"Ah, aku berada di mana?"
Sebuah tempat yang mengesankan! Sial, tapi ini bukan duniaku. Ini adalah dunia sihir! Tunggu, aku terjebak di dalam tubuh seorang pemuda hina yang memiliki sihir sama sekali.
Bodoh, kenapa aku ini mencintai seorang putri kekaisaran sedangkan aku bukan siapa-siapa?
Ahahaha tidak masalah, mari kita genggam dunia ini menggunakan sebuah kecerdasan yang luar biasa. Tidak apa-apa aku tidak memiliki sihir, tapi aku memiliki sebuah seni yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Ini adalah dunia yang dipenuhi oleh pedang dan juga sihir. Kau tidak punya sihir? maka kau akan dikucilkan. Tapi mari kita lihat, bagaimana pemikiran dunia modern diterapkan di dunia yang tidak pernah menyentuh sains yang menakjubkan. Juga, mari kita taklukkan dunia ini dengan sebuah kecerdasan dan perkembangan teknologi yang luar biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arachanaee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Shadow Canon
“Sudah cukup!” Kazuto kemudian berteriak dengan lantang, memerintahkan mereka smeua untuk segera berhenti dari pertarungan mereka yang mencapai puncaknya.
Dan saat itu juga, ketika api dan es bertemu untuk terakhir kali dalam pertarungan itu, sebuah energi melonjak tinggi hingga mengakibatkan ledakan kecil merusak apapun yang ada di sekitarnya. Kekuatannya pun mamu menciptakan sebuah gelombang kejut yang begitu kuat sehingga membuat para penonton ini harus menahan tubuh mereka untuk tidak terlempar. Udara panas dan dingin juga seolah bertarung hingga merasakan sensasinya menjadi satu.
Helen bernapas dengan lega dan memasang wajah yang begitu sinis, sementara Theo masih tetap tersenyum seolah dia sedang menghina. Tapi Helen sama sekali tidak terpengaruh karena dia benar-benar mendengarkan Kazuto bahwa dirinya harus segera berhenti.
“Aku memintamu untuk mengetes Helen, bukan untuk membunuhnya.”
“Maafkan aku tuan.” Helen menundukkan wajahnya.
Kazuto menghela napas, segera dia memerintahkan Helen dan Theo untuk mundur. Di sini tidak ada yang menang atau mungkin tidak ada yang kalah. Pertarungan ini hanya bermaksud untuk melihat kemampuan para pendatang ini.
Untuk sementara ini, kemampuan Theo benar-benar sangat kuat. Dia bisa dibandingkan dengan penyihir standar pada umumnya. Hanya saja, Theo ini terlalu meremehkan lawannya sehingga tidak bisa untuk menguasai dirinya sendiri. dia juga bertarung tanpa berpikir panjang, serang asal serang dan tidak memperhitungkan kemungkinan mengenai dampak yang dihasilkan. Serangannya pun bisa dibilang terlalu memboros energi mana, sehingga Kazuto yakin, jika pertarungan ini diteruskan, dalam waktu dekat Theo pasti akan kelelahan.
“Laura.” Kazuto menatap ke arah Selena, “Bertarunglah dengan Zhayn.”
Laura kemudian dengan senang hati mengangguk. Di tubuhnya bagian belakang, sudah ada dua pedang yang terpasang dalam kondisi menyilang. Dia cukup ahli dalam pertarungan jarak dekat. Sehingga dirinya optimis untu bisa menang.
Mereka berdua maju bersama-sama, berdiri di tengah lapang yang awalnya merupakan padang rumput, akan tetapi harus hancur akibat pertarungan dari Theo dan juga Helen tadi. tapi bukan masalah, ini tidak akan mengganggu pertarungan di anatara mereka berdua.
Tanpa aba-aba, pertarungan pun sudah dimulai. Laura sudah dalam mode menghilang dengan dua pedang yang baru saja dia tarik, sementara Zhayn, dia sudah memsang kewaspadaan karena tamapknya dirinya sudah mengerti apa sihir milik lawan. Yaitu dalam sihir menghilang.
“Shadow Canon: Elang!”
Zhayn lantas mengeluarkan elang bayangnya untuk serangan pertama ke depan. Walaupun dirinya tidak tahu pasti dimana keberadaan Laura, tapi tidak ada salahnya untuk segera menggunakan intuisinya. Lagipula, dia bisa mendengar jelas, sebuah suara langkah kaki yang menandakan bahwa lawannya sudah mendekat.
Namun, apakah menyerang seperti ini sangta efektif?
Saat itu elang bayang milik Zhayn muncul tepat di hadapannya secara langsung setelah partikel kegelapan berkumpul dalam satu titik. Ukuran elang itu juga cukup besar sehingga ketika mengepakkan sayapnya, dan melesat ke depan, radius serangan juga tampak begitu luas.
Laura dalam mode menghilang, dia melompat dan jungkir balik ke samping, menebaskan pedangnya dan apakah akan berlaku pada elang bayang ini? Nyatanya ketika dia hanya sekadar menyerangnya menggunakan sebuah pedang, pedang itu hanya bisa membelahnya dan kemudian kembali menyambung.
