahal tadi di luar begitu ribut gitu hebat hahaha."

"Serius bu? gila banget anak ibu satu itu hahaha." balas Sinta.

Sinta pun masuk ke dalam kamar dan merebahkan diri masih sedikit kesal dengan perlakuan kasar ayah kepada ibunya tadi.

"Awas aja aku akan mulai mengerjaimu menggunakan nomorku yang lain Sama halnya dengan tadi aku mengerjai Tante Adel dengan mengirimkan gambar kepada Om Zainal.

Sending picture to Ayah

"Kamu siapa? Kenapa kamu memiliki foto ini?" Tanya Bagas.

Kring kring

"Jawab panggilan telepon dariku siapa kamu?." tanya Bagas

Sinta pun hanya mendiamkan panggilan telepon itu tanpa cinta jawab panggilan telepon dari ayah yait , aku cinta aku hanya membaca pesan beruntun dari ayahnya tanpa membalas kata-kata dua kata.

"Lihat saja aku akan membalas perlakuanmu pada Ibuku ya." gerutuan Sinta Dalam Hati.

"Hai b******* Siapa kamu?."

Kring kring kring

"Cepat jawab teleponku brengsek!."

"Woi."

"Siapa kamu angkat dong tolol?."

"Kamu siapa? Kenapa kamu bisa mendapatkan foto ini? apa selama ini kamu sudah membuntutiku?."

Kring kring

"Cepat jawab atau akan kubunuh kamu!."

"Mau cari mati ya angkat."

"Hahaha mampus ini baru permulaannya next time Aku akan memberikanmu kejutan-kejutan lain lihat saja, Ayah ku Sayang." gerutu Shinta dalam hati.

"SIAPA KAMU?."

***

Tak terasa malam telah berlalu Sinta pun terbangun pukul 04.45 untuk salat subuh sekalian bantu ibunya untuk mempersiapkan barang dagangannya untuk di jual di sekolah nanti.

"Pagi Bu! Udah sini sama Sinta aja dikerjain ya Bu! Tapi Sinta mau sholat dulu sebentar ya Bu, nanti semuanya biar Sinta yang kerjain. Ibu kalau mau tidur lagi tidur lagi aja bu, nggak usah capek-capek!." ucap Sinta saat melihat ibunya yang sudah bangun dan terlihat tengah membuka kulkas dan mengeluarkan dagangan yang masih mentahan setengah jadi.

"Nggak papa biar Ibu yang ngerjain, kamu kalau mau sholat, shalat aja gih! Ibu lagi datang bulan soalnya, nggak salat dulu." balas Sarifah pada anaknya.

"Udah Bu biar sama Sinta aja yang kerjain, Ibu istirahat aja gih." titah Sinta.

Sinta pun bergegas mengambil air wudhu dan melaksanakan salat subuh setelah sholat Sinta pun kembali ke dapur hendak menggoreng-goreng dan mempersiapkan barang dagangannya.

"Loh kok malah ibu yang kerjain sih, sudah Bu. Biar Sinta aja yang goreng menggoreng. Sinta nggak mau Ibu capek-capek!." Sergah Sinta saraya mengambil alih pekerjaan yang sedang ibunya lakukan.

"Ya ampun ini anak maksa banget, biar cepet sini Ibu juga bantu kerjain!." Ucap ibu

"Udah ibu nggak usah ini biar Sinta yang kerjain semuanya kemarin kan Ibu sudah terlalu capek sekarang biar Sinta yang bantuin." jawab Sinta.

"Assalamualaikum," Sapa Bayu.

"Ya loh, Kamu udah bangun Bay."

"Ya udahlah aku kan nggak kayak Kakak yang susah bangun pagi." ledek Bayu.

"Ini baru sekali bangun pagi aja udah berasa paling wah." balas Sinta ketus.

