NovelToon NovelToon
MENCARI CINTA SEJATI

MENCARI CINTA SEJATI

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi / POV Pelakor
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mei Sandra

Ini kisah seorang seorang gadis kaya raya mencari cinta sejati menyamar jadi karyawan sederhana. Sania kembali ke tanah air demi mencari kebenaran kematian ibunya. Selama di tanah air Sania jatuh cinta pada pengusaha kaya namun sayang ditinggal nikah. Demi melanjutkan rencana balas dendam pada keluarga penyebab kematian sang ibu juga pada mantan pacar Sania rela menikah dengan laki beristeri yang penyakitan. Mampukah Sania mencari fakta Kematian ibunya sekaligus tuntaskan dendam pada mantan pacar? Semua jawaban ada di kisah ini. Silahkan simak kisah Sania mencari cinta dan tuntaskan dendam!

Ini karya perdanaku. Mohon dukungan para pembaca. Tinggalkan jejak agar penulis makin semangat update. Terima kasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei Sandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Makin Dekat

Nania sangat terhibur oleh kehadiran Sania. Sikap dan gaya Sania demikian tulus tanpa dibuat buat. Yang Nania salut kan adalah Sania beri semangat agar Nania mau berjuang melawan penyakit.

"Kau sudah makan Sania?" tiba tiba Nania bertanya mengingat Sania dan Bara baru tiba dari lokasi proyek.

Sania meraba perut tipisnya coba rasakan ada kegiatan apa di situ. Memang ada rasa nyeri sedikit karena Sania belum makan. Ditambah Sania ada riwayat sakit asam lambung. Tak boleh lapar dan makan pedas.

"Lapar dikit mbak!" Sania meringis menahan malu.

"Telepon Mas Bara minta dibawakan makan malam mu. Mas Bara bukan laki romantis pinter ngerayu cewek. Dia kaku kayak tiang listrik."

Sania menyentik jari setuju kata kata Nania. Bara terlalu kaku jadi manusia. Arogan sombong kan tubuh tinggi besar. Namun Sania suka sifat baik Bara sayang isteri walau tak sehat. Bara tetap setia merawat wanitanya. Bagi Sania itu sudah bisa lolos ujian percintaan sejati.

"Mbak hebat bisa seatap sama kulkas lima pintu. Dingin.."

Lagi lagi kata Sania bikin Nania terbahak. Kata kiasan Sania untuk Bara terdengar lucu. Bara diibaratkan kulkas besar. Tidak tanggung tanggung. Lima pintu. Sungguh menggelikan.

Sania menarik bangku agar bisa duduk lebih dekat Nania. Sania tak takut sedikitpun pada penyakit Nania. Ntah menular atau tidak. Yang penting Nania merasa aman tak dikucilkan. Ini akan menambah semangat hidup Nania. Makin tinggi semangat Nania maka kesehatan akan cepat pulih.

"Mbak cantik...kalau mbak makin yakin pada diri sendiri pasti akan lebih bercahaya. Jangan pendam perasaan sendiri! Keluarkan pada orang yang bisa mbak percaya! Terutama pada Pak Bara!" Sania mengelus jemari Nania yang kurus tak berisi. Keriput sana sini.

Nania mengangguk penuh percaya diri. "Aku akan buka lembaran baru. Tak mau bersedih menanti maut menjemput."

"Bagus..itu baru mbak ku! Sekarang mbak mau makan apa? Kita pesan makanan online." Sania menawarkan makanan buat Nania biar makin semangat.

"Aku banyak pantang makan. Tak boleh berlemak, tak boleh makan seafood, tak boleh pedas. Acchhh..banyak sekali tak boleh!" Nania merenggut sedih.

"Kalau gitu kita pesan bubur ayam. Yang banyak bawang goreng. Ok?"

"Apa boleh?"

"Boleh...kita makan bersama! Pak Bara tak perlu tahu."

"Idihhh..kalau ketahuan bisa kena kuliah seharian."

"Dosen kebanyakan poding telor komodo mbak. Full energi ngasih kuliah segitu panjang."

"Kamu ini..ada saja akal mu ejek bos sendiri. Ketahuan bisa diskor lho!"

