Mencintainya adalah sebuah keputusan..
Sifat perhatian padaku menutupi pengalihannya...
Yang dia kira...dia yang paling disayang, menjadi prioritas utama, dan menjadi wanita paling beruntung didunia.
Ternyata semua hanya kebohongan. Bukan, bukan kebohongan tapi hanya sebuah tanggung jawab
.
.
.
Semua tak akan terjadi andai saja Arthur tetap pada pendiriannya, cukup hanya dengan satu wanita, istrinya.
langkah yang dia ambil membawanya dalam penyesalan seumur hidupnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lupy_Art, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4
Disisi lain
Arthur berada dalam situasi menegangkan, perkelahian yang terjadi di pelabuhan mengakibatkan tertundanya keberangkatan kapal pembawa barang ilegal itu
Entah klan mafia mana yang berani mengusiknya..
....
Bugh...
Satu bogeman terakhir dari Arthur menyelesaikan pertarungan dipelabuhan itu...
mata elangnya menelisik setiap musuh yang sudah berguguran itu, lalu beralih menatap beberapa musuh yang masih tersisa hidup
"Bawa mereka ke Markas, kau tau kan apa yang harus dilakukan selanjutnya?" perintah Arthur pada tangan kanannya
"Siap laksanakan bos!" patuh tangan kanan nya yang bernama Aryan Morgan.
selanjutnya Arthur pergi meninggalkan pelabuhan.
...----------------...
22.00 PM
Arthur baru sampai dimansion pada pukul 10 malam, suasana sudah sepi..mungkin semua orang sudah tidur, tinggal para penjaga malam yang berjaga diluar.
Arthur pun langsung menuju kamarnya yang berada di lantai 3
Setelah membersihkan diri Arthur lebih memilih pergi ke ruang kerja, dan langsung berkutat dengan berkas² yang sudah dikirim dari email oleh sekretarisnya...
Saat tak bisa untuk tertidur, Arthur lebih memilih menyibukkan diri dengan berkas²nya. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini..
Tangannya berhenti bergerak diatas keyboard, menyandarkan punggungnya lalu menengadahkan wajahnya ke atas menatap langit² mansion
Pikirannya melalang buana pada 6 tahun yang lalu
...Flashback On...
Malam itu.. Setelah melakukan hubungan suami istri mereka berbaring dengan wanita bersandar di dada bidang pria nya.
Mereka masih pacaran, tapi karena budaya negara eropa membebaskan mereka melakukan itu.
"Ar.."
"hm..." gumamnya sambil mengusap kepala sang kekasih yang tidur didada bidangnya
"Aku ingin melanjutkan karirku sebagai model" ujarnya hati²
"lanjutkan saja, aku akan memasukanmu di agensiku" respon Arthur masih santai belum menyadari maksud kekasihnya itu
"Maksudku tidak disini, aku ingin berkarir diNewYork"
Arthur yang mendengar itu pun langsung saja terbangun dan beranjak ke kamar mandi
Brakk..
Arthur membanting pintu buat menyalurkan kemarahannya.
Wanita itu, Kendall Orlando kekasih Arthur.. berjingkat kaget mendengarnya
Kemudian kendall beranjak dari ranjang memungut pakaiannya yang berserak dilantai lalu mengenakannya.
15 menit kemudian Arthur menyelesaikan bersih²nya dikamar mandi dan keluar hanya menggunakan handuk dipinggangnya..lantas segera menggunakan kembali pakaian yang dipakai sebelumnya, karna mereka saat ini berada dihotel..jadi tidak membawa pakaian ganti. Lagi pun mereka tidak akan tau kalau akan melakukan hubungan badan.
"Ar.." panggil kendall menghampiri kekasihnya lalu memeluknya dari belakang, kepalanya disandarkan dipunggung kekar itu
Arthur masih diam tak ingin berbicara
"Aku mohon, biarkan akau mengejar cita²ku" pintanya
"Apa kau masih tidak mengerti setelah apa yang kita lakukan?!.." ujar Arthur melepas paksa tangan kendall yang melingkar dipinggangnya kemudian berbalik menatap kendall dalam
kedua tangannya meraih kedua bahu kendall, "Aku serius denganmu kendall!... Aku siap menikahimu sekarang! dengan begitu kau tidak akan kekurangan apapun, apapun akan aku turuti keinginanmu termasuk meraih impianmu sebagai model ternama...semua bisa aku lakukan untukmu" ujarnya tegas menatap mata kendall
"Aku menghargai keseriusanmu Ar... Tapi aku..." kendall menjeda kalimatnya ragu..
"Apa yang membuatmu ragu?" tangannya meremas kedua bahu kendall
"Aku.... Belum...Aku belum siap menikah, aku masih ingin bebas"
"Bul***it , apa yang kamu pikirkan tentangku?..apa aku akan mengekangmu, begitu?" geram Arthur melepas cengkramannya dibahu kendall
Arthur berusaha mengatur emosinya
kemudian tangannya membingkai wajah kendall yang ketakutan
"Katakan!..."
"A-apa..?" tanya kendall takut²
"Apa kau tak mencintaiku?" matanya masih menatap manik kendall
"Aku...aku tak mengatakan begitu, aku mencintaimu...sangat, sangat mencintaimu Arthur" ucap kendall dengan mata bekaca²
Arthur melepaskan tangannya, berbalik mengambil ponsel dan dompet melangkah keluar kamar.. Saat akan membuka pintu Arthur berhenti, "Lakukan apapun yang kau mau!" setelahnya keluar dari kamar itu
Braak
kendall menatap kepergian Arthur yang sudah menghilang dibalik pintu kamar itu, satu tetes air matanya mengalir tanpa diminta.
