Bercerita tentang seorang pemuda yang ditinggal menikah oleh wanita pujaannya dengan sahabatnya sendiri. Lebih tepatnya wanita yang disukainya itu pasangan sahabatnya sendiri. Ia menyukai wanita itu karena ada hal istimewa yang ada di dalam wanita itu.
Berbagai cara, dia lakukan untuk melupakan wanita itu. Namun hasilnya nihil, dia sudah berusaha untuk melupakannya. Dan itu sulit baginya. Wanita itu terlalu membekas di hatinya.
Hingga akhirnya ia bertemu wanita lain yang membuatnya jatuh cinta. Wanita sederhana dan senyum manisnya, yang membuatnya jatuh cinta. Berbagai cara dia lakukan untuk menyatukan cintanya pada wanita itu. Namun lagi-lagi ada halangan besar yang menghalangi perbedaan mereka.
Lalu apa yang akan dilakukan pemuda itu? Apakah pemuda itu tetap melanjutkan pilihan hatinya?
Atau dia akan menyerah dan merelakan wanita itu bersama dengan yang lain?
Ingin tahu lebih lanjut ceritanya, jangan lupa untuk membaca kisah selengkapnya....
Happy reading....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jyoti_Pratibha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
“Terima kasih pak sudah membantu kami”ucap Derandra pada orang itu.
“Justru kami yang seharusnya berterima kasih pada mas karena telah membantu kami dalam mengungkapkan kasus ini”ujar Hendra.
Derandra pun tersenyum tipis dalam menanggapi ucapan Hendra. Dia memang berniat memenjarakan kepala desa itu dan ormas-ormasnya.
Mereka bisa dibilang sangat mengganggu kehidupan warga asli desa sini. Dan juga, beberapa dari mereka pernah mencuri bahan-bahan yang digunakan untuk pembangunan restorannya.
Tentu hal ini sangat merugikan dirinya, dan Yukti selaku asistennya memberikan bukti yang konkret dengan bukti penggelapan yang dilakukan kepala desa.
Sangat menyebalkan memang ketika menghadapi orang-orang yang haus kekuasaan dan rakus untuk mengelola dana desa.
Dana desa yang seharusnya menjadi dana untuk perbaikan dan juga membangun jalan di desa ini, tapi malah dikelola oleh orang rakus dan tamak yang hanya memikirkan diri sendiri.
Beruntungnya hal ini bisa terselesaikan dengan cepat dan pembangunan jembatan bisa segera dilakukan agar akses tersebut secara digunakan oleh warga sekitar.
“Huft orang-orang ini membuat tenagaku cepat habis saja”keluhnya dengan mengusap keringat yang terus menetes.
Perdebatan yang dilakukan keduanya membuat otak serta tenaga Derandra habis. Mungkin sekarang tenaganya tinggal sedikit, karena tadi sebelum kesini dia tidak sempat makan siang untuk mengisi perutnya. Dia langsung kesini setelah selesai meeting.
“Bagaimana? Kau capek tidak?”tanya Rejandra pada sepupunya itu.
“Tentunya, kepala desa itu membuatku banyak bicara. Sangat menyebalkan memang, sekarang bibirku jadi kebas dan suara jadi serik karena bicara banyak tanpa henti”ujar Derandra dengan mengambil minum yng diberikan Yukti padanya.
“Itulah yang kurasakan ketika menghadapi orang-orang keras kepala dan rakus akan kekuasaan. Segala cara dilakukan untuk membuatku mati kutu saat itu, beruntungnya aku sangat bijak dalam menanggapi hal itu. Aku sama sekali tidak tahu.”
“Terkadang aku bingung dengan peraturan di negara ini, banyak hal yang membuat warga kecil seperti mereka menderita akibat ulah penguasa. Namun di sisi lain itu bukanlah salah mereka, karena yang memilih adalah warga itu sendiri.”
“Rakyat memilih orang-orang seperti mereka, tentunya ada bantuan berupa uang untuk membujuk warga kecil memilihnya. Terutama dalam hal sembako, warga kecil tentunya akan sukarela menerima bujukan itu.”
