"Biarkan sejenak aku bersandar padamu dalam hujan badai dan mati lampu ini. Aku tidak tahu apa yang ada dalam hatiku, aku hanya ingin memelukmu ..."
Kata-kata itu masih terngiang dalam ingatan. Bagaimana bisa, seorang Tuan Muda Arogan dan sombong memberikan hatinya untuk seorang pelayan rendah seperti dirinya? Namun takdirnya adalah melahirkan pewarisnya, meskipun cintanya penuh rintangan dan cobaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susi Ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Dilema Pertarungan Dan Bahama
Handrille Versiger mengangkat tubuh Bahama dari dalam lautan. Semua anak buahnya langsung membantu mengambil alih tubuh itu, begitu Handrille Versiger tiba di atas geladak kapal. Bahama sudah sekarat, dengan tubuh bersimbah darah.
Dua peluru bersarang di paha kanannya, dan satunya hampir mengenai jantungnya. Dokter yang selalu mengikuti misi Handrille Versiger langsung memberi pertolongan pertama. Meskipun di dalam kapal, tersedia peralatan medis. Namun tidak selengkap yang ada di Rumah Sakit.
"Bagaimana keadaannya, Dok?" Tanya Handrille Versiger begitu selesai merapikan diri dan bergegas menuju ke ruang medis yang berada di dalam kapal tangker nya.
"Kita harus segera mengeluarkan peluru yang bersarang di dekat jantungnya. Pendarahan di tempat inilah yang sangat parah!"
Jawab Dokter tersebut dengan nada serius. Beliau ingin melakukan operasi darurat, sebelum kapal tiba di Dermaga terdekat. Handrille Versiger sedikit gelisah. Karena dia juga harus melaksanakan misi lainnya, membantu Snake mengirim senjata-senjata itu ke Negara W.
"Biarkan aku yang tangani misi itu, Han!!"
Sela Snake yang langsung mengetahui apa yang membuat pimpinan nya itu gelisah. Begitu kapal tangker Handrille Versiger tiba dan berada di tengah-tengah baku tembak, Snake dan kawan-kawan nya langsung merapat dan membantu kapal tangker Handrille Versiger menyerang pasukan Patroli Angkatan laut setempat yang gencar menembak balik. Maka, terjadilah baku tembak dua lawan satu. Dan kapal Patroli Angkatan laut setempat melarikan diri.
Banyak korban yang berjatuhan di kedua belah pihak. Namun misi penting Handrille Versiger adalah menyelamatkan Tiger Ba. Sesuai janjinya kepada Bibi Chan. Dia tidak mau lagi membuat wanita tua itu menangis sedih karena kehilangan orang yang disayanginya. Mendengar ucapan Snake, Handrille langsung mengangguk mengerti.
"Kita akan berangkat ke Negara W bersama!! Cepat jalankan kapal mu menuju garis lintang Utara!! Kapal ku akan menyusul di belakang mu!! Tapi, aku harus menyelamatkan Tiger Ba terlebih dahulu!!"
"Kami mengerti!! Aku akan jalankan misi ini hingga berhasil!! Sebagai bawahan Tiger Ba!!" Jawab Snake tegas.
"Lakukan!!"
Ucapan tegas pun muncul sebagai perintah. Snake langsung membungkuk hormat dan kembali ke kapalnya. Dengan sigap, Snake menjalankan perintahnya. Sedangkan Handrille kembali fokus menyelamatkan Tiger Ba dari kematian bersama Dokter Jordan yang selalu setia bersamanya.
"Kita lakukan operasi darurat itu, Dok!! Apa pun yang Dokter butuhkan, aku akan menyiapkan nya!!"
Handrille Versiger dengan tajam dan tegas, bicara serius ke Dokter Jordan yang sibuk menyiapkan semua persiapan nya. Dengan dibantu empat perawat laki-laki, Bahama langsung dibawa ke ruang operasi. Sebelum dioperasi, tubuh Bahama disterilkan terlebih dahulu.
"Kami akan berusaha menyelamatkan nya, tunggulah di luar. Jika aku butuh sesuatu, aku akan memanggilmu masuk!" Kata Dokter Jordan dengan tegas.
"Hem..."
Tanpa kalimat panjang, Handrille pun mengangguk dan meninggalkan ruangan itu. Dia menunggu dengan dada berdebar karena cemas. Dia belum pernah merasakan kecemasan yang hebat seperti ini. Rasa pedulinya kepada perasaan Bibi Chan lah, yang mampu mengubah sikap bengisnya menjadi penyayang.
Handrille mondar-mandir di depan ruangan yang tertutup rapat itu. Semua anak buahnya sebagian diperintahkan mengawal Snake menuju ke Negara W. Lautan lepas itu hanya berjarak beberapa mil dari Negara tersebut. Jika kapal Handrille menyusulnya dengan kecepatan tinggi, kapal Snake akan tertinggal jauh. Yang paling utama bagi Handrille adalah menyelamatkan dulu kondisi Bahama. Jika operasi darurat berhasil dan keadaan Bahama aman, maka kapal itu akan berlayar kembali menyusul kapal Snake yang membawa ratusan ribu senjata yang hendak dikirim ke Negara W.