"Kayak anak SD kena hukuman skor. Tenang saja mbak! Kita makan diam diam. Pak Bara tak bakalan tahu. Aku pesan ya!"

"Terserah kamu. Asal jangan mewek diceramahi Mas Bara."

Sania mengedipkan mata minta Nania santai. Perut Sania sudah lumayan lapar. Biasanya Sania sudah isi perut dengan roti maupun salad salad kesukaan Sania. Malam ini Sania tak dapat makan salad demi Nania. Sania sudah janji temani Nania makan bubur ayam maka harus tepati.

Sania keluarkan hp memesan makanan secara online. Hidup sekarang serba canggih. Beli makanan saja tak perlu keluar rumah asal ada yang namanya hp serta signal internet. Ini bikin manusia makin malas bergerak. Hanya dengan perintah plus fulus segala jamin tersedia.

Sambil menanti makanan datang Sania dan Nania ngobrol panjang lebar cari kecocokan hati. Sania jauh lebih muda dari Nania namun pola pikir Sania jauh lebih maju dari Nania. Sania lebih berpengalaman hidup di masyarakat serta dasar agama yang kuat. Sania takkan tinggalkan sholat kecuali halangan datang bulan. Agama lah menyanggah Sania tabah berhadapan dengan segala trik dalam masyarakat. Di manapun ada yang baik dan jahat. Sania sudah temui aneka ragam manusia sejak berbaur dalam aneka manusia.

Bara tiba duluan ketimbang bubur online Sania. Laki itu bawa pakaian Nania juga makan malam. Tampak berbungkus bungkus makanan dalam kantong plastik bawaan Bara.

Sania dan Nania saling berpandangan tak tahu mau omong apa bila orderan makanan mereka tiba. Sudah pasti akan ada kicauan suara bass bergema dalam ruang rawat Nania.

Bara yang sudah rapi dan segar menatap heran pada dua wanita yang berdiam diri begitu dia masuk. Apa Sania dan Nania tak bisa komunikasi baik setelah dia pergi?

"Belum lapar Nia?" tanya Bara lembut.

Kelembutan Bara pada Nania ini yang paling disukai Sania. Sania beri nilai bagus lagi buat bos barunya.

"Lapar dikit..Sania yang sudah lapar sekali. Sudah tiga kali kudengar perutnya dangdutan." ujar Nania sambil senyum. Wajah pucat itu tampak lebih semangat saat ini. Bara dapat melihat bininya sudah lebih ceria. Suaranyapun sudah lebih besar tak layu lagi.

"Sania? Dangdutan? Emang ada musik di sini?" tanya Bara oon.

Sania dan Nania cekikan lihat Bara pasang tampang bodoh. Kata kiasan saja tak ngerti. Bagaimana bisa ngerayu cewek? Untunglah Nania sudah paham sifat kaku Bara sehingga tak kaget.

"Sania kelaparan mas..Mas bawa apa untuk kami?"

Bara mengeluarkan makanan satu persatu memenuhi meja kecil ruang rawat. Sania menanti dengan sabar apa yang dibawa Bara untuknya.

"Ini nasi tim ayam. Nasi pecel lele dan nasi Padang." Bara menunjuk satu persatu bungkusan makanan untuk Sania.

Perut Sania makin mules dengar deretan makanan untuk dirinya. Sangat jauh dari seleranya. Selera Sania sederhana tak banyak lemak. Kadang cukup salad doang.

"Maaf..aku tak makan makanan berat. Bapak makan saja. Oya..apa untuk mbak?" Sania mundur agak menjauh beri kesempatan pada Bara urus makan Nania.

"Bubur putih.."

"Pak Bara..Mbak Nania perlu energi. Butuh kalori..kalau hanya bubur putih kapan bisa gemuk? Jangan terlalu patuh pada dokter! Kita bisa pikir sendiri mana yang baik dan buruk. Kasih saja dikit nasi ayam."

Bara terpana diomelin pegawai baru yang sok berkuasa. Mental Sania boleh dipuji berani mematahkan saran dokter. Bara selalu patuh pada anjuran dokter dalam mengurus kesehatan Nania. Segala saran dokter tak ada satupun dilanggar Bara.

