Perjuangan seorang pemuda yang bernama Barata untuk balas dendam karena di hina oleh tunangannya.Dia dianggap tidak cocok oleh tunangannya yang merupakan murida dari salah satu perguruan terkenal.Karena bercita-cita ingin menjadi kuat dan tidak mau di remehkan ia pun mencoba mendaftarkan diri ke suatu perguruan.Namun di tengah jalan tanpa dia sadari tiba-tiba ada sebuah cahaya yang menabrak dirinya hingga membuatnya pingsan.Hal itulah yang membuat dirinya terlambat untuk mendaftar sebagai murid baru.
Secara pelan tapi pasti Barata terus berlatih dan melangkah dari titik lemah sampai menuju ke titik yang paling kuat.Dia pun akhirnya menemukan sebuah perguruan yang mau menerima dirinya dan menjadi murid utama di sana.
Setelah berlatih beberapa bulan akhirnya ia pun oleh gurunya diikutsertakan dalam sebuah pertandingan yang mana di sana ia bertemu dengan tunangannya yang juga ikut dalam pertandingan itu.Bagaimana cerita selanjutnya ikuti saja dalam sang penerus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejadian di malam purnama
"Ya aku tahu itu, ternyata saat benda pusaka itu masuk ke dalam tubuh ku rasanya sakit sekali naga Welang tubuh ku seperti ditusuk tusuk ratusan benda tajam."ucap Batara.
"Benar Barata,perlu kau ketahui setiap kau melakukan penyatuan dengan benda pusaka pasti akan merasakan sakit dan setiap benda pusaka yang masuk ke tubuh mu memiliki rasa sakit yang berbeda-beda antara pusaka pertama,kedua dan seterusnya."Ucap Naga Welang.
"Berarti pada penyatuan yang berikutnya akan lebih sakit lagi Jaga Welang."Tanya Barata.
"Begitulah Barata,tapi sebelum kau menyatukan benda pusaka yang berikutnya kekuatan atau kesaktian mu harus meningkat Barata dari pendekar tingkat pertama awal harus kau tingkatkan lagi menjadi tingkat pertama akhir supaya badan mu menjadi kuat untuk menerima kekuatan ku."Ucap Naga Welang.
"Baiklah , mulai sekarang aku akan berlatih dengan sungguh-sungguh kau tidak perlu khawatir naga Welang."Ucap Barata.
Barata kemudian memikirkan bagaimana cara menyembuhkan gadis yang ada di belakangnya itu karena semakin lama gadis itu semakin meronta ronta tidak karuan.
Barata bangkit dari tempat duduknya lalu menghampiri gadis itu kemudian jongkok di sampingnya sambil memikirkan cara untuk menyembuhkannya.
"Naga Welang apakah kau tahu kenapa gadis ini kenapa sikapnya aneh seperti cacing seperti itu."Tanya Barata.Saat melihat Nilam cahaya menggeliat geliat.
Naga Welang menggelengkan kepalanya melihat kepolosan Barata itu,jika orang lain mungkin sudah habis kehormatan gadis itu dari tadi.Untunglah ia bertemu dengan Barata.
"Dia terkena bubuk perangsang Barata cara satu satunya untuk menyembuhkannya adalah dengan....
Naga Welang tidak melanjutkan kata-katanya karena begitu sangat intim.
"Kenapa kau tidak melanjutkan kata kata mu naga Welang harus dengan apa aku menyembuhkan dia."Tanya Barata lagi.
"Mmm.. untuk menyembuhkan gadis itu malam ini kau harus tidur dengannya Barata, karena itu adalah cara satu satunya supaya pengaruh bubuk itu hilang."Ucap Naga Welang.
Barata terkejut bukan main mendengar kata-kata naga Welang yang menurutnya terdengar gila itu, bagaimana mungkin dia harus tidur dengan gadis itu mengenalnya saja tidak apa lagi mereka berdua tidak punya hubungan apa apa.Bagi Barata ini adalah sesuatu yang tidak mungkin.
"Naga Welang kau jangan bicara yang aneh-aneh apa tidak ada cara lain selain cara itu,gadis ini pasti akan membunuh ku begitu dia tahu aku menidurinya."Ucap Barata.Dengan memikirkan akibatnya nanti.
"Keputusan ada di tangan mu Barata,kau mau menyelamatkan gadis itu atau tidak itu terserah kamu selamat malam Barata."Ucap Naga Welang.
"Naga Welang... naga Welang... tunggu...!!!"Teriak Barata.Tapi Naga Welang tidak menanggapinya.
"Sialan naga Welang di saat gawat begini malah menghilang begitu saja."Ucap Barata dengan rasa bingung.