"Hei kamu jangan kayak gitu ke adikmu Sin, gitu-gitu juga adikku selalu bangun subuh, bahkan Bayu selalu bangun lebih awal dibandingkan Ibu Adik kamu setiap hari rajin banget salat subuh berjamaah di masjid nggak pernah kelewat." sanggah Sarifah membela Putra bungsunya itu.

"Masa sih Bu?." ucap Sinta tak percaya.

"Sudah Bu, Biarkan saja lagian Kak Sinta mana tau sih orang dia bangunnya kesiangan terus, pergi ke sekolah aja sering mepet banget hahaha." Sergah Bayu.

" Idihhh apaan sih Bay."

"Sudah, sudah kok pagi-pagi udah kayak Tom and Jerry gini sih kalian tuh, emang nggak bosen apa. Oh ya Sin ya udah sementara kamu ngerjain ini Ibu mau nyuci baju dulu deh kalau gitu." sahut ibu.

"Marahin aja tuh Kak Sinta pagi-pagi udah mancing-mancing mulu heran!. Ets No Bu, sudah ibu biar Bayu aja yang nyuci semua baju itu Ibu istirahat aja gih! Ibu nggak perlu capek-capek lagian tadi baju-baju kotornya udah Bayu pada rendam dulu kok dari sebelum Bayu pergi ke masjid." titah Bayu.

"Serius udah pada kamu rendamin semua Bay? Ya ampun Soleh sekali anak ibu, Ya udah nggak apa-apa nanti nyucinya biar ibu yang melanjutkan aja ya makasih udah mau rendamin baju-baju kotor itu."

"Udah bu nggak usah biar dilanjut sama Bayu aja toh tadi kan Bayu yang sudah memulai jadi Bayu juga yang wajib untuk mengakhiri pekerjaan itu, mengerjakan sesuatu secara setengah-setengah itu nggak baik lah Bu, kan Ibu pernah bilang kayak gitu ke Bayu."

"Dasar kalian ini sih ya selalu ada aja jawabannya tuh Jadi Ibu sekarang ngapain dong?."

"6Ibu diem aja atau kalau ibu bosen Ibu nonton TV aja gih! Pokoknya Ibu tahu beres aja udah." jawab Bayu."

"Ya udah Iya deh iya terserah kalian aja kalian emang anak-anak ibu yang terbaik. Makasih ya Makasih!."

"Ya udah iya."

"Loh memangnya ada anak-anak ibu yang lain selain kita gitu Bu? kalau ibu ngomongnya bahwa kita ini anak-anak terbaik Ibu sih jadi otomatis ada anak-anak ibu lainnya nggak baik dong ya." sahut Sinta bercandi ibunya.

"Ya nggak gitu juga Maksudnya Sin dasar kamu ya selalu saja bisa jawab semua pertanyaan Ibu sampai bikin Ibu terkadang nggak bisa ngomong apa-apa lagi kayak di skakmat gitu!."

"Hahaha." Bayu pun hanya tertawa mendengar ucapan dari Sinta kakaknya kepada ibu.

"Hahaha. Sinta kan cuma bercanda Bu ." sahut Sinta seraya tertawa terbahak-bahak.

Sarifah pun akhirnya ikut tertawa tertular dari anak-anakny.

.

.

.

Beberapa waktu kemudian akhirnya Sinta pun telah selesai mengerjakan semua dan hendak bersiap untuk pergi ke sekolah.

"Ipah, Ipahkamu sudah masak belum? Ada makanan nggak? kalau ada Ibu minta ya! buat sarapan bapak mertua mu di rumah Soalnya Ibu males pergi beli sarapan ke warung depan." Tanya Lastri, terdengar suara Nenek nya Sinta yang meminta makanan kepada Sarifah.

"Gorengan sama beberapa kudapan Nenek, kalau mau ambil aja ya masih agak banyak kok!." balas Sinta yang sedang menyantap gorengan.

