NovelToon NovelToon
Guru Tak Kompeten, Murid Tak Berguna

Guru Tak Kompeten, Murid Tak Berguna

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Kebangkitan pecundang / Budidaya dan Peningkatan / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:42.1k
Nilai: 5
Nama Author: Jibril Ibrahim

Wang Lu adalah juara satu perekrutan Paviliun Longtian, mengalami kerusakan pondasi internal dan berakhir sebagai murid tak berguna.

Tak ada yang mau jadi gurunya kecuali… Wang Wu.

Cantik!

Tapi tak bisa diandalkan.

“Bagaimanapun muridku lumayan tampan, sungguh disayangkan kalau sampai jatuh ke tangan gadis lain!” ~𝙒𝙖𝙣𝙜 𝙒𝙪

“Pak Tua! Tolonglah! Aku tak mau jadi muridnya!” ~𝙒𝙖𝙣𝙜 𝙇𝙪

“Tak mau jadi muridnya, lalu siapa yang mau jadi gurumu?”~

Murid tak berguna, guru tak kompeten… mungkinkah hanya akan berakhir sebagai lelucon sekte?

Ikuti kisahnya hanya di: 𝗡𝗼𝘃𝗲𝗹𝘁𝗼𝗼𝗻/𝗠𝗮𝗻𝗴𝗮𝘁𝗼𝗼𝗻

______________________________________________
CAUTION: KARYA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN PRIBADI AUTHOR. BUKAN HASIL TERJEMAHAN, APALAGI HASIL PLAGIAT. HARAP BIJAK DALAM BERKOMENTAR!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jibril Ibrahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 13

“Awas!” Wang Lu melesat ke arah Yu Fengmu ketika sebuah anak panah melesat ke arah pangeran itu. Ia merentangkan kedua tangannya membentengi Yu Fengmu dan menghadang tembakan itu dengan punggungnya.

“Ni—” Yu Fengmu tersentak dan tergagap.

Wang Lu tertegun. Bola matanya bergulir ke atas dan alisnya berkerut-kerut. Apa yang terjadi? pikirnya.

Mata panah itu berkeretak saat menyentuh punggungnya, kemudian luruh dan hancur.

Ini… Wang Lu tergagap. Apakah aku benar-benar penghancur senjata? pikirnya melengak. Lalu kenapa pedang Yu Fengmu tak terpengaruh? Apakah karena dibawa dari luar?

Yu Fengmu membawa senjata spiritual sendiri dari negaranya, seperti jimat-jimat dan senjata-senjata rahasianya.

Sejumlah anak panah menerjang mereka lagi.

Wang Lu mendekap Yu Fengmu dan membawanya berputar-putar di udara, menghadang semua serangan dengan tubuhnya.

“Wang Lu—” pekik Yu Fengmu dengan syok. “Kau sudah gila!” hardiknya ketakutan.

“Yang Mulia nikmati saja penerbangan Anda dengan tenang,” seloroh Wang Lu tanpa beban. “Dan tutup mulutmu!” Ia menambahkan dengan ketus.

Yu Fengmu mengerjap dan membeku. Tiba-tiba tersadar Wang Lu belum memekik kesakitan. Apa orang ini juga punya ilmu kebal? pikirnya.

Gelombang anak panah meluncur semakin deras.

Tidak bisa begini terus! pikir Wang Lu.

Meskipun tubuhnya kebal senjata, terombang-ambing di udara juga tidak akan menyelesaikan masalah.

Harus mencabut akarnya! Wang Lu memutuskan. Tapi bagaimana caranya menemukan mereka?

Dari gelombang anak panah yang diluncurkan, mereka datang dari berbagai arah, tersembunyi di sudut-sudut gelap di sekeliling hutan.

Siapa sebenarnya mereka? Wang Lu bertanya-tanya dalam hatinya.

Kenapa mereka menargetkan kami?

Kami hanya murid baru di Paviliun Longtian!

Wang Lu menarik Yu Fengmu menyisi ke lereng bukit, kemudian mendarat di atas lapangan rumput di tepi jurang yang di bawahnya terdapat sungai.

SLASH!

SLASH!

Sejumlah orang berjubah gelap dengan tudung kepala dan masker ketat sewarna, melesat dari sudut-sudut hutan mengejar mereka.

Dari kecepatan gerakan dan lompatan mereka, rata-rata mereka sudah menguasai Qinggong, dan kalau dilihat dari pembawaan mereka, kultivasi mereka pasti sudah tingkat tujuh ke atas.

“Shashou!” pekik Yu Fengmu.

“Begitu banyak?” gumam Wang Lu. “Siapa yang mengirim mereka?”

“Tidak benar!” tukas Yu Fengmu balas berbisik.

