Dominic seorang pemimpin pasukan bayaran yang dijuluki 'Pasukan Penjagal' terpaksa harus mencari keberadaan seorang puteri kerajaan yang hilang. Awalnya Dominic dan pasukannya menyerah karena tidak berhasil menemukan puteri tersebut. Tapi di tengah petualangannya tanpa sengaja ia menemukan sesuatu diluar dugaannya.
Apakah yang terjadi?
Mampukan Dominic menemukan puteri yang hilang dan apa yang akan terjadi selanjutnya di perjalanan Dominic?
Yuk simak kisahnya....
Warning! Cuma buat yang Dewasa aja yah...yang masih bocil mending Skip ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yurika23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
Pencarian kembali
“Lalu bagaimana caranya?” tanya Dominic lagi.
“Aku harus fokus di satu tempat”
Dominic meraup wajahnya kasar. “Kenapa merepotkan sekali”
“Dimana kau bisa melihatnya?”
“Di atas bukit yang hening”
“Baiklah, bisakah kau meminta ijin pada Borgy untuk melihat keberadaan Luppy”
“Aku tidak tahu Tuan. Tuan Borgy sangat kasar padaku, aku khawatir dia akan-”
Dominic langsung menarik tangan wanita itu ke hadapan Borgy.
“Borg!. Aku maminta wanita itu untuk menemukan Luppy. Apa kau bersedia melepaskannya dan dia ikut bersamaku?” tanya Dominic.
“Apa-apaan kau Dom. Tadi kau berulah denganku. Sekarang kau tiba-tiba meminta cenayangku. Apa kau sudah bosan hidup?”
“Akan kuganti dengan lima peti besar koin emas. Bagaimana?” tawar Dominic.
“Apa kau bercanda?” Borgy menyungging senyum sinis.
“Tidak Borg, tidak ada waktu untuk bercanda. Bagaimana, sepakat?”
Borgy diam sejenak. “Lima peti besar koin emas?” pria itu mengelus janggutnya sendiri. ‘Itu harta karun. Cukup untuk makan anak buahku lima bulan kedepan’ Pikir Borgy.
“Ambillah wanita itu” ucapan Borgy membuat mata Axon berbinar gembira.
“Baik. Akan kukirim anak buahku untuk mengantar peti koinnya padamu” ucap Dominic.
* * *
Dominic, Axon dan wanita itu akan pergi ke bukit yang dicari. Sisa pasukan Dominic sementara kembali ke kedai.
Di perjalanan, Dominic seakan memiliki harapan untuk menemukan Luvi. Ia terus berfikir dimana gadis itu berada.
“Tuan, apa kau serius akan memberi Borgy lima peti koin emas?. Tapi apa kita punya koin emas sebanyak itu?” tanya Axon di atas kudanya.
“Kau tenang saja, Ax. Itu adalah urusan Tuanmu” jawab Dominic santai.
"Tuan, terimakasih telah membebaskanku dari Tuan Borgy. Dan kau menebusku dengan pertukaran yang banyak. Sekali lagi terimakasih" ucap Wanita itu di atas kuda.
"Dialah yang menginginkan kebebasanmu" Dominic memandang kearah Axon dan menunjuknya dengan isyarat kepalanya.
Wanita itu memandang Axon penuh arti. "Terimakasih Tuan" ucap wanita itu pada Axon
Axon hanya menundukan kepalanya sambil tangannya di dada.
Axon terus memandangi wanita cantik berambut hitam yang berkuda di sampingnya.
“Aku belum tahu namamu, Nona” tanya Axon pada wanita cenayang berambut hitam.
“Aku Vinay” jawabnya dengan senyuman mengembang.
“Aku Axon”
“Aku sudah tahu” jawaban wanita itu membuat Axon tersenyum lebar.
“Aku lega kau sudah terbebas dari Borgy. Apa selama ini kau terkekang dengannya?”
"Ya bisa dibilang seperti itu"
Mereka sampai di sebuah bukit yang sejuk dan tenang. Vinay si wanita cenayang kemudian duduk bersila di ujung bukit. Entah apa yang dilakukannya.
Axon dan Dominic hanya memperhatikannya dari belakang.
Wanita itu menoleh kearah dua pria di belakangnya. Wajahnya tersenyum menandakan sesuatu.
“Bagaimana? Apa yang kau lihat” tanya Dominic yang sedikit berlari menghampiri Vinay.
“Tenang saja Tuan. Puteri Elisa masih di hutan. Dia bersembunyi di gua sebelah bukit di belakang air terjun.
“Bersembunyi?” ulang Dominic.
“Iya, sepertinya dia takut”
“Apa yang dia takutkan?” tanya Dominic penasaran.
“Entahlah, mungkin bisa jadi, … anda Tuan”
“Aku?”
Dominic menunduk sembari mengusap mengatupkan kedua telapak ke wajahnya.
“Baiklah, mari kita cari gadis pembuat masalah itu” ucap Dominic.
*
*
*
Dominic dan beberapa anak buahnya kembali ke hutan dan mencari gua yang berada di belakang air terjun.
Dengan susah payah mereka sedikit mendaki bebatuan untuk menuju ke mulut gua. Mereka harus melalui pinggir bebatuan yang sudah pasti terkena hempasan air terjun yang besar dan mengerikan.
