Bertetangga dengan seseorang yang sangat kamu benci adalah sebuah musibah besar. Hal itulah yang dialami oleh Bara dan Zizi.
Parahnya lagi, mereka berdua harus menikah untuk mendapatkan harta warisan yang sangat banyak.
Mampukah keduanya berdamai untuk mendapatkan keuntungan atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Tetangga Kepo
Zizi terhenyak. Hati wanita itu tersentil dan bahkan tersinggung. Pria yang sedang bersamanya ini selalu saja menuduhnya sebagai wanita murahan. Ia pun menghentikan aksinya yang memang tak tahu malu memancing pria itu terlebih dahulu bahkan terkesan sangat agresif.
Meskipun hasratnya sedang bergolak ingin mendapatkan penawar tapi ia berusaha untuk tidak mempermalukan dirinya lagi.
Zizi turun dari ranjang dan langsung lari ke dalam bathroom. Hatinya sangat sakit mendapatkan pertanyaan seperti itu dari suaminya sendiri.
"Zizi!" teriak Bara memanggil. Akan tetapi Zizi tak menggubris. Wanita itu langsung mengunci bathroom itu kemudian menyalakan shower untuk menyiram kepalanya dengan air dingin.
Hasratnya yang menyentak-nyentak harus ia redakan agar ia bisa membentengi dirinya dari seorang pria yang hanya ingin memanfaatkan tubuhnya saja.
"Aaargh!" teriak Zizi menangis. Air matanya luruh bersama dengan guyuran air shower itu ke lantai.
Perasaan malu dan kesal menguasai hatinya kini. Ia seperti seorang wanita murahan yang sangat haus akan belaian.
"Brengsek!" umpat Zizi lagi. Perasaannya gamang. Meskipun ia sudah menyiram tubuhnya dengan air tapi ternyata ia masih saja merasa tersiksa dengan perasaan yang sangat gelisah.
Apa yang sudah dimulainya bersama dengan suaminya tadi masih terbayang-bayang dan membuat inti dirinya berkedut.
Zizi akhirnya masuk ke dalam bathtub dan merendam dirinya dengan air hangat. Otaknya terus berusaha menstimulasi syaraf-syarafnya agar bisa terlepas dari perasaan yang sangat tak nyaman ini.
Zizi berjanji kalau ia tak ingin menyerahkan tubuhnya yang berharga untuk pria itu meskipun itu suaminya sendiri.
Maria dan Dela benar. Bara hanya menginginkan tubuhnya saja tanpa memikirkan perasaannya. Karena setelah madunya dihisap habis maka ia akan dicampakkan.
"Aaargh sialan!" teriak Zizi lagi dan menggosok permukaan kulitnya yang sudah dicecap oleh pria itu.
Kata-kata sarkas Maria terbayang-bayang lagi sewaktu wanita itu mendatanginya di rumahnya tadi pagi.
"Jangan terlalu bangga menjadi istrinya Bara yang tidak diperkenankan di depan umum. Bara hanya ingin tubuhmu saja. Setelah itu kamu akan dicampakkan seperti mantan-mantannya selama ini!"
"Brengsek kamu Bara Al Fayed!" geram Zizi dengan perasaan jengkel yang semakin menumpuk di hatinya.
"Apa jangan-jangan pria itu memberikan aku obat perangsang supaya bisa ia dapatkan dengan mudah?
"Aaargh sialan!"
Zizi semakin merasa menyesal dan membenci dirinya yang tak tahu malu.
Sementara itu, di luar sana.
Bara jadi bingung sendiri dengan apa yang terjadi.
Kenapa Zizi malah meninggalkannya di saat mereka berdua sudah melakukan hal yang sangat intim dan menggelora.
Bara kesal. Zizi benar-benar membuatnya tersiksa dalam kenikmatan yang tak berujung. Ia gelisah dan juga tersiksa karena ditinggalkan disaat ia sedang berada hampir di puncak.
Bergegas ia turun dari ranjang dan meminta Zizi untuk keluar dari bathroom tapi wanita itu tidak menjawab. Zizi hanya menangis di dalam bathtub.
"Zizi! Ayo keluar!" panggil Bara seraya mengetuk pintu bathroom itu.
"Zizi kamu dengar aku?!" panggil Bara lagi dengan emosi tertahan.
Zizi tetap tak ingin menjawab. Ia masih menangis di dalam tempat itu dalam guyuran air shower dan berusaha melawan hasratnya yang menyentak-nyenyak ingin dilepaskan.
"Zizi?!" Bara kembali memanggil dengan perasaan yang sama. Pria itu sudah terbakar dan sekarang ia bisa gila kalau tidak menyalurkannya pada istrinya yang sangat cantik itu.
"Pergi kamu dari sini!" teriak Zizi setelah tangisnya reda. Tubuhnya sendiri sudah sangat kedinginan di dalam tempat itu.
"Zizi! Buka pintunya!"
Zizi hanya terisak. Hatinya sangat sakit manakala menyadari bahwa apa yang terjadi padanya adalah perbuatan Maria, ibu mertuanya.
