Sungguh malang nasib seorang pria miskin nan buruk rupa. Jonatan selalu dihina oleh sang mertua dan dia tak pernah mendapatkan cinta dari sang istri yang sudah satu tahun dia nikahi, bahkan mereka selalu tidur dengan terpisah.
Suatu hari, Jonathan tidak sengaja membunuh seorang preman demi melindungi sang istri, sehingga Jonathan harus dipenjara dan divonis hukuman mati. Nasib Jonathan semakin memilukan ketika dia harus kehilangan adiknya yang mati dengan cara yang sangat mengenaskan.
Disaat perjalanan dari pengadilan menuju lapas, tiba-tiba terjadi sebuah kecelakaan yang membuat Jonathan telah dikira mati, padahal sebenarnya dia ditolong oleh seorang pria yang mengaku bahwa dia adalah kepercayaan ayahnya.
Lima tahun berlalu, Jonathan kembali ke Indonesia mengubah identitasnya menjadi Rafael Wilson. Menantu yang dulu buruk rupa kini telah berubah menjadi seorang pria yang sangat tampan. Dan dia adalah sang penguasa di dunia kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Jonathan telah kembali ke Italia, dia memiliki jadwal pekerjaan yang sangat padat, sehingga harus kembali secepatnya ke negara tersebut.
Saat ini Jonathan sedang berada di kantor utama Wilson Group, tepatnya dia sedang berada di ruang meeting, untuk mendiskusikan beberapa proyek yang akan dilakukan di beberapa negara, salah satunya di Indonesia.
Karena memang itu tujuannya, sebentar lagi Jonathan akan pergi ke Indonesia. Selain untuk berbisnis, dia juga ingin melancarkan aksi balas dendamnya kepada semua orang yang pernah menyakitinya, termasuk orang-orang yang telah terlibat pembunuhan terhadap adiknya.
Pria yang dulu begitu buruk rupa kini telah menjadi pria yang dipuja oleh banyak wanita. Jonathan selalu terlihat mempesona, tidak heran jika saat di ruang meeting itu, ketampanannya membuat beberapa karyawan wanita menjadi gagal fokus. Mereka telah melakukan berbagai cara untuk menarik perhatian sang tuan muda.
"Wow! È molto bello." (Wow! Dia sangat tampan sekali).
"Sì, è così perfetto." (Iya, dia begitu sempurna).
Terdengar suara para karyawan wanita yang ada disana saling berbisik memuji ketampanan sang pewaris dari Wilson Group itu. Tapi begitulah Jonathan, dia adalah seorang pria yang dingin dan cuek, sehingga sulit sekali untuk didekati.
Setelah selesai meeting, kini Jonathan sedang berada di ruangannya, dia sibuk berkutat dengan laptopnya.
Namun, konsentrasinya menjadi buyar saat mendengar suara seseorang membuka pintu dan orang tersebut masuk ke dalam ruangannya begitu saja.
Rupanya orang tersebut adalah Grace. Tiga bulan yang lalu, Jonathan telah melangsungkan acara pertunangan dengan seorang wanita bernama Grace.
Grace adalah seorang wanita blesteran Indonesia-Italia. Namun, wanita tersebut sudah sangat lama tinggal di Italia. Orang tuanya telah lama bekerjasama dengan perusahaan Wilson Group, sehingga Tuan Steven dan orang tuanya Grace bersepakat untuk menjodohkan anak mereka.
Jonathan sudah tidak memikirkan cinta di dalam hidupnya, sehingga dia tidak menolak perjodohan itu. Apalagi jika mengingat bagaimana berjasanya seorang ayah yang telah menyelamatkannya dari kematian dan membuat dia bisa menjadi pria hebat seperti ini.
Jonathan tidak ingin membuat ayahnya kecewa, telah banyak yang sudah Tuan Steven lakukan kepadanya. Dia tidak mungkin melukai hati sang ayah, sehingga dia pun menerima perjodohannya bersama Grace, walaupun sebenarnya dia tidak memiliki perasaan kepada wanita itu.
Dengan begitu manja Grace duduk dipangkuan Jonathan yang sedang sibuk dengan pekerjaannya, bahkan wanita itu mencium pipi tunangannya itu. "Aku sangat merindukanmu, Rafael."
"Aku lagi bekerja, Grace." ucap Jonathan dengan nada ketus.
Grace memanyunkan bibirnya, dia masih duduk dipangkuan Jonathan, kedua tangannya bergelayut manja di leher pria tampan itu. "Kamu selalu sibuk, kamu sudah meninggalkan aku selama satu minggu ke Uruguay. Dan aku dengar sebentar lagi kamu akan pergi ke Indonesia."
"Aku pergi kesana untuk bekerja, bukan untuk bersenang-senang." Jonathan masih berkata dengan nada datarnya.
"Tapi aku sangat merindukanmu, Rafael. Bagaimana kalau nanti malam kamu menginap di apartemenku saja?" Grace sudah lama tinggal di Italia, wajar saja jika gaya hidupnya bebas. Dulu sebelum bertunangan dengan Jonathan, dia memang berpacaran bebas dengan para mantannya.