“Aneh juga kalau dilihat, ketika melihat berita tentang penggelapan uang mereka akan berteriak dan mengumpatkan orang yang menggelapkan uang. Namun disisi lain mereka juga yang menerima sembako dari orang itu.”
“Ekonomi di negara kita ini bisa dibilang sangat miris. SDM bisa dibilang sangat rendah, mereka seperti membenarkan sesuatu yang salah. Jadi tidak perlu kaget akan hal ini.”
“Benar juga, SDM di negara ini memang harus ditangani dengan baik. Tapi entah mengapa aku merasa kalau sebenarnya warga nya tidak menginginkan pendidikan.”
“Bukan tidak menginginkan, tapi aksesnya yang mahal makanya semua orang yang ada di negara tidak menginginkan pendidikan yang tinggi. Padahal pendidikan sangat penting bagi kelangsungan hidup agar tidak salah kaprah.”
Miris, itulah yang ingin sekali ia katakan tentang negeri ini. Namun dirinya juga tidak bisa apa-apa, dia hanyalah warga yang memiliki bisnis disini.
Dia ingin memperluas bisnisnya dan memberikan lapangan pekerjaan pada mereka yang membutuhkan. Namun karena kekurangan skill, membuatnya susah dalam mencari orang yang benar-benar ahli. Dan juga jujur.
“Sudahlah mari kita pergi, perutku sudah berbunyi dari tadi”ajak Derandra pada sepupunya untuk makan.
Derandra akan pergi warung favoritnya ketika pertama kali kesini, dan tentu memesan makanan kesukaan. Mengingat warung ini dia jadi teringat dengan Veronica, orang yang memperkenalkan makanan itu padanya. Dan dengan bahan yang membuatnya terkejut.
Dia juga akan melakukan hal yang sama pada Rejandra, seperti yang dilakukan Veronica padanya.
Makanan ini memang harus diketahui oleh banyak orang, sayang saja makanan seenak itu tidak ada yang mengetahui.
“Sepertinya warung ini sangat legend, mengingat bangunannya seperti bukan warung kebanyakan yang kutemui di kota?”tanya Rejandra pada sepupunya.
“Benar, warung ini sangat legend, terutama makanannya. Aku menyukai makanan di warung ini karena menunya yang istimewa”jawab Derandra.
Mereka berdua pun memesan makanan khas warung ini,seperti yang dipesan Derandra dan Veronica saat kesini.
Setelah makanan diberikan mereka berdua pun memakannya, dan tentu Derandra sangat merindukan rasa makanan ini. Rasa yang autentik dengan perpaduan berbagai rempah, rasa yang khas dan juga membangkitkan selera makan baginya.
Sementara Rejandra, dia juga mengalami hal yang sama seperti Derandra. Setiap suapan adalah penghargaan bagi para peraciknya, yang telah mampu mengolah bahan-bahan sederhana menjadi sebuah karya seni yang memikat.
“Makanan ini, memiliki rasa yang autentik.”
“Benar, itulah yang kurasakan dulu ketika pertama kali mencobanya. Tapi mungkin kamu akan terkejut dengan bahan yang digunakan dalam pembuatan makanan ini.”
“Memangnya apa saja?”tanya Rejandra dengan mengerutkan alisnya.
Derandra tersenyum jahil pada Rejandra dia akan mengatakan hal ini setelah selesai makan dan akan kembali ke kota nantinya.
Takutnya jika dia memberitahu sekarang Rejandra tidak akan menghabiskan makanannya, dan itu akan mubazir. Dan dia tidak suka membuang-buang makanan.
Mereka berdua menikmati makanannya dengan tentang, sesekali ada bapak-bapak yang menanyakan asal mereka. Dan sesekali juga mereka menimpali pembicaraan pelanggan di warung ini.
Hal ini juga, tidak pernah dia lakukan di kota. Seringnya mereka pergi ke tempat restoran dengan tempat yang besar dan bagus. Serta pelayanan makanan yang berbeda dengan disini. Dan juga orang-orangnya, dia dan Rejandra seperti mendapat experience di desa ini.
“Mas Derandra!”panggil bapak-bapak yang pernah diajaknya diskusi dulu.
Derandra dan Rejandra yang akan naik mobil pun mengurungkan niatnya, dan menghampiri bapak-bapak itu. Derandra dan Rejandra berpikir ada masalah yang harus diselesaikan dengan mereka.
