NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Muda Bosku

Menjadi Istri Muda Bosku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Cecee Sarah

Karin, terpaksa menikah dengan Raka, bosnya, demi membalas budi karena telah membantu keluarganya melunasi hutang. Namun, setelah baru menikah, Karin mendapati kenyataan pahit, bahwa Raka ternyata sudah memiliki istri dan seorang anak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cecee Sarah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiga Puluh Satu

Setelah beberapa waktu, Karin bergegas ke dapur setelah berganti pakaian. Akibat perilaku Raka sebelumnya, dia merasa perlu mandi dua kali untuk menghilangkan rasa tidak nyaman yang menyelimuti dirinya.

“Apakah kamu akan menyiapkan makanannya?” tanya Bibi Xia, yang sedang sibuk di dapur.

“Ah, tidak... tidak, aku hanya ingin bertemu dengan bibi,” jawab Karin, masih merasa trauma dengan kejadian tempo hari ketika dia menaruh terlalu banyak pasta cabai, dan semua orang terpaksa terbatuk-batuk.

“Kamu bisa belajar lebih banyak memasak sekarang,” Bibi Xia menawarkan dengan senyum hangatnya.

“Kau bisa melakukannya karena aku tidak suka memasak,” kata Karin sambil membantu meletakkan beberapa menu yang sudah siap di meja makan.

Karin terpesona saat melihat pemandangan berwarna ungu di atas bukit melalui jendela kaca di dapur. Meski jauh, pemandangan itu sangat indah. Seperti taman bunga yang memesona dengan keindahan warna-warninya.

“bibi, taman apa di sana? Kelihatannya indah sekali!” tanya Karin, terkesima dengan keindahan yang ada di luar jendela.

“Di sana ada taman bunga lavender. Sangat indah di musim semi seperti ini,” kata Bibi Xia, matanya bersinar saat menceritakan keindahan taman tersebut.

“Kau mau ke sana?” tanya Raka, tiba-tiba datang dan memeluk tubuh Karin dari belakang, mengejutkannya.

“Raka, kau mengagetkanku,” Karin berusaha melepaskan diri dari pelukan Raka, merasa malu karena Bibi Xia ada di sana. Namun, Raka tidak melepaskannya.

“Ayo kita ke sana, aku ingin menghabiskan liburan ini bersamamu,” ajak Raka dengan nada manja, menikmati saat-saat seperti ini bersama Karin.

“Tapi tampaknya cukup jauh dari sini,” jawab Karin, berusaha mencari alasan untuk menolak.

“Tapi tidak masalah, selama kamu bersamaku, semua yang jauh akan terasa lebih dekat saat kita lewat,” kata Raka, menatapnya dengan penuh harapan.

Karin mencubit pinggang Raka, merasa sangat malu pada Bibi Xia yang melihat kemesraan mereka. Wanita paruh baya itu pasti berpikir aneh. Awalnya, dia ke sini untuk mencoba melarikan diri, tetapi sekarang dia merasa terjebak dalam situasi yang tidak terduga ini.

Karin melirik Bibi Xia yang sedang mengiris sayuran. Wajah Bibi Xia tampak tersenyum, dan Karin merasakan kehangatan di dalam hatinya.

“Kamu pasti menganggapku gadis yang aneh, kan?” tanya Karin sambil menatap Bibi Xia yang terus tersenyum.

“Ah, tentu saja tidak. Nona bukan gadis yang aneh,” jawab Bibi Xia sambil menatap Karin dengan senyum hangat.

“Kau pasti berpikir mengapa aku harus membenci Raka terlebih dahulu jika pada akhirnya aku mencintainya?” Karin menyipitkan matanya, mencoba memahami perasaannya sendiri.

“Jadi kamu sudah mencintaiku?” Raka membalikkan badan Karin, menatapnya dengan serius.

“Ah… Tidak.. aku tidak mencintaimu,” jawab Karin, wajahnya memerah karena merasa salah bicara.

“Cepat katakan bahwa kau mencintaiku, sekali lagi,” pinta Raka, terlihat sangat ingin mendengar kata-kata itu.

“Aku tidak mau. Aku tidak suka orang yang sudah bersuami dan setua paman,” jawab Karin berbalik sambil berpura-pura mengerutkan kening.

“Dasar gadis nakal!” Raka mengangkat tubuh Karin, menganggapnya sebagai lelucon yang menyenangkan.

“Turunkan aku, apakah lenganmu tidak sakit?” tanya Karin, berusaha melawan tetapi tak berdaya di pelukan Raka.

“Rasanya sakit sekali saat aku jauh darimu,” bisik Raka, lalu mencium bibir Karin sebentar sebelum membaringkannya di meja makan.

Bibi Xia yang melihat kemesraan mereka pun merasa sangat senang. Dia tahu bahwa Karin akhirnya mulai menerima Raka sebagai suaminya. Memutuskan untuk memberi mereka sedikit ruang, Bibi Xia memilih untuk keluar, tidak ingin mengganggu kebahagiaan mereka.

“Raka, aku sangat lapar. Apa kau ingin aku mati kelaparan?” kata Karin sambil mendorong tubuh Raka agar dia bisa turun dan berjalan menuju kursi.

“Maaf sayang,” jawab Raka, menarik kursi yang akan diduduki Karin. Dia segera membawa makanan ke piring istrinya. Karin tidak menyangka Raka bisa begitu perhatian.

“Buka mulutmu, apa kau kenyang hanya karena melihat wajahku?” tanya Raka, menyodorkan sendok berisi makanan ke wajah Karin.

Namun, Karin kini tersenyum sendiri sambil menatap wajah suaminya. Tanpa disadari, dia sudah terpesona.

“Biar aku makan sendiri,” jawab Karin, langsung memalingkan wajahnya yang memerah. Dia mengulurkan tangannya untuk mengambil sendok, tetapi Raka tidak memberikannya.

“Biarkan aku membuktikan apa yang aku katakan bahwa aku benar-benar mencintaimu,” kata Raka dengan serius.

Karin terdiam mendengar ucapan Raka. Akhirnya, dia membuka mulutnya dan mengunyah makanannya perlahan.

Karin meraih sendok yang ada di tangan Raka, ingin berbagi momen ini.

“Kamu juga harus makan,” kata Karin, sebagai balasan, dia menyuapi Raka.

“Karin, teruslah bersikap seperti ini. Percayalah padaku, jika aku benar-benar mencintaimu,” kata Raka sambil menatap mata Karin yang berbinar-binar.

“Ya, aku percaya padamu,” bisik Karin di telinga suaminya, merasakan getaran cinta yang perlahan tumbuh di hatinya.

“Jadi, bisakah kita melakukan sesuatu?” tanya Raka, masih berharap Karin akan berubah pikiran.

“Tapi tidak, aku belum mau melakukan itu,” jawab Karin, sudah tahu apa yang dipikirkan suaminya.

“Hmmm, baiklah. Aku akan menahan perasaanku sampai saatnya tiba,” kata Raka lesu, sepertinya dia harus menunggu lebih lama lagi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!