Dan Jonathan sama sekali tidak mempermasalahkan jika Grace sudah tidak perawan lagi karena dia tahu resiko memiliki seorang tunangan dari Eropa. Lagipula dia bersedia bertunangan dengan Grace demi ayahnya.
"Maaf, aku gak bisa." Jonathan merasa dirinya tidak normal, seharusnya dia bisa memanfaatkan ketampanannya untuk bersenang-senang dengan banyak wanita. Mungkin karena pria itu terlalu fokus dengan karir dan niat balas dendamnya, sampai dia tidak memiliki waktu memikirkan kesenangannya sendiri. Padahal Grace sudah beberapa kali mengajaknya untuk tidur bersama.
Grace sangat kesal sekali, dia pun segera berdiri. "Hm ya sudah, kalau begitu aku harus kembali ke kantorku. Awas ya di Indonesia nanti kamu jangan macam-macam."
Setelah berkata seperti itu, Grace pun segera pergi, dia harus kembali ke kantornya. Usahanya untuk meluluhkan hati sang tunangan telah sia-sia. Tapi dia tidak akan menyerah, suatu saat nanti dia pasti membuat Jonathan mencintainya.
Jonathan hanya menganggukkan kepalanya, dia membiarkan Grace pergi begitu saja.
...****************...
Malam ini di mansion Wilson, Jonathan sedang makan malam bersama sang ayah.
Sambil makan, Tuan Steven ingin berbicara hal penting kepada putranya. "Sebelum kamu pergi ke Indonesia, kenapa kita tidak melangsungkan pernikahan kamu dan Grace dulu, Rafael?"
"Aku tinggal di Indonesia hanya sebentar, ayah. Setelah urusanku selesai dan setelah aku sudah menghancurkan mereka, aku akan kembali kesini. Lagipula aku dan Luna masih sah menjadi suami-istri, kamu belum bercerai, mungkin karena Luna mengira aku sudah mati. Aku harus menyelesaikan urusanku dengannya sebelum aku menikah dengan Grace, tidak mungkin aku harus memiliki dua istri dalam waktu bersamaan."
Tuan Steven sangat takut jika hati Jonathan akan goyah jika telah bertemu dengan Luna, karena itulah dan ingin memperingatkan Jonathan. "Kamu harus ingat bagaimana perlakuan buruk istrimu itu kepadamu, dia telah membiarkan kamu dipenjara dan mengabaikan adikmu. Sementara dia malah bersenang-senang dengan pria lain."
Sebenarnya Jonathan sama sekali tidak ingin mendengar lagi nama wanita itu, membuat dia tidak berselera lagi untuk menikmati makan malamnya. "Ayah tenang saja, tidak mungkin aku memiliki perasaan lagi padanya. Yang ada aku akan menghancurkannya bersama mertuaku."
Tuan Steven pun tersenyum smrik, "Ayah pegang kata-katamu, Rafael. Jangan mengecewakan ayah. Selesaikan urusanmu dan balas dendammu pada wanita itu dan keluarganya, setelah itu kamu kembali ke Italia, lalu kamu menikah dengan Grace. Grace jauh lebih segalanya dari wanita itu."
Jonathan menganggukkan kepalanya, "Iya, ayah."
...****************...
Jonathan menghembuskan nafas dengan pelan, dia lakukan berulang-ulang kali sambil memandangi suasana malam hari di kota Roma, dia balik jendela ruang kerjanya yang ada di mansion.
Tok!
Tok!
Tok!
Terdengar suara ketukan pintu. Jonathan pun segera menyuruh orang tersebut untuk masuk ke ruangannya.
"Masuk."
Rupanya orang tersebut adalah Noah, kaki tangannya Jonathan. Noah sudah empat tahun bekerja sebagai kepercayaannya.
"Ada informasi penting untukmu, Tuan." ucap Noah sembari memberikan sebuah berkas kepada Jonathan.
Jonathan pun segera duduk di sofa, dia membawa berkas yang diberikan oleh Noah kepadanya. "Berkas tentang apa ini?"
"Saya mendengar kabar bahwa minggu depan istri anda akan menikah dengan seorang pria bernama Arga."
Jonathan terlihat kesal mendengar kabar tersebut, "Siapa yang menyuruh kamu untuk mencari informasi tentang wanita itu? Aku tidak pernah menyuruh kamu!"
Jonathan memang tidak ingin mendengar apapun tentang Luna, dia sangat membenci wanita itu.
"Maafkan saya, Tuan. Saya pikir itu adalah hal yang penting untuk Tuan."
Setelah Noah pergi dari ruangannya, lama sekali Jonathan memandangi sesuatu yang ada di dalam amplop besar berwarna coklat itu. Dia pun terpaksa harus membukanya. Ternyata isinya adalah surat undangan pernikahan Luna dan Arga yang akan digelar minggu depan.
Jonathan mengepalkan tangannya, nafasnya bergemuruh hebat, dia melihat semua foto-foto prewedding Luna dan Arga, mereka berdua terlihat sangat mesra sekali, bahkan mereka berdua terlihat begitu bahagia.
"Tunggu aku, aku akan menghancurkan kalian. Akan ku pastikan hidup kalian tidak akan bahagia."