"Mas..maafkan Sania! Dia masih muda tak tahu gimana penyakitku?" Nania cepat cepat menengahi agar Bara tak keluarkan suara sedingin es lagi. Bisa bisa mereka berdua membeku.

"Aku ada pesan bubur ayam. Kami makan bubur ayam saja dan bapak silahkan habiskan nasi aneka rasa!" tukas Sania tak mau tinggal diam.

Bara menarik nafas memilih menyerah pada dua wanita di depannya. Dua lawan satu kerdil kan suara Bara di arena perdebatan. Ditambah mulut mungil Sania yang seruncing ujung tombak. Tajam menusuk.

"Terserah kalian..aku tunggu Roy saja. Dia sedang kemari." Bara memilih tak mau berdebat dengan dua wanita itu. Bara yakin takkan menang. Cuma ada rasa syukur dalam hati Bara menyaksikan isterinya sudah lebih ceria. Tak kusut masai seperti biasa.

Badan kurus kering digerogoti penyakit bikin Nania makin terpuruk putus asa. Bara tak putus asa berusaha beri pengobatan terbaik namun Nania yang putus asa tak ingin diobati lagi. Bertahun Nania jalani pengobatan dari dokter dalam negeri hingga luar negeri. Berkantong kantong uang Bara pindah ke kocek dokter namun belum ada hasil maksimal karena sakit Nania lumayan parah. Kanker rahim stadium empat.

Nania sendiri sudah tak peduli pada segala pengobatan. Wanita ini sudah lelah jalani berbagai observasi juga kemoterapi berulang. Yang ada rambut rontok dan kulit berubah hitam. Penyakit nakal tak mau juga pergi. KIni Nania hanya menanti jemputan Yang Maha Kuasa menuju ke alam abadi di mana tak ada rasa duka dan sakit.

Bara duduk di sofa tunggal rumah sakit sambil mainkan hp. Perhatian Bara terpusat pada benda pipih ajaib itu. Ntah apa yang dimainkan laki itu. Cuma sekali kali kening Bara berkerut tanda ada sesuatu menarik dari layar tersebut.

Sania tak berani ambil kesimpulan apapun dari gaya Bara menatap layar kaca ponsel. Yang pasti ada something menarik.

Pintu ruang rawat Nania diketok dari luar. Sania dan Nania arahkan pandangan ke pintu menduga tamu Bara sudah datang. Tadi Bara menyebut nama Roy. Mungkin orang itu yang ketok pintu.

"Masuk!" seru Bara tanpa beranjak dari sofa.

Perlahan pintu dibuka. Yang muncul satu sosok wanita berambut panjang ikal. Gayanya anggun bikin wanita lain iri hati. Sania mendesah kagum pada wanita yang baru masuk. Lebih highclass dari kakak Nania. Ini lebih menarik karena dandanan rapi tak norak. Laki manapun akan bilang wanita ini menarik.

Kecantikan wanita saat bisa dimanipulasi. Cewek jelekpun bisa disulap jadi cantik karena kekuatan make up dan tajamnya pisau operasi. Asal ada uang semua pasti jadi bidadari.

Sania melihat mata Nania jadi sayu begitu wanita itu datang. Mata yang mulai ada seberkas sinar redup kembali hadirkan kekelaman. Sania jadi penasaran siapa adanya wanita menarik itu.

"Bar...sudah kuduga kau di sini! Kau janji mau makan malam bersama jadi batal gara gara wanitamu sakit. Sakit tak berkesudahan." bibir dipoles lipstik merah maron itu keluarkan kata dengan nada lembut menghanyutkan.

Sania lontarkan tatapan mematikan pada Bara. Bini sakit masih sempat janji makan malam dengan wanita lain. Nilai untuk Bara diturunkan signifikan. Drop sampai nilai 2.

"Arsy..bukankah sudah kubilang tak usah tunggu aku. Aku sibuk dan Nania kurang sehat. Kalian kan bisa lanjutkan acara tanpa aku. Aku tak mungkin tinggalkan Nania." Sahut Bara datar tak peduli omelan wanita bernama Arsy.

Sania bersorak dalam hati. Nyatanya Bara tak janjian sama Arsy. Arsy yang kelewat pede merasa mampu kontrol Bara. Wanita wanita tukang penghancur mesjid orang juga.

