"pertumpahan darah..., di tanah Kekaisaran Caesarea Lux , pemberontakan oleh Kerajaan
Duke Malvictor yang merupakan kerajaaan yang terkenal dengan kekejamannya "
"Sang putri "Elleis Lux " melihat pembantaian itu, hatinya penuh amarah, kebencian dan kesedihan"
"Tapi sang tuan Duke Malvictor tidak membunuh sang putri sang putri hanya ditangkap dan dijadikan sebagai pelayan kerajaan"
"Hal itu membuat sang putri lebih marah lagi karena merasa terhina kekaisarannya, tapi apa boleh buat Kekaisaran telah diambil alih oleh Duke Malvictor yang kejam"
"Pembalasan dendam sang putri yang sekarang hanyalah pelayan biasa dimulai.... "
Note:
Karya pertama, Saran boleh, Kritik yang sopan 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑒𝑚𝑏𝑢𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑗𝑢𝑘𝑘𝑎𝑛, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25: "Penyesalan dan kepergian yang menyakitkan "
"Revan!, Awas! "ucap Elleis dan Chelsea yang melihat panah itu melesat ke arah Revan, seketika Revan pun menoleh dan melihat panah cahaya yang mengarah ke arahnya dan....
JLEBB!
panah itu pun mengenai.....
'Chelsea'
Chelsea yang selama ini selalu mengagumi dan ingin berterimakasih pada Revan, kini ia melakukannya dengan ... mengorbankan dirinya sendiri demi keselamatan Revan....
" Ughh "Chelsea meringis
BRUKK!
"Uhuk-uhuk! " Chelsea yang seketika terjatuh dan ambruk dengan panah cahaya di perutnya terbatuk-batuk dan darah segar keluar dari mulutnya saat ia terbatuk-batuk dengan tubuhnya yang bersimpah darah jua dengan pendarahan yang sangat hebat sehingga tak mungkin dapat tertolong lagi dan juga termasuk efek dari cahaya panasnya meskipun tak sepanas itu dan dominan efeknya pada panahnya yang lebih tajam dan mematikan jika langsung menancap.
"Kau... " dengan nada getir dan bergetar
"Menyelamatkan aku?, untuk apa?, kenapa??"ucap Revan dengan mata yang seakan-akan tak percaya, terlihat pula tatapan mata menyesal dan bersalahnya Revan, dia pun mendekati Chelsea.
Elleis kaget ia pun melihat ke sekitar siapa yang telah melakukan semua ini , ia menoleh ke pohon dibelakangnya dan di sebalik pohon itu ia melihat Luci yang kaget karena dia ketahuilah, dengan cepat ia pun berlari ke arah Luci untuk menangkapnya tapi tiba-tiba sinar cahaya yang sama seperti saat Luxor teleportasi muncul dan dengan cepat membuat Luci Seketika menghilang dan teleportasi "Cih! dasar pengecut!" umpat ia karena tak berhasil menangkap Luci.
Sementara itu Revan mendudukkan Chelsea di pangkuannya dengan perasaan bersalah, Chelsea tersenyum Lemah dan meneteskan air mata seakan-akan akhirnya ia tak dibenci oleh Revan lagi.
'Dia ... menyelamatkan aku?, tapi kenapa ... wanita ini ... tadinya kupikir dia hanyalah wanita yang berpura-pura baik demi mendapatkan hatiku dan mengambil keuntungan karena aku yang sekarang adalah seorang kaisar, lalu aku juga mengira bahwa ia hanyalah wanita lemah pengganggu yang mencari perhatian, lalu aku membencinya, tapi sepertinya aku harus mendengarkan tujuannya yang sebenarnya, aku selalu menolaknya dibandingkan mendengarkan doa berbicara, aku tau aku bersalah ... tapi wajahnya saat ini seakan-akan ia tak menyesalinya yang dia lakukan untukku dan seakan-akan ia ... menerima apapun yang aku ucapkan padanya meski itu menyakitkan, jika aku tau bahwa pandanganku selama ini salah padanya, maka aku harus menebusnya dengan ... mendengarkannya untuk yang terakhir kali.... '
batin Revan yang penuh penyesalan sebelum akhirnya ia berkata....