Tiba-tiba airphone nya berbunyi. Ada salah satu anak buah kepercayaan nya yang ia tugaskan menjaga Bibi Chan di Benteng Raksasa itu tanpa sepengetahuan siapa pun. Handrille agak menjauh dari depan pintu, agar suaranya tidak menggangu jalannya operasi.
"Ada apa, Tiger Leon?!" Tanyanya dengan tegas, nada bicara seperti biasanya.
"Ada pertarungan hebat antara dua Bos Besar, kak Han!! Tuan kita kewalahan melawan Tuan Golden Armando!!"
Jawaban anak buah kepercayaan nya yang bernama Tiger Leon membuat Handrille menghentakkan tangannya. Tanpa sadar, tangan Handrille mengepal kuat. Dia tahu siapa itu Tuan Golden Armando. Orang yang kuat dan tidak akan bisa dikalahkan oleh siapa pun. Termasuk Bos besar nya, Tuan Vengsier Eiger.
"Aku sudah bisa menebaknya. Bos kita pasti kalah dan akan dipermalukan habis-habisan olehnya! Tolong, cepat temui Bibi Chan!! Aku ingin bicara dengannya!!"
Ucapan Handrille terdengar begitu gusar. Dan Tiger Leon pun langsung sigap dan bergegas mencari Bibi Chan yang saat itu sedang sibuk membersihkan kamar nona nya. Kamar seorang putri, yang sudah lama ditinggalkan. Bibi Chan merapikan ranjang tidurnya. Meskipun dia nggak tahu, kapan nona nya akan kembali. Dia begitu bersemangat mempersiapkan semua yang diperlukan nanti.
Dibandingkan dengan kehebohan para penonton yang melihat pertarungan dua Bos Besar Mafia itu. Bibi Chan lebih memilih menyibukkan diri membersihkan kamar sang putri. Betapa rindunya dia, pada putri cantik itu yang kini usianya menginjak 20 tahun. Dan sang putri hampir menyelesaikan kuliahnya di Negara A.
"Bi, kak Han ingin bicara!" Bisik Tiger Leon begitu sampai di sana.
Dia harus berhati-hati dengan monitor yang selalu memantau semua gerakan yang terjadi. Bisikan Tiger Leon langsung membuat Bibi Chan mengerti. Dan mengambil alih airphone Tiger Leon.
"Ya, Han?"
Jawab Bibi Chan dengan hati-hati dan bicara pelan di balik tirai, agar tidak terdeteksi oleh monitor tersembunyi. Tiger Leon berjaga di luar, dengan sikap seorang pengawal yang berjaga di kamar sang putri.
"Jangan menjerit kaget ya Bi. Tetap tenang, dan kendalikan emosimu."
Kata-kata Handrille yang penuh kehati-hatian membuat jantung Bibi Chan berdegup kencang dan nggak karuan. Sebuah firasat buruk langsung terbesit di kepalanya. Namun Bibi Chan mengikuti semua ucapan itu.
"Ya, Han. Ada apa? Bicaralah cepat, sebelum aku meledak."
Kata-kata Bibi Chan dibuat tenang, meskipun perasaan nya mulai gelisah. Karena Bibi Chan tahu, bagaimana sifat pria itu. Dia bukan pria yang suka basa-basi seperti itu jika tidak ada sesuatu yang gawat dan sudah terjadi.
"Tiger Ba sekarat Bi, dia kena dua tembakan! Sekarang, aku berusaha menyelamatkan nya. Ku mohon.... tenang kan dirimu...."
Belum selesai Handrille bicara, Bibi Chan langsung menjerit histeris dan menangis. Dia langsung berlari kencang seperti orang yang kesetanan. Bibi Chan berlari menuju ke lapangan pertarungan. Di mana dua Bos Besar Mafia itu terus saling menyerang tanpa ada yang mau menyerah kalah.
Dilihat dari kacamata para penonton, Tuan rumah sudah dalam kondisi terdesak. Namun Beliau tetap ngotot dan terus melawan meskipun nafas ngos-ngosan. Sedangkan Tuan tamunya, tetap tenang dan tidak kelihatan kewalahan sama sekali. Terlihat sangat jelas, ilmu bela dirinya di atas Tuan rumah.
"Berhentiiiii!!!"
Teriakan histeris dengan mengerahkan tenaga dalam yang luar biasa! Hingga suara itu melengking dan memekakkan telinga. Semua orang menutup telinga, karena telinga mereka sampai berdenging. Dengan deraian air mata yang mengalir deras di wajahnya, dengan kokoh wanita cantik setengah baya itu berdiri menantang di tengah-tengah arena pertarungan.
"Chan Shu?"
Tuan Vengsier Eiger terkejut melihat wanita yang sangat dicintainya itu tidak seperti biasanya perubahan wajahnya. Wajah itu seperti seekor induk macan yang anaknya terluka. Penuh kemarahan tingkat Dewa dan sanggup menghancurkan Dunia!!