Barata mondar mandir dengan perasaan bingung di bawah pohon beringin itu, menuruti saran naga Welang atau tidak karena itu sangat bertentangan dengan hati nuraninya.
Barata berdiri terpaku sambil menatap kearah Nilam yang semakin bertindak liar itu pikirannya berputar putar untuk segera mengambil keputusan untuk menolong gadis itu.Karena tidak ada cara lain akhirnya Barata pun mengikuti saran naga Welang dan tidur di samping Nilam Cahaya dengan mendekapnya.Nilam cahaya yang saat itu bagaikan serigala lapar langsung menerkam Barata tanpa ampun.Barata yang merupakan pemuda polos umur belasan tahun itu tak kuasa menolak ajakan Nilam itu dan akhirnya mereka berdua pun terpaksa melakukan permainan di luar kehendak mereka.
Keesokan harinya Nilam terkejut mendapati dirinya dengan pakaian yang berantakan,ia pun buru buru merapikan semua pakaian di tubuhnya dengan perasaan marah tidak karuan.
"Bangsat Kumara setelah ini akan aku habisi dirimu karena telah berani berbuat kurang ajar pada ku."Ucap Nilam dengan dada mau meledak karena rasa marah.
Setelah Nilam merapikan bajunya dan juga rambutnya ia bersiap meninggalkan tempat itu, namun tiba-tiba ia mendengar langkah kaki dari arah belakangnya.
Nilam buru buru membalikkan badannya dan mendapati seorang pemuda yang sedang membawa kayu bakar ke arahnya.
"Siapa pemuda itu kenapa dia ada di sini, apakah dia yang semalam meniduri ku."Gumam Nilam Cahaya.
"Baiklah akan aku tunggu dia disini untuk ku mintai keterangan,jika memang dia yang kurang ajar pada ku maka pedang ku ini yang akan menyelesaikannya."Ucap Nilam.
Barata yang sedang menuju ketempat Nilam berada merasa bingung perasaannya jika gadis itu nanti bertanya tentang kejadian tadi malam .Ia tahu gadis itu pasti marah besar jika tahu dirinyalah yang semalam menemaninya tidur.
"Mmm... sebagai seorang lelaki aku harus berterus-terang padanya , kalau dia marah biarlah akan aku terima semua amarahnya."Ucap Barata.
Sesaat kemudian Barata pun sampai di tempat itu dan mendapati gadis yang semalam ditolongnya sudah berdiri menatap kearahnya dengan tatapan sangat tajam.
"Berhenti kau...!!!"Teriak Nilam Sambil menghunus pedangnya.
"Aa...ada apa nona "Tanya Barata .
"Katakan padaku ,ada siapa saja di hutan ini tadi malam."Tanya Nilam.
"Tidak ada orang lain nona selain kita berdua."Jawab Barata berkata terus terang.
"Biadab jadi rupanya kau yang tadi malam berbuat kurang ajar pada ku."Ucap Nilam dengan mata melotot.
"Tunggu dulu nona biar aku jelaskan semuanya pada mu."Ucap Barata.
Nilam Cahaya memandang Barata dalam dalam ingin rasanya ia menumpahkan rasa kesalnya pada pemuda yang ada dihadapannya itu.
"Baiklah cepat jelas pada ku tentang kejadian semalam,jika penjelasan mu tidak memuaskan hatiku maka pedang inilah yang akan bicara pada mu."Ucap Nilam Cahaya.
"Baiklah nona dengar cerita ku baik baik."Ucap Barata.Kemudian mulai bercerita.
Barata menceritakan pada Nilam tentang semua kejadian tadi malam mulai dari ia menemukan dirinya yang tergeletak akibat bertarung dengan Kumara.kemudian ia juga menceritakan semua kejadian yang terjadi di bawah pohon beringin.
Mendengar cerita Barata itu Nilam langsung memalingkan mukanya tapi pedangnya masih terhunus dengan mengarah kepada Barata.
Ada perasaan malu pada diri gadis itu setelah mendengar penuturan dari Barata tadi.Ia merasa sangat marah pada Kumara karena telah menjadikan dirinya menjadi orang yang begitu sangat rendah di mata lelaki.
"Kalau nona merasa marah pada ku silahkan nona menghukum ku apa saja asal nona puas."Ucap Barata dengan berpasrah diri.
Nilam Cahaya kemudian menatap Barata kembali,ia berfikir dengan membunuh Barata maka aib akan tertutupi selamanya.Tapi jika ia melakukan semua itu maka ia akan menjadi sebagai orang yang tidak tahu balas budi pada pertolongan orang lain.
Di dalam kepala Nilam berkecamuk antara membunuh Barata atau tidak, tapi dalam hatinya ia merasa kalau pemuda yang ada di hadapannya bukanlah tipe pemuda bejad seperti Kumara.
