perjuangan Lucas untuk melawan nasibnya sebagai karakter sampingan dalam novel, dengan menantang alur yang sudah ditetapkan dan mencari jalan untuk bertahan hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yarn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Kembali
Tidak lama setelah kemenangan itu, tim medis datang ke lokasi pertempuran, memberikan perawatan bagi para kesatria yang terluka. Meski banyak korban yang gugur, Lucas duduk dengan perasaan lega. Rasa lelah bercampur rasa syukur karena mereka berhasil mengalahkan iblis yang sebelumnya adalah kepala sekolah Eldoria.
Keesokan harinya, diadakan upacara pemakaman untuk para kesatria yang telah gugur demi melindungi Eldoria. Upacara itu berlangsung khidmat, dengan langit yang mendung seakan ikut berduka. Raja Eldoria sendiri menghadiri pemakaman, berdiri bersama rakyatnya dalam penghormatan terakhir bagi mereka yang telah mengorbankan nyawa. Para keluarga kesatria yang gugur hadir, mengenakan pakaian duka, namun ada juga rasa bangga dalam air mata mereka karena para pahlawan mereka dikenang dengan hormat.
Hari berikutnya, istana Eldoria dipenuhi suasana lebih cerah. Raja Eldoria memanggil Lucas, Damien, Sylvara, Violet, Lina, dan para kesatria yang berjasa menghentikan iblis untuk menghadiri acara penghargaan khusus. Aula besar dihiasi dengan lambang-lambang kerajaan, dan para kesatria serta warga yang hadir memberikan tepuk tangan meriah saat Lucas dan teman-temannya memasuki ruangan.
Di hadapan raja dan para penasihatnya, Lucas dan yang lainnya berdiri dengan tegap. Raja Eldoria maju selangkah, matanya penuh rasa terima kasih. "Hari ini, kita berkumpul untuk menghormati para pahlawan kita," katanya dengan suara lantang. "Kalian telah mempertaruhkan nyawa demi Eldoria. Tanpa keberanian kalian, Eldoria mungkin tidak akan selamat dari kehancuran."
Satu per satu, mereka diberikan medali kehormatan. Lucas merasa berat di dadanya mereda sedikit demi sedikit, dan rasa bangga memenuhi hatinya. Di sampingnya, Damien menatap raja dengan mata berkaca-kaca, mengingatkan Lucas bahwa pengorbanan ini adalah harga dari kesetiaan dan keberanian mereka.
Setelah upacara berakhir, raja memanggil Lucas kembali ke hadapannya. "Lucas," kata raja dengan nada serius namun penuh penghargaan, "kesalahpahaman yang pernah terjadi antara kerajaan Eldoria dan dirimu kini telah terselesaikan. Maka, dengan ini, status buronanmu secara resmi dicabut. Mulai hari ini, kau kembali menjadi sahabat kerajaan."
Lucas menundukkan kepalanya dengan hormat. "Terima kasih, Yang Mulia. Pengampunan ini lebih dari yang saya harapkan."
Raja mengangguk dengan lembut. "Kau telah menunjukkan loyalitasmu di saat-saat tersulit, dan kami tak akan melupakannya."
Setelah menerima penghargaan, Lucas dan Sylvara memutuskan untuk kembali ke Valenor. Saat ini, akademi masih ditutup karena kerusakan parah yang diakibatkan oleh pertempuran melawan iblis kepala sekolah, sehingga belum ada kegiatan yang bisa dilanjutkan di sana. Sebaliknya, Damien memilih untuk tetap tinggal di Eldoria, berencana melanjutkan latihan intensifnya bersama pamannya, yang merupakan seorang ksatria dan penyihir terkemuka di kerajaan.
Perjalanan panjang dari Eldoria menuju Valenor akhirnya usai. Saat mereka tiba di Valenor, Lucas dan Sylvara berpisah di jalan utama kota; Sylvara kembali ke keluarganya, sementara Lucas menuju kediamannya di Valenhart.
Begitu Lucas tiba di depan pintu, ia langsung disambut oleh adiknya, Clara, yang berlari dan memeluknya erat. "Kakak! Ajari aku sihir baru!" Clara berseru dengan penuh semangat.
Ibunya muncul di belakang Clara, tersenyum lembut namun tegas. "Kakakmu lelah, Clara. Biarkan dia beristirahat dulu."
Clara mengerucutkan bibirnya, sedikit kecewa, namun tetap menurut dan melepaskan pelukannya. Lucas mengusap kepala adiknya dengan lembut sebelum masuk ke dalam rumah.
Ayahnya, Lord Frederick, berdiri di ruang utama, menatap Lucas dengan tatapan dingin namun penuh kebanggaan yang hanya dikenali Lucas. "Kerja bagus, Lucas," katanya dengan nada formal namun berwibawa.
Lucas membungkuk sedikit, memberi penghormatan. "Terima kasih, Ayah."
Sore itu, saat Lucas beristirahat di kamarnya, ia merenung. Semua kenangan pertempuran dan pengorbanan melintas di pikirannya. Di luar jendela, matahari Valenor perlahan tenggelam, menandakan hari yang baru akan segera datang.