"Tak ada kamu tak seru. Sekarang masih sempat kita pergi. Nania kan sudah ada kawannya. Kita bisa pergi kan?" Arsy berdiri persis di depan Bara tak hiraukan Sania dan Nania.

Sania tertegun sejenak. Sania bayangkan hubungan Bara dan Arsy. Ada apa antara dua manusia ini. Mengapa Arsy demikian brutal mengajak Bara pergi. Apa tak ada mata lihat kondisi Nania sedang kurang bagus.

"Maaf ya tante! Pak Bara sedang jaga bininya jadi silahkan tante tinggalkan tempat ini sebelum kami panggil satpam!" Sania tak tahan lagi ambil alih obrolan tak bermutu antara Bara dan Arsy. Sania kesal pada Bara tak berani ambil sikap tegas.

Arsy balik badan menatap Sania dengan tatapan tak bersahabat. Arsy meletakkan tangan di pinggang dengan anggun menilai gadis muda di samping Nania. Sania tak mau jatuh mental berdiri menantang Arsy.

"Tante? Matamu rabun ya?" semprot Arsy tersinggung dipanggil tante oleh Sania. Sania memang sengaja panggil Arsy tante untuk bakar emosi wanita itu.

"Di kampungku wanita seumur tante sudah ada cucu selusin. Kalau kupanggil nona sangat tidak cocok. Kadaluarsa..." Sania makin berani saking gemas pada Arsy.

"Siapa kamu?"

"Aku??? Tanya Pak Bara.." Sania sengaja permainkan Arsy yang menurutnya sangat tak pantas ganggu rumah tangga orang.

"Siapa gadis gila ini Bar?" Arsy menuntut jawaban Bara tentang sosok kurang ajar di depannya.

"Dia..."

"Aku Sania..calon Pak Bara!" potong Sania tanpa beri kesempatan pada Bara untuk menjawab.

Bara terbatuk kaget Sania ngawur perkenalkan diri. Nania sendiri tak kalah kaget lihat Sania keluarkan kalimat sangat mengerikan. Sania merasakan reaksi Nania. Gadis ini cepat cepat menggenggam tangan Nania menenangkan Nania. Sania mengedipkan mata agar Nania tak ikut terpancing.

"Bara??? Bisa kau jelaskan?"

"Aku bisa jelaskan apa?" Bara sendiri bengong tak tahu harus jawab apa. Pengakuan Sania sangat mendadak bikin semua syok.

"Sialan...aku tunggu penjelasanmu!" Arsy keluar dari ruang perawatan Nania tinggalkan suara derap sepatu wanita itu.

Sania menarik nafas lega setelah Arsy pergi. Sungguh kasihan Nania diserang berbagai wanita yang inginkan suaminya. Sania hanya merasa terpanggil menolong Nania dari suasana tak nyaman.

"Maafkan aku mbak! Aku kan calon pegawai tetap Pak Bara. Wajar toh aku bilang aku calon Pak Bara. Otaknya yang tidak waras pikir jauh." Sania beri keterangan untuk tenangkan Nania.

Nania tertawa kecil maklum Sania hanya ingin mengusir Arsy dari pandangan mata Bara. Arsy seperti virus bibit penyakit menyerang imun Nania. Sania muncul semprot virus mematikan hingga lenyap walau hanya untuk sementara.

Bara merasa kepala tambah pusing jumpa pegawai bocor macam Sania. Berani juga konyol. Bertindak tanpa minta persetujuan yang punya cerita.

"Mbak tahu kau ingin lindungi mbak! Mbak sudah biasa hadapi orang orang gitu. Tiap hari ada saja orang ingin mbak cepat mati." kata Nania lirih dibarengi rasa sedih.

"Maka itu mbak harus lebih semangat lawan dajjal dajjal begitu. Kalau Allah tak berkehendak pasti takkan terjadi. Mbak harus yakin pada diri sendiri mbak bisa lalui cobaan ini. Kita hadapi bersama. OK?"

Bara tersentuh dengar kata kata Sania. Ternyata Sania memang gadis baik tahu kesedihan Nania. Cuma Bara heran mengapa Nania dan Sania cepat akrab? Baru ditinggal beberapa jam kedua wanita ini sudah bergaul akrab.