"Katakan!" dengan nada tegas dan menunduk memalingkan wajah dari wajah lemas dan tubuh bersimpah darahnya chelsea, sementara Chelsea yang merespon itu dengan tatapan bingung dan bertanya-tanya "Katakan!, semua ingin kau katakan, katakanlah!, semua yang ingin kau ceritakan, ceritakanlah!, semua yang ingin kau sampaikan ... sampaikanlah!" ucap Revan getir sementara Chelsea merespon dengan wajah kaget karena dapat mendengar kata-kata seperti itu dari Revan "Kali ini, dan untuk terakhir kalinya aku harus mendengarkanmu, demi menebus kesalahanku padamu... " lanjut Revan lagi.
" Te. rim.a. ka..sih"tersenyum tulus dengan air mata mengalir di pipi dan tatapan sendu." tak banyak , yang bi..sa, ku..ka.. takan, yang jelas aku adalah seseorang anak gadis dari,
ka.. sus pembunuhan, pembunuhan ke.. kedua orang tuaku , di.. saat ha.. kim tak adil, kau me.m. beri.. kan, hukuman yang setimpal, se.. sejak itu ... aku sangat berterimakasih, hiks ... hiks... "
"Dan a.. ku berpikir, mungkin ... aku mencintaimu, dan ingin mem..ba...n..tumu.. , tapi aku salah, aku hanya kagum dan menyukaimu, ju.. ga ingin membalas kebaikanmu... tapi ca.. ra... ku, salah ... aku mengganggumu ... maaf yah ... hiks ... hiks ... dan.... "
"Terimakasih... "
ucapnya sembari mulai menutup matanya, di sela-sela itu pula ia melihat sosok yang do rindukannya...
"......" sosok itu berada di hadapan Chelsea dan hanya diam, tetapi tersenyum penuh haru...
Aku ... hidup dengan kesendirian ini, hidup dengan rasa rindu ini, hidup dengan rasa hutang budi dan ingin berterimakasih ini ... dan hidup dengan rasa sakit ini ... 'Sudah berakhir', aku senang ... akhirnya aku bisa bertemu lagi dengan kalian, ayah ... ibu.... "
batin Chelsea seraya meneteskan air mata bahagia sebelum akhirnya menutup matanya untuk selama-lamanya....
Elleis melihat hal itu dengan rasa iba dan sedih dan ia pun menangis meskipun ia hanya berdiri dan tak mendekat karena ingin memberikan waktu bagi Chelsea dan Revan untuk berdamai dan agar Revan bisa memahami Chelsea, sementara Revan menatap sendu dan berkaca-kaca ... setetes air mata Revan menetes di kening tubuh Chelsea yang kini terbujur kaku tapi Revan pun langsung menghapus air matanya yang akan jatuh dan berhenti meneteskan air mata.
sementara Elleis yang melihatnya pun merasakan sedih yang lebih dalam melihat Revan yang seperti itu dan mencoba menutupi kesedihan dan emosinya.
" Revan menangis?, tapi ... langsung menghapus air matanya kembali ... dulu aku berpikir, bahwa Revan sangatlah kejam dan tak memiliki perasaan, malah hanya berlagak seperti hukum dan keadilan, haa... betapa bodohnya aku ... aku terlalu termakan perasaan balas dendam dan sudah membenci Revan terlebih dahulu, dan tak mau dengar alasan apapun, aku menyesalinya, dia bukan tak punya perasaan, tapi dia tak bisa percaya pada siapapun, dan dia juga merasa bahwa 'Dia takkan bisa percaya pada siapapun', jadi dia juga ... 'tak bisa menunjukkan emosinya pada siapapun, kecuali dirinya sendiri' dia harus terlihat kuat, tegar, dan tak terkalahkan. tapi justru aku ... tutup mata dan tak ingin mencari tau alasannya, Revan pada Chelsea saat itu juga sama ... Revan sudah terlanjur membenci Chelsea, dan 'tutup mata akan alasan dan tujuan' dia memilih hanya fokus padaku, jadi sebenarnya ... 'kita ini sama' hanya saja aku sudah terlepas dari sikap burukku yang itu, tapi Revan tidak, tapi kurasa hal ini akan menjadi pelajaran baru darinya dan ia akan terlepas dari sikap buruknya itu. aku sangat menyesal karena membencimu, Revan dan kau juga pasti sedang merasakan rasa penyesalan yang sama, pada Chelsea ..., ahh iya, Chelsea ... aku takkan bisa melupakanmu dan pengorbananmu.... terimakasih banyak...