Akhirnya Nilam segera menurunkan pedangnya dari wajah Barata kemudian membalikkan badannya.
"Katakan siapa nama mu."Ucap Nilam Cahaya.Dengan nada marah.
"Nama ku Barata nona."Ucap Barata menyebutkan namanya.
"Dengarkan Barata jika sampai menceritakan kejadian ini pada orang lain, maka aku akan mencari mu dan membunuh mu tanpa ampun, camkan itu baik baik."Ucap Nilam Cahaya kemudian melesat pergi kearah barat menuju ke perguruan Harimau Api.
Barata merasa lega selepas kepergian gadis itu , untunglah gadis itu mau mendengar penjelasannya kalau tidak dirinya tentu sudah tewas di tangannya.Bagi Nilam cahaya sangat mudah sekali untuk membunuh Barata yang saat ini hanya seorang pendekar tingkat awal pertama.
"Ini semua gara gara saran ngawur dari mu naga Welang hampir saja aku tewas di tangan gadis itu."Ucap Barata seraya menyandarkan tubuhnya di bawah pohon.
"Sudahlah Barata kau jangan pikirkan hal itu, sekarang sebaiknya kau meneruskan perjalanan mu ke arah barat untuk mencari benda pusaka lainnya."Ucap naga Welang.
"Kearah gadis pergi tadi maksud mu."Tanya Barata.
'Ya kau benar karena aku merasa ada pusaka yang kita cari di sana"Ucap Naga Welang.
"Baiklah kalau begitu ."Ucap Barata kemudian melangkahkan kakinya ke arah barat.
...****************...
Sementara itu di perguruan Harimau Api Niwang Sari akan berlatih tanding dengan teman seperguruannya,ia ingin tahu hasil latihannya selamanya ini
"Kalian semua ayo serang aku dengan sungguh sungguh..!!"Teriak Niwang Sari.Kepada para murid perguruan Harimau Api.
"Baik nona."Sahut kelima orang murid itu.
Kelima orang murid yang tesebut langsung menghunus pedangnya lalu bergegas menyerang Niwang Sari.
Hiiiaaaaat....!!! Niwang Sari melesat kearah lima orang yang sedang berlari kearahnya.
Kelima orang itu langsung menyerang Niwang Sari dengan serius.Tusukan dan sambaran pedang mereka berikan untuk menjatuhkan Niwang Sari.
Niwang Sari yang merupakan murid khusus dari Nilam Cahaya tidak mau membuat malu dirinya dan gurunya.Ia menghadapi gempuran kelima orang itu dengan cukup tangkas.Setiap serangan yang kelima orang itu lancarkan mampu dia tangkis dengan baik.
Traaaang.... traaaang....!!! Traaaang.....!!!
Terdengar pedang Niwang Sari menangkis serangan mereka yang terus berdatangan padanya.
Niwang Sari bergerak kesamping dan sesekali melompat ke udara untuk menghindar serangan mereka yang begitu deras.
"Ayo kerahkan semua kemampuan kalian jangan ragu ragu."Seru Niwang Sari.
Kelima orang itu kemudian meningkatkan kekuatan dan mempercepat serangannya Karena mereka tidak ingin membuat kecewa Niwang Sari yang merupakan murid kesayangan Nilam dan guru besar Jati Waringin.
Hiaaattt...!!! Kelima orang itu secara bersamaan melepaskan pukulannya wuuuus....!!!!Niwang Sari meluncur ke atas untuk menghindarinya.Tidak mau membiarkan Niwang Sari lolos begitu saja dari serangannya, kelima orang itu kemudian meluncur ke atas menyusulnya.
"Kalian berlima terimalah serangan ku ini."teriak Niwang Sari.
Niwang Sari segera melesat ke arah mereka dengan gerakan yang sangat cepat ,ia memberikannya tendangannya hiiiaaaaat...!!dess....desss.. desss....!!! Tendangan yang Niwang Sari berikan tak mampu mereka hindari karena begitu tiba-tiba.
Akh...!! Kelima orang itu langsung berjatuhan ke tanah gedebuuuk....gedebuuuk ...!!
Niwang Sari kemudian mendarat di depan mereka sambil menyimpan kembali pedangnya.
" Kalian tidak apa-apa.."Tanya Niwang Sari.
"Kami tidak apa apa nona, kami tidak menyangka kalau Nona Niwang Sari sekarang sudah mencapai pendekar tingkat awal tahap akhir dan sebentar lagi akan mencapai pendekar tingkat menengah tahap pertama kami tidak menyangka kalau nona dapat melampaui kami berlima dengan begitu cepat."Ucap salah satu dari mereka.