Tes..
Dirinya terduduk menangisi kepergian Arthur, ia kecewa Arthur tidak mengerti perasaannya... Ia sudah menyerahkan keperawanannya pada Arthur, orang yang dia cintai. Namun pria itu malah pergi begitu saja membiarkannya sendiri dikamar hotel.
Namun demikian, ini adalah keputusannya menyerahkan mahkotanya pada sang kekasih. Ia harus menerima konsekuensinya
"Maaf..." hanya kalimat itu yang ia ucapkan kemudian menghapus jejak air dimatanya lalu bangkit dari duduknya.
2 hari kemudian...
dikantor, Arthur mendapat laporan anak buahnya yang ia tugaskan untuk mengawasi gerak-gerik kendall.. Arthur dibuat kecewa dengan laporan yang ia baca, kendall benar² pergi meninggalkannya... Arthur menggeram... Mencengkram berkas yang ada ditangannya lalu membuangnya ke sembarang arah
"Aaarrkkh...." teriak Arthur menghamburkan semua barang yang ada mejanya
Aryan yang berjaga disudut ruangan pun melihat bosnya yang marah.. "Apa yang sudah kau lakukan nona Kendall? Kau membangkitkan serigala yang tertidur" ucapnya dalam hati
kembali pada emosi yang masih menguasai Arthur
"lakukan lah sesukamu kendall..kau akan menyesal!" ucapnya pelan namun mampu membuat Aryan yang memperhatikannya merasa takut
...Flashback Off...
Arthur menghamburkan lamunannya ketika merasakan sebuah tangan lembut melingkar dilehernya, ia mengenali aroma ini. Aroma lembut lavender wanitanya, Livia. Aroma yang bisa membuatnya nyaman namun memabukkan disaat yang bersamaan
Arthur mengusap tangan livia yang melingkar dilehernya
"Apa yang kamu pikirkan, sampai-sampai kamu tidak menyadari kedatanganku?" tanya livia yang kini tangannya berpindah memijat kepala Arthur
Arthur yang merasakan rileks dikepalanya memejamkan mata menikmati pijatan lembut kekasihnya.
"kenapa kamu tidak tidur? Ini sudah mau tengah malam" Ujar Arthur yang malah balik bertanya.
"Kamu belum menjawab pertanyaanku Ar.." Arthur meraih tangan Livia lalu menuntunnya duduk dipangkuannya, kini mereka berdua duduk berhadapan dengan lengan Arthur yang melingkar dipinggang calon istrinya.
"Hanya lelah memikirkan pekerjaan" elak Arthur melirik laptop yang masih menyala menampilkan data² penting disana. Kemudian tangannya bergerak menyelipkan anakan rambut ditelinga Livia.
"Sekarang katakan padaku, kenapa kamu belum tidur?"
"Aku tidak bisa tidur, aku khawatir padamu... agar aku mengantuk aku jalan keluar sebentar, sampailah aku di ruang kerjamu, aku melihatnya masih menyala aku pikir itu Daddy..rupanya kamu"
Livia yang melihat banyaknya angka² penting dilayar laptop itupun merasa kasihan dengan Arthur yang harus bekerja mempimpin perusahaan belum lagi Pekerjaan Mafianya, apalagi tadi Arthur pergi untuk membereskan 'tikus²' itu, pikir polos Livia .
"kamu pasti capek mengerjakan ini semua" mengusap rahang tegas pria nya
"Tidak juga, aku sudah terbiasa dengan berkas² ini." tuturnya masih menatap lekat wajah cantik dihadapannya.
"Apa kamu akan lembur?"
"Tidak" jawab singkat Arthur kemudian menyimpan berkas lalu menutup laptopnya, dan meletakannya dipinggir meja
Arthur mengangkat tubuh Livia sehingga ia duduk diatas meja itu, Arthur menatap wajah kekasihnya lekat² kemudian mamajukan wajahnya memungut bibir manis itu lalu melumatnya lembut. Livia yang terbawa suasana pun menikmati ciuman itu.
Arthur mengangkat tubuh livia dalam gendongannya seperti koala tanpa melepaskan pugutan mereka, kemudian Arthur berjalan meninggalkan ruang kerja itu lalu masuk ke kamarnya.
meletakan tubuh Livia diatas ranjang masih dengan ciuman intens mereka, setelah 5 menit dua sejoli itu melepaskan bibir mereka.
Cup..
Cup..
Cup..
Cup..
Arthur mencium dahi, kedua mata serta yang terakhir bibir livia sekilas kemudian berbaring disebelahnya menarik livia dalam pelukannya
"Tidurlah" ucapnya sambil mengusap punggung livia agar tertidur
'Apa yang aku pikirkan ? ... Aku sebentar lagi akan menikah. Aku tidak ingin mengacaukan semuanya' ucapnya dalam hati lalu menyusul livia yang sudah bermimpi indah.
...****************...
...Kendall Orlando...
Haiiii readers.... Aku sangat berterimaksih pada kalian yang udah mau baca kerya ku ini... Semoga kalian suka ya🥰🥰🥰
Gimana? Kalian suka ga sama ceritanya... Coba dong komen
Kalau kalian suka, aku makin semangat buat ngelanjutin cerita ini...
Dan aku akan usahakan update minimal 1 kali sehari di atas jam 09.00.. Mohon dukungannya untuk Novel ini yaaa❤❤❤
jangan lupa like, share, komentar, dan Vote
Okey...
Salam sayang untuk semua🤗