'Chelsea ' ..." batin Elleis.
tiba-tiba petir bergemuruh, awan kelabu seakan memenuhi langit biru, angin berhembus kencang, udara dingin dan turunlah hujan deras di tengah kesedihan itu Revan masih diam seakan membeku di sana.
"Maafkan aku ... maafkan aku ... maaf, maaf, maaf ... aku tak pernah mendengarkanmu , aku tak pernah peduli, aku selalu menolakmu, aku , aku ... tak pernah mencari tau, apa alasannya, apa yang kau inginkan, apa tujuanmu, aku tak tau itu hiks ... hiks ..., kenapa kau berterimakasih?, kenapa kau tersenyum?, kenapa kau meminta untukku, maaf ... ternyata ini, ternyata ini alasannya! ternyata ini alasannya kenapa aku sangat kejam, terkadang aku hanya fokus pada orang yang kudambakan, tapi aku tak pernah berpikir atau menganggap orang baru atau orang lain adalah orang yang baik dan punya alasan masing-masing saat terlihat mengganggu dan melakukan kesalahan, karena itu sekarang ... aku tak boleh membiarkan hal seperti ini terjadi lagi ... aku harus berubah, jika seperti ini, maka sama saja ... hiks ... hiks ... 'Aku telah membunuh seseorang yang tak pernah kuhargai sebelumnya' , maafkan aku, akau menyesal, dan terimakasih ... 'Chelsea'.... " batin Revan menangis ia merasakan penyesalan dan rasa bersalah yang teramat besar.
"Permintaan maafmu diterima, penjelasanmu di Terima, aku mengerti, aku paham sekarang, jadi sekarang yang harusnya meminta maaf adalah aku, maafkan aku ... Chelsea, ku harap permintaan maafku ini kau dengar dan kau terima meskipun aku tak berhak mendapatkan maaf darimu, meskipun aku selalu tak mau mendengarkan dan selalu menolakmu, aku menyesal, pengorbananmu ku terima, dan maafkan orang yang telah 'membunuhmu tanpa menghargaimu sekalipun'. maaf dan terimakasih ... karena aku telah mengetahui kesalahanku... aku akan berubah... "
...~****************~...
Sementara itu ... beberapa saat yang lalu...
Di saat Luci dan Luxor masih berada di pertarungan dan berlindung di balik pagar dari cahaya...
"Gawat!, jika pagar cahaya ini retak maka ... habislah kita!, dari awal tujuan kita adalah membunuh dari salah satu orang yang merepotkan di sini baik itu si penyihir cahaya, Elleis, ataupun Duke Revan."
"Kita harus bagaimana? kakak ... ? " jawab Luci sembari menggandeng lengan Luxor yang sedang menyalurkan cakra ke pagar cahaya secara tiba-tiba.
"Lepas! jangan ganggu!, kau ini manja dan genit sekali! " bentak Luxor.
"Maaf... " melepaskan gandengannya "jadi kita harus bagaimana? " bertanya dengan bingung.
"Jika pecah aku akan teleportasi ke markas, dan kau sekarang! teleportasilah dulu ke sebalik pohon-pohon, jika aku kalah, kau harus membusur salah satu dari mereka dengan panah cahaya!,dan kalau bisa targetkan pada Duke Revan! " perintah Luxor.
"Kakak mau memanfaatkan aku?! , jahat sekali!, ingat yah!, aku tak mau dimanfaatkan! " protes Luci.
"Sudahlah lakukan saja sih!, dasar beban dan tak berguna! . " teriak Luxor pada Luci pada akhirnya mau tidak mau Luci pun berteleport ke sekitar pohon-pohon untuk membidik, ia pun mengingat pesan Luxor yang mengusahakan bidiklah Revan, Luci pun melakukannya, tapi ia tak menyangka bahwa Si penyihir cahaya yaitu Chelsea, akan menyelamatkan Revan, meski sedikit kesal, tapi ia tetap masih beruntung karena masih mengenai salah satu orang yaitu Chelsea.