"Tuh katanya masih ada Bu paling gorengan sama kudapan aja nggak papa? Soalnya anak-anak katanya lagi males sarapan makanan berat dulu hari ini makanannya. Aku belum masak makanan berat deh jadinya pagi ini."

"Ya udah nggak apa-apa, lagian emang tadi bapak mertuamu request-nya minta dibeliin gorengan sih." Bales Lastri seraya mengambil gorengan dan beberapa kudapan yang telah tersedia.

"ya, Ya udah kebetulan sekali kalau begitu."

"Kok kamu Ipah tumben nggak komplain kalau aku ngambil makananmu banyak kayak begini. Biasanya kan ada drama dulu!." tanya Lastri.

"Idih Nenek itu bikin Ibuku serba salah aja, Ibuku sedikit komentar di bilang salah ibuku, tak terlalu banyak komentar juga masih dianggap salah gimana sih?." Sinta menggerutu pada Nenek nya.

"Mungkin karena makanan yang Nenek bawa ini cuman makanan kampung kali nya hahaha." Ucap Lastri dengan enteng.

"Ya kalau Nenek bilang cuman makanan kampung mending gak usah jadi bawa, sini makanannya taro lagi Nek! entar malah nenek buang-buang makanannya kayak waktu itu lagi!."

"Loh kok gitu sih! ya gak bisa dong, udah biar nenek bawa aja deh!." pungkas Lastri sambil melengos hendak pergi.

"Idih katanya ngga suka sampe menghina-hina makanan itu, tapi malah di bawa juga!."

.

.

.

Bersambung...

1
Anonymous
Banyak nenek2 yg berkelakuan seperti setan ini.semoga kita semua dihindarkan dari kekejaman mertua rasa neraka.
Julik Rini
saripah oh saripah
Irmawati
Luar biasa
Dewi Yanti
si ibu nya hrs di ruqiyah itu mh kena pelet kayanya, soalnya cinta mati bgt sm bapak nya sinta.. pdhl udh di hina" gt msh aja mau bertahan,anak" nya aja udh g tahan
maria handayani
/Grin/
Dewi Sabriani
Luar biasa
Achakajayes
Hai kak aku kasih boom like nih, cerita nya bagus 🥰💕 suka deh
Inoy
cerita nya udh lumayan bagus, tp sayang banyak bertebaran typo, kata2 yg bikin sebuah kalimat jd tdk bisa aq mengerti maksud nya apa, nama2 tokoh yg gonta ganti bikin aq pusing baca nya..
awal nya mo aq skip tp terlanjur udh jauh baca nya..

utk ka author nya tolong d revisi lg, kasian ma para reader yg baru nemuin ni cerita pengen lanjut baca..krn aq ngerasain sendiri baca novel nya jd g nyaman dn g enjoy bgt...
Inoy
banyak typo dn kalimat yg g aq ngerti maksud nya apa..
Inoy
koq aq g ngerti y yg bagian ini?? 🤔
Inoy
iih tegang jg y bagian nganterin adel k kampung..😱
Inoy
maaf ka,,koq y dr awal baca banyak bgt typo dn salah ngasih nama..aq jd bingung baca nya...
Inoy
perasaan d awal cerita ibu nya bagas bukan romlah deh namanya...🤔
Inoy
bos ayah kamu tuh bisa d kadalin, jd marah nya cuma sebentar sin...
Inoy
skarang lain lg nih panggilan nya jd papa 🤦‍♀️
Inoy
aq bingung ma citra,,wkt k mall bwt beli kado manggil k ortu nya ayah ibu..skarang jd mamih papih..
yg benar nya yg mana kaaa??
soal nya aq tipe pembaca yg klo ad yg beda suka gregetan pengen ngebetulin....😁
Inoy
bagus buu jangan diam aj..jangan biarkan orang2 menghina ibu termasuk suami ibu...
Inoy
baru baca udh sedih gini cerita nya..🥺
Erlina Candra
Luar biasa
Oksje Rorimpandey
Kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!