Namun rupanya mereka mengucapkan terima kasih padanya karena telah membantu menangkap kepala desa dan antek-anteknya. Mereka berulang kali mengucapkan terimakasih padanya, dan tak lupa memeluknya.
Rejandra yang melihat hal itu, tersenyum haru dengan tindakan sepupunya. Dia merasa bangga dengan apa yang dilakukan Derandra.
Baru kali ini sepupunya itu peduli dengan orang lain, dan memiliki niat baik untuk membantu sesama.
Selama ini sepupunya itu hanya memikirkan diri sendiri dan pekerjaan. Rasa kemanusiaan di dalam dirinya seperti hanya sedikit dari kehidupan baiknya.
Dia memang pandai dalam menjadi leader bagi timnya, namun dia tidak pandai menjadi manusia yang memiliki hati bagi sesamanya.
“Apa yang kamu kamu rasakan sekarang?”tanya Rejandra.
“Maksudmu?”tanya balik Derandra.
“Membantu mereka yang mengalami kesusahan”ucapnya.
Derandra tersenyum tipis. “Rasanya seperti tidak pernah yang kualami, rasa senang, bahagia, tenang, dan masih banyak lagi. Entah aku sulit untuk mendeskripsikannya, yang jelas aku senang melakukan hal ini.”
“Pastinya, terkadang kita menjadi manusia memang harus saling membantu untuk memanfaatkan tenaga. Kita memang memiliki kelebihan yang baik dalam pekerjaan.
Namun ada kalanya sebagai manusia hendaknya kita harus saling tolong-menolong dan bahu membahu untuk orang-orang yang memiliki kekurangan dan juga kesusahan.”
ΠΠ
Perjalanan dengan keadaan hening memang menyenangkan bagi Rejandra yang menyukai keheningan. Pemandangan yang disuguhi ketika akan ke kota seperti ini, bagaikan liburan kecil baginya yang jarang jalan-jalan selain bersama dengan kekasihnya.
Pemandangan desa yang alami, pohon-pohon berjejer di sepanjang jalan. Dan juga beberapa burung yang terbang dengan sekawanan nya. Ini merupakan experience bagi Rejandra yang jarang pergi keluar kota.
Pemandangan seperti ini, membuat pikirannya beristirahat sejenak dari berbagai masalah yang dihadapinya. Terkadang dia juga ingin beristirahat dari dunianya dan berjalan mengelilingi tempat yang ingin dikunjungi nya.
Tubuh dan pikiran yang terus bekerja membuat dirinya terkadang lelah dan stres. Disaat seperti ini, Rejandra akan melakukan olahraga malam untuk menghilangkan stres itu, namun dirinya juga sadar bahwa yang dilakukannya itu bukanlah untuk menghilangkan. Namun untuk menyiksa tubuhnya.
Terkadang hal seperti itu dia membutuhkan seseorang yang mau mengerti dirinya. Orangtuanya memang akan mengerti dirinya, namun dia tidak bisa mengungkapkannya.
Ada hal yang membuatnya sulit untuk mengungkapkan itu pada kedua orangtuanya.
Dia membutuhkan pasangan yang ingin berada di sampingnya dan saling mengerti keadaan satu sama lain.
Beruntungnya dia menemukan kekasih yang mampu mengerti dirinya. Dan juga keadaan yang ada di dalam dirinya. Azrina adalah pembawa kehidupan baru di dalam dirinya.
Sementara Derandra saat ini dirinya lebih memilih untuk tidur di dalam mobil. Perkejaan lembur yang membuat matanya terus melek, dan tubuh harus bekerja. Membuat Derandra merasa kelelahan.
Semua itu karena tongkrongannya yang sekarang membuat dirinya sering bolos ke kantor dan meeting.
Beruntungnya dia bekerja di dalam perusahaan nya sendiri. Jadi untuk datang setiap hari dan mengontrol semuanya, sekarang bukanlah prioritas nya.
Tak memperdulikan dengan sepupunya yang terus menatap jalan, dirinya tetap memejamkan mata untuk mengistirahatkan fisiknya.
salam hangat dari saya👋
jika berkenan mampir juga🙏