"Itu semua bisa aku capai karena aku berlatih begitu keras selama ini."Ucap Niwang Sari.
"Sebaiknya kita akhiri latihan ini sampai di sini."Ucap Niwang Sari.
"Baiklah Nona,kami juga merasa sudah tidak sanggup untuk melanjutkannya dan kami mohon izin untuk masuk ke dalam dulu untuk beristirahat."Ucap mereka.
Niwang Sari mengangguk dan mempersilahkan mereka berlima untuk beristirahat.
Selepas itu Niwang Sari juga berlalu dari tempat latihan itu kemudian pergi masuk kedalam untuk menunggu kepulangan gurunya Nilam Cahaya.Di dalam perguruan Harimau Api itu Niwang Sari dan gurunya menempati sebuah rumah yang cukup besar yang hanya ditinggali oleh mereka berdua.Tidak semua murid perguruan Harimau Api memiliki tempat tinggal pribadi kecuali Niwang Sari dan gurunya.
"Kenapa sampai siang begini guru belum juga pulang apakah terjadi sesuatu padanya."Gumam Niwang Sari Seraya membuka pintu rumahnya.
"Bagaimana latihan mu Niwang."Tanya seseorang dengan tiba-tiba yang ternyata adalah Nilam Cahaya yang sudah ada di dalam sejak tadi.
"Lancar lancar saja guru,maaf tadi aku tidak mengetuk pintu dulu guru ku karena saya pikir guru belum pulang."Ucap Niwang Sari.
"Sudahlah kau tidak perlu minta maaf seperti itu, duduk lah."Ucap Nilam Cahaya.
Niwang Sari kemudian duduk di sebuah kursi yang yang ada di samping gurunya itu.
"Apakah ada sesuatu guru.",Tanya Niwang Sari.
"Ini ada surat dari ayah mu , bacalah mungkin ada sesuatu yang penting."Ucap Nilam.Sambil menyerahkan surat itu.
"Kapan surat ini datang guru kenapa saya tidak tahu."Tanya Niwang seraya membuka surat itu.
"Saat kamu sedang latihan seseorang datang mengantarkan surat itu bertepatan saya kembali tadi."Ucap Nilam Cahaya.
Niwang Sari mengerutkan keningnya sewaktu membaca surat itu,ia tahu maksud ayahnya yang menyuruh pulang dirinya, pasti ini terkait dengan kejadian beberapa bulan lalu tentang pertunangannya dengan Barata.
Niwang meremas surat dari ayahnya itu ada rasa kesal dihatinya karena ayahnya masih saja mempersoalkan pertunangan dirinya dengan Barata.
"Ada apa Niwang kenapa wajah mu terlihat kesal seperti itu , apakah ada sesuatu."Tanya Nilam Cahaya.
"Guru pasti tahu waktu aku di jodohkan oleh ayah ku dengan seorang pemuda dari desa watu gede beberapa bulan lalu."Ucap Niwang Sari.
"Terus apa kata ayah mu dalam surat itu."Tanya Nilam Cahaya.
"Ayah menyuruh ku pulang hari ini juga,jika aku tidak pulang menuruti kata katanya lebih baik aku tidak pulang selamanya."Ucap Niwang Sari.
"Kalau begitu sebalik kau cepat pulang turuti perintah ayah mu dan selesaikan segera urusan mu supaya kamu bisa fokus dalam berlatih untuk menghadapi turnamen bela diri lima tahunan yang sebentar lagi tiba."Ucap Nilam.
"Baik guru sekarang juga aku akan segera berangkat aku mohon pamit guru."Ucap Niwang.
"Baiklah hati hati di jalan."Ucap Nilam Cahaya mempersilahkan muridnya pergi.
Niwang Sari segera pergi ke belakang untuk mengambil seekor kuda sebagai tunggangan untuk pulang ke rumahnya.
Selepas kepergian Niwang Sari, Nilam tercenung memikirkan kejadian yang terjadi malam itu.Ia masih bertanya tanya tentang pemuda yang bernama Barata itu, apakah ia bisa di percaya tidak akan membocorkan rahasia dirinya pada orang lain tentang kejadian malam itu.
"Ini semua gara gara Kumara sialan itu jika bertemu lagi dengannya lihat saja akan aku bikin babak belur dia."ucap Nilam Cahaya. Jika kepikiran tentang hal itu membuatnya menjadi tidak tenang.
Huuuuuuf.....Nilam menarik nafas panjang,ia berusaha untuk melupakan kejadian malam itu. Kemudian keluar menemui gurunya untuk memberi tahukan padanya bahwa dirinya telah gagal mendapatkan pusaka itu.