Di belakang air terjun, Dominic, Vinay dan anak buahnya menemukan sebuah gua agak besar. Mereka menyalakan sebuah lentera yang sudah dipersiapkan.
Dengan hati-hati mereka memsuki gua tersebut yang terasa lembab dan dingin.
Beberapa langkah mereka menyusuri gua, mata mereka menangkap kilauan cahaya jingga yang menari-nari di dinding. Seseorang telah menyalakan api didalam sana.
Langkah mereka dipercepat kearah cahaya tersebut. Dominic menghela nafas kasar panjang. Pria itu diam ditempatnya. Para pria belakangnya terlihat lega melihat Luvi dalam keadaan baik-baik saja disana.
“T-tuan Dom? Bagaimana kalian-” ucap Luvi yang tengah duduk meringkuk menyatukan kedua lengannya dilutut sambil berdiam diri di depan perapian yang dibuatnya sendiri.
“Sedang apa disini?” tanya Dominic ketus.
“Aku-aku …” tiba-tiba pecah tangisan Luvi.
Mereka mendekati Luvi yang tengah menangis.
Dominic duduk disebelah Luvi tanpa berkata. Ia menumpukan lengannya pada lututnya yang ditekuk.
Mereka semua beristirahat sejenak.
“Apa sudah menangisnya?” tanya Dominic tanpa menoleh kearah Luvi.
“Sudah” masih tersisa isak tangis Luvi.
“Kenapa kau kabur dari kami?” tanya Dominic menyiratkan kekesalannya.
“Aku belum mau pulang ke Franca. Aku masih ingin melihat dunia luar” jawab Luvi.
“Kau sudah merepotkan banyak orang” tukas Dominic.
“Aku tahu, aku memang menyusakan. Tapi aku punya satu permintaan Tuan Dom. Bagaimana kalau aku minta waktu satu purnama lagi untuk ikut dengan kalian, kumohon” pinta Luvi.
“Tidak. Kau harus kembali ke Franca” tegas Dominic.
“Tuan Dom, tolonglah. Aku masih ingin melihat dunia ini lebih lama. Apa kau tega membiarkan aku di penjara lagi?”
“Aku akan bernegosiasi dengan Ayahmu agar kau bisa keluar Istana semaumu. Tapi aku harus mengembalikanmu secepatnya. Atau aku harus pakai cara kasar” ancam Dominic.
“Berapa kau di bayar untuk menemukanku, Tuan Dom? Aku akan membayarmu tiga kali lipat dari bayaran yang ditawarkan Kerajaan, tapi biarkan aku ikut denganmu satu purnama saja”
Dominic menoleh kearah Luvi dengan tatapan tajam.“ Ini bukan masalah bayaran. Ini masalah janjiku pada seseorang”
“Baiklah, kalau begitu tinggalkan saja aku disini. Aku akan mati saja disini”
“Kau memang keras kepala” ujar Dominic yang kemudian bangkit dari duduknya. “Ardon! Tali”
Ardon melempar sebuah tali ke Dominic. Luvi yang belum sempat berkata-kata tiba-tiba dirubuhkan Dominic kebawah kemudian kedua tangan Luvi diikat. Mulut gadis itu juga diikat dengan kain.
“Emmphh!” Luvi hanya bisa berontak.
Dominic membopongnya di pudak kiri, kemudian mereka kembali keluar gua.
Mereka menyusuri hutan kembali. Perjalanan mereka cukup melelahkan. Dominic meletakkan Luvi yang terikat kaki, tangan dan mulutnya agar bersandar pada batang pohon besar.
“Tuan, apa kita berhenti dulu? Tanya salah satu anak buah Dominic.
“Ya, kita beristirahat dulu”
Axon yang berkeringat duduk bersandar di batang pohon. Vinay menghampirinya dan memberinya sebuah sapu tangan.
Axon menoleh kearahnya. “Ah, terimakasih” ujarnya.
Axon membalas Vinay dengan memberinya minum di wadah kulit yang dibawanya. “Minumlah, kau pasti haus” ucap Axon ramah.
Vinay duduk di sebelah Axon. “Aku yang berterimakasih pada kalian. Aku sangat bersyukur bisa melakukan perjalanan bersama kalian. Tuan Borgy tidak pernah memperlakukanku seperti ini”
“Ya, aku bisa melihat perlakuan dia padamu”
Mereka saling melempar senyum.
Baru beberapa saat Dominic dan anak buahnya duduk beristirahat …
Kresek …kresek ….
Terdengar suara langkah seseorang menginjak dedauanan kering yang semakin mendekat kearah mereka.
“Ssstt …” Dominic menyuruh semua tetap diam.
Dalam kesunyian, semua pasukan Dominic perlahan mengeluarkan senjata masing-masing dari tempatnya. Mereka sudah memasang kuda-kuda untuk pertahanan dan penyerangan.
Semak belukar di depan mereka bergerak, semakin kuat bergerak, kemudian semakin terbuka, dan …
ARRWW!
Sesosok makhluk buas mengerikan tepat berada di depan mereka. Makhluk yang besarnya dua kali lebih tinggi dari beruang dewasa. Penampakannya memang mirip beruang, teapi makhluk itu terlihat lebih ganas dengan taring yang panjang di sela giginya yang berliur.
Semangat berkarya.
Berkah&sukses selalu.