Tentu saja Zhayn mengerti posisi Laura berada dimana, tapi dia tidak perlu untuk menggerakkan elang tersebut, sehingga elang bayang itu sudah pasti tahu dan langsung bergerak ke arah samping untuk memberikan serangan.
Sayangnya, memangnya elang itu sudah tahu dimana Laura berada? Elang itu hanya bisa menyerang dengan udara kosong sebelum dia kembali terbang lagi ke langit.
Jika orang lain bisa melihat, saat ini Laura sedang berada di belakang Zhayn. Tepat di belakang dan hendak mengayunkan pedangnya dari samping. Sayangnya, napas Laura terasa begitu membuat merinding Zhayn, hingga Zhayn yang curiga pun segera melompat ke depan, mengekspresikan tangannya membentuk sebuah hewan.
Terlambat! Laura sedang mengayunkan pedangnya, sehingga pedangnya sanggup untuk menebas pundak Zhayn hingga dia merintih kesakitan. Untungnya Zhayn sednri sudah sempat melompat ke depan, sehingga hanya sekadar goresan yang tidak terlalu fatal. Merasa geram, Zhayn pun lansung mengeluarkan skillnya.
“Shadow Canon: Harimau!”
Secara cepat, seekor harimau pun segera melompat ke depan. Dan, karena jaraknya yang begitu dekat, harimau itu berhasil mendorong sesuatu yang ada di depannya yang itu merupakan Laura. Laura pun menggertakkan giginya, yang untungnya, harimau itu mendorong pedang Laura yang terangkat menggunakan kuku, sehingga tidak berhasil untuk melukai Laura.
Laura pun mengayunkan pedang satunya dari tangan kiri untuk memberikan sebuah serangan, sehingga harimau itu langsung terbelah dan langsung menghilang. Sebelum, elang bayang menabraknya hingga dirinya terlempar ke samping dengan beberapa luka. Selain itu, walau dirinya juga menghilang, tanah bekas dia jatuh juga tampak sekali membekas. Hal itu membuat Zhayn merasa bahwa serangannya benar-benar kena.
Selama ini Laura belum bisa menerima kekurangannya, dimana meskipun dia menghilang, sara langkahnya pun pasti terdengar samar. Hal ini membuat dirinya kurang percaya diri untuk bisa bertarung. Sayangnya, dia tidak bisa untuk menyerah begitu saja.
Sebenarnya, penonton agak kurang mengerti arah pertarungan ini arahnya kemana. Masalahnya pertarungan yang dilakukan oleh Zhayn adalah sebuah pertarungan antara udara kosong dan tidak memiliki lawan bertarung. Penonton juga disuguhkan dengan pertarungan tanpa lawan yang membosankan. Namun, itu berubah ketika Zhayn tiba-tiba terluka.
Hal itu memicu berbagai reaksi dari penonton. Dimana pendatang spontan langsung terkejut, Viona pun langsung menutup mulutnya.
Kembali ke pertarungan, Zhayn tanpa berpikir pnjang pun segera menyerag Laura secara membabi buta. Dimana dia menciptakan banyak sekali hewn bayangan setelah harimau nya menghilang ketika di belah menjadi dua. Sehingga, saat Laura masih tersungur, serangan membabi buta menerjang ke arahnya, dia diriya tidak sempat untuk segera menghindar.
Sehingga dia hanya bisa berdiri dan juga mengangkat kedua pedangnya. Dalamwujud yang tak terlihat, dia tampak mengerutkan dahinya, menatap berbagai jenis hewan bayang yang tercipta. Kemudian, secara serius dia memainkan pedangnya, megayunkan pedangnya secara cepat bak seorang ninja. Serangannya begitu presisi untuk membelah satu hewan untuk menjadi dua.
Kemampuan pedang Laura benar-benar sangat cepat, sehingga belum hewan itu menyerang dirinya, dirinya sudah mengayunkan pedangnya terlebih dahulu. Mungkin jika orang lain bisa melihat, mereka akan terkesan, sayangnya yang mereka lihat hanyalah siluet pedang atau tebasan angin yang mampu untuk menebas seluruh hewan tersebut.
Itupun cukup membuat mereka semua terkejut.
“Seni pertarungan Zhayn hanyalah mengandalkan dari hewan bayangnya saja. Selain itu, jika hewannya hanya sekadar tergores, maka itu tidak akan bisa menghilangkannya, dan cukup untuk bisa memulihkannya kembali. Namun, berbeda ketika hewan bayangnya itu terbelah menjadi dua atau sudah tak berwujud, maka hilang sudah hewan bayangnya.” Kazuto mulai mengalisis pertarungan sejak dari tadi, yang kemudian dia bisa menyimpulkan hal demikian.
Selain itu juga, Kazuto sebenarya ingin tahu, seberapa banyak hewan yang diketahui oleh Zhayn sehingga bisa menciptakan hewan bayangan. Dan memang, berbagai hewan sudah dikelurkan, yang menandakan bahwa pengetahuan Zhayn mengenai hewan sudah teramat banyak.
ayo mampir juga dinovelku jika berkenan