Mengisahkan tentang seorang wanita bernama Arlinda yang tanpa dia sadari sudah masuk ke dunia lain, yang Dimana Arlinda sendiri harus menjalankan bermacam tugas yang diberikan oleh seorang nenek. yang sudah berumur ratusan tahun. namun nenek tersebut tetaplah memiliki wajah yang begitu cantik. maka dari itu untuk bisa pergi ke dunia asalnya, Arlinda akan mengikuti arahan dari nenek tersebut. namun hal yang terjadi, didunia tersebut yang membuat. Arlinda terus saja menunda tugasnya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iroiron, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 15
Setelah mendapatkan bola tersebut, dengan cepat Arlin menghubungi Erina.
"bolaa.. Buat alah diriku bicara dengan Erina" pinta Arlin. Dan seketika boleh itu mengeluarkan cahaya berwarna biru. Lalu terlihat wajah Erina.
"ada apa Arlin, kenapa kau menghubungi ku" tanya Erina yang sedikit heran.
"aku ingin bertanya, apa yang telah aku alamin, saat diriku terkena sihir pangeran Eric dan kembali ke dunia ku, lah ketika aku mendengar suara dan membuka kembali mataku, aku terbangun diistana" jelas Arlin.
"bagiamana perasaan mu, saat mengalami nya" tanya Erina.
"aku merasakan bahwa, ini nyata dan benar-benar terjadi. Akan tetapi saat aku bertanya, ternyata diri ku sudah pingsan dari tadi pagi hingga sore ini" jelas Arlin.
"hemm... seperti nya kau hanya mengalami sebuah mimpi, yang membuat mu merasakan bahwa kau sudah kembali" jawab Erina.
"tapi,,," Arlin terdiam sejenak.
"sudahlah kau benar, aku hanya bermimpi dikarenakan aku, sangat merindukan ayahku Erina" ucap Arlin lemah.
"kau harus banyak beristirahat,tampak nya kau begitu lelah setelah terkena sihir pangeran Eric" pinta Erina.
"baiklah, maafkan aku, yang tiba-tiba menghubungi mu hanya ingin mengetahui apa yang ku alami" jelas Arlin.
"tidak masalah, kalau begitu sampai nanti" ucap Erina yang memutuskan sambungan nya.
dan Erina tampak memikirkan sesuatu ketika, dia mendengar perkataan Arlin. Dan segera melakukan tugas nya.
sementara itu Arlin, yang masih merasa lelah pun, memutuskan untuk beristirahat.
"tampak nya, aku terlalu merindukan ayahku, sehingga aku bermimpi telah kembali" pikir Arlin
"baiklah, aku akan beristirahat saja" lanjut Arlin yang segera menyelimuti tubuh nya. Lalu pergi untuk tidur. Akan tetapi perasaan yang terus membuat hati nya, kekeh tidak percaya bahwa itu adalah mimpi, dengan wajah yang sedikit muring Arlin pun, segera keluar dari kamar nya lalu pergi menuju taman. sementara itu Eric yang sedang berbicara dengan ratu Alice. Disebuah ruangan yang, tidak ada satu pun penjaga, dan hanya ada ratu, dan putra nya yaitu Eric,tampak sedikit memanas.
"pangeran Eric, apa yang telah kau perbuat kepada Arlin"? tanya ratu Alice yang tampak sedikit murka. Akan tetapi Eric tidak menjawab dan hanya terdiam, seperti sedang memikirkan sesuatu.
"LIHATLAH DIRIMU, TIDAK MENJAWAB PERTANYAAN KU" ucap ratu Alice yang menaiki sedikit volume suara nya.
"Maaf,kan Eric ibunda, yang selalu membuat masalah" ucap Eric sedikit menyesal.
"kau..huh.. baiklah, maafkan ibunda yang. Sedikit marah" jawab ratu Alice yang, kemudian memeluk erat anak nya itu. Dengan wajah yang sedikit pucat, Eric tampak terdiam kaku. bahkan tidak membalas pelukan dari ibu nya itu.
"sekarang tidurlah, kau butuh beristirahat" pinta ratu Alice, setelah melihat anak nya. Tampak sangat pucat, dan sedikit menyesal.
"hemm, baiklah. Tapi ibunda" ucap Eric yang, melihat kearah ibu nya.
"Ada apa"? Tanya ratu Alice.
"Aku tidak sengaja, mengenai sihir ke dalam tubuh Arlin, aku minta maaf ibunda" maafkan aku" jawab Eric dengan wajah yang sangat menyesal.
"baiklah, kau seharusnya meminta maaf kepada Arlin, bukan"? tanya ratu Alice.
"Aaa...baiklah, aku akan segera menemui nya" jawab Eric yang, menjadi sedikit panik. Kemudian Eric, keluar lalu berjalan menyusuri istana dan, hendak menuju kamar Arlin. Akan tetapi di perjalanan, Eric tidak sengaja melihat Arlin ditaman, yang tengah duduk memandang kearah bulan. Dengan wajah yang tersenyum, Eric memutuskan untuk menghampiri nya, akan tetapi. baru saja Eric hendak menghampiri Arlin, tampak lah dari arah berlawanan yang telah mendekat diarah Arlin, seorang pria yang, tidak lain adalah pangeran Rexsy. hal itu membuat Eric menghentikan langkah nya, lalu diam-diam melihat kedua nya ditaman.
"Arlin, tampak nya kau sudah membaik" ucap Rex yang telah berada di samping Arlin.
"aa..maaf, aku tidak menyadari bahwa pangeran Rex sudah berada di samping ku" jawab Arlin yang sedikit terkejut. Hal itu membuat Rex tersenyum lebar, dan duduk tepat disamping Arlin. Sementara Eric yang melihat kedua nya tampak duduk berdekatan. Membuat hati nya sedikit cemas. Dan Eric juga berperilaku aneh, seperti orang yang benar-benar mencemaskan keadaan. disisi lain Briel yang, baru saja keluar dari kamar nya, dan hendak menuju ke kamar Arlin. Tanpa sengaja melihat gelagat aneh dari Eric.
"apa yang dilakukan oleh pangeran Eric"? Pikir Briel,yang segera menghampiri Eric.
"permisi, pangeran Eric. Sedang apa disini"? Tanya Briel, yang sudah berada tepat disamping Eric.
"aaaa... Briel, kau membuatku terkejut" ucap Eric yang, segera menyembunyikan gelagat aneh nya.
"Aaa..maafkan aku, pangeran. Aku mengejutkan mu" jawab Briel.
"apa yang kau lakukan disini pangeran Eric"? Tanya Briel, yang sambil melihat-melihat disekelilingnya tempat tersebut. Dengan cepat Eric menjawab, ketika Briel hendak fokus melihat kearah taman.
"Tidak, aku hendak menuju ke kamar" jawab Eric singkat.
"Aaa.... Aku minta maaf, atas tidak sopan nya, memanggil mu Pangeran" ucap Briel.
"kalau begitu, saya permisi" lanjut Briel, yang menundukkan kepalanya, lalu berjalan menuju kamar Arlin. Sementara Eric yang, melihat Briel menuju kamar Arlin, pun dengan cepat berjalan meninggalkan tempat tersebut. Lalu pergi ke kamar nya. Sementara itu ditaman.
"hahah.. terimakasih pangeran kau membuat ku, sedikit merasa senang" ucap Arlin. Setelah mendengar beberapa cerita, dari pangeran Rexsy.
"Tidak masalah Arlin, dan juga kau tidak perlu memangil ku dengan sebutan pangeran, panggil saja Rex," pinta Rexsy kepada Arlin.
"aaa..maaf, tapi itu tidak sopan pada pangeran" jawab Arlin,
"sudahlah Arlin, kita ini berteman. Dan semenjak kau disini, pangeran Eric tampak, sedikit berubah" ucap Rex yang, menatap ke arah kolam ikan tersebut.
"maksudnya, apa yang terjadi kepada pangeran Eric"? Tanya Arlin yang sedikit ingin tau.
"tidak, dia hanya saja selalu bersikap dingin, dan akhir-akhir ini. aku sudah melihat tingkah lakunya yang berubah" jawab Rex.
"mungkin, dia menyukai mu" lanjut Rex, yang tersenyum kearah Arlin.
"maksudnya Gimana?, aku tidak mengerti" tanya Arlin.
"sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Aku harap pangeran Eric, bisa menjadi pria yang ceria" ucap Rex, yang sudah berdiri.
"aku kan segera pergi ke kamar, dan Arlin kau juga jangan terlalu lama diluar" pinta Rex.
"hemm..baiklah," jawab Arlin yang mengikuti langkah Rex, setelah berpisah. Rex yang sudah sampai di pintu kamar nya, tampak terkejut ketika melihat Eric sudah berdiri di pintu kamar nya. dengan tatapan yang begitu dingin.
"aa..pangeran Eric, kau mengagetkanku saja" ucap Rex.
"maaf, bisa kah aku masuk" pinta Eric. "kreeeeek" (suara pintu dibuka), lalu masuk dan duduk dikursi yang ada di kamar tersebut. Rex yang melihat nya pun, menjadi sedikit terkejut. Lalu kemudian menutup pintu dan duduk di samping Eric.
"ada apa ini"? Tanya Rex.
"dari mana saja kau, pangeran Rexsy"? Tanya Eric yang, berwajah datar. Dan menatap tajam kearah Rex.
"aaa..aku baru saja dari taman, bersama Arlin" jawab Rex yang sedikit kebingungan.
"terus, apa yang kalian berdua lakukan"? Tanya Eric, yang masih berwajah dingin.
"aaaa..Kaa...kami hanya sedikit berbincang saja" jawab Rex.
"hanya itu saja" tanya Eric.
"hemm, tidak ada bermaksud lain" jawab Rex. Yang masih kebingungan dengan, keadaan sekarang.
"aaa..baiklah," ucap Eric yang, segera beranjak dari tempat duduk nya, lalu membuka pintu dan, keluar Tanpa berkata lagi. Erx yang melihat tingkah aneh Eric, tampak sangat kebingungan.
"apa?.. ada apa dengan nya!.. sudahlah aku ingin beristirahat" ucap Rex yang, segera merebahkan tubuhnya diatas kasur.