“Apa yang tidak benar?” tanya Wang Lu setengah merongos.

“Pernyataannya adalah, siapa target mereka?” Yu Fengmu berkilah.

“Benar juga!” timpal Wang Lu setuju. “Seharusnya bukan aku,” katanya. “Bagaimanapun aku hanya murid baru.”

“Dan aku?” sanggah Yu Fengmu. “Bukankah kita teman seangkatan?!”

“Memang!” seloroh Wang Lu enteng. “Tapi di luar perguruan, aku juga bukan orang penting seperti… pangeran misalnya!”

“Maksudmu targetnya adalah aku?!” tanya Yu Fengmu.

“Kalau tidak?” Wang Lu balas bertanya.

Yu Fengmu tertegun.

SLASH!

SLASH!

Gelombang anak panah kembali menerjang, menyeberangi sungai.

Di sisi lain di belakang mereka, para shashou juga sudah mendekat.

Wang Lu dan Yu Fengmu terpaku membeku di dalam kegelapan hutan. Berdiri tegang saling membelakangi satu sama lain. Mata dan telinga mereka menyimak dengan waspada.

“Kita sudah dikepung,” bisik Wang Lu.

“Lalu bagaimana?” Yu Fengmu tak punya ide.

“Mereka terlalu banyak,” kata Wang Lu. Kemudian cepat-cepat merenggut pergelangan tangan Yu Fengmu dan membawanya melejit dan menghilang dalam sekejap. Lebih tepatnya membawanya berteleportasi.

Sejurus kemudian, mereka sudah mendarat di bukit berikutnya lagi, lalu mencari tempat aman untuk bermalam, dan menemukan gua di lereng tebing.

Sungai berkecamuk di bawah mereka, bergulung ke depan. Gunung-gunung dan perbukitan di kedua sisi seakan tak berujung. Deru monster terdengar sambung menyambung bersahut-sahutan dari sudut-sudut hutan, seperti menggelindingkan guntur satu per satu di antara pegunungan.

Yu Fengmu duduk bersila di sudut gua, sementara Wang Lu membuat perapian.

Selagi Yu Fengmu bermeditasi, Wang Lu pergi keluar untuk mengambil air dan mencari makanan.

Satu jam kemudian, Wang Lu kembali dengan membawa sekantong air dan dua ekor kelinci, kemudian memanggang kelinci itu sambil menunggu Yu Fengmu menyelesaikan meditasinya.

Saat Yu Fengmu selesai, daging kelinci panggang juga sudah matang.

Wang Lu menyodorkan satu ekor kelinci yang sudah matang pada Yu Fengmu. “Makanlah,” katanya. “Setelah ini gantian kau yang berjaga!”

Seulas senyuman geli tersungging samar di sudut bibir Yu Fengmu. Ia menerima daging panggang itu dan menyantapnya dengan perlahan. “Omong-omong… bolehkah aku menanyakan sesuatu?”

“Katakan!” sahut Wang Lu di antara kunyahannya.

“Apa kau punya ilmu kebal atau memakai baju zirah?” tanya Yu Fengmu. “Kenapa panah-panah itu tidak melukaimu?”

“Tidak,” sahut Wang Lu acuh tak acuh, tidak mengalihkan perhatiannya dari daging panggangnya. “Sebenarnya aku juga tak tahu, tapi setiap kali aku bersentuhan dengan senjata, senjata itu akan hancur.”

“Shénme?” Yu Fengmu terperangah.

“Beberapa waktu lalu, aku mematahkan tiga senjata spiritual di Balai Leluhur,” cerita Wang Lu, akhirnya mengangkat wajah dan mengalihkan pandangan dari makanannya. “Dan karenanya guruku harus mengambil misi untuk membayar ganti rugi.”

Yu Fengmu terdiam menatap Wang Lu, dengan campuran ekspresi antara bingung dan takjub.

“Aku sendiri baru menyadarinya!” Wang Lu menambahkan sambil menjejalkan sepotong daging ke dalam mulutnya dan melanjutkan sambil mengunyah.

“Maksudmu, saat kau menghadang panah itu untukku, kau belum menyadarinya?” tanya Yu Fengmu setengah menghardik.

“Hmmm!” Wang Lu menaikkan sebelah alisnya.

“Kau ini, ya!” Yu Fengmu memarahinya. “Apa kau sudah bosan hidup?”

“Aiya!” tukas Wang Lu dengan enteng. “Bukankah masih ada guruku? Kerusakan pondasi internal saja tak mengalahkannya, apalagi hanya kerusakan fisik. Namun…”

“Namun apa?” potong Yu Fengmu tak sabar.

