5 anggota geng pembuli baru saja lulus SMP dan kini mereka berulah lagi di SMK!
Novel ini merupakan serial pertama dari "5th Avenue Brotherhood". 5th Avenue Brotherhood atau yang sering dikenal dengan FAB adalah geng motor yang terdiri dari 5 orang remaja dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Jesika. Seorang gadis yang merupakan anak kandung dari kepala sekolah dan adik dari pendiri FAB itu sendiri. Sayangnya, Jesika tidak suka berteman sehingga tidak ada yang mengetahui latar belakang gadis ini, sampai-sampai para member FAB menjadikannya target bulian di sekolah.
Gimana keseruan ceritanya? Silakan baca sampai bab terakhir 🙆🏻♀️ Yang setuju buat bikin sekuel atau lanjut vote di grup chat author ya 🙏 masih berlaku untuk hadiah saldo Dana untuk gift terbanyak bulanan. bisa gift lewat iklan juga ya 🥰 maksimal 10 iklan/hari = 100 dukungan. Hadiah akan diberikan pada dukungan terbanyak dalam setiap bulan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BellaBiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Salah Lawan
Hari ke dua masuk sekolah sebagai murid SMK, Jesika menaiki anak tangga menuju kelasnya. Tiba-tiba semua murid berlari ke arah yang sama membuat gadis itu menepi dan menatap heran. "Orang-orang pada kenapa sih pagi-pagi gini? Ada diskon gorengan?" gerutunya.
Perhatian Jesika tersita pada begitu banyaknya siswa dan siswi yang mengerumuni kelasnya.
"Ada apaan nih?" tanya Jesika.
"FAB sekarang mau ngumumin nama Mbels mereka," jawab Cia yang ikut berkumpul bersama para murid.
"Hah?!" respon Jesika tak mengerti.
"FAB dari SMP SUKAMANDI!"
"FAB?"
"Ck! FAB itu 5th Avenue Brotherhood. Geng tukang buli di SMP SUKAMANDI. Bahkan Mbels mereka pernah ada yang sampe koma!"
"Mbels tuh apaan?" tanya Jesika lagi.
"Mbels itu sebutan buat target bulian mereka."
"Masih jaman ya buli di sekolah?" ejek Jesika.
"Ya masih lah! Gue 1 tahun jadi Mbelsnya FAB! Sialan! Seharusnya gue nggak daftar di sekolahan ini! Kan sekarang gue jadi ketemu lagi sama mereka. Heeegh!" Cia hendak menangis.
"Siapa sih orangnya? Gue mau ngeliat tampang-tampang tukang buli," balas Jesika sembari celingukan.
"Itu loh! Yang pernah lo teriakin di parkiran! Yang duduk di depan kita! Angga, Haris, Zaki, Wandra sama Toleh!"
"Angga? Yang absennya nomor pertama? Yang sering teriak-teriak kayak monyet itu? Kok bisa sih jadi pembuli? Lebih cocok jadi orang utan padahal," ucap Jesika membuat beberapa murid melirik ke arahnya.
"Shuutt! Lo jangan ngomong kayak gitu. Ntar dia bisa denger!"
"Tes tes!" Suara toa dari dalam kelas mereka. "Oke! Gue Haris, sebagai ketua 5th Avenue Brotherhood bakalan ngumumin Mbels kita di tahun ajaran sekarang adalah ...."
"Harus apa diumumin gitu? Kayak orang caper. Pembuli sejati itu nggak mau ketauan kalo dia melakukan kejahatan. Dia bakalan balikin fakta dan playing victim kalo ketauan. Lah ini malah diumumin kayak orang tolol," gerutu Jesika.
"Gracia," lanjut Haris membuat semua mata tertuju pada Cia.
Jesika kebingungan karena Cia berada di sebelahnya.
"Jes! Bantuin gue, Jes!" pekik Cia pelan sembari menangis.
"Cia sayang, sini maju," panggil Haris.
Jesika hanya berdiam diri sebab tak mengerti akan apa yang terjadi.
"Cia, mau maju pake kaki sendiri, apa gue seret, Sayang?" tanya Haris dengan senyuman.
Cia maju menghampiri kelima member FAB dengan kaki gemetar dan air mata yang sudah membanjir.
"Atututu, jangan nangis dong. Kan udah pernah jadi Mbels, masa belum terbiasa, haha!" ejek Zaki.
Jesika melangkah tanpa peduli dan duduk di meja yang sedang dipijak oleh Haris.