Tak lama kemudian bubur pesanan Sania datang. Bara segera ambil dan bayar pesanan dua wanita itu.

Sania mengambil bubur dari tangan Bara berniat beri makan Nania duluan. Nania jauh lebih butuh makanan di masa masa penyembuhan. Kesembuhan seorang tergantung asupan gizi dan pengobatan pas. Tak kalah penting adalah semangat juang lawan penyakit.

1
Novida Eryani
Luar biasa
Bunda
ikutan ngakak di part ini 😀😀😀
Sri Mulyati
visual dong tambah deru
Fera Bintang
Luar biasa
P. Ary
waaaahhhh anaknya dah hampir 10 thn dooooooooonzzz thorrrrrr
cAmiEe
alur cerita dan bahasanya bagus.....
Endang Supriati
aneh sih bara kenapa pusing sih!!! tinggal tolak si arsy tdk terima! kan hak nya sbg pengusaha. sy juga pengusaha,,,ada kary yg lalai datang telat 3 x pecat.
karyawn tdk bisa up to day dgn hasil kerja pecattt.
awal porong gaji potong transoirt, potong yang makan 75 % klu melanggar etos kerja. ada urusan apa sama karyawan.!!
pecat satu yg melamar jutaan. yg tudak tahu diri kary..pada belagu demo demo dioecat jf gembellll.
Endang Supriati
klu memang rumah atas nammamu! kenapa engga dijual!!! apa urusan nya sama mereka.peduli syetan.tahu.!!
Endang Supriati
sakit kanker blom ada obatnya sampai sekarang, klupun minum obat utu cuma pereda rasa nyeri! bukan obat. kemo malah kanker jd cepat merata dan menyebar kemana mana. akar kanker itu seperti rambut halus dan banyak begitu.
Endang Supriati
laki2 iru 1 juta pwrsen tdk suka sama anaknya.
males urus anak, anak bagi laki2 cuma buat kebanggaan bahwa dia bisa bikin perempuan hamil, artinya dia laki2 sejati.
hampir semua laki2 cuma senang bikinnya. jd anak dan hamil paling benci dan sebell klu belum nikah banyak suruh gugurin! males basnget suruh tanggung jawab. klu tdk taskut dosa dan hukum. pasangan zinahnya hamil klu mau suruh gugurin dia senang banget hamil lagi gugurin lsgi terus maunya begitu dan tak perlu nikah dgn perempuan model begini, krn apa! buat apa dinikahi! engga dinikahi bisa ditidurin setiap saat. tujuan nikah apa? mau ngesex tanpa zinah kan.
lah ini si Ranti dgn bangga mau di ajak tidur tanpa dinikahi.
yg bodoh tuh boby,,, perempuan murahan kok di taburin benihnya. laki2 bejad dunia biasa memandangnya. klu peremouan rusak dan murahan sdh jelas GEN LIAR gimana turunannya!!!
Endang Supriati
masa org pinter cerdas buat rancangan dan penanggung jawab proyek ! MISKIN TDK OUNYA UANG. NGAPAIN KERJA !!! BUAT KANTOR SENDIRI. HRSNYA DISAMPING GAJI BONUS 5 % DR NILAI PROYOEK , SANIA MASIH BODOH AJA.
Endang Supriati
saya bekerja ada di 4 tempat pindah2 total 27 thn,dr lulus kuliah umur 22 thn. sampai umur 49 thn. sy pindah kerja cukup bikin surat pengunduran diri yg ttd yg buat surat dong.
Anonymous
Masak kmr VIP gak disediakan air minum ? Othor lupa kali ya...
Iis Wahyuni
fadhil
sur yati
suka bgt thor intinya klo kt berbuat pasti akan menuai kebaikan krna Allah tdk tdr ya kan Thor 5 bintang thor
sur yati
betul bgtttt Thor
#ayu.kurniaa_
.
Capricorn 🦄
keren
sur yati
datang lgi deh ulet keket noh tanya ma bininya bara gk bsa pp klo bukan krna bininya
sur yati
alah dri awal dia sumpah trs bergudang" cewek nya msh ja sumpah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!