“Masih ada hal yang mengganjal di pikiranku!” Wang Lu mengaku.

“Apa itu?”

“Pedangmu!”

“Pedangku?!” Yu Fengmu spontan melotot.

“Boleh aku melihatnya?” bujuk Wang Lu sambil tersenyum nakal.

“Jangan coba-coba!” Yu Fengmu gelagapan.

“Aiya! Bukankah aku sudah pernah menyentuhnya?” sanggah Wang Lu bersikeras.

Yu Fengmu terlihat ragu, tapi kemudian mengeluarkannya dan memberikannya pada Wang Lu dengan berat hati.

Wang Lu mencabut pedang itu keluar dan memeriksanya.

Pedang itu seluruhnya berwarna emas dengan permata biru langit di blok quillon.

Kenapa rasanya begitu ringan? pikir Wang Lu. Ia menyusur jari di sepanjang bilah dan menyentilnya.

Tidak terjadi apa-apa!

Apakah kutukan penghancur logamku tidak berpengaruh pada emas? Wang Lu bertanya-tanya dalam hatinya. Bukankah sama-sama logam?

Wang Lu menyentil bilah pedang itu sekali lagi di dekat telinganya, mencoba mendengarkan suaranya dengan dahi berkerut-kerut.

“Ternyata begitu?!” gumam Wang Lu sembari mengusap dagunya dengan buku jarinya.

“Bagaimana?” Yu Fengmu penasaran.

“Pedang ini tidak terbuat dari logam,” kata Wang Lu.

“Memang bukan,” timpal Yu Fengmu. “Pedang itu diukir dari sirip naga emas.”

Naga emas?

Wang Lu terkesiap. “Kenapa marga Long lagi?” dengusnya dengan sebal.

“Cih!” Yu Fengmu mendengus sembari menyambar pedangnya mengamankannya lagi ke dalam cincin penyimpanannya.

Beberapa saat kemudian, Wang Lu menyisi ke sudut gua dan mulai bermeditasi.

Giliran Yu Fengmu sekarang yang berjaga.

Sementara itu, di sisi lain bukit, di pesisir sungai dekat air terjun yang tingginya lebih dari seratus meter, mayat-mayat bergelimpangan seperti bangkai ikan.

Lebih dari lima orang.

Semuanya mengenakan jubah hitam dengan tudung kepala dan masker ketat.

Shashou!

Siapa yang membunuh mereka?

1
Buang Sengketa
ADD jan di colong ya biar dapat penghargaan WTP dari BPK 🤣🤣🤣
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐: hffffffttt 🤭
total 1 replies
Roni Sakroni
klo ada yg berminat ya bunuh saja
Mesin Waktu
kalahnya sama shifu 😆😆😆😆😆
Maz Tama
ahhhkkk kurang Thor nanggung... semangat dan selalu jaga kesehatan /Joyful/ditunggu update nya
Maz Tama
ayoooo semangat bantaaaaiiiiiii.. selalu epic pertarungan nya /Joyful/
Maz Tama
wah makin seru saja... jaga kesehatan Thor
Maz Tama
wah siapa orang misterius itu... semangat thor
Maz Tama
siapa kah yang menyerang...jaga kesehatan Thor
Maz Tama
wah hebat biksu kecil..semoga bisa rutin ya update nya
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐: Diusahakan konsisten update, Reader Zheyenk!
Makasih tetap setia dari awal sampai hari ini.
total 1 replies
Roni Sakroni
bagus tegas sehingga jadi terhormat
Xiao Shuxiang
NOVEL KEREN, LAYAK DI BACA
Xiao Shuxiang: SM2 THOR.. CRAZY UP SEMANGAT
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐: Makasih, Kak, vote-nya!
Semoga tidak mengecewakan sampai tamat!
total 2 replies
Xiao Shuxiang
1 VOTE MELUNCUR
Oe Din
Eittt...
Jangan lupa dukungan dari kang Authornya, hingga Wang Lu "susah" sekali untuk sial...
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐: Hahahaha 🤣🤣
total 1 replies
Oe Din
Biarkan saja Wang Wu "pacaran" dengan si Biang kerok...!!!
Oe Din
Kan bisa jadi penonton / penyemangat...!!!
/Determined//Determined//Determined/
Oe Din
Padahal rasa "gatal" Duanmu Jin sudah mencapai klimaksnya...
😅😅😅
Oe Din
Saya juga mulai "gatal"...
Ingin menggaruk demua rahasia Long Tian ( Wang Lu )...
Mesin Waktu
ciye ciyeee udah mengakuinya sebagai milikku 🙄
Mesin Waktu
saya bisa bayangin nih 😀
Mesin Waktu
saya jg kepikiran begitu tau 😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!