"Eh, lo ngapain di situ? Kita lagi ngumumin Mbels!" teriak Angga.
"Bukan urusan gue. Gue sekolah di sini bayar buat belajar, bukan buat ngeladenin hal-hal konyol dan tolol kayak gini. Kalo lo semua mau main-main, daftar PAUD! bukan SMK!" tegas Jesika.
"Gue perhatiin dari kemaren lo emang songong ya jadi cewek," ucap Haris yang kini mengubah posisinya dengan duduk di atas meja dengan kaki menjuntai menghadap ke Jesika.
"Gue nggak songong. Emang gini karakter gue, dan gue maklumin karakter lo berlima yang suka rusuh ga jelas, bikin geng-geng ga jelas, suka teriak-teriak ga jelas. Gue maklumin."
Haris menatap kedua bola mata Jesika tanpa ekspresi. Mengambil kembali toa dan mengumumkan, "Mbels kita tahun ini Jesika Vi! Semua murid di sekolah ini boleh ngebabu-in Jesika Vi bahkan boleh tidur bareng dia."
Dengan tatapan yang masih menancap ke wajah Jesika, Haris terus berusaha mengintimidasi gadis itu. Namun, Jesika malah membalas dengan sebuah senyuman. "Lo salah nyari lawan."
Seorang pria membisikkan sesuatu pada Zaki dan berhasil membuatnya tertegun sejenak.
"Cia aja, Ris!" ucap Zaki.
"Kenapa?" balas Angga.
"Udah udah, Cia aja."
"Ya alasannya kenapa? Haris udah umumin Jesika kok."
"Cia aja!"
"Ya alasannya apa kocak!"
"Udah Cia aja!"
Jesika berusaha merampas toa dari tangan Haris namun pria itu menggenggam dengan sangat kuat. Dengan otak cerdiknya, Jesika mengangkat toa tersebut dengan menggenggam tangan Haris sekaligus. "Oke! Gue Jesika Vi. Gue Mbels atau Mbel atau apa lah itu namanya. Pokoknya tahun ini gue Mbellelelel mereka," ucap Jesika membuat Zaki terbelalak tak percaya.
"Mampus, Ang!" bisik Zaki.
"Mampus kenapa sih?"
***
Jam pelajaran pertama dimulai, saat guru sedang menjelaskan, Angga dengan sengaja mengambil buku milik Jesika sebab dia tak membawa buku untuk belajar hari ini. Tanpa takut, Jesika malah menendang bangku pria itu dan membuat semua mata tertuju pada mereka.
"Ada apa, Jes?" tanya Guru.
"Monyet ini maling buku saya, Bu!" jawab Cia merampas kembali buku miliknya.
"Buku kamu mana, Angga? Kenapa ngambil buku Jesika?"
"Itu buku saya kok, Bu! Jesika yang ngambil!" Angga bersandiwara.
~Plak! Jesika memukul kepala Angga dengan buku tersebut. Ia menutup buku dan menempelkannya pada wajah Angga. "Lo kalo buta huruf, les privat Calistung sana! Baca tuh nama gue!"
"Sudah sudah! Duduk dengan rapih!" perintah Guru dan Jesika kembali merapikan posisinya.
***
Istirahat pertama, Jesika baru saja hendak beranjak dari kursinya, tiba-tiba kelima anggota FAB mengepung gadis itu untuk tetap duduk. Bahkan mereka mengusir Cia agar tidak berada di dekat Jesika lagi.
"Mau ngapain lo semua?" tanya Jesika.
~Plaaak! Angga menampar Jesika dengan penuh semangat. "Itu akibatnya kalo lo main-main sama kita!" ucapnya.
"Ang!" tegas Zaki berusaha menahan sobat karibnya tersebut. "Lo gila ya?!"
Jesika malah tersenyum sembari menahan sakit di pipi.
"Kita harus kasih pelajaran sama dia. Biar dia tau Mbels alias Gembels itu tugasnya apa," ucap Angga lagi.
"Udah Ang! Nggak usah! Mending Cia aja yang jadi Mbels kita! Atau mending taun ini nggak usah pake Mbels deh!" bantah Zaki.
"Lo kenapa sih? Lo suka ya sama nih cewek?!" teriak Angga kesal.
"Bukan gue suka sama dia! Gue nggak .... Maksudnya .... Maksud gue, Jesika ini anak kepala sekolah!"
"Hah?!" pekik mereka bersamaan.
Jesika tersenyum menatap mereka satu per satu. "Jadi, tugas gue apa?" ejeknya.