Pukulan keras yang mendarat dikepala Melin, hingga membuatnya harus segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Namun sayangnya disaat Dia sadar, sakit usus buntu yang dideritanya beberapa Minggu terakhir membuatnya harus tetap dirawat di rumah sakit.
Johan pria yang baru mengenal Melin karena insiden pemukulan akhirnya menolong Melin dengan membayar seluruh biaya operasi, namun dengan sebuah syarat. Melin akhirnya menyetujui kesepakatan antara dirinya dan Johan untuk menikah menggantikan posisi Bella yang lebih memilih mantan pacarnya
Keesokan paginya setelah pesta pernikahan selesai, Johan segera pergi bekerja di luar pulau dan meninggalkan Melin tanpa sebuah alasan.
Tiga tahun berlalu, mereka akhirnya bertemu kembali disebuah pekerjaan yang sama.
Yuk, ikutin keseruan cerita selanjutnya. terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririen curiens, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dipesta Pernikahan
"Pak apa kita tidak keterlaluan meninggalkan mbak Ema dirumah sendirian," ucap Melin.
"Tidak apa-apa, dipos juga ada pak Kris yang berjaga." jawab Pak Johan.
"Sebenarnya kita mau kemana Pak?. Kenapa saya harus pakai baju beginian."
"Ke hotel. Temani saja datang ke resepsi pernikahan mantan atasan saya. Beliau sangat berjasa untukku. Dulu Pak Burhan yang mengajari saya membuka bisinis dibidang ini. Beliau orangnya sangat baik, nanti aku kenalkan."
Sekitar tiga puluh menit perjalanan, mereka akhirnya sampai dihotel mewah. Saat memasuki gedung, dekorasi pernikahan sungguh sangat indah hingga membuat Melin terperangah.
Tamu yang hadir terlihat dari kalangan orang berada hingga membuat Melin merasa minder. Pak Johan menatap Melin dan tersenyum. Dia menggandeng tangan Melin dan mengajaknya untuk bersalaman dengan Pak Burhan.
"Pak, apa kabar," ucap Pak Johan kepada Pak Burhan.
"Baik-baik. Oh istri kamu cantik sekali yah. Ayo mbak, silahkan nikmati hidangannya."
Melin tersenyum dan bersalaman dengan Pak Burhan. Sementara itu, Johan merasa heran kenapa semua teman-teman lamanya mengira jika Melin adalah istrinya. Bahkan ketika bertemu teman lamanya dipesta ini, teman lamanya juga mengira jika Melin adalah istrinya.
Sebenarnya siapa kamu Mel. Aku harus mencari tahu perempuan yang ku nikahi dulu, gumam Johan.
Dipesta, Pak Johan banyak sekali bertemu dengan teman-temannya hingga membuat Melin mulai bosan. Dia akhirnya mengajak Pak Johan untuk segera pulang.
Karena terlalu asyik bersama teman-temannya, Pak Johan akhirnya menyuruh Melin untuk menunggu. Karena sudah lelah dan bosan Melin akhirnya berpamitan kepada Bosnya.
"Saya pulang saja Pak, naik taksi online saja. ini sudah malam," ucap Melin.
"Mel, kamu tidur dirumah saya malam ini, untuk menemani Ema yang sedang tertidur diruang tamu." bisik Pak Johan.
"Maaf Pak saya tidak bisa. Saya pulang dulu."
Melin berjalan dengan cepat diantara para tamu, namun Johan kembali menghampiri teman-temannya. Dalam hantinya Melin berharap Pak Johan mengejarnya namun nyatanya tidak.
Melin terus berjalan hingga seseorang memanggil dan menarik tangannya. Melin tersenyum dalam hatinya karena mengira yang menariknya adalah Pak Johan. Namun disaat dia menoleh kebelakang ternyata Fatur teman kuliahnya dulu.
"Hei..... Melin kan?. Gimana kabar kamu?" tanya Mas Fatur.
"Iyah Mas, Alhamdulillah baik Mas. Kok bisa ketemu disini," jawab Melin.
"Iyah Pak Burhan itu atasanku. Baru dua Minggu aku diterima diperusahaannya. Kamu sendirian saja."
"Tadi bareng Bos sih Mas. Maaf saya duluan ya. Sudah malem takut tidak dapat taksi online."
"Mel, tunggu. Aku antar yah, tapi naik motor. Gimana?"
Melin tersenyum dan menganggukan kepalanya.
Sementara itu Johan yang melihat Melin ngobrol dengan laki-laki, membuat Pak Johan ikut berpamitan dan mengikuti Melin.
Melin terlihat kesusahan naik motor karena dia menggunakan gaun yang dibelikan Pak Johan. Meskipun begitu Melin masih bisa tersenyum saat bersama Mas Fatur.
Siapa laki-laki itu. Bisa-bisanya hanya naik motor bisa mengajak cewek pulang, gumam Pak Johan sambil mengikuti Melin dari belakang.
Pak Johan terus mengikuti Melin dan Amas Fathur hingga Sampai didepan rumah kontrakan Melin.
"Terimakasih Mas, sudah diantar dengan selamat," ucap Melin.
"Sama-sama Mel, oh yah Aku minta nomor telepon kamu yah?"
Melin tersenyum dan memberikan nomer teleponnya kepada Fathur.
Jangan Mel, kamu seperti wanita murahan saja, diantar pulang saja langsung diberi nomor teleponnya, gumam Pak Johan.
Tidak.... tidak..... jangan ketahuan. Jangan kesini. Waduh sebaiknya aku pergi sekarang, gumam Pak Johan
Pak Johan yang berhenti beberapa meter dari tempat Melin berdiri. Akhirnya ketahuan Melin saat dia hendak masuk kedalam rumah.
Melin akhirnya berjalan dan menghampiri mobil Pak Johan. Namun mobil Pak Johan mundur perlahan dan akhirnya pergi meninggalkan Melin.
Dasar orang aneh, tadi bilangnya gak pulang sekarang malah mengikuti Aku sampai disini, gumam Melin.
Melin akhirnya mengeluarkan handphonenya dan menelpon Bosnya. Hingga beberapa panggilan, Pak Johan akhirnya mengangkat panggilan dari Melin.
"Apa Pak Johan masih ada perlu dengan saya?. Kok barusan saya lihat mobil Pak Johan tidak jauh dari kontrakan saya?", tanya Melin.
"Mungkin kamu salah lihat Mel. Ini saya masih ada dihotel tadi." jawab Pak Johan.
"Ya sudah."
"Mel, tunggu....."
Sejenak Melin menunggu Bos nya berkata namun Dia masih tetap diam.
"Tidak jadi."
Astaga dasar orang aneh, gumam Melin.
terimakasih dukungannya kak