Wanita itu telah menipu dan juga menjebaknya hingga ia bisa berada di sebuah tempat pelacuran. Dan sekarang pria itu kenapa bisa bersamanya sekarang?
Apa mereka sebenarnya bekerjasama?
Zizi menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Berharap pagi akan segera datang agar ia bisa segera pergi dari tempat itu dan kembali ke kampungnya.
Keluarga suaminya tak menginginkannya begitupun dengan Bara. Pria itu selalu saja menyakiti perasaannya dengan tuduhan-tuduhan yang sangat menyakitkan.
"Zizi!" panggil Bara lagi tapi wanita muda itu bertekad untuk tidak keluar sampai pagi. Ia tak ingin bertemu dengan suaminya karena kesal dan juga malu.
Bara menghela nafasnya kasar. Tak menyangka kalau wanita itu benar-benar sangat mengesalkan setelah memberinya kenikmatan yang belum tuntas. Bara gelisah dan sangat tersiksa tapi ia tak mungkin merusak pintu bathroom itu dan memaksa Zizi keluar dari sana. Bisa malu dia kalau ketahuan oleh pihak hotel.
"Aaargh sial!" umpat Bara manakala menatap terong nya yang masih berdiri dengan sangat kokoh.
Terpaksa malam ini ia akan menderita karena istrinya yang nakal itu telah mempermainkan nya.
"Awas kamu Zizi! Kalau kamu aku dapatkan. Aku tak akan melepaskan kamu!" ancam Bara dengan suaranya yang sengaja ia perbesar.
Zizi yang ada di dalam bathtub hanya mencebikkan bibirnya.
"Dan kamu tak akan pernah mendapatkan aku pak Bara brengsek!"
🌻
Pagi pun tiba.
Bara membuka kedua matanya dan memandang ke sekeliling kamar bernuansa putih yang sedang ia tempati saat ini. Meraba permukaan ranjang dibagian sisinya yang kosong, pria itu pun langsung melompat dari sana dan berlari ke arah bathroom.
Zizi tidak keluar dari dalam tempat itu sejak semalam, dan ia sangat takut terjadi hal buruk pada wanita itu.
Pintunya ia ketik dan akhirnya ia paksa buka. Tapi sayangnya orang yang ia cari tak ia dapatkan. Tempat itu bersih dan juga kosong.
"Kemana Zizi?" tanya pria itu seraya memandang berkeliling kamar yang cukup luas itu.
Tak ada lagi pakaian wanita itu yang semalam tercecer di atas lantai. Itu artinya, Zizi telah pergi.
"Sial!" geramnya emosi. Tak ia sangka kalau wanita itu malah meninggalkannya di kamar hotel itu tanpa berpamitan.
Bara pun segera mandi dan memakai pakaiannya kemudian keluar dari hotel itu. Pulang ke rumah dengan menggunakan taksi karena Devano yang membawa mobilnya pergi semalam.
Bara tidak langsung masuk ke rumahnya sendiri dan lebih memilih ke rumah Zizi yang berada di seberang jalan. Pria itu yakin kalau Zizi ada di dalam sana.
"Selamat pagi pak Bara," sapa Lailah manja.
"Selamat pagi." Bara hanya menjawab singkat dan sedikit ketus.
Lailah jadi tak nyaman sendiri dan lebih memilih untuk membeli sayur. Bosnya itu pasti ingin menemui Zizi lagi.
Ah menyebalkan!
"Zizi!" panggil Bara saat tiba di depan rumah Zizi.
Tok
Tok
Tok
"Buka pintunya gak?" panggil pria itu lagi terkesan memaksa. Akan tetapi tak ada suara dari dalam. Zizi tak bergeming dari ranjangnya. Wanita itu malah menarik selimut tebal untuk membungkus tubuhnya yang sedang demam.
"Zizi! Buka pintunya!" teriak Bara lagi dan berhasil menarik perhatian para tetangga. Akan tetapi ia tidak peduli.
Tok
Tok
Tok
"Zizi buka pintunya!" teriak Bara lagi.
"Aku dobrak pintunya sekarang ya!" ancam pria itu dengan emosi tertahan. Para tetangga semakin kepo. Lailah dan Vina jadi tidak berkonsentrasi membeli sayur karena suara Bara yang sedang marah cukup menarik perhatian mereka.
"Duh kayaknya si OG itu sudah bikin pak bos marah hihihi," tawa Lailah cekikikan.
"Mampus dia! Sok banget jadi OG," sahut Vina dengan bibir terangkat.
"Zizi! Buka pintunya atau aku hitung ya, Satu... Dua..."
Pintu rumah itu pun langsung terbuka dengan wajah Zizi yang nampak merah padam di depan pintu.
"Baguslah kamu buka, kalau tidak, maka pintu rumahmu akan rusak."
"Jangan ganggu aku pak. Dan kalau bisa ceraikan saja aku saat ini juga!"
"Apa?!"
Lailah dan Vina tercekat kaget, begitupun Abang sayur. Mereka semua seperti terkena petir yang menyambar.
Like Like Like
Komen Komen Komen
trus devano gimana dong, ..ga kasian, dia blm kesurga thor 😀