...~****************~...
"Beraninya kakak memanfaatkan aku?!, jika aku telat teleportasi sedikit saja aku bisa mati loh! " bentak Luci sepulangnya ke markas pada Luxor.
"Ya, jangan sampai ketahuan bodoh! " ucap Luxor dengan serius seperti biasa.
"Cih!, kau ini!, selalu memerintah dan membuat kesal tapi tak pernah mau? mendengarkan! " ucap Luci yang kesal kemudian berjalan pergi
"Elleis ... dia sudah menjadi kuat yah?, sekarang ... tapi aku benar-benar menyukai dia yang kuat itu daripada ia yang lemah dan polos dulu ... auranya juga sangat kuat, dan lebih ... cantik? "
"Yaampun apasih yang kupikirkan?! " benak Luxor yang muncul tiba-tiba....
...~****************~...
Sementara itu ... di Istana Kekaisaran....
Pemakaman Chelsea berlangsung di sana...
Tentu saja Revan yang merasa bersalah pasti akan menyiapkan tempat pemakaman yang penuh dengan kehormatan yaitu di tanah pemakaman Kekaisaran.....
orang-orang berdatangan...
Chelsea pun menjadi salah satu mendiang orang yang sangat dihormati...
sementara itu ... sebelum acara pemakaman dimulai , Revan sudah berkata bahwa ia ingin berbincang dengan Elleis di taman belakang saat acara sudah selesai Elleis pun hanya mengangguk dan menurutinya dan setelah acara selesai ia benar-benar pergi ke taman belakang.
...~****************~...
Di taman belakang....
Elleis celingukan mencari Revan tiba-tiba suara sesenggukan berada tepat dibelakangnya dan Elleis pun menoleh lalu ia melihat Revan yang terlihat menangis dan rambut berantakan.
"Re-Revan kau ken-"
BRUKK!
ucapan Elleis terpotong karena ucapannya terpotong karena Revan yang tadi di depannya dengan air mata mengalir dan rambut berantakan kini tiba-tiba jatuh bersandar ke bahunya.
"Elleis, hiks ... hiks ... aku harus bagaimana?, apa yang harus kulakukan??, hiks ... hiks ... ski telah membunuh orang yang tidak bersalah tanpa alasan dan tak pernah kuakui aku selalu menolaknya, tapi ia malah menyelamatkanku, hiks ... hiks ... apa yang harus kulakukan untuk menebus kesalahanku? El... ? " tangis Revan pecah saat ia bersandar ke bahu orang di depannya...
"Re-Revan ... maksudmu tentang Chelsea? " tanya Elleis dengan mata dan nadanya yang sendu karena sedih...
"Aku butuh kau hiks ... Elleis ... hiks ... hiks ... aku hanya butuh kau saat ini, tolong aku.... "
Elleis menatap iba kemudian secara perlahan ia pun menggerakkan tangannya ke arah tubuh Revan yang ada didepannya dan bersandar padanya lalu mendorongnya ke depan, sehingga ia menjadi memeluk Revan yang sedang bersandar itu dengan pelukan hangat.
"Tenanglah.... " ucap Elleis lembut sembari mengusap rambut Revan dan memeluknya dengan hangat dan memejamkan matanya yang sebelumnya menatap iba.
sesaat Revan dan Elleis merasakan hangatnya sentuhan dari mereka saat berpelukan dan itu terasa sangat 'hangat' dan 'nyaman'....
BERSAMBUNG....
Author: Maafkan aku Chelsea...
Chelsea: iya gak apa-apa aku dah bahagia ketemu orang tuaku🙂
Author:Reader jan marah yah dia dibikin mati~😇
si elleis galau karena chelsea nih.. tapi chelsea baik juga ya ikhlasin revan ke elleis dan dia juga nyerita masa lalunya yg dark ke elleis 😊👍
biasanya pembunuh itu dipenjara 15 tahun. ini settingnya di dunia fantasy buatan kakak atau terinspirasi dari negara mana gitu?
ceritanya keren kak!! 😊👍 aku kasih hadiah 😊