Niat hati, merantau ke luar negeri untuk merubah nasib. Namun karena suatu kejadian, dua pemuda polos nan lugu itu malah terlibat dalam kehidupan asmara enam janda muda. Mampukah mereka lepas dari jeratan janda yang penuh pesona? Atau mereka terjerumus dalam larutnya dunia para janda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istirahat Bersama?
"Apa Zoe selalu seperti itu jika ketemu dengan ayahnnya, Miss?"
"Yah, begitulah, To. Kamu tadi sudah melihatnya sendiri, kan, bagaimana reaksi dia?"
"Iya, kasian dia. Apa Zoe pernah dibawa ke dokter nggak, Miss?"
"Pernah, ke dokter psikologi. Tapi yah namanya anak kecil, diajarin untuk melawan rasa takutnya masih susah. Mungkin sakit hatinya terlalu dalam, jadi Zoe belum mampu melawan ketakutannnya yang berlebihan."
Tito hanya bisa manggut manggut sambil melirik kaca spion untuk melihat bocah laki laki yang sedang terlelap di jok belakang. Senyum Tito tersungging tipis. Dia tidak menyangka, bocah selucu itu memiliki sebuah trauma yang sangat mengkhawatirkan untuk perkembangan mentalnya.
"Sekarang kita pulang atau mau kemana dulu, Miss?"
"Pulang saja, besok baru kita pergi lagi, buat nyenengin Zoe."
"Oke!" Tito segera mengatur jalur yang ada di layar dekat setir mobilnya menuju ke arah rumah.
Sementara itu, di kediaman A moy, Yoyo sedang berbaring menatap anak kecil yang masih terlelap sejak beberapa waktu yang lalu. Mata Yoyo memang menatap bocah yang terlihat damai dalam lelapnya, tapi pikirannya justru melayang pada kejadian yang baru saja berakhir beberapa menit yang lalu.
Yoyo tidak habis pikir dengan segala tingkah laku majikannya. Bisa bisanya mereka memakai pakaian seperti daster tanpa lengan dengan panjangnya hanya sampai di atas lutut dan berpenutup dada rendah tanpa dilapisi pakaian khusus wanita di dalamnya. Apa mereka tidak takut ada tindak kejahatan di rumah ini.
Dalam satu hari ini, Yoyo sudah dua kali melihat dengan jelas, keindahan yang letaknya diantara dua kaki wanita milik seorang ibu dari anak yang sedang terlelap di sisi Yoyo. Keindahan itu terlihat putih tapi agak kehitaman. Warna hitam itu berasal dari bulu bulu yang baru saja tumbuh jadi keindahan milik A win terlihat agak hitam.
Karena pikiran yang berkelana ke hal hal yang sangat indah, rasa kantuk pun menyerang mata Yoyo. Sekuat mata, Yoyo menahan rasa kantuknya, tapi pada akhirnya Yoyo harus kalah dan matanya mulai terpejam dengan wajah mengahadap ke arah Binbin.
Tak lama setelah Yoyo terlelap, A win kembali masuk ke kamar anaknya setelah tadi pamit ke kamarnnya untuk istirahat begitu selesai dipijat oleh Yoyo. Dengan langkah perlahan karena salah satu kakinya sedang terkilir, A win mendekati dua pria beda usia dan mendudukan badannya di sisi kiri anaknya.
Senyum A win terkembang sembari menatap dua pria yang matanya sama sama terlelap. A win menggerakkan kepalanya mendekat ke arah Binbin dan mengecup pipinya. Setelah itu dia melirik ke arah Yoyo. Tiba tiba terlintas pikiran isengnya. A win menggerakan kepalanya ke arah Yoyo dan mengecup pipinya cukup lama.
Cup!
"Terima kasih, karena telah menolongku," guman A win dan dia ikut berbaring diatas permadani yang sama.
Masih di hari yang sama, tak lama kemudian, mobil yang dikendarai Tito sampai di kediaman mereka. Begitu mobil terparkir di tempatnya, Tito langsung keluar dan membuka pintu belakang lalu membopong tubuh Zoe yang terlelap. Sedangkan A moy langsung melangkah menuju ke dalam rumah.
"A mey dan yang lain belum pada pulang, Bi?" tanya A moy saat dia menuju meja makan dan melihat Bibi Nur sedang mempersiapkan makanan.
"Belum, Miss. Paling nanti menjelang petang baru mereka pulang," jawab Bibi Nur.
"Oh, ya udah bibi jangan masak terlalu banyak. Bibi masak aja buat bibi dan yang lainnya."
"Baik, Miss."
Dua bibi yang ada disana memang diberi kebebasan untuk memasak makanan yang mereka suka. Karena ada makanan yang tidak mungkin di makan oleh Bibi dan orang Indonesia lainnya, makanya para majikan membiarkan pembantu mereka memasak sendiri makananan yang selusai dengan selera mereka.
Begitu masuk kamar anak anak, kening Tito berkerut melihat tiga orang yang sedang terlelap di atas permadani. Tito segera menaruh Zoendi atas ranjang. Tak lama setelah Tito, A moy pun masuk ke kamar yang sama.
"Astaga! Mereka udah kayak keluarga aja, damai banget tidurnya," ucap A moy saat melihat A win, Binbin dan Yoyo terlelap di atas permadani.
Tito pun ikut tersenyum. "Mungkin mereka lelah, Miss. Jadi mereka tidur bareng gitu?"
"Mungkin saja," balas A moy lalu melempar pandangangnya ke arah Tito. "Kamu sendiri lelah nggak To?"
Tito sontak cengengesan. "Ya lelah, Miss. Kalau boleh aku juga pengin tidur."
A moy pun tersenyum lebar. "Bagaimana kalau kita tidur bareng juga seperti mereka? kamu mau?"
"Waduh!"
...@@@@@@@...
semangat
author bikin cerita nya